![]() |
Marc Marquez Hampir Kehilangan Kemenangan Sprint MotoGP Brno Gara-Gara Tekanan Ban, Tapi Ini yang Sebenarnya Terjadi. |
JAKARTA - Marc Marquez, pembalap Ducati yang kini berusia 32 tahun, mengungkap bahwa dirinya sama sekali tidak tahu sedang diselidiki karena dugaan pelanggaran tekanan ban saat balapan sprint MotoGP di Brno, Republik Ceko. Kejadian ini hampir saja membuatnya kehilangan kemenangan ke-11 musim 2025 di ajang sprint race.
Marquez memulai balapan dari posisi kedua dan langsung memimpin di lap pertama sprint yang berlangsung 10 putaran. Tapi, drama muncul di lap keenam saat ia mendapatkan peringatan lewat dashboard bahwa tekanan ban depannya terlalu rendah. Sebagai bentuk antisipasi, ia memilih untuk sengaja membiarkan Pedro Acosta (KTM) menyalip agar tekanannya naik ke batas aman.
Menjelang akhir balapan, Marquez kembali memimpin dan berhasil meraih kemenangan. Namun, usai melewati garis finis, ia langsung masuk daftar investigasi dan berpotensi kena penalti waktu delapan detik yang bisa membuatnya kehilangan poin sama sekali.
Beruntung, setelah dilakukan pengecekan oleh steward FIM, tidak ada tindakan lanjut. Usut punya usut, ternyata penyebabnya adalah kesalahan sistem dari arah perlombaan yang menyebabkan penyelidikan dilakukan secara tidak akurat.
Marquez: “Saya Baru Tahu Setelah Balapan”
Dalam wawancara setelah kemenangannya, Marquez mengaku baru tahu dirinya sempat diperiksa.
“Waktu kamu tanya di parc ferme, saya belum tahu sama sekali. Baru dikasih tahu setelahnya,” ujar Marquez kepada motogp.com. “Tapi saya cukup yakin karena di dashboard saya lihat tekanannya sudah masuk batas, makanya saya tetap tenang.”
Meski demikian, ia menyebutkan tekanan ban belakang juga bisa jadi faktor yang sulit dikontrol, meskipun kali ini fokusnya lebih ke ban depan.
“Saya merasa nyaman banget dengan motor. Tapi ya memang karena tekanan ban depan itu, jadi agak rumit balapannya,” tambahnya.
Bukan Pertama Kalinya Marquez Hadapi Masalah Tekanan Ban
Kejadian serupa sempat terjadi sebelumnya di MotoGP Thailand. Di sana, Marquez juga harus melepaskan posisi terdepan demi menyesuaikan tekanan ban, sebelum akhirnya kembali memimpin dan menang.
Masalah ini, kata Marquez, muncul karena kurangnya sesi latihan kering akhir pekan itu serta permukaan aspal baru di Brno yang sangat berbeda dan memiliki daya cengkeram tinggi. Faktor-faktor ini membuat kinerja ban menjadi tidak terduga.
“Engineer kami kesulitan karena kemarin kami nggak sempat latihan kering, dan aspal baru ini memang bagus tapi bikin karakter motor berubah total,” ungkapnya.
Biasanya, tim tidak terlalu berdiskusi soal tekanan ban karena sudah percaya penuh pada data yang digunakan para insinyur. Tapi kali ini, kondisi lintasan yang berubah drastis membuat tekanan ban sulit diprediksi.
Pengalaman Ini Jadi Pelajaran Berharga
Untungnya, tekanan ban Marquez sebenarnya sudah sangat dekat dengan batas minimum yang ditentukan. Dan begitu dia mengambil slipstream di belakang Pedro Acosta, tekanan bannya langsung masuk zona aman.
“Jadi, kayaknya nggak akan terlalu mengubah pendekatan Ducati ke depannya. Tapi yang jelas, kami akan terus belajar dan makin memahami karakter lintasan dan motornya,” tutup Marquez.
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News