Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif memberikan pelatihan menjadi penyiar radio bagi karyawan di lingkup kementerian untuk membantu menghidupkan kembali industri radio, yang akan bersiaran melalui program Radio Masih ada kolaborasi dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI).
Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf Agustini Rahayu mengatakan program ini untuk memperluas fungsi radio yang belakangan ini terkesan kurang peminat.
“Ini bisa menjadi media strategis di era digital untuk berbagi cerita, perluas jangkauan juga menghidupkan lagi ekosistem penyiaran yang lebih inklusif dan relevan bagi seluruh stakeholder ekonomi kreatif,” kata Agustini dalam acara peluncuran program Radio Masih Ada, di Jakarta pada Senin.
Ia mengatakan melalui pelatihan dan program Radio Masih Ada ini, akan membantu industri radio bertahan di era digitalisasi dan memperluas jangkauan ekosistem penyiaran yang lebih inklusif dan relevan.
Nantinya pegawai Kemenekraf yang telah dilatih LPP RRI akan bersiaran resmi melalui platform streaming RRI Pro 2 setiap Senin pukul 12.00 hingga 13.00, dan membawakan acara yang mengangkat tema berbasis ekonomi kreatif.
Tidak hanya bertindak sebagai penyiar, pegawai juga dilatih sebagai music director yang bertugas menyiarkan karya musisi-musisi.
Pegawai akan bersiaran di studio mini yang ada di lobby salah satu gedung di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, dan setelahnya akan berada di ruang publik lainnya untuk menarik minat publik mengenai media komunikasi tertua di Indonesia ini.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengatakan melalui rangkaian kegiatan untuk menguatkan industri penyiaran radio, bisa menjadi platform untuk sosialisasi subsektor ekonomi kreatif lainnya dan akan memberikan manfaat tidak hanya bagi dunia penyiaran tapi juga pelaku ekraf yang berkaitan dengan industri radio.
“Itu salah satu cara untuk mendukungnya, kami memberikan pelatihan baru 13 orang, tahap pertama itu dari karyawan itu untuk agar juga dari kementerian ini juga bisa merasakan bagaimana sih jadi penyiar, bagaimana industri, suasana stasiun radio itu sendiri,” kata Riefky.
Riefky mengatakan tahap berikutnya bersama RRI akan membuka ruang untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat umum yang berminat atau berbakat menjadi penyiar radio.
Disamping itu, Agustini juga mengatakan Indonesia akan berkesempatan menjadi tuan rumah konferensi internasional yang mengangkat pembahasan industri radio, audio dan siniar, yang lima tahun terakhir di selenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, yang akan semakin memperkuat industri radio di Indonesia.
Pewarta : Fitra Ashari/ANTARA