Berita Borneotribun.com: Michelin Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Michelin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Michelin. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Juni 2025

Michelin Resmi Batalkan Ban Depan Baru untuk MotoGP 2026, Ini Alasannya!

Michelin Resmi Batalkan Ban Depan Baru untuk MotoGP 2026, Ini Alasannya!
Michelin Resmi Batalkan Ban Depan Baru untuk MotoGP 2026, Ini Alasannya!.

JAKARTA - Setelah penantian panjang, akhirnya Michelin mengumumkan keputusan resmi yang cukup mengejutkan: mereka tidak akan meluncurkan ban depan generasi terbaru untuk musim MotoGP 2026

Padahal, ban ini telah lama direncanakan sebagai solusi atas beban tinggi yang dihasilkan oleh teknologi aerodinamika dan perangkat ketinggian motor di MotoGP masa kini.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat Michelin membatalkan rencana besar ini? Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Keputusan Besar Setelah Tes Aragon

Setelah melakukan tes penting di Sirkuit Aragon, Michelin menyatakan telah mengevaluasi semua hasil dan masukan dari para pembalap. Menurut Piero Taramasso, Manajer Motorsport Dua Roda Michelin, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk masa depan Michelin di MotoGP.

“Kami memutuskan untuk tidak memperkenalkan ban depan baru,” ujar Taramasso saat berada di Assen. “Kami berdiskusi dengan para pembalap, tim, dan juga Dorna. Dan ini adalah keputusan bersama.”

Kenapa Dibatalkan Padahal Banyak Pembalap Suka?

Meskipun beberapa pembalap menyukai performa ban baru ini, Michelin merasa tidak bijak memperkenalkan teknologi baru hanya untuk satu musim saja. Pasalnya, Michelin akan mengakhiri kerja samanya sebagai pemasok ban MotoGP di akhir 2026, dan mulai 2027, peran tersebut akan diambil alih oleh Pirelli.

“Sayang memang, karena banyak yang melihat potensi besar dari ban ini,” lanjut Taramasso. “Namun, lebih baik kami menyelesaikan kontrak MotoGP ini dengan ban yang sekarang.”

Teknologi Ban Baru: Lebih Besar, Tapi Lebih Ringan

Ban depan generasi terbaru ini sebenarnya dirancang dengan banyak peningkatan. Ukurannya lebih besar dari ban saat ini, namun secara mengejutkan lebih ringan. Fitur utamanya adalah kemampuannya menghadapi beban tambahan dari perangkat aero dan ride-height, serta lebih stabil saat berada di belakang motor lain yang mengeluarkan panas tinggi.

Ban ini awalnya dijadwalkan diperkenalkan pada musim 2024, tetapi karena terbatasnya sesi uji coba, rencana tersebut diundur ke 2026. Sayangnya, pengumuman bahwa Pirelli akan menggantikan Michelin di MotoGP mulai 2027 membuat proyek ini akhirnya dibatalkan total.

Perspektif Para Pembalap: 60% Setuju, Tapi...

Sebelum keputusan final diambil, Michelin mengungkap bahwa sekitar 60% pembalap menyetujui penggunaan ban ini. Namun, tantangan terbesarnya adalah memastikan bahwa semua pembalap dari berbagai merek motor bisa merasakan performa yang adil dan konsisten.

“Tujuan kami bukan memberikan keuntungan ke satu pembalap atau merek tertentu,” tegas Taramasso.

Apa Selanjutnya untuk Michelin?

Meskipun ban baru ini tidak akan digunakan di MotoGP, Michelin tidak akan menyia-nyiakan teknologi yang telah dikembangkan. Mereka menyatakan akan mengadopsi teknologi tersebut untuk ban masa depan di kejuaraan lain.

Mulai 2027, Michelin akan pindah menjadi pemasok ban utama untuk Kejuaraan Dunia Superbike (WorldSBK). Di sinilah kemungkinan besar ban generasi baru akan muncul kembali dengan bentuk dan performa yang disesuaikan.

Ban Sekarang Akan Tetap Digunakan Hingga Akhir 2026

Dengan keputusan ini, ban depan saat ini yang sudah mulai "dipaksa" bekerja ekstra di era MotoGP modern akan tetap digunakan hingga akhir musim 2026. Meski bukan langkah inovatif yang banyak ditunggu-tunggu, keputusan ini dianggap sebagai solusi terbaik agar tidak mengganggu keseimbangan performa di lintasan.

Bagi para penggemar MotoGP, ini mungkin kabar yang sedikit mengecewakan. Tapi dari sisi teknis dan strategis, ini langkah logis yang bisa menjaga stabilitas kompetisi hingga masa transisi ke pemasok ban baru.

Keputusan Michelin untuk membatalkan ban depan baru di MotoGP 2026 bukan tanpa alasan. Ini adalah hasil dari pertimbangan matang yang melibatkan pembalap, tim, dan penyelenggara. Meski tak jadi digunakan di MotoGP, teknologi ini tetap akan hidup di lintasan balap lainnya. Kita nantikan saja kiprahnya di ajang World Superbike nanti!

Kamis, 10 April 2025

Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Qatar 2025, Ubah Komposisi Depan dan Belakang

Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Qatar 2025, Ubah Komposisi Depan dan Belakang
Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Qatar 2025, Ubah Komposisi Depan dan Belakang.

JAKARTA - Pabrikan ban ternama, Michelin, resmi mengumumkan adanya perubahan pada alokasi ban untuk seri MotoGP Qatar 2025. Langkah ini diambil setelah menganalisis data dari beberapa kunjungan terakhir ke Sirkuit Lusail yang telah mengalami banyak pembaruan.

Meskipun Qatar telah menjadi tuan rumah MotoGP selama lebih dari dua dekade, fasilitas sirkuit mendapatkan peningkatan besar pada tahun 2023, termasuk pelapisan ulang aspal secara menyeluruh. 

Permukaan baru ini sempat menimbulkan tantangan teknis bagi para pembalap, namun data yang dikumpulkan dan diproses melalui sistem simulasi Michelin telah membantu menyempurnakan pilihan ban untuk musim ini.

Karakter aspal baru yang sangat abrasif dan menuntut performa tinggi dari ban menjadi perhatian utama. Meski permukaan batu yang kasar akan melunak seiring pemakaian, faktor alam seperti tiupan angin gurun yang membawa pasir tetap menjadi tantangan. Pasir ini mempercepat keausan ban, baik di bagian depan maupun belakang.

Untuk musim 2025, Michelin membawa tiga pilihan ban depan simetris Soft, Medium, dan Hard serta dua varian ban belakang, yakni Soft asimetris dengan penguatan di sisi kanan, dan Medium simetris.

"Untuk edisi 2025, kami telah memperbarui spesifikasi ban belakang Soft agar lebih kaku, sehingga lebih tahan terhadap karakter sirkuit Lusail yang agresif," ujar Piero Taramasso, Manajer Motorsport Michelin divisi roda dua.

"Selain itu, kami juga menghadirkan ban depan Hard yang telah dimodifikasi. Ban ini dirancang agar lebih serbaguna, dengan tingkat grip mendekati ban Medium, namun menawarkan stabilitas yang lebih baik."

Michelin berharap pembaruan ini dapat membuat para pembalap berani mencoba opsi selain ban Medium, yang menjadi pilihan mayoritas pada balapan Sprint dan Grand Prix Qatar 2024.

Perlu dicatat, sesi balapan utama MotoGP Qatar digelar saat malam hari, namun sesi latihan, kualifikasi, hingga pemanasan berlangsung di bawah panas terik matahari. Perubahan suhu yang drastis pun menjadi faktor penting dalam pemilihan ban.

