Berita Borneotribun.com: Wisata Alam Kalbar Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Wisata Alam Kalbar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Alam Kalbar. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Juli 2025

Sensasi Memancing di Sungai Kapuas: Surga Para Pemancing di Tanah Borneo

Sensasi Memancing di Sungai Kapuas: Surga Para Pemancing di Tanah Borneo
Seeokor ikan Bongak seberat 28 Kg tertangkap kail warga Sekadau di Sungai Kapuas. Sumber foto: SFT (Sekadau Fishing Team)

Kalimantan Barat — Sungai Kapuas, yang membentang sepanjang lebih dari 1.100 kilometer dan menyandang predikat sebagai sungai terpanjang di Indonesia, tak hanya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Barat. Sungai ini juga menjadi destinasi favorit bagi para pemancing, baik dari dalam daerah maupun luar provinsi.

Bagi sebagian orang, memancing mungkin hanya dianggap sebagai hobi biasa. Namun bagi mereka yang pernah menjajal arus dan derasnya tantangan di Sungai Kapuas, aktivitas ini adalah perpaduan antara petualangan, kesabaran, dan seni dalam menaklukkan alam.

Sungai Kapuas dan Potensi Ikan Air Tawar yang Melimpah

Seekor patin seberat 48 kg tertangkap kail warga di Kapuas Hulu
Seekor patin seberat 48 kg tertangkap kail warga di Kapuas Hulu. (Sumber Gambar: mongabay.co.id)

Keberagaman hayati di Sungai Kapuas tak perlu diragukan lagi. Sungai ini menyimpan banyak jenis ikan air tawar yang bisa menjadi target pancingan. Beberapa di antaranya bahkan hanya bisa ditemukan di wilayah ini.

Jenis-jenis ikan yang sering menjadi incaran para pemancing antara lain:

  • Ikan Bongak, ikan khas Sungai Kapuas yang sangat digemari masyarakat setempat karena rasanya yang gurih.

  • Ikan Baung, spesies yang aktif di malam hari dan biasanya berada di dasar sungai.

  • Ikan Patin, ikan berukuran besar yang cukup kuat melawan saat dipancing.

  • Ikan Toman, predator sungai yang dikenal ganas dan tangguh.

  • Ikan Gabus, yang punya kemampuan bertahan di perairan minim oksigen dan bisa meloncat keluar dari air.

“Kalau soal ikan, Sungai Kapuas itu surganya. Ikan-ikan di sini liar dan kuat. Sensasi strike-nya benar-benar beda,” ujar Aliansyah (43), seorang pemancing asal Pontianak yang sudah lebih dari 10 tahun menjajal spot-spot di Kapuas.

Spot Mancing Favorit di Sungai Kapuas

Sensasi Memancing di Sungai Kapuas: Surga Para Pemancing di Tanah Borneo
Kiri Sungai Kapuas - Kanan Sungai Sekadau, Area Pasar Sekadau. (Sumber foto Netizen)

Dengan panjang sungai yang luar biasa, tentu saja banyak lokasi yang bisa dijadikan tempat memancing. Namun, ada beberapa titik yang cukup populer dan sering dikunjungi, baik oleh pemancing lokal maupun pendatang.

Di kota Pontianak, misalnya, para pemancing biasa memanfaatkan area di bawah Jembatan Kapuas I dan II, dermaga pelabuhan, serta pinggiran sungai di kawasan Siantan atau Sungai Jawi.

Sementara di daerah hulu sungai, seperti Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu, pemancing akan menemukan suasana yang lebih alami. Ikan-ikannya pun cenderung lebih besar karena tekanan aktivitas manusia lebih minim.

“Di daerah hulu seperti Kapuas Hulu, ikannya lebih ganas. Tapi medannya juga lebih berat. Harus siap dengan perlengkapan ekstra,” kata Dedi, anggota komunitas Mancing Liar Kalbar.

Bahkan di sejumlah desa pinggiran yang belum terlalu banyak dijamah, ada spot-spot ‘rahasia’ yang hanya diketahui oleh warga lokal. Biasanya, spot semacam ini menyimpan potensi besar bagi pemancing yang ingin merasakan sensasi berbeda.

Waktu Terbaik untuk Memancing

Seperti kata pepatah lama di kalangan pemancing, “Ikan pun punya waktu makan.” Hal ini berlaku juga di Sungai Kapuas.

Umumnya, waktu terbaik untuk memancing adalah di pagi hari sekitar pukul 05.00–09.00 dan sore hari antara pukul 16.00–18.00. Di waktu-waktu tersebut, suhu air cenderung stabil dan ikan-ikan aktif mencari makan.

