Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyiapkan beberapa strategi kemitraan untuk menghadirkan konektivitas, teknologi, dan inovasi pemanfaatan konektivitas 5G di Indonesia sehingga dapat mengakselerasi proses transformasi digital nasional.
Mulai dari kemitraan dengan komunitas industri tingkat nasional hingga kemitraan bilateral menjadi beberapa langkah untuk meningkatkan konektivitas serta pertumbuhan inovasi teknologi 5G tersebut.
"Kami menyadari bahwa ekosistem 5G tidak dapat dibangun sendiri oleh pemerintah. Kami secara aktif melibatkan komunitas-komunitas industri seperti Mastel, asosiasi penyelenggara telekomunikasi, dan penyedia (vendor) perangkat 5G," kata Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi Wayan Toni Supriyanto kepada ANTARA, Kamis.
Untuk kemitraan dengan komunitas industri maupun asosiasi, Kemkomdigi mengarahkan kolaborasi dalam tiga hal yang pertama ialah melibatkan komunitas hingga pelaku industri untuk terlibat dalam perumusan kebijakan maupun regulasi.
Selanjutnya kolaborasi yang didorong ialah dalam hal melakukan uji coba studi kasus untuk inovasi teknologi 5G sebagai contoh misalnya uji coba pemanfaatan 5G untuk pabrik pintar atau smart factory yang membuat pekerjaan yang memungkinkan terautomasi.
"Ketiga, kolaborasi didorong untuk penyediaan spektrum frekuensi radio khususnya pada pita frekuensi yang masih digunakan untuk layanan lain, misalnya satelit," kata Wayan.
Kemudian, kemitraan lainnya yang diupayakan Kemkomdigi agar semakin banyak konektivitas maupun pemanfaatan teknologi 5G di Indonesia ialah dengan cara menggandeng negara lain lewat kerja sama bilateral.
Dalam dua tahun terakhir, ada tiga negara yang menyatakan ketertarikan dan berdialog secara strategis dengan Indonesia untuk pemanfaatan dan perluasan konektivitas 5G di antaranya India, Rusia, dan Jepang.
Wayan mengatakan yang terbaru ialah pertemuan bilateral antara Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dengan Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty pada Senin (28/4).
"Dalam pertemuan tersebut, dijajaki kemitraan konkret dengan India di bidang 5G dan kecerdasan buatan (AI). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Indonesia dan India pada Januari 2025," ujar Wayan.
Adapun untuk kemitraan dengan Rusia, Indonesia dan Rusia pada 15 April 2025 menyepakati penguatan kerja sama strategis bidang teknologi komunikasi dan digital salah satunya termasuk pengembangan jaringan teknologi seluler 5G.
Sementara untuk Jepang, sempat terjadi dialog pada 23 April 2024 dan saat itu Jepang menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan teknologi 5G berbasis Open Radio Acccess Network (Open RAN) di Indonesia.
Pewarta : Livia Kristianti/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS