Bukan dari Big Bang? Teori Baru Ungkap Asal Usul Alam Semesta dari Lubang Hitam Raksasa | Borneotribun

Sabtu, 14 Juni 2025

Bukan dari Big Bang? Teori Baru Ungkap Asal Usul Alam Semesta dari Lubang Hitam Raksasa

Bukan dari Big Bang? Teori Baru Ungkap Asal Usul Alam Semesta dari Lubang Hitam Raksasa
Bukan dari Big Bang? Teori Baru Ungkap Asal Usul Alam Semesta dari Lubang Hitam Raksasa.

JAKARTA -- Kalau selama ini kamu mengira bahwa alam semesta terbentuk dari Big Bang, mungkin sudah saatnya kita buka pikiran untuk kemungkinan lain yang nggak kalah menarik. 

Sebuah teori baru dari para ilmuwan di Universitas Portsmouth, Inggris, yang dipimpin oleh fisikawan Enrique Gaztañaga, menyebutkan bahwa alam semesta kita bisa jadi lahir dari lubang hitam supermasif bukan dari ledakan besar seperti yang selama ini diyakini.

Teori Baru: Alam Semesta "Memantul" dari Fase Sempit

Jadi begini, menurut teori konvensional, Big Bang adalah awal dari segalanya ruang, waktu, dan materi muncul dari titik kecil yang superpadat. 

Tapi teori ini punya kelemahan, terutama soal "singularitas", yaitu kondisi ekstrem dengan kerapatan tak terbatas dan hukum fisika yang tidak berlaku.

Nah, di sinilah teori baru ini mulai menarik perhatian. Tim ilmuwan Portsmouth memadukan dua dasar ilmu paling kuat saat ini relativitas umum dan mekanika kuantum untuk menciptakan model alam semesta yang tidak dimulai dari singularitas, tapi dari fase kompresi yang sangat padat, lalu "memantul" dan mulai mengembang. 

Proses ini tetap berada dalam batasan hukum fisika yang kita kenal, tanpa harus membuat asumsi aneh atau pakai teori yang belum terbukti.

Dua Fase Perluasan Alam Semesta Terjelaskan Secara Alami

Bukan dari Big Bang? Teori Baru Ungkap Asal Usul Alam Semesta dari Lubang Hitam Raksasa
Bukan dari Big Bang? Teori Baru Ungkap Asal Usul Alam Semesta dari Lubang Hitam Raksasa.

Yang bikin teori ini makin keren adalah bagaimana ia bisa menjelaskan dua fase perluasan alam semesta:

  1. Inflasi cepat sesaat setelah “lahir”, dan

  2. Percepatan ekspansi sekarang ini, yang biasanya dikaitkan dengan energi gelap.

Biasanya, para ilmuwan butuh variabel tambahan seperti "medan inflasi" atau energi misterius untuk menjelaskan dua fase ini. 

Tapi di dalam teori "pantulan lubang hitam", semua itu muncul sebagai bagian alami dari siklus kosmik. Nggak perlu tambahan elemen eksotis—cukup hukum fisika yang sudah kita kenal.

Prediksi dan Cara Pembuktian

Teori ini nggak cuma bersifat filosofis. Ada prediksi nyata yang bisa diuji. Salah satunya: bentuk ruang alam semesta seharusnya sedikit melengkung, mirip permukaan bola

Ini dianggap sebagai "jejak" dari fase kompresi sebelum terjadinya pemantulan.

Dan kabar baiknya, teleskop luar angkasa seperti Euclid bisa mendeteksi lengkungan ini. Kalau hasil pengamatan cocok dengan prediksi teori, ini bisa menjadi dukungan kuat bahwa memang benar, semesta kita berasal dari proses semacam ini.

Bahkan, kecepatan perluasan alam semesta yang dihitung dari teori ini sudah sesuai dengan yang diamati para astronom saat ini. Jadi bukan sekadar teori liar ada dasar matematis dan data yang mendukungnya.

Bisa Jelaskan Banyak Misteri Kosmos

Teori ini juga bisa menjawab banyak pertanyaan besar yang sampai sekarang masih bikin para ilmuwan garuk-garuk kepala:

  • Dari mana asalnya lubang hitam supermasif yang ditemukan di pusat galaksi?

  • Bagaimana gelapnya materi gelap terbentuk?

  • Kenapa galaksi bisa tersusun seperti sekarang?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu mungkin terkait dengan objek-objek yang berhasil “selamat” dari fase kompresi sebelum alam semesta memantul dan mengembang kembali.

Alam Semesta Kita Ada di Dalam Lubang Hitam?

Bagian paling mencengangkan dari teori ini adalah kemungkinan bahwa kita semua sedang hidup di dalam lubang hitam. Lubang hitam ini mungkin terbentuk di alam semesta lain yang jauh lebih besar. 

Artinya, apa yang kita lihat dan alami sekarang ini hanyalah bagian kecil dari siklus kosmik tanpa akhir semacam daur ulang raksasa yang diatur oleh gravitasi dan mekanika kuantum.

Waktu Untuk Melihat Alam Semesta Dari Perspektif Baru

Teori ini masih akan terus diuji melalui misi luar angkasa seperti ARRAKIHS dan pengamatan teleskop modern lainnya. 

Tapi satu hal jelas: semakin dalam kita menyelami misteri kosmos, semakin besar kemungkinan kita harus merombak cara kita memahami awal mula segala sesuatu.

Jadi, siapa tahu, Big Bang bukanlah awal segalanya. Bisa jadi, itu cuma pemantulan dari siklus kosmik yang tak pernah benar-benar berakhir.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.