Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi? | Borneotribun

Jumat, 30 Mei 2025

Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi?

Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi?
Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi? (Gambar ilustrasi)

JAKARTA -- Baru sehari setelah KTT ASEAN ke-46 selesai digelar di Malaysia, suasana damai yang sempat digaungkan malah langsung tercoreng. 

Pada Rabu, 28 Mei 2025, terjadi bentrokan bersenjata antara tentara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan yang masih jadi sengketa, tepatnya di dekat Provinsi Ubondra Chatni, Thailand.

Menurut informasi dari pihak militer Thailand, pasukan Kamboja disebut-sebut melintasi garis perbatasan dan menembak duluan. 

Hal inilah yang bikin tentara Thailand merasa perlu membalas serangan tersebut. 

Juru bicara militer Thailand, Wintai Sufari, menegaskan kalau tidak ada korban dari pihak mereka dalam kejadian itu.

Tapi, dari sisi Kamboja, ceritanya agak beda. Juru bicara militer Kamboja, Maupala, menyampaikan kalau justru satu prajurit mereka meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka. 

Ia mengklaim kalau pasukannya saat itu cuma lagi patroli rutin di area perbatasan, tapi malah ditembaki lebih dulu oleh pasukan Thailand.

Situasi ini jelas bikin tegang. Namun, Menteri Pertahanan Thailand, Putamwe Chaya Chai, coba menenangkan dengan mengatakan bahwa bentrokan ini kemungkinan besar terjadi karena miskomunikasi alias salah paham. 

Beliau menyebut saat ini pihak Thailand dan Kamboja sedang berdiskusi untuk meredakan ketegangan yang ada.

Walau begitu, Thailand tetap bersikukuh tidak akan menarik mundur tentaranya dari wilayah tersebut sampai pasukan Kamboja juga menghentikan aktivitas mereka di perbatasan termasuk penggalian parit yang katanya bikin suasana makin panas.

Kalau bicara soal hubungan Thailand-Kamboja, ketegangan di perbatasan memang bukan hal baru. 

Sengketa wilayah antara dua negara tetangga ini sudah berlangsung lama, walaupun dalam beberapa tahun terakhir mereka terlihat berusaha menjaga hubungan bilateral tetap adem. 

Konflik besar terakhir terjadi pada 2011, yang menelan banyak korban jiwa.

Yang bikin ironis, bentrokan ini terjadi hanya sehari setelah pertemuan besar ASEAN yang tujuannya justru untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. 

Komitmen untuk damai yang baru saja disuarakan terasa seperti cuma janji manis tanpa tindakan nyata di lapangan.

Masyarakat berharap semoga ketegangan ini nggak berlarut-larut, dan kedua negara bisa menyelesaikan perbedaan mereka lewat meja dialog, bukan lewat peluru. 

Karena, yang rugi tetap rakyat kecil di sekitar perbatasan yang hidup dalam ketakutan setiap kali suara tembakan terdengar.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar