Jepang Bersiap Deklarasikan Keadaan Darurat | Borneotribun.com -->

Kamis, 07 Januari 2021

Jepang Bersiap Deklarasikan Keadaan Darurat

Seorang pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Kedokteran St. Marianna di Kawasaki, selatan Tokyo, Jepang, 4 Mei 2020
Seorang pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Kedokteran St. Marianna di Kawasaki, selatan Tokyo, Jepang, 4 Mei 2020. (Foto: REUTERS/Issei Kato)

BorneoTribun - Jepang sedang bersiap untuk mendeklarasikan keadaan darurat terkait pandemi virus corona untuk Tokyo dan tiga kawasan terdekat, karena jumlah kasus yang terus meningkat di berbagai penjuru negara itu.

Katsunobu Kato, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, mengatakan dalam konferensi pers, Rabu (6/1), pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengambil "langkah-langkah efektif dan kuat" untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh orang-orang yang makan di luar rumah.

Deklarasi tersebut tidak akan memberlakukan sanksi bagi para pelanggarnya namun akan berfungsi sebagai permintaan yang kuat bagi orang-orang untuk bekerja dari rumah, mengurangi kegiatan di luar rumah, dan tidak makan di restoran.

Restoran diminta untuk tutup pada jam 20.00 waktu setempat. Para pejabat mengatakan sekolah, klub kebugaran, dan bioskop kemungkinan akan tetap buka, dengan memberlakukan social distancing.

Jepang mengalami situasi darurat serupa pada April tahun lalu, sehingga akhirnya keadaan darurat diperluas dan diterapkan secara nasional, untuk menurunkan jumlah kasus.

Jumlah kasus baru virus corona harian di Jepang meningkat pesat akhir-akhir ini, dan kini mencapai lebih dari 3.000 per hari.

Jumlah kasus baru harian di Tokyo mencapai 1.278 pada Selasa (5/1), mendekati rekor yang dicapai pada Malam Tahun Baru, yakni 1.337.

Menurut Kementerian Kesehatan, Jepang memiliki sekitar 240 ribu kasus secara nasional, dengan lebih dari 3.600 kematian. [ab/uh]

Oleh: VOA Indonesia

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar