Berita Borneotribun.com: Bentrokan Di Perbatasan Thailand Kamboja Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Bentrokan Di Perbatasan Thailand Kamboja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bentrokan Di Perbatasan Thailand Kamboja. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Juli 2025

Ketegangan Memuncak! Thailand dan Kamboja Terlibat Bentrokan Bersenjata di Perbatasan

Ketegangan Memuncak! Thailand dan Kamboja Terlibat Bentrokan Bersenjata di Perbatasan
Cambodian soldiers near Preah Vihear Temple in Cambodia's Preah Vihear province, bordering Thailand, in 2012 [File: Mak Remissa/EPA]

DUNIA - Thailand dan Kamboja kembali terlibat konflik bersenjata di wilayah perbatasan yang disengketakan. 

Insiden ini terjadi pada Kamis, 24 Juli 2025, dan langsung memicu kekhawatiran dunia internasional akan potensi eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan Asia Tenggara.

Bentrokan dimulai pada Kamis pagi, saat pasukan Kamboja dilaporkan melepaskan tembakan ke arah pangkalan militer Thailand yang berada dekat Kuil Tamuentom. 

Kawasan ini memang menjadi sengketa lama antara Provinsi Surin (Thailand) dan ODAR Meanchey (Kamboja).

Sebagai balasan, militer Thailand langsung mengerahkan jet tempur F-16 dan meluncurkan serangan udara ke beberapa target militer Kamboja. 

Pihak Thailand mengklaim berhasil menghancurkan dua unit pendukung militer Kamboja dalam serangan tersebut.

Insiden ini terjadi hanya sehari setelah seorang tentara Thailand kehilangan kaki akibat ledakan ranjau darat di kawasan yang sama. 

Serangkaian peristiwa ini membuat hubungan antara kedua negara memburuk drastis, bahkan menyentuh titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam insiden bentrokan ini, sedikitnya dua tentara Thailand terluka, sementara tiga warga sipil ikut menjadi korban setelah pasukan Kamboja diduga menembakkan senjata ke wilayah sipil di Distrik Kapoeng. 

Dua rumah sakit di Provinsi Surin bahkan mulai mengevakuasi pasien sebagai bentuk antisipasi akan kemungkinan korban tambahan.

Letnan Jenderal Mali Suceta, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, menyatakan bahwa serangan mereka adalah tindakan balasan terhadap serangan mendadak dari pihak Thailand. 

Sementara itu, Perdana Menteri Hun Manet secara tegas menyebut bahwa Thailand telah menyerang posisi militer Kamboja di dua provinsi, dan menyebut negaranya tidak punya pilihan lain selain membalas agresi bersenjata tersebut. 

Ia tetap menyerukan agar warga Kamboja tetap tenang di tengah situasi memanas ini.

Sebagai langkah tegas, Thailand langsung menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Kamboja. 

Pemerintah Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh, sekaligus mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok. 

Langkah ini menunjukkan bahwa krisis ini tidak hanya berdampak di lapangan militer, tetapi juga menyentuh ranah politik dan hubungan bilateral kedua negara.

Belum ada tanda-tanda meredanya konflik ini. Meski belum ada pernyataan resmi dari komunitas internasional, banyak pihak berharap kedua negara bisa segera menahan diri dan menyelesaikan perselisihan melalui jalur diplomatik. 

Namun, dengan kondisi saat ini, situasi masih sangat dinamis dan berpotensi memburuk jika tidak ditangani secara hati-hati.