Berita Borneotribun.com: Budaya Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Februari 2024

Pilihan Wisata Menarik untuk Rayakan Tahun Baru Imlek, Destinasi Seru untuk Keluarga di 2024

Pilihan Wisata Menarik untuk Rayakan Tahun Baru Imlek, Destinasi Seru untuk Keluarga di 2024
Pilihan Wisata Menarik untuk Rayakan Tahun Baru Imlek, Destinasi Seru untuk Keluarga di 2024. (Gambar Ilustrasi)
JAKARTA - Tahun Baru Imlek 2024 disambut dengan antusiasme tinggi, menjadi momen berharga bagi keluarga untuk berkumpul dan menikmati berbagai aktivitas bersama. Sandra Darmosumarto Sr, PR Manager tiket.com, menggarisbawahi pentingnya menghabiskan waktu bersama keluarga dalam suasana yang berbeda untuk menciptakan kenangan tak terlupakan.

"Liburan singkat selama akhir pekan dapat menjadi kesempatan emas untuk menikmati kekayaan budaya dan tradisi Imlek yang kental di destinasi domestik maupun internasional sambil merelaksasi jiwa dan raga," ujar Sandra Darmosumarto Sr.

Sandra memberikan beberapa rekomendasi tempat istimewa untuk menikmati Imlek dengan suasana yang berbeda. Di antaranya adalah:

1. Pecinan Bangkok, Thailand: 

Pecinan Bangkok (Yaowarat) menawarkan suasana otentik Tionghoa di Thailand. Pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Bangkok dari Sungai Chao Phraya bersama Chao Phraya Princess Cruise sambil menikmati makan malam mewah dan pertunjukan hiburan langsung.

2. Kuala Lumpur, Malaysia: 

Aquaria KLCC menawarkan koleksi biota laut yang menakjubkan di pusat kota Kuala Lumpur. Malamnya, pengunjung dapat menikmati kehidupan malam di sekitar kota untuk merasakan kehidupan malam Malaysia yang ramai.

3. Surabaya, Jawa Timur: 

Kota ini akan menampilkan perayaan Imlek yang berbeda dengan ornamen liong naga raksasa sepanjang 20 meter di Balai Kota Surabaya. Selain perayaan, Surabaya juga menawarkan tradisi, hiburan, dan kuliner khas Tiongkok yang menarik.

4. Gardens by the Bay, Singapura: 

Di Singapura, wisatawan dapat menikmati pemandangan lampion yang menakjubkan di Gardens by the Bay, serta mendalami kekayaan budaya Tionghoa di Chinatown Heritage Centre dan Kuil Thian Hock Keng.

5. Singkawang, Kalimantan Barat: 

Kota ini dikenal dengan budaya Tionghoa yang kental, terutama saat perayaan Imlek. Festival Cap Go Meh yang digelar di Singkawang menampilkan ribuan lampion yang mempercantik jalanan, serta tradisi dan pertunjukan budaya yang menarik.

6. Pantai Indah Kapuk, Jakarta: 

Di ibu kota, masyarakat dapat menikmati keindahan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang terkenal dengan perayaan meriah Imlek. Selain itu, ada beragam kuliner khas Imlek dan atraksi indoor seperti Playtopia PIK Avenue yang menawarkan pengalaman seru untuk semua usia.

Melalui berbagai destinasi ini, masyarakat dapat merayakan Tahun Baru Imlek dengan cara yang istimewa dan meriah, serta menikmati kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh masing-masing tempat.

Senin, 05 Februari 2024

Bupati Sekadau Mendorong Generasi Muda untuk Menghargai Nilai-Nilai Budaya

Bupati Sekadau, Aron, menghadiri upacara peresmian Sekretariat Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Komplek Pasar Baru Sekadau.
Bupati Sekadau, Aron, menghadiri upacara peresmian Sekretariat Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Komplek Pasar Baru Sekadau.
SEKADAU - Bupati Sekadau, Aron, menghadiri upacara peresmian Sekretariat Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Komplek Pasar Baru Sekadau. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sekadau mengungkapkan penghargaannya kepada TBBR Kabupaten Sekadau atas dedikasinya dalam memelihara warisan budaya bersama Pemerintah Daerah.

"Budaya dan tradisi adalah bagian tak terpisahkan dari identitas kita. Saya mengapresiasi TBBR Kabupaten Sekadau atas kontribusinya dalam melestarikan adat dan budaya," kata Bupati Aron dengan tegas.

Menurut Bupati Aron, menjaga tradisi dan adat istiadat merupakan langkah penting dalam mempertahankan akar budaya yang kaya. "Nilai-nilai ini harus terus disampaikan kepada generasi muda agar tidak tergerus oleh arus kemajuan zaman dan teknologi," tambahnya.

Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh Pimpinan Besar Pasukan Merah, para Mangku Se-Provinsi Kalimantan Barat, anggota Forkopimda, Sekretaris Daerah, Kepala SKPD, Ketua DAD Kabupaten dan Kecamatan, serta berbagai tamu undangan lainnya. Kehadiran mereka menjadi bukti dukungan yang kuat dalam menjaga kelestarian tradisi dan budaya di Kabupaten Sekadau.

Rabu, 03 Januari 2024

Bupati Sekadau Bangga dengan Selesainya Pembangunan Rumah Adat Melayu

Bupati Sekadau Bangga dengan Selesainya Pembangunan Rumah Adat Melayu
Bupati Sekadau Bangga dengan Selesainya Pembangunan Rumah Adat Melayu.
SEKADAU – Bupati Sekadau Aron, S.H bersama Sekretaris Daerah (Sekda) turut mengamati progres pembangunan Rumah Adat Melayu yang terletak di jalan Merdeka Barat Sekadau. 

Dalam pernyataannya, bupati menyebut bahwa pembangunan ini adalah bagian dari program strategis Pemerintah kabupaten yang teralokasikan melalui APBD tahun 2023, yang berhasil diselesaikan dengan tepat waktu.

"Pembangunan Rumah Adat Melayu merupakan salah satu program prioritas Pemkab Sekadau," ujar Bupati, menegaskan pentingnya proyek ini bagi masyarakat.

Beliau menambahkan bahwa rumah adat ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat, terutama masyarakat Melayu. Setelah 20 tahun menanti, hari yang dinanti akhirnya tiba.

Keberhasilan pembangunan ini tak lepas dari kerjasama semua pihak, termasuk pihak Polres, Inspektorat, dan OPD terkait. Bupati pun berharap agar Rumah Adat Melayu ini segera dapat diresmikan.

Sekadau, Kalbar, Pemkab Sekadau, Aron, Rumah Adat Melayu, Budaya
Bupati Sekadau Aron, S.H bersama Sekretaris Daerah (Sekda) turut mengamati progres pembangunan Rumah Adat Melayu yang terletak di jalan Merdeka Barat Sekadau.
Tak hanya itu, Bupati juga mengharapkan agar kepengurusan MABM Sekadau segera mempersiapkan acara peresmian dengan baik guna menjadikannya sebuah momen yang meriah.

Sementara itu, ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) H.Safei Yanto menyampaikan terima kasih kepada pemerintah kabupaten Sekadau atas terwujudnya Rumah Adat Melayu ini. 

"Kehadiran rumah adat Melayu merupakan impian masyarakat Melayu kabupaten Sekadau," ungkapnya, mewakili seluruh komunitas Melayu.

Beliau juga menegaskan bahwa Rumah Adat Melayu ini dapat digunakan untuk kegiatan oleh semua etnis.

Pada kesempatan peninjauan tersebut, bupati didampingi oleh Kapolres Sekadau AKBP Dr. I Nyoman Sudama, Sekda Muhammad Isa, serta sejumlah kepala SKPD di lingkungan Pemkab Sekadau.

Sabtu, 25 November 2023

Kapolres Ketapang Hadiri Pembukaan Pentas Seni Budaya Dayak Kabupaten Ketapang

Foto : Kapolres Ketapang Hadiri Pembukaan Pentas Seni Budaya Dayak Kabupaten Ketapang.
KETAPANG – Kepala Kepolisian Resor Ketapang AKBP Tommy Ferdian menghadiri acara Pembukaan Pentas Seni Budaya Dayak & Pameran Dewan Adat Dayak Kabupaten Ketapang Tahun 2023. Kegiatan bertempat Pentas Seni Budaya Dayak tersebut digelar di Komplek Balai Sungai Kedang Pendopo Bupati Ketapang di Jalan Agus Salim Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang, Pada Sabtu (25/11/2023).

Hadir juga dalam kegiatan tersebut Bupati Ketapang Martin Rantan, Sekda Ketapang Alexander Wilyo, Dandim 1203 Ketapang Letkol Agus Ikhwanto, Kajari Ketapang Ibu Dhini, serta jajaran tokoh masyarakat, tokoh agama serta para camat jajaran se Kabupaten Ketapang.

Kegiatan diawali dengan acara tepung tawar dan pemotongan pelepah kelapa oleh Bupati Ketapang yang dilanjutkan dengan pembacaan doa. Pembukaan pentas seni budaya pun di tandai dengan ucapan selamat oleh Bupati Ketapang. Kegiatan pembukaan pun dilanjutkan dengan laporan panitia pelaksana selanjutnya arahan dan Bimbingan Dari Bapak Bupati Ketapang yang terakhir Pemukulan gong tanda dibukanya kegiatan pentas seni budaya.

Dalam kesempatannya didepan forkopimda dan para tamu undangan, Kapolres Ketapang menyampaikan ucapan selamat atas pembukaan Pentas Seni Budaya Dayak & Pameran Dewan Adat Dayak Kabupaten Ketapang Tahun 2023.

Dirinya menyampaikan bahwa melalui pagelaran pentas seni budaya ini, nilai nilai kekayaan budaya selalu terpelihara dan berkesinambungan.

Selain itu dirinya juga menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini dapat memupuk rasa persatuan bangsa dikarenakan tak hanya seni budaya Dayak saja yang ditampilkan melainkan adanya pagelaran seni budaya melayu, china madura dan lainnya dan hal ini sebagai indikasi kuatnya persatuan dan kesatuan antar suku bangsa di Kabupaten Ketapang.

“Saya sampaikan ucapan selamat dan sukses atas pembukaan serta penyelenggaraan pentas seni budaya Dayak tingkat Kabupaten Ketapang Tahun 2023 ini. Digelarnya kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pemeliharaan nilai nilai budaya yang harus berkesinambungan sehingga generasi selanjutnya juga terus mengenal dan melanjutkan pemeliharaan nilai nilai budaya ini,”Tandas Kapolres.

Senin, 23 Oktober 2023

Rangkaian Napak Tilas Di Tugu Tolak Bala Hronimus Tanam : Tugu Tolak Bala Adalah Tugu Perdamaian Semua Etnis Ketapang

Rangkaian Napak Tilas Di Tugu Tolak Bala.
KETAPANG - Rangkaian kegiatan dimulai dengan prosesi Ritual Adat Tolak Bala yang dilaksanakan di Tugu Perdamaian Ketapang, pada Sabtu (21/10/2023)

Ketua I Panitia Napak Tilas Drs. Heronimus Tanam, ME dalam sambutan menjelaskan maksud dari ritual adat yang diadakan di Tugu Tolak Bala ini dalam rangka untuk berdoa, memohon kepada Jubata, Tuhan YME secara adat agar rangkaian kegiatan Napak Tilas 21-28 Oktober 2023 nanti dapat berjalan dengan sukses.

"Adapun maksud dari kita berkumpul dan berdoa secara adat ditempat ini pertama-tama, kita bepintak bepadah, kepada hutan tanah arai maksudnya supaya perjalanan napak tilas dari tanggal 21 sampai 28 oktober 2023 dapat berjalan dengan baik, aman, selamat dan sentausa," jelasnya.

Lanjut, "Kedua berizin kepada duata tanah arai bahwa perjalanan napak tilas tidak hanya satu titik tetapi ada rangkaian yang panjang."

Menurut Beliau, do'a yang disampaikan oleh para dukun betara ini memberikan selamat kepada kita semua hingga hingga perjalanan napak tilas selesai dengan baik.

Selain itu Beliau juga menjelaskan bahwa Tugu Tolak Bala adalah Tugu Perdamaian yang sudah diikrarkan pendiriannya, bukan hanya etnis dayak tapi juga diikrarkan oleh seluruh etnis yang ada di Kabupaten Ketapang.

"Setiap ada acara besar di Kabupaten Ketapang kita selalu berdoa di Tugu Perdamaian ini dan sejak berdirinya tugu ini belum pernah terjadi gejolak apapun di Kabupaten Ketapang " terangnya.

Sementara itu, Kapolda Kalbar Irjen. Pol. Pipit Rismanto, S.I.K., M.H. memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan Napak Tilas ini, menurutnya kegiatan seperti ini merupakan momentum untuk mengingat kembali para pejuang dan leluhur yang telah berjasa.

Selain itu Kapolda berharap dengan adanya ritual ini dapat mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menjaga perdamaian, menghormati perbedaan dan membangun harmoni di tengah masyarakat.

“Kegiatan ini menjadi momen yang tepat untuk memperkuat kemitraan antara kepolisian, masyarakat dan pemangku adat dalam menjaga dan membangun kerukunan di Kabupaten Ketapang,” harapnya.

Kapolda mengajak masyarakat khususnya generasi muda Kabupaten Ketapang untuk menghormati dan melestarikan warisan budaya, selain itu juga membuka diri terhadap perubahan dan perkembangan zaman.

“Kita harus memastikan bahwa generasi muda kita mengetahui dan menghargai kekayaan budaya kita, serta mampu mengambil peran dalam menjaga tradisi adat ini untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya.

Usai sambutan Kapolda, dilanjutkan dengan penandatanganan Prasasti Revitalisasi Kawasan Tugu Tolak Bala dan Monumen Panca Karya Ketapang didampingi Bupati dan Wakil Bupati Ketapang beserta jajaran. (sh***nn)

Minggu, 22 Oktober 2023

Super Meriah Even Akbar Napak Tilas Resmi Digelar Ada Opera Perang Kedang

Even Akbar Napak Tilas Resmi Digelar Ada Opera Perang Kedang.
KETAPANG – Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Ketapang itu tiba. Hari dimana event akbar Napak Tilas resmi digelar.

Napak Tilas Perjuangan, Pembangunan dan Budaya Kabupaten Ketapang tahun 2023 tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Barat (Kalbar) Dr. Drs., Muhammad Yusuf, S.H., M.H. bersama Bupati Ketapang Martin Rantan, SH ,M.Sos disertai oleh jajaran Forkopimda, Forkopimda Provinsi Kalbar, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan Tim Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di Balai Sungai Kedang Ketapang, pada Sabtu (21/10/2023) malam.

Opening ceremoni ditandai dengan pemukulan Senggayung oleh (alat musik tradisional dari bambu khas Kalimantan. 

Kajati mengatakan, Napak Tilas ini merupakan refleksi atas semangat para leluhur kita terdahulu yang rela berjuang demi membela harkat dan martabat bangsa Indonesia, para pejuang telah berikrar dengan tegas bahwa lebih baik mati daripada dijajah. 

Menurut Kajati, semangat para pejuang Perang Kedang Tumbang Titi 1914, Uti Usman, Panglima Tentemak dan Kenduruhan Bajir harus menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat Kabupaten Ketapang.

“Selain sebagai refleksi sejarah perjuangan, saya berharap acara ini juga menjadi wahana untuk memelihara dan melestarikan budaya serta kearifan lokal agar terus lestari, pengembangan pariwisata, UMKM dan ekonomi kreatif di Kabupaten Ketapang.” Ujar Kajati dalam sambutannya. 

Senada dengan Kajati, Bupati Ketapang Martin Rantan, SH.,M.Sos mengajak masyarakat Kabupaten Ketapang untuk mengikuti seluruh rangkaian acara mulai dari pembukaan tanggal 21 Oktober hingga 28 Oktober 2023.

Bupati berharap dengan semangat perjuangan Perang Kedang Tumbang Titi 1914 ini menjadikan momen persatuan, secara bersama-sama membangun dan mengisi pembangunan di Kabupaten Ketapang, lebih maju dan sejahtera.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada tamu undangan, kepada panitia pelaksana dan masyarakat Kabupaten Ketapang yang telah mendukung mulai dari persiapan dan pelaksanaan Napak Tilas,” ujar Bupati.

Lanjut,“Kita akan mengenang dan menghormati jasa-jasa para pahlawan dan tokoh-tokoh penting yang telah berjuang pada era pra-kemerdekaan tahun 1914,” tutupnya.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan perubahan nama Pentas Seni Pendopo dengan nama Balai Sungai Kedang, Penandatanganan Prasasti Jembatan Tanjungpura Baru dan Penapakan Kaki sebagai tanda jejak prasasti Napak Tilas.

Pada opening itu, para tamu undangan disambut dengan drama musikal penyambutan 9 etnis yaitu Tari Dayak Ajat Temuai Datai, Tari Selamat Datang Melayu, Tari Yangge Tionghoa, Tari Muang Sangkal Madura, Tari Sungguh Rawuh Jawa, Tari Tor Tor Batak, Tari Padduppa Bugis, Tari Panarimaan Pasundan dan Tari Hedung Flores.

Paska suguhan tarian, para tamu undangan dijamu dengan pertunjukan Opera Perang Kedang dimana dalam opera ini ditampilkan bagaimana perjuangan para pahlawan daerah untuk menentang kebijakan Belanda pada saat itu yaitu belasting (Belanda) atau pajak. (sh***nv)

Minggu, 24 September 2023

Konser Ceramah "Rantai Bunyi" Meriahkan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Pontianak

Konser Ceramah "Rantai Bunyi" Meriahkan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Pontianak.
PONTIANAK - Dalam rangka melestarikan kebudayaan sebagai bagian dari Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023, sebuah konser ceramah bertajuk "Rantai Bunyi" telah digelar di Istana Kadriah, Kota Pontianak. Acara ini merupakan salah satu kuratorial PKN 2023 yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Menurut Ubit, Kurator Pekan Kebudayaan Nasional di Pontianak, kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai jenis bunyi yang ada di seluruh Indonesia, dari barat hingga timur, atau bahkan dari timur tengah hingga barat Indonesia. Acara ini difokuskan pada alat musik dawai sebagai salah satu aspek penting dalam kekayaan budaya Indonesia.

"Penyelenggaraan terakhir berlokasi di Kalimantan Barat yang berfokus pada rantai bunyi ini bertujuan untuk menghubungkan pengetahuan dan cerita, tidak hanya dalam konteks musik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari para pemusik," ujarnya.

Sebanyak 15 musisi residensi dari berbagai daerah di Kalimantan Barat berkumpul dalam acara ini untuk mengeksplorasi musik dawai syair Melayu. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian PKN 2023 yang akan mencapai puncaknya di Jakarta pada tanggal 20 hingga 29 Oktober dengan sejumlah acara menarik.

PKN 2023 juga melibatkan lima Provinsi residensi terpilih, termasuk Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Kalimantan Barat, dalam upayanya untuk mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia.

Beberapa musisi Gambus Oud yang tampil dalam acara ini termasuk Bambang Robiansyah dari Pontianak dan Russel Dwi Vagita dari Kubu Raya. Selain itu, musisi Gambus Selodang seperti Raden Sudaryo dari Ketapang, Viranti Nur Ramadani dari Sambas, dan Wesminto dari Sekadau juga turut memeriahkan acara ini. (Red)

Senin, 14 Agustus 2023

Wakil Bupati Sanggau Pastikan Kesetaraan Budaya bagi Semua Etnis

Wakil Bupati Sanggau Pastikan Kesetaraan Budaya bagi Semua Etnis.
SANGGAU - Wakil Bupati Sanggau, Drs. Yohanes Ontot, M.Si memastikan bahwa semua etnis di Kabupaten Sanggau akan mendapatkan kesempatan yang setara dalam mengungkapkan budaya dan adat istiadat mereka.

Pemerintah Kabupaten Sanggau juga memberikan dukungan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk inisiatif ini.

Dalam konteks ini, Drs. Yohanes Ontot, M.Si menjelaskan, "Di Sanggau, kami berkomitmen memberikan ruang yang sama bagi semua etnis untuk berpartisipasi dalam ekspresi budaya dan adat istiadat mereka. Kami ingin memastikan bahwa setiap budaya dan tradisi dari semua etnis dapat berkembang dengan baik tanpa adanya dominasi. Hal ini mencerminkan kesiapan Sanggau dalam menghadapi keragaman yang ada."

Beliau mengungkapkan pandangan ini saat acara pengukuhan pengurus DPD Gebu Minang Kalimantan Barat dan DPC Gebu Minang Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Barat di Gedung Balai Betomu Sanggau, Kecamatan Kapuas pada Sabtu malam, 12 Agustus 2023.

"Kita harus bangga bahwa berbagai etnis dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Pemerintah juga secara finansial mendukung kegiatan kebudayaan dan adat istiadat melalui APBD. Langkah ini sejalan dengan visi dan misi daerah, yakni Sanggau Budiman, yang merupakan salah satu dari tujuh prioritas kepemimpinan Bupati Sanggau Paolus Hadi." Ditambahkannya.

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, dalam sambutannya, memberikan ucapan selamat kepada pengurus DPD Gebu Minang Kalimantan Barat dan DPC Gebu Minang Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat periode 2023-2028 yang baru saja dikukuhkan.

Sutarmidji menegaskan bahwa upaya pembangunan ekonomi harus diperkuat untuk mengendalikan inflasi, termasuk melibatkan masyarakat etnis Minang yang tergabung dalam Gebu Minang Kalimantan Barat. 

"Pembangunan ekonomi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan kontribusi aktif dari masyarakat. Kami berharap bahwa Gebu Minang dapat berperan kuat dalam sektor ekonomi, sehingga bersama-sama kita bisa mengendalikan inflasi," ujarnya.

Gubernur Sutarmidji juga menekankan pentingnya peran etnis Minang dalam pembangunan sumber daya manusia Kalimantan Barat, terutama dalam meningkatkan kualitas generasi muda sebagai investasi bagi masa depan.

Dari sisi organisasi, Ketua DPP Gebu Minang, Oesman Sapta Odang, menekankan perlunya memiliki identitas yang kuat bagi pengurus DPD dan DPC Gebu Minang di Kalimantan Barat. Menurutnya, hal ini esensial untuk memastikan pertumbuhan dan kontribusi yang signifikan dari organisasi etnis ini dalam upaya pembangunan daerah.

"Saya meyakini bahwa asal usul yang kuat sangat penting. Fondasi yang diletakkan dari bawah akan memberikan kekuatan yang luar biasa ke depannya, termasuk dalam konteks Gebu Minang." tambah Oesman Sapta Odang.

Pada momen tersebut, ia juga menyoroti pentingnya filosofi yang mengajarkan tentang pentingnya menghormati bumi tempat kita berpijak dan langit yang melindungi kita. 

Hal ini mencerminkan semangat etnis Minang untuk hidup berdampingan dengan etnis lain dan berkontribusi dalam pembangunan daerah secara bersama-sama.

(Tim Redaksi)

Minggu, 16 Juli 2023

10 Perlombaan Akan Meriahkan Gawai Dayak XII Kabupaten Sekadau, Apa-apa Saja?

Panitia Gawai Dayak Kabupaten Sekadau
Sekadau, Kalbar - Sepuluh perlombaan yang akan memeriahkan acara Gawai Dayak XII Kabupaten Sekadau Tahun 2023 yang bertema "Bersatu Untuk Semua" dilaksanakan di rumah betang youth center sekadau dari tanggal 18-22 Juli 2023.

Hal itu dikatakan Ketua Panitia Gawai Dayak XII Kabupaten Sekadau, Martinus Siden, S.E. saat kegiatan Dewan Adat Dayak Kabupaten Sekadau dan Panitia Gawai Dayak melakukan konferensi pers di Lupung Coffee, Minggu (16/7/2023) pukul 13.00 WIB.

Lebih lanjut Martinus Siden menyampaikan sepuluh lomba akan akan ditampilkan selama kegiatan gawai dayak XII Kabupaten Sekadau. 

"Perlombaan Pop Singer, Lomba Pangkak Gasing, Lomba Menumbuk dan Menampik Padi Rakyat, Perlombaan Busana Dayak Kreasi Anak, Lomba Menganyam Tikar Seksi Permainan, Lomba Menyumpit Rakyat, Perlombaan Tari Kreasi, Lomba Tengkuyung Berambih Seksi Permainan, Lomba Melukis Perisai Rakyat dan Perlombaan Bujang Dara Gawai," ungkap Martinus Siden. 

Selain itu diungkap Martinus Siden pada hari pembukaan Gawai Dayak XII juga dilaksanakan pawai budaya. 

"Panitia sudah menentukan rute dari pawai budaya tersebut. Jalur rutenya akan mengambil jalur kiri, bermula dari rumah betang jalan panglima naga tembus jalan sintang simpang tiga kemudian melewati depan SMP N 1 melalui jalan bundaran tugu PPK sampai jalan rawak simpang tiga depan SMA Karya dan kembali di ke rumah betang yourt centeng jalan panglima naga," ungkapnya. 

Sementara, Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sekadau, Jefray Raja Tugam mengatakan, Gawai Dayak Ke-XII Kabupaten Sekadau akan dilaksanakan pada tanggal 18-22 juli 2023, bertempat di Betang Youth Center Sekadau. 

"Konferensi pers ini bertujuan untuk menyampaikan informasi, agar masyarakat luas khususnya masyarakat Kabupaten Sekadau mengetahui bahwa pekan Gawai Dayak akan dibuka pada tanggal 18 Juli 2023," kata Jefray Raja Tugam yang Juga Anggota DPRD Kabupaten Sekadau dari Fraksi Demokrat. 

"Kami mengajak seluruh masyarakat agar dapat menyaksikan Pekan Gawai Dayak Ke-XII Kabupaten Sekadau Tahun 2023. Gawai merupakan ucapan syukur atas apa yang telah Tuhan berikan atas hasil pertanian," tambahnya. 

Hadir mengikuti kegiatan konferensi pers bersama dengan awak media, Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sekadau, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Wakil Ketua Panitia Gawai Dayak XII, Koordinator Humas, Koordinator Acara, Koordinator Publikasi, Koordinator Keamanan dan Koordinator Parkir.

(Tim/Hermanto)

Minggu, 26 Februari 2023

Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023

Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023
Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023.

JUNGKAT, MEMPAWAH - Kebudayaan memiliki nilai yang paling  mendasar dan penting serta strategis dalam konteks membangun manusia seutuhnya sebagai pembinaan karakter, pembinaan hasil ideasional, hasil kreativitas dan menumbuhkan secara berterusan ide-ide cemerlang berangkat dari kebudayaan, milik bangsa. 

Hal ini sejalan dengan kebijakan yang diatur dalam Misi Pembangunan Daerah, yaitu menggali dan mengembangkan nilai-nilai dan keragaman budaya serta memanfaatkan kreativitas budaya sebagai jati diri, dan daya tarik untuk kepentingan seni budaya, wisata dan potensi strategis yang menarik lainnya.

Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023
Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023.

"Diharapkan  kegiatan ini  bukan sekedar seremonial tetapi menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang wajib dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi", ucap Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., saat membuka acara Festival Wisata Budaya Bugis 2023 yang digelar di Halaman Kantor Camat Jungkat, Jumat malam (24/2/2023).

Festival Wisata Budaya Bugis 2023 di gelar Forum Komunikasi Orang Bugis Kabupaten mempawah ini merupakan upaya untuk mempertahankan tradisi budaya agar tetap terjaga pada generasi penerus bangsa.

Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023
Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023.

Melalui momentum festival budaya ini diharapkan menjadi salah satu cara yang baik untuk mempromosikan budaya yang merupakan  media untuk mengangkat tradisi dan membangkitkan kembali para pelaku ekonomi kreatif yang dipusatkan di Kantor Camat Jungkat.

"Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya kegiatan ini, dan sekaligus mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang tulus kepada masyarakat, Panitia pelaksana, para donatur dan aparatur pemerintah dengan segala ketulusannya telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan ini", tutur Harisson mengakhiri sambutannya.

Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023
Sekda Harisson Buka Festival Budaya Bugis Mempawah Tahun 2023.

Pada kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalbar Windy Prihastari, S.STP., M.Si., para pengurus Forum Komunikasi Orang Bugis Kabupaten Mempawah dan masyarakat yang antusias menyaksikan Festival tersebut.(adpim)

Jumat, 11 November 2022

Sang penjaga regalia Kerajaan Melayu, Kisah heroik yang mengukir sejarah panjang di Pulau Penyengat

Sang penjaga regalia Kerajaan Melayu, Kisah heroik yang mengukir sejarah panjang di Pulau Penyengat
Kompleks Pemakaman Engku Puteri Raja Hamidah di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang (Nikolas Panama)
Tanjungpinang - Kisah heroik yang mengukir sejarah panjang di Pulau Penyengat, pusat Kerajaan Riau-Lingga-Pahang belum usai, meski Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji dan Sultan Mahmud Riayat Syah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.

Sejarah peperangan antara Kerajaan Riau-Lingga-Pahang dengan Belanda dan Jepang pada abad 17-18  tidak dapat menggeser peran seorang wanita yang kuat, teguh dan berani. Dia adalah Engku Puteri Raja Hamidah, putri sulung dari pernikahan Raja Haji Fisabilillah dengan Ratu Emas.

Engku Puteri Raja Hamidah yang kala itu akrab disapa Engku Hamidah memegang peranan penting dalam menjaga kedaulatan kerajaan dari tipu daya tentara Belanda dan Inggris. Istri dari Sultan Mahmud Riayat Syah itu tidak pernah goyah menyerahkan simbol kerajaan kepada Belanda dan Inggris, meski dibujuk rayu dan ditodong senjata.

Regalia, simbol kedaulatan Kerajaan Riau-Lingga-Pahang dan adat melayu. Regalia berbentuk daun sirih, berukuran besar, lebih besar dari daun sirih sebenarnya. Sirih Besar itu terbuat dari emas.

Regalia hanya digunakan untuk penobatan atau pengangkatan sultan. Hal ini disebabkan Engku Hamidah dipandang sebagai tokoh perempuan yang memegang teguh adat istiadat kerajaan.

Engku Hamidah menyembunyikan simbol sakral itu untuk menyelamatkan negerinya. Kerajaan akan tunduk kepada penjajah bila regalia jatuh di tangan Belanda atau Inggris. Kini regalia tersebut disimpan di Museum Nasional.

Ia juga satu-satunya perempuan yang berani berperang mengikuti jejak sang ayah dan suami di Perairan Pulau Penyengat.

Sejarawan dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Dr.Abdul Malik, mengatakan Engku Hamidah sebelum menikah tinggal di Kota Rebah, bibir Sungai Carang. Ia menolak tinggal di Tanjungpinang dan Pulau Penyengat karena tidak ingin minum air dari satu tanah dengan Belanda dan Inggris.

Setelah Belanda dan Inggris kalah perang, ia baru tinggal di Pulau Penyengat setelah menikah dengan Sultan Mahmud. Engku Hamidah yang lahir pada tahun 1774 itu merupakan pewaris Pulau Penyengat. Sebab, pulau ini menjadi emas kawin atau mahar yang diberikan Sultan Mahmud Riayat Syah III kepadanya pada tahun 1803.

Di tangan Engku Hamidah, pembangunan Pulau Penyengat semakin pesat dan maju setelah suaminya berhasil mengalahkan Belanda.

Sementara Sultan Mahmud Riayat Syah meninggalkan Pulau Penyengat setelah berhasil mengalahkan Belanda. Taktik Sultan Mahmud yakni menggeser medan perang dari Pulau Penyengat ke Daik setelah mengetahui Belanda akan menyerang kembali Kerajaan Riau-Lingga-Pahang. Sultan Mahmud pun berhasil mengalahkan Belanda saat perang di Perairan Daik.

Tokoh Pluralisme

Abdul Malik berpendapat Engku Hamidah merupakan tokoh pluralisme. Ia berhasil menyatukan warga dari berbagai etnis seperti Melayu, Bugis, Tiongkok dan Minangkabau.

Strategi menyatukan warga dengan memberi ruang kepada mereka untuk beraktivitas baik dalam aspek sosial, ekonomi, budaya dan agama. Pernikahan Tan Tek Seng, pemimpin Kapitan Tionghoa pada saat itu merupakan cerminan kehidupan pluralisme di Kerajaan Riau-Lingga-Pahang.

Tan Tek Seng beserta mempelainya menggunakan adat China saat menikah di Tanjungpinang, kemudian memakai pakaian adat melayu saat menggelar pesta di Pulau Penyengat.

Sejarawan lainnya, Raja Malik, yang masih keturunan Kerajaan Riau-Lingga-Pahang berpendapat Engku Hamidah layak menyandang tokoh emansipasi perempuan. Perempuan di kala itu tidak banyak yang mengambil peran seperti Engku Hamidah.

Peran Engku Hamidah di kerajaan seakan-akan melegitimasi bahwa perempuan melayu juga dapat berkontribusi di bidang politik, sosial, budaya pertahanan dan keamanan. Perempuan melayu tidak pasif, melainkan berani bersikap dan mengambil keputusan, meski berhadapan dengan risiko yang berat.

Dalam jejak sejarah, Engku Hamidah tidak pernah menjadi permaisuri yang mewariskan putera mahkota dan membangun zuriah (keturunan) dari darahnya untuk menjadi Sultan di puncak kekuasaan Riau-Lingga. Namun demikian, dia berhasil menjadi benteng yang tangguh sebagai pemegang, pemelihara, dan pengawal kebesaran dan Kedaulatan kerajaan, yang bernama regalia itu.

Dia pula menjadi simbol kekuatan yang senantiasa menjaga kesucian Sirih Besar dan perangkat kebesaran dan lambang kekuasaan kerajaan.

Usulkan jadi pahlawan

Pada abad 18, di Aceh Cut Nyak Dien melawan penjajah dengan cara bertempur, sedangkan Engku Hamidah di Pulau Penyengat melawan penjajah dengan mempertahankan regalia untuk menjaga kedaulatan negeri.

Sejarawan Abdul Malik dan Raja Malik merupakan dua dari sejumlah tokoh berhasil memperjuangkan Raja Ali Haji dan Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai pahlawan nasional. Raja Ali Haji berjasa di bidang pendidikan dan bahasa, sedangkan Sultan Mahmud berjasa melawan dan mengalahkan penjajah.

Kedua sejarawan asal Kepri itu menginginkan Engku Hamidah dinobatkan sebagai pahlawan, yang berjasa memegang amanah menjaga regalia sebagai simbol kedaulatan Kerajaan Riau-Lingga-Pahang dalam melawan penjajah.

Engku Hamidah merupakan tokoh emansipasi perempuan, yang juga berjasa menyatukan berbagai etnis sehingga kehidupan kerajaan menjadi damai.

Perlawanan Engku Hamidah terhadap penjajah merupakan komitmen yang teguh sebagai simbol kekuatan perempuan kala itu.

Nilai kepahlawanan bukan hanya ditandai dengan perjuangan melawan penjajahan dan penindasan dengan bedil dan meriam. Bukan pula hanya persembahan darah, tetapi juga perlawanan dengan budaya, perjuangan dengan kata-kata, dengan ketegaran hati, dan sikap tidak menyerah dalam mempertahankan kedaulatan dan harkat negeri.

Perlawanan yang dilakukan Engku Hamidah dalam mempertahankan Regalia Kerajan Riau-Lingga itu merupakan perlawanan terhadap penjajahan dan penindasan yang ingin merampas kedaulatan kerajaan melalui perampasan terhadap simbol kedaulatan kerajaan.

Abdul Malik dan Raja Malik mengatakan, butuh proses yang panjang dan kerja yang serius untuk memperjuangkan Engku Hamidah sebagai pahlawan nasional. Ia berharap Pemerintah Tanjungpinang memperjuangkan agar Engku Hamidah menjadi pahlawan nasional, mengikuti jejak ayah dan suaminya.

Pemerintah Tanjungpinang harus melibatkan akademisi untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap nilai-nilai kepahlawanan Engku Hamidah. Usulan itu  pun harus mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 

Pewarta : Nikolas Panama/Antara
Editor : Yakop

Minggu, 30 Oktober 2022

Lestarikan Budaya Indonesia TVRI Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit

Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kuli.
Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit
Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit. (Adpim Pemprov Kalbar)
Pontianak- Mewakili Gubernur Kalbar, Sekretaris Daerah provinsi kalbar dr. Harisson M.Kes., menghadiri pagelaran Tarian Multi Etnis Tidayu dan Wayang Kulit di halaman Kantor TVRI Stasiun Kalbar, pada hari Sabtu (29/10/2022) malam.

Pagelaran tersebut diselenggarakan oleh LPP TVRI Stasiun Kalbar, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Ulang Tahun LPP TVRI ke 24 Tahun, serta  sekaligus memperingati HUT Kota Pontianak ke 251 Tahun beberapa waktu yang lalu.
Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit
Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit.
Sekda Kalbar dr.Harisson M.Kes., mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar mengapresiasi kegiatan Tarian Multi Etnis dan Wayang Kulit yang digelar untuk mewujudkan pelestarian dan pengenalan budaya yang ada di Indonesia.

"Jadi  dalam rangka memperingati dan memeriahkan  HUT Kota Pontianak dan HUT TVRI serta Sumpah Pemuda, TVRI Kalbar melaksanakan Pagelaran Seni tari Tidayu  yang  dirangkaikan dengan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk."

"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada TVRI yang sudah melaksanakan kegiatan ini, jadi mari kita lestarikan, wujud dari warisan budaya ini untuk beramai-ramai menonton Wayang Kulit ini," ujar Harisson dalam pidatonya.

Lebih lanjut Sekda Kalbar menambahkan, penampilan kesenian merupakan ungkapan ekspresi berdasarkan hasil karya budaya yang patut di apresiasi oleh segenap generasi muda.
Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit
Lestarikan Budaya Indonesia Tvri Kalbar Gelar Tarian Multi Etnis Dan Wayang Kulit.
Apalagi wayang kulit yang dimainkan dimana dalangnya masih muda belia, yang berusia 17 tahun.

"Dalang Ki Pramariza Fadlansyah  Dalang Milenial usia 17 tahun ini, belajar secara otodidak."

"Harusnya banyak anak-anak muda terutama generasi millenial melestarikan budaya agar budaya yang kita miliki tidak hilang seiring kemajuan zaman," harap Pria kelahiran Palembang ini.

Sebagai informasi, selain pagelaran
Tarian Multi Etnis (Tidayu) dan Wayang Kulit, turut menghadirkan Wayang Orang yang dimainkan oleh dua anak-anak dengan usia sekitar 10 tahun dengan berbagai aksi yang mengagumkan.

Berperan sebagai Gatotkaca dan Suryawati istri dari Gatotkaca. Para pemain Wayang Kulit serta Wayang Orang ini didatangkan dari sanggar Unindra atau Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.

Turut hadir dalam pagelaran  tersebut, Rektor Unindra, Ketua OJK Perwakilan Provinsi Kalbar, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak dan Perwakilan Walikota Pontianak serta Dewan Pengawas LPP TVRI Maryuni Kabul Budiono.(aws)

Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Banjar Kalsel masuk daftar Kharisma Event Nusantara 2022

Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Banjar Kalsel masuk daftar Kharisma Event Nusantara 2022
Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Banjar Kalsel masuk daftar Kharisma Event Nusantara 2022.
Banjarmasin - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan, Festival Pasar Terapung Lok Baintan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, masuk daftar Kharisma Event Nusantara 2022.

"Ada tiga kegiatan di Kalsel yang masuk daftar Kharisma Event Nusantara 2022, yaitu Festival Saijaan di Kotabaru, Festival Loksado di Hulu Sungai Selatan, dan Festival Pasar Terapung di Lok Baintan di Kabupaten Banjar ini," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf Dadang Rizki Ratman.

Dadang hadir langsung menyampaikan sambutan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno pada gelar Festival Pasar Terapung Lok Baintan  2022 di Dermaga Desa Sungai Pinang Lama, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalsel, Minggu.

Menurut dia, Festival Pasar Terapung Lok Baintan sukses memberikan tontonan luar biasa bagi masyarakat dan wisatawan dengan gambaran ratusan pedagang yang rata-rata ibu-ibu memakai sampan di Sungai Martapura tersebut.

Menurut Dadang lagi, ada tiga manfaat dilaksanakannya kegiatan ini,  pertama manfaat ekonomi yang sangat terlihat dengan banyak wisatawan yang datang dan bertransaksi dengan para pedagang pasar terapung.

Manfaat kedua adalah sosial budaya, karena pasar terapung merupakan kebudayaan khas masyarakat Kalsel, khususnya di daerah Sungai Martapura Kabupaten Banjar.

"Dengan kegiatan ini semoga kebudayaan ini terus lestari," ucapnya.

Selanjutnya yang ketiga adalah manfaat melestarikan lingkungan hidup, karena dengan kegiatan ini ada upaya semua pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Apalagi di sini hadir banyak penggiat dan pemerhati lingkungan hidup, termasuk upaya Kalsel untuk memperkenalkan Geopark Meratus kepada dunia," tuturnya.

Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyatakan, perekonomian Provinsi Kalsel masih didominasi sektor sumber daya alam tak terbarukan, seperti batu bara.

"Tapi ini akan habis, makanya kami sekarang mulai mengembangkan sektor terbarukan seperti pertanian, perkebunan, dan pariwisata," ujarnya.

Paman Birin sapaan akrab Gubernur Kalsel tersebut menyampaikan, salah satu andalan pariwisata Kalsel adalah objek wisata Pasar Terapung di Lok Baintan ini, yang sudah dikenal secara nasional bahkan dunia.

"Semoga kegiatan ini menambah daya tarik untuk wisatawan berkunjung ke sini, sehingga perekonomian masyarakat di sekitarnya meningkat, imbasnya juga bagi peningkatan perekonomian daerah," tuturnya.

Pemprov Kalsel dipastikan Gubernur sangat mendukung segala upaya untuk meningkatkan promosi, perbaikan infrastruktur dan lainnya untuk kemajuan sektor pariwisata Pasar Terapung Lok Baintan ini, juga objek wisata lainnya di provinsi ini.

Sementara itu, Bupati Banjar H Saidi Mansur menyampaikan terimakasih atas dukungan yang luar biasa di Kemenparekraf dan Pemprov Kalsel atas terselenggaranya Festival Pasar Terapung Lok Baintan.

"Ini merupakan festival yang kami upayakan terus dilangsungkan setiap tahun," ujarnya.

Dia pun menyampaikan, Pasar Terapung Lok Baintan sudah menjadi warisan budaya tak benda nasional. "Sehingga harus kita  lestarikan, karena ini tradisi budaya yang sudah turun temurun," paparnya.

Dia pun menyampaikan, pasar terapung ini diikuti ratusan pedagang yang semuanya ibu-ibu atau acil-acil bertopi tanggui memakai jukung atau sampan, di mana ada penilaian bagi mereka untuk mendapatkan hadiah.

Pada kegiatan ini, ucap Saidi, digelar lomba jukung hias tradisional, lomba fotografi, penampilan formasi jukung, live music, penampilan seni budaya, dan bazar ekonomi kreatif. 

Pewarta : Sukarli/