Pemimpin Hizbullah: Agresi Terhadap Situs Sucinya Bagi Muslim dan Kristiani mengarah Perang Regional | Borneotribun.com -->

Rabu, 26 Mei 2021

Pemimpin Hizbullah: Agresi Terhadap Situs Sucinya Bagi Muslim dan Kristiani mengarah Perang Regional

Pemimpin Hizbullah: Agresi Situs Sucinya Bagi Muslim dan Kristiani mengarah Perang Regional
Seorang pendukung Hizbullah menunjukkan poster pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, dalam sebuah unjuk rasa di Aukar, timur laut Beirut, Lebanon, 10 Juli 2020.

BorneoTribun Internasional - Kepala Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan pada Selasa (25/5) bahwa setiap agresi terhadap Yerusalem atau situs sucinya bagi Muslim dan Kristiani bisa mengarah ke perang regional.

Komentar Nasrallah, dalam pidato yang disiarkan televisi, adalah yang pertama sejak gencatan senjata mengakhiri perang paling sengit dalam beberapa tahun antara Israel dan kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza.

Permusuhan Israel-Hamas dimulai pada 10 Mei antara lain karena polisi Israel menggerebek kompleks masjid Al-Aqsa di Kota Tua dan bentrokan dengan warga Palestina dalam bulan Ramadan.

"Kalau kota suci, situs-situs suci bagi Muslim dan Kristiani menghadapi ancaman serius dan nyata, semua gerakan perlawanan tidak bisa diam dan membiarkan situs suci dalam bahaya," kata Nasrallah.

Kelompok Lebanon yang didukung Iran adalah penentang keras Israel dan pidato Nasrallah menandai peringatan penarikan Israel dari Lebanon selatan pada tahun 2000. Nasrallah juga mengatakan bahwa pertempuran itu menunjukkan Hamas telah meningkatkan kemampuan roketnya. Itu, menurutnya pencapaian militer yang besar.

Di luar itu, Nasrallah mengatakan, satu-satunya jalan keluar dari krisis keuangan Lebanon adalah pembentukan kabinet yang layak. Perdana Menteri yang ditunjuk, Saad al-Hariri, berselisih selama berbulan-bulan dengan Presiden Michel Aoun, sekutu kuat Syiah Muslim Hizbullah, mengenai posisi kabinet.

Ia menambahkan hanya ada dua cara menyelesaikan kebuntuan: kedua pemimpin bertemu dan memutuskan pemerintahan, atau melakukannya dengan bantuan ketua parlemen kawakan, Nabih Berri.

Berri, juga pemimpin Gerakan Syiah Amal, berulang kali mengatakan bahwa pembentukan pemerintahan adalah satu-satunya cara menyelamatkan Lebanon dari keruntuhan finansial. [ka/jm]

Oleh: VOA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar