 |
Sulit Tapi Bukan Tidak Mungkin: Begini Cara Inter Miami Bisa Kalahkan PSG di FIFA Club World Cup. |
JAKARTA - Pertandingan antara Inter Miami vs PSG di babak 16 besar FIFA Club World Cup 2025 akan jadi laga yang paling ditunggu, terutama karena untuk pertama kalinya Lionel Messi akan menghadapi mantan klubnya, Paris Saint-Germain.
Laga ini akan digelar pada hari Minggu dan diprediksi menjadi ujian terberat bagi Inter Miami, klub asal Major League Soccer (MLS) yang sedang naik daun.
Meski peluang mereka di atas kertas sangat kecil, bukan berarti mustahil.
Seperti yang sudah dibuktikan saat mereka menumbangkan FC Porto 2–1 di babak grup, kejutan selalu mungkin terjadi.
PSG Unggul, Tapi Miami Punya Harapan
Menurut prediksi dari Opta, PSG memiliki peluang menang sebesar 80%. Angka ini mungkin terdengar cukup masuk akal jika melihat perbedaan kualitas antara PSG – juara Liga Champions UEFA – dengan Inter Miami yang masih berjuang di papan tengah MLS.
Namun seperti yang kita tahu, statistik bukan segalanya dalam sepak bola. Jika Inter Miami ingin menciptakan kejutan besar, mereka harus berhasil dalam tiga aspek utama berikut ini:
1. Belajar dari Botafogo: Serangan Balik dan Penyelesaian Akurat
Di kompetisi domestik, Inter Miami terbiasa menguasai bola. Namun di ajang Club World Cup, mereka mulai terbiasa bermain lebih bertahan dan memanfaatkan momen serangan balik.
Contoh terbaik datang dari tim Brasil, Botafogo, yang berhasil menjebol gawang PSG lewat serangan cepat dan memanfaatkan kesalahan pertahanan lawan.
Strategi ini bisa diadaptasi oleh Inter Miami: menunggu momen, dan maksimalkan satu atau dua peluang emas.
Peluang bisa datang lewat skema counter-attack dan umpan terobosan di belakang garis pertahanan tinggi PSG.
Gaya bermain PSG yang cenderung menyerang dan meninggalkan ruang di belakang bisa jadi celah yang dimanfaatkan oleh pemain seperti Luis Suárez atau Tadeo Allende.
Namun satu hal yang penting: jika peluang datang, harus diselesaikan dengan baik. Kehilangan satu peluang bisa jadi perbedaan antara kemenangan bersejarah dan kekalahan menyakitkan.
2. Kesabaran dan Konsistensi dalam Bertahan
Salah satu peningkatan terbesar Inter Miami sepanjang turnamen ini adalah pertahanan. Setelah awal musim yang tidak stabil, kini mereka mulai menemukan ritme dan kedalaman pertahanan yang solid.
Duet bek tengah Tomas Avilés dan Maxi Falcon terbukti tangguh, dengan bantuan dari pemain sayap seperti Noah Allen dan Marcelo Weigandt yang aktif naik-turun membantu serangan dan bertahan.
Sergio Busquets, sebagai gelandang senior, menjadi pusat distribusi bola dan penyeimbang permainan.
Ia ditemani oleh gelandang pekerja keras yang menjaga ritme dan kedalaman tim.
Dengan formasi empat bek dan pendekatan yang lebih sabar, Inter Miami berhasil meredam tim-tim kuat dan meminimalkan kekacauan yang biasa terjadi di lini belakang mereka.
Pertahanan yang disiplin dan tidak panik akan sangat penting saat menghadapi serangan dari bintang-bintang PSG seperti Kylian Mbappé atau Ousmane Dembélé.
3. Momen Ajaib dari Lionel Messi
Yang terakhir – dan mungkin yang paling krusial – adalah momen magis dari Lionel Messi.
Meski kini berusia 38 tahun, Messi tetap menjadi pembeda. Ia mungkin tidak secepat dulu, tapi visi bermain, akurasi umpan, dan insting mencetak golnya masih menjadi senjata utama Inter Miami.
Dalam pertandingan melawan FC Porto, Messi mencetak gol indah lewat tendangan bebas.
Di pertandingan lain, ia menciptakan ruang dan memberi assist kepada rekan-rekannya seperti Telasco Segovia dan Suárez.
Kehadiran Messi adalah sesuatu yang tak bisa direncanakan sepenuhnya oleh tim lawan.
Jika ia mendapat ruang sekecil apapun, atau tendangan bebas di area berbahaya, segalanya bisa berubah dalam sekejap.
Menghadapi mantan klubnya untuk pertama kali, Messi pasti akan sangat termotivasi untuk membuktikan bahwa dirinya masih punya kualitas elit, bahkan di masa senja kariernya.
Tidak ada yang menyangkal bahwa PSG adalah favorit utama. Tapi Inter Miami sudah membuktikan bahwa mereka bukan hanya “tim MLS biasa”.
Mereka punya sistem yang mulai stabil, pelatih muda penuh ide seperti Javier Mascherano, dan yang paling penting: mereka punya Messi.
Jika tiga kunci di atas bisa dieksekusi dengan baik, maka kejutan besar bisa saja terjadi di Club World Cup 2025 ini. Kita lihat saja, apakah sejarah akan tercipta?