Uji coba Rusia luncurkan rudal balistik antarbenua di tengah perang | Borneotribun.com -->

Kamis, 21 April 2022

Uji coba Rusia luncurkan rudal balistik antarbenua di tengah perang

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin.


BorneoTribun Jakarta -- Rusia pada hari Rabu mengadakan uji peluncuran rudal balistik antarbenua, Sarmat, menurut kementerian pertahanan negara itu. 


Dikutip The Hill pada Kamis (21/4), Rudal itu diluncurkan pada pukul 15:12 waktu Moskow dari silo di Kosmodrom Pengujian Negara Plesetsk di Wilayah Arkhangelsk, sebuah area di Rusia barat sekitar 1.640 mil utara Moskow.   


Kementerian pertahanan mengatakan rudal itu terbang menuju lokasi uji Kura di Semenanjung Kamchatka, yang terletak di sepanjang Laut Bering, sebelum mendarat di “daerah yang ditentukan” di Kamchatka. 


Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan Rabu malam bahwa Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat sebelum tes, jadi "kami tidak terkejut dengan itu dan tidak menganggapnya sebagai ancaman bagi Amerika Serikat atau sekutu."


Kirby menambahkan bahwa Departemen Pertahanan “tetap fokus pada agresi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan terhadap Ukraina.”


Di bawah perjanjian START Baru antara Washington dan Moskow, kedua pihak berkewajiban untuk memberi tahu pihak lain sebelumnya jika berencana untuk menguji peluncuran senjata jarak antarbenua. 


Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa setelah menyelesaikan program uji Sarmat, senjata itu akan digunakan oleh Pasukan Rudal Strategis negara itu.  


Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Maret 2018 bahwa sistem rudal baru negaranya akan membuat sistem pertahanan rudal AS "tidak berguna" dan memperingatkan Barat bahwa sistem itu "gagal menahan Rusia." 


Pada hari Rabu, Putin memberi selamat kepada militernya atas peluncuran uji coba dan mengatakan akan "memikirkan mereka yang mencoba mengancam Rusia," kantor berita TASS mengutip pernyataan kementerian. 


Seorang pejabat senior pertahanan AS menyebut pujian Putin retorika tidak membantu, "mengingat konteks saat ini."


"Tentu saja, itu bukan hal yang kami harapkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang bertanggung jawab," kata pejabat itu kepada wartawan, Rabu.


(YK/ER)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar