Palu London: Misteri Palu yang Terkubur dalam Batu Berusia 100 Juta Tahun | Borneotribun

Sabtu, 10 Mei 2025

Palu London: Misteri Palu yang Terkubur dalam Batu Berusia 100 Juta Tahun

Palu London: Misteri Palu yang Terkubur dalam Batu Berusia 100 Juta Tahun
Palu London: Misteri Palu yang Terkubur dalam Batu Berusia 100 Juta Tahun.

JAKARTA – Pada tahun 1936, sebuah penemuan mengejutkan terjadi di Texas, Amerika Serikat. Sepasang pendaki tengah menjelajahi daerah London, Texas, ketika mereka menemukan sesuatu yang tampaknya biasa saja: sebuah palu tua yang sebagian tertanam dalam batu.

Tapi siapa sangka, penemuan ini justru menjadi teka-teki besar dalam dunia arkeologi dan geologi yang masih membingungkan hingga hari ini.

Palu tersebut kemudian dikenal sebagai London Hammer atau Palu London. Yang membuatnya istimewa bukanlah bentuk atau ukurannya, melainkan lokasi dan kondisi ditemukannya.

Palu ini menyatu dengan formasi batuan yang diperkirakan berasal dari era Lower Cretaceous, sekitar 110 hingga 115 juta tahun yang lalu

Pertanyaannya, bagaimana bisa ada alat buatan manusia tertanam dalam batuan yang terbentuk jauh sebelum manusia dianggap ada di Bumi?

Sekilas tentang Era Lower Cretaceous

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang palu ini, mari kita pahami sedikit tentang era Lower Cretaceous. Era ini adalah bagian dari zaman Kapur (Cretaceous), yang terjadi sekitar 145 hingga 100 juta tahun yang lalu.

Saat itu, dinosaurus masih berkeliaran di Bumi, dan belum ada mamalia besar apalagi manusia modern seperti kita.

Menurut teori evolusi yang banyak diajarkan di sekolah dan universitas, manusia baru muncul sekitar 200 ribu tahun lalu, dan peradaban baru berkembang sekitar 6 ribu tahun yang lalu.

Jadi, jika benar palu ini berasal dari batuan berusia lebih dari 100 juta tahun, maka hal ini benar-benar menantang seluruh pemahaman kita tentang sejarah manusia dan bumi.

Bagaimana Palu Ini Ditemukan?

Penemuan ini bermula ketika Max dan Emma Hahn, pasangan suami istri yang tengah mendaki, melihat sebongkah batu yang tampak memiliki sesuatu yang mencuat dari dalamnya.

Mereka membawanya pulang, dan saat batu itu retak, terlihatlah sebuah palu dengan pegangan kayu dan kepala logam tertanam di dalamnya. Palu itu tampak kuno, tetapi tetap dalam kondisi luar biasa baik.

Yang menarik, bagian kepala palu terbuat dari logam campuran sekitar 96% besi, 2,6% klorin, dan 0,74% sulfur yang menurut para ahli tidak biasa ditemukan dalam proses metalurgi modern, apalagi zaman kuno.

Apakah Palu London Asli?

Tentu saja, sejak penemuannya, banyak kontroversi bermunculan. Sebagian orang percaya bahwa palu ini adalah bukti bahwa manusia, atau makhluk cerdas lainnya, telah ada jauh sebelum sejarah yang kita kenal. Bahkan ada yang mengaitkannya dengan teori kuno seperti keberadaan peradaban pra-sejarah yang sangat maju, atau bahkan dengan pengunjung dari luar angkasa.

Namun, kalangan ilmiah lebih berhati-hati. Mereka menyatakan bahwa mungkin saja batuan yang membungkus palu ini tidak setua yang dikira. 

Bisa jadi, proses mineralisasi yang terjadi pada batuan di sekitar palu berlangsung secara cepat dalam kondisi tertentu, seperti air mineral yang mengandung banyak karbonat.

Hal ini bisa menyebabkan benda seperti palu terlihat seperti menyatu dengan batuan tua, padahal baru terbentuk beberapa ratus tahun lalu.

Meski begitu, hingga kini belum ada studi ilmiah mendalam dan peer-review yang secara pasti menentukan usia palu maupun batuannya. Dan karena palu ini sekarang disimpan di Creation Evidence Museum di Texas, akses untuk penelitian pun terbatas.

Mengapa Palu Ini Mengundang Banyak Perdebatan?

Alasan utama mengapa Palu London menarik perhatian adalah karena ia tampak tidak sesuai dengan timeline sejarah Bumi yang selama ini dipercaya. Jika benar palu itu tertanam dalam batuan berusia 100 juta tahun, maka seluruh teori tentang evolusi manusia dan peradaban bisa saja perlu ditinjau ulang.

Benda seperti ini sering disebut sebagai OOPArt (Out Of Place Artifact)—yakni artefak yang dianggap tidak sesuai dengan zaman di mana ia seharusnya berada. OOPArt lainnya termasuk bola-bola logam misterius dari Afrika Selatan dan ukiran-ukiran yang menyerupai teknologi modern pada peninggalan kuno.

Lalu, Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Terlepas dari apakah palu ini benar-benar berusia jutaan tahun atau tidak, ada beberapa hal menarik yang bisa kita petik:

  1. Ilmu pengetahuan terus berkembang
    Apa yang kita anggap sebagai "kebenaran" ilmiah hari ini bisa jadi berubah di masa depan, seiring dengan ditemukannya bukti atau teknologi baru. Palu London adalah pengingat bahwa masih banyak misteri di dunia ini yang belum terjawab.

  2. Perlu adanya kajian lebih lanjut
    Seandainya palu ini diteliti secara ilmiah dengan metode modern—seperti penanggalan karbon untuk sisa kayunya atau analisis batuan secara menyeluruh—kita bisa memperoleh jawaban yang lebih pasti.

  3. Manusia selalu tertarik dengan misteri
    Kisah seperti ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik misteri bagi manusia. Ketika sesuatu tidak sesuai dengan narasi yang umum, imajinasi kita pun terpancing untuk memikirkan segala kemungkinan.

Palu London bukan sekadar benda logam yang tertanam dalam batu. Ia adalah simbol dari rasa ingin tahu manusia, perdebatan antara kepercayaan dan sains, serta misteri yang masih menunggu untuk dipecahkan. Apakah ia benar-benar berasal dari masa ketika dinosaurus masih hidup? Ataukah hanya fenomena geologis yang kebetulan membuatnya terlihat seperti begitu tua?

Hingga ada penelitian lebih lanjut dan terbuka untuk publik, palu ini tetap akan menjadi teka-teki yang memancing imajinasi dan memperluas pandangan kita tentang sejarah Bumi.

Bagaimana menurut kamu? Apakah Palu London adalah bukti bahwa sejarah manusia harus ditulis ulang, atau hanya kebetulan geologis yang menipu mata?

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.