Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban | Borneotribun.com -->

Sabtu, 19 Februari 2022

Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban

Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban
Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban. 

BorneoTribun.com – Kegiatan ritual aneh di pesisir pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur memakan korban jiwa.


Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Jember Dinyatakan Hilang

Sedikitnya ada 11 orang dinyatakan hilang karena terseret arus ombak pada hari Minggu (13/02/2022).


Menurut informasi sumber Suaraindonesia.co.id menyampaikan, acara itu dipimpin oleh salah seorang sesepuh bernama Hasan.


Dia, oleh warga Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, dikenal dengan sebutan ketua kelompok Tunggal Jati Nusantara.


Mereka berangkat ke pantai selatan secara estafet, sementara satu orang tidak ikut karena bertindak sebagai sopir saja.


Prosesi acara sakral itu, dimulai tepat jam 00.00 WIB, diikuti oleh 23 orang di tepi pantai.


Rombongan berjamaah ini, sebelumnya sempat diingatkan oleh salah seorang tokoh masyarakat agar dihentikan mengingat ombak semakin besar.


Namun, kelompok itu memilih melanjutkan acara ritual dan tidak menggubris saran warga.


Sekira jam 00.25 WIB, tiba-tiba ombak besar datang dan menyapu mereka dan terseret ke tengah.


"Tadi malam sudah ada yang teriak minta tolong, ternyata sudah banyak yang hilang," ujar salah seorang nelayan bernama Ahmad.


Sampai berita ini ditulis, dua orang berhasil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.


Sementara tim gabungan masih terus melakukan pencarian dan menyisir di sekitar bibir pantai.


Terungkap, Alasan Anggota Ikut 'Ritual Maut' di Pantai Selatan Jember

Pihak kepolisian mulai melakukan pemeriksaan terhadap 12 orang selamat dalam terjangan ombak di pantai selatan.


Adapun salah satu alasan, kelompok yang menamakan diri Tunggal Jati Nusantara itu berdzikir dan menenangkan diri di pesisir samudra lepas.


"Hasil pemerikasaan sementara, mereka melakukan itu untuk menenangkan diri," ungkap AKP M.Na'i Kastpolairud Polres Jember Senin (14/02/2022) lewat sambungan selulernya.


Hasil pemeriksaan sementara Na'i mengaku aneh, adapun yang menjadi alasan anggota kelompok tersebut  seperti diluar nalar.


"Pengakuan mereka tujuannya macam-macam, ada kekebalan, naik pangkat dan tujuan lain," sambungnya.


Bahkan, kata Na'i mereka kompak mengatakan apa yang dilakukan itu atas dasar kemauan sendiri.


"Mereka mengaku, dengan sadar tanpa paksaan mengikuti ritual itu," sambungnya.


Kendati begitu, pihak kepolisian tidak lantas percaya dan akan terus mengusut kasus tersebut.


Menurut informasi sumber, Nur Hasan selaku sebagai ketua kelompok sempat ikut dalam prosesi tersebut dari atas bukit Kamboja.


Namun, pria itu berhasil menyelamatkan diri dari terjangan ombak ganas pantai selatan.


Sampai saat ini, polisi terus melakukan pemeriksaan dan pengembangan terhadap kasus ritual yang merenggut 11 nyawa tersebut.


Diberitakan sebelumnya, sebanyak 23 orang melakukan ritual di pinggir Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember pada Minggu (13/02/2022) dengan tujuan mencari ketenangan.


Namun, ombak besar tiba-tiba datang menyapu dan menyeret 11 orang hingga tewas mengambang.


Pengakuan Mengejutkan, Korban Selamat Terjangan Ombak Acara 'Ritual Maut'

Hasil pemeriksaan saksi anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara yang selamat hasilnya mengejutkan dan diluar dugaan.


Seperti yang disampaikan Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo dalam keterangannya saat dikonfirmasi awak media, Senin (14/02/2022).


Dibeberkan Hery, berdasarkan salah satu pengakuan dari saksi adapun tujuan utama adalah menyucikan diri.


"Tadi satu saksi dengan gamblang mengaku ingin menyucikan diri dan mengharapkan berkah dari ratu pantai selatan," ungkap Hery di ruang kerjanya.


Hasil dari pemeriksaan sementara, menurutnya, memiliki tujuan yang berbeda-beda.


"Mereka memiliki kesusahan yang berbeda- beda, tergantung Maslah masing-masing," sebutnya.


Lebih jauh pihaknya menjelaskan, bahwa sebelumnya Nur Hasan juga mengklaim bahwa setiap individu memiliki tujuan tersendiri.


"Nur Hasan mengklaim, bahwa do'a, dzikir, dan sholawat yang dibaca di padepokannya akan menyelesaikan masalah dan persolan," ungkap Hery.


Menurut informasi salah seorang korban selamat menjelaskan, prosesi kegiatan ritual itu dilakukan pada malam hari tepat jam 00.00 WIB.


Adapun tempat yang dipilih, Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.


Mereka kompak bergandengan tangan membaca do'a yang dipimpin langsung oleh Nur Hasan sebagai ketua kelompok.


Namun, tiba-tiba ombak besar datang menyergap dan menyeret 11 anggota kelompok tersebut.


Sementara 12 lainnya dinyatakan selamat terhempas dan berusaha berenang sekuat tenaga ke bibir pantai.(*) 

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar