![]() |
Drama Tekanan Ban di MotoGP Brno Marc Marquez Lolos dari Hukuman dan Tetap Juara Sprint. |
JAKARTA - Balapan sprint MotoGP di Sirkuit Brno akhir pekan lalu menyisakan cerita dramatis yang bikin deg-degan, khususnya soal Marc Marquez. Di tengah dominasi balapannya yang luar biasa, muncul ancaman penalti yang bisa mengubah segalanya hanya gara-gara tekanan ban!
Marquez memulai balapan dari posisi kedua dan langsung mengambil alih pimpinan di lap pertama. Sepertinya semua berjalan mulus menuju kemenangan telak. Tapi, di lap keenam dari total sepuluh, kejutan datang: Marquez tiba-tiba memperlambat laju motornya dan membiarkan Pedro Acosta dari KTM mengambil alih posisi terdepan.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Ternyata, bukan hanya Marquez, tapi juga rekan satu tim Ducati-nya, Pecco Bagnaia, mendapat peringatan dari sistem soal tekanan ban depan mereka yang terlalu rendah. Untuk menghindari penalti, keduanya harus “memanaskan” ban agar tekanannya kembali ke batas minimal yang ditentukan, yaitu 1,8 bar untuk setidaknya 60% jarak sprint race.
Setelah sempat turun posisi, Marquez berhasil merebut kembali posisi terdepan di lap terakhir dan mengamankan kemenangan sprint. Namun, kemenangannya langsung dibayangi penyelidikan resmi karena tekanan ban yang dianggap melanggar aturan. Jika terbukti bersalah, ia bisa kena penalti delapan detik dan terlempar ke posisi ke-14!
Tapi tenang, akhir ceritanya nggak seseram itu.
Sesaat setelah perayaan podium, MotoGP mengumumkan bahwa tidak ada tindakan lebih lanjut terhadap Marquez, Ai Ogura, dan Alex Rins. Kenapa? Ternyata ada kesalahan teknis dari sistem pemantauan tekanan ban milik Race Direction alias panitia balap.
Dalam pernyataan resminya, MotoGP menjelaskan bahwa nilai tekanan minimum yang digunakan sistem peringatan ternyata salah input. Jadi, data yang dipakai untuk menilai pelanggaran tidak akurat, dan setelah diperiksa lebih lanjut, semua pebalap yang diperiksa termasuk Marquez dinyatakan memenuhi aturan tekanan ban.
MotoGP juga menegaskan bahwa sistem ini terpisah dari peringatan yang dikirim ke dashboard motor para rider. Artinya, setiap tim sebenarnya punya sistem monitoring sendiri untuk memantau tekanan ban, dan bisa mengirimkan peringatan ke pembalap secara real time.
Marquez sendiri sudah yakin sejak awal bahwa tekanan bannya kembali ke batas legal sebelum melewati garis finis. Kemenangan ini membuatnya makin kokoh di puncak klasemen, unggul 95 poin angka yang sangat aman untuk sementara waktu.
Sementara itu, Bagnaia yang juga berhasil menyesuaikan tekanan bannya harus puas finis di posisi ketujuh setelah sempat mengorbankan posisi kedua demi keamanan.
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News