"Situasi di Qatar berbeda dari seri lainnya. Kami memulai dengan suhu lintasan tinggi yang kemudian menurun seiring waktu balapan kebalikan dari biasanya. Ditambah lagi, kelembapan dan butiran pasir halus yang terbawa angin membuat grip berkurang drastis sebuah tantangan tersendiri," jelas Taramasso.

Meski cuaca hujan kadang memengaruhi jalannya balapan di Qatar seperti yang sempat terjadi di Austin prakiraan cuaca akhir pekan ini menunjukkan kondisi kering dan stabil, dengan suhu siang mencapai pertengahan 30 derajat Celsius, dan turun ke kisaran 20-an saat malam hari.

Rabu, 20 Desember 2023

Pentingnya Persiapan Kendaraan Jelang Libur Akhir Tahun, Michelin Berbagi Tips Berkendara Jarak Jauh di Musim Hujan

Ilustrasi kendaraan menjelajahi medan jalan setapak. (ANTARA/HO/Michelin Indonesia)
Ilustrasi kendaraan menjelajahi medan jalan setapak. (ANTARA/HO/Michelin Indonesia)

JAKARTA - Dekatnya masa libur akhir tahun mendorong para pengemudi yang merencanakan perjalanan darat jarak jauh untuk lebih memerhatikan persiapan kendaraan mereka. 

Menghadapi musim hujan yang seringkali membuat kondisi jalan menjadi licin dan tergenang air, serta mengurangi visibilitas, membuat pentingnya mengecek dan menyiapkan kendaraan dengan cermat sebelum berangkat.

Michelin Indonesia berbagi sejumlah kiat penting bagi pengemudi yang akan berkendara jarak jauh pada musim hujan, sebagai langkah untuk meningkatkan keselamatan perjalanan. 

Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, M. Fachrul Rozi, pada Selasa (19/12).

1. Kurangi Kecepatan

Pengemudi disarankan untuk mengurangi kecepatan saat berkendara di tengah hujan, terutama saat hujan lebat. 

Hal ini penting karena jalan yang basah dapat mengurangi daya cengkeram ban dan memperpanjang jarak pengereman.

Memilih jenis ban dengan daya cengkeram optimal pada medan basah dan dilengkapi fitur pengereman pendek sangat direkomendasikan.

2. Periksa Tingkat Keausan Ban

Pastikan ban kendaraan dalam kondisi baik sebelum memulai perjalanan jauh. Pengecekan oleh profesional disarankan, terutama untuk menentukan tingkat keausan ban. 

Jika hendak mengganti dua ban, pastikan ban tersebut dipasang di bagian belakang guna mengurangi risiko terjadinya hydroplaning. 

Selain itu, periksa tekanan ban untuk keempat ban dan ban cadangan, sesuaikan dengan rekomendasi pabrikan pembuat kendaraan.

3. Jaga Jarak Aman dengan Kendaraan di Depan

Karena visibilitas menurun di tengah hujan, penting untuk memperpanjang jarak antar kendaraan. Jarak pengereman yang dapat menjadi lebih panjang di aspal basah membuat jarak aman semakin krusial.

Selain itu, pengemudi perlu mengenali dan meredam potensi hydroplaning agar kendaraan tidak tergelincir atau berputar ketika melintasi genangan air.

4. Cek Kendaraan Secara Menyeluruh

Sebelum memulai perjalanan jauh, lakukan pengecekan menyeluruh pada kendaraan. Periksa minyak rem, bantalan rem, wiper, dan lampu-lampu. Pastikan juga kelengkapan perangkat keselamatan seperti segitiga pengaman, senter, kotak P3K, dan pemadam api portabel.

Dengan menerapkan kiat-kiat ini, diharapkan para pengemudi dapat menjalani perjalanan jarak jauh dengan lebih aman dan nyaman, terutama saat menghadapi kondisi jalan yang memerlukan kewaspadaan ekstra pada musim hujan.