Selain itu, musim juga memengaruhi hasil tangkapan. Musim kemarau menjadi favorit karena air sungai lebih tenang dan jernih, sehingga ikan lebih mudah melihat umpan. Sebaliknya, pada musim hujan dan saat air pasang besar, arus sungai menjadi deras dan keruh, membuat ikan cenderung ‘bersembunyi’.

“Kalau pas musim banjir, hasilnya kurang maksimal. Air keruh, arus deras, ikan pun malas bergerak,” ujar Wahyu, pemancing dari Kubu Raya.

Faktanya, memancing di Sungai Kapuas tak mengenal batas usia maupun tingkat keahlian. Siapa pun bisa mencoba mulai dari pemula yang baru belajar melempar kail, hingga pemancing profesional yang membawa perlengkapan lengkap dan perahu fiber.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat, memancing juga bisa menjadi aktivitas tambahan yang menyenangkan. Selain bisa merasakan sensasi “strike” di perairan liar, mereka juga bisa lebih dekat dengan alam dan budaya lokal.

Tak sedikit komunitas memancing di Kalbar yang terbuka bagi siapa saja. Mereka kerap mengadakan gathering, lomba mancing, hingga ekspedisi ke spot-spot terpencil yang menantang.

Tak hanya karena ikannya, Sungai Kapuas juga menawarkan pengalaman yang menyeluruh. Pemandangannya yang memukau, hutan-hutan di sekeliling sungai, serta kehidupan masyarakat di bantaran sungai memberikan kesan tersendiri bagi siapa pun yang mengarungi sungai ini.

Bagi banyak pemancing, memancing di Kapuas bukan soal berapa banyak ikan yang dibawa pulang, tapi tentang kedekatan dengan alam. Tak sedikit pula yang memilih melepaskan kembali ikan hasil tangkapan demi menjaga ekosistem.

“Memancing di sini bukan cuma cari ikan, tapi juga cari ketenangan. Di atas perahu, dikelilingi alam, itu healing yang nggak bisa dibeli,” ujar Hasan, pemancing dari Melawi.

Teknik dan Peralatan yang Disarankan

Setiap sungai punya karakteristiknya sendiri, dan Kapuas tidak terkecuali. Arus sungai yang bisa berubah sewaktu-waktu dan ukuran ikan yang cukup besar menuntut persiapan matang.

Berikut beberapa teknik dan perlengkapan yang umum digunakan:

  • Dasaran: Teknik klasik yang cocok untuk memancing ikan baung atau patin.

  • Casting: Cocok untuk ikan predator seperti toman dan gabus.

  • Trolling: Digunakan saat memancing dari atas perahu dengan umpan hidup atau tiruan.

Peralatan yang disarankan antara lain:

  • Joran kuat berukuran medium-heavy.

  • Senar yang tahan terhadap gesekan dan arus deras.

  • Mata kail dengan ukuran sedang hingga besar.

  • Umpan alami seperti cacing tanah, udang hidup, atau ikan kecil sebagai umpan hidup.

Selain itu, penggunaan pelampung dan jaket keselamatan sangat disarankan, terutama bagi mereka yang memancing di tengah sungai menggunakan perahu.

Etika Memancing dan Kelestarian Lingkungan

Meskipun memancing adalah kegiatan rekreasi, tetap ada etika yang perlu dijaga. Sungai Kapuas adalah rumah bagi banyak makhluk hidup dan juga menjadi sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Jangan membuang sampah ke sungai.

  • Hindari menangkap ikan dengan cara merusak seperti strum atau racun.

Dengan menjaga etika, kita bisa memastikan generasi mendatang juga bisa menikmati keindahan dan kekayaan Sungai Kapuas.

Saatnya Angkat Joran dan Jelajahi Kapuas

Memancing di Sungai Kapuas bukan hanya soal hobi, tapi juga tentang pengalaman yang menyatu dengan alam. Di balik derasnya arus dan dalamnya perairan, tersimpan cerita-cerita petualangan, persahabatan, dan kecintaan pada lingkungan.

Jadi, apakah Anda siap mengangkat joran dan menjelajahi Sungai Kapuas? Siapkan perlengkapan Anda, cari spot terbaik, dan rasakan sendiri sensasinya. Namun ingat, jadilah pemancing yang bertanggung jawab.

Kalau Anda punya pengalaman mancing di Sungai Kapuas, jangan ragu untuk membagikannya di kolom komentar. Siapa tahu cerita Anda bisa menginspirasi pemancing lainnya!

Editor: Heri Yakop | Penulis: Heri Yakop