Bengkayang - Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat berhasil mempertahankan status bebas malaria selama lima tahun terakhir dari 2020 hingga 2025.
"Kasus menular atau malaria kita trend yang baik ya, dari 2021-2025 ini tidak ada kasus alias nol," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan KB Bengkayang, Arya HM Purba di Bengkayang, Kamis.
Keberhasilan ini kata Arya, diperkuat dengan diterimanya Sertifikat Eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2024.
Arya menekankan pentingnya menjaga status ini agar tidak terjadi kasus malaria indigenous, yaitu malaria yang ditularkan secara lokal.
"Status ini dijaga agar tidak ada kasus malaria indigenous," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa penularan bisa terjadi dari orang yang datang dari daerah endemis malaria dan kemudian menularkan di Bengkayang. Faktor lingkungan yang lebih baik di Bengkayang juga menjadi salah satu pendukung pengurangan kasus malaria.
Arya berharap masyarakat selalu menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan tempat tinggal agar status bebas malaria ini bisa dipertahankan.
Kemudian merujuk data situasi malaria secara nasional, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengendalian malaria. Pada tahun 2024, jumlah kasus malaria di Indonesia mencapai lebih dari 543.000 kasus, meningkat dari 418.000 kasus pada tahun sebelumnya. Sebanyak 95 persen kasus tersebut terjadi di wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) .
Meskipun demikian, upaya eliminasi malaria terus dilakukan. Hingga Juni 2024, sekitar 77 persen (398 dari 514) kabupaten/kota di Indonesia telah menerima sertifikat eliminasi malaria, termasuk Kabupaten Bengkayang.
Pencapaian ini menjadikan Kabupaten Bengkayang contoh dalam upaya eliminasi malaria di Indonesia.
Oleh : Narwati/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS