Kuliner Unik Asli Indonesia: Kisah di Balik Nama 'Tolpit' dari Bantul dan 'Memek' dari Aceh | Borneotribun.com

Rabu, 30 April 2025

Kuliner Unik Asli Indonesia: Kisah di Balik Nama 'Tolpit' dari Bantul dan 'Memek' dari Aceh

Kuliner Unik Asli Indonesia: Kisah di Balik Nama 'Tolpit' dari Bantul dan 'Memek' dari Aceh
Temukan kisah unik di balik kuliner tradisional Indonesia bernama tolpit dari Bantul dan memek dari Aceh. Nama boleh nyentrik, tapi rasanya bikin nagih! Yuk, kenali lebih dekat makanan legendaris ini!

JAKARTA - Indonesia memang kaya dengan kuliner yang nggak cuma enak, tapi juga punya cerita unik di balik namanya. Bahkan, beberapa makanan tradisional kita punya nama yang bikin orang salah paham atau ngakak pas pertama kali dengar. Dua contoh paling viral adalah makanan bernama “kontol kejepit” dari Bantul, yang sebenarnya bernama adrem atau dikenal juga dengan sebutan tolpit, dan makanan khas Aceh bernama “memek”. Meski kedengarannya nyeleneh, dua kuliner ini punya sejarah dan cita rasa yang khas banget!

Mengenal Tolpit alias Adrem: Kue Tradisional Asal Bantul yang Bikin Penasaran

Kalau kamu lagi jalan-jalan ke Bantul, Yogyakarta, jangan kaget kalau ada yang nawarin kamu kue dengan nama nyentrik: “kontol kejepit”. Tapi tenang, ini bukan candaan ya. Nama asli makanan ini adalah adrem, tapi warga sekitar lebih sering menyebutnya tolpit, singkatan dari plesetan tadi.

Dari segi bentuk, adrem memang terlihat unik. Kue ini berbentuk lonjong dan menggembung, lalu dijepit saat digoreng, makanya muncul istilah “kejepit” yang melekat sampai sekarang. Meski terdengar vulgar, warga Bantul menganggap nama itu sebagai hal biasa dan lucu, bukan hal yang jorok atau negatif. Mereka malah bangga karena makanan ini menjadi ikon kuliner lokal yang dicari banyak orang.

Salah satu pembuat tolpit legendaris di Bantul adalah Mardinem (66), yang sudah berjualan sejak usia remaja. Dulu, ia membantu orang tuanya berjualan kue tradisional seperti adrem dan cucur di Pasar Pleret. Sekitar usia 16 atau 17 tahun, ia mulai belajar membuat dan menjual sendiri kue adrem ini.

“Saya sempat berhenti jualan tolpit dan lebih fokus ke dagang hasil bumi sampai tahun 1990-an. Tapi mulai 2002 saya jualan adrem lagi sampai sekarang,” cerita Mardinem seperti dikutip dari sebuah wawancara media nasional.

Asal-usul Nama Unik Tolpit

Mardinem sendiri mengaku tidak tahu persis dari mana asal nama “tolpit” yang sekarang banyak dipakai anak muda untuk menyebut kue adrem. Yang jelas, proses pembuatannya memang menggunakan teknik menjepit adonan saat digoreng.

“Pas adonan dicur atau dituang ke penggorengan, dia akan mengembang. Nah, pas udah mengembang, dijepit pakai tiga batang sumpit, biar bentuknya khas. Mungkin karena itu namanya jadi tolpit. Bukan karena bentuknya yang menyerupai alat kelamin,” jelasnya.

Rasa tolpit sendiri cenderung manis karena bahan utamanya adalah gula merah dan kelapa parut. Satu buah tolpit biasanya dijual dengan harga Rp1.000 saja. Kalau beli 6 buah, harganya sekitar Rp5.000 hingga Rp6.000 murah meriah banget, kan?

Soal adonan, ternyata ada dua jenis. Yang pertama versi encer, yaitu menggunakan 1 kg gula, 1 kg tepung, dan kelapa secukupnya. Versi kedua lebih padat, menggunakan 1 kg tepung, 8 ons gula, dan kelapa sekitar seperempat bagian saja. Keduanya sama-sama enak, tinggal selera kamu mau yang mana.

‘Memek’ dari Simeulue, Aceh: Kuliner Manis Berbahan Pulut dan Pisang

Nggak cuma dari Jawa, makanan dengan nama unik juga bisa kamu temui di ujung barat Indonesia, tepatnya di Kabupaten Simeulue, Aceh. Di sana ada makanan khas yang disebut “memek”. Tenang, ini bukan umpatan. “Memek” adalah nama tradisional dari makanan berbahan dasar ketan (pulut), pisang, dan santan.

Rasa makanan ini manis dan gurih, cocok banget disantap saat berbuka puasa atau jadi camilan sore. Namun, meskipun sudah jadi bagian dari budaya lokal, ‘memek’ termasuk makanan yang cukup langka ditemukan di pasar.

Menurut Ida, salah satu pedagang takjil di Sinabang, makanan ini jarang dijual karena belum banyak peminatnya. “Padahal makanan ini enak dan sudah dikenal sejak lama, tapi jarang ada yang jual,” katanya saat diwawancarai media.

Salah satu alasan kenapa memek jarang terlihat di lapak-lapak pasar adalah karena banyak orang lebih memilih membuatnya sendiri di rumah, terutama para orang tua yang tahu cara tradisional mengolahnya. “Kalau mau makan, biasanya minta ibu yang buatin. Di pasar belum tentu ada,” ujar Pipy, warga setempat.

Kuliner Lokal yang Butuh Dilestarikan

Meski nama kedua makanan ini sering jadi bahan candaan, jangan salah — baik tolpit maupun memek punya nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Mereka merupakan warisan kuliner tradisional yang sudah turun-temurun dijaga oleh masyarakat setempat.

Sayangnya, generasi muda kadang cuma tertarik karena namanya yang lucu atau viral di media sosial, tapi kurang tahu tentang proses pembuatan dan nilai historis di balik makanan tersebut. Padahal, inilah saat yang tepat untuk lebih mengenal dan melestarikan kuliner asli Indonesia.

Dengan semakin populernya media sosial, banyak orang mulai penasaran dan ingin mencoba makanan-makanan dengan nama unik seperti ini. Nah, ini bisa jadi peluang untuk mempromosikan kuliner lokal ke tingkat nasional bahkan internasional.

Ayo Dukung Kuliner Nusantara!

Kalau kamu lagi liburan ke Yogyakarta atau Aceh, jangan ragu buat cari dan cicipi langsung tolpit dan memek. Selain mendukung UMKM lokal, kamu juga ikut serta melestarikan warisan budaya bangsa.

Yuk, jangan cuma tertawa karena namanya, tapi hargai juga cita rasa dan perjuangan para pembuatnya yang terus menjaga resep turun-temurun ini tetap hidup di tengah gempuran makanan modern.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.