Pontianak - Pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah (IPW) terus mendorong percepatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah-daerah lumbung pangan, termasuk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
"Hal ini kita lakukan guna mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto," kata Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah RI, Herzaky Mahendra Putra di Sambas, Senin.
Herzaky melakukan kunjungan kerja ke Sambas bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I M Tahid pada Senin, menjelaskan kunjungan ini penting untuk mendengar langsung keluhan dan harapan petani, khususnya kendala utama belum optimalnya saluran irigasi, yang menyebabkan gagal panen dan rendahnya produktivitas.
Kunjungan dilakukan ke Desa Penakalan di Kecamatan Sejangkung, Desa Tri Kembang di Kecamatan Galing, dan Desa Lumbang di Kecamatan Sambas. Ketiga wilayah ini memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas, namun kerap terdampak banjir di musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau.
Dia menegaskan bahwa persoalan irigasi akan dibawa ke tingkat pusat. "Saya akan sampaikan langsung kepada Menko IPW dan Menteri PU (Pekerjaan Umum) agar pembangunan irigasi ini bisa segera direalisasikan sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo," katanya.
Menurut Herzaky, keberadaan irigasi yang memadai akan meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali panen menjadi dua kali panen per tahun, sekaligus menurunkan risiko kerugian akibat cuaca ekstrem.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Penakalan, Sartomo, menyebutkan bahwa lahan pertanian seluas 126 hektare di wilayahnya kerap terendam banjir, mengakibatkan panen gagal atau hanya menghasilkan sekitar 1,3 ton gabah per hektare.
Senada, Kepala Desa Tri Kembang, Nurrochim, berharap adanya rehabilitasi saluran irigasi agar aliran air lebih terkendali dan mampu menopang pertanian desa. Desa ini memiliki sekitar 127 hektare lahan yang bisa menghasilkan 3 ton gabah per hektare per musim, dengan potensi panen dua kali setahun.
"Jika sistem irigasi diperbaiki, produksi bisa meningkat signifikan hingga 10–12 ton per tahun," tuturnya.
Di Desa Lumbang, petani juga menyampaikan aspirasi serupa. Dengan sekitar 138 hektare lahan, masyarakat berharap adanya pembangunan jaringan irigasi permanen yang dapat mengurangi risiko gagal tanam.
Kepala BWSK I, M Tahid, menyatakan komitmennya untuk terus mendorong pembangunan saluran irigasi di Kalimantan Barat. Ia menekankan pentingnya perbaikan dan penambahan pintu-pintu air agar lahan pertanian bisa dialiri secara optimal.
"Dengan sistem irigasi yang baik, kita bisa membuka lahan baru, menambah siklus tanam, dan meningkatkan produksi pertanian secara signifikan," kata Tahid.
Ia juga mengungkapkan masih banyak pekerjaan rumah terkait rehabilitasi irigasi yang harus segera dituntaskan agar program swasembada pangan berjalan optimal.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kalbar, pada 2024 provinsi ini menargetkan produksi 448 ribu ton beras. Namun realisasi produksi justru melampaui target, mencapai 558 ribu ton. Peningkatan infrastruktur irigasi diharapkan mampu mendorong capaian yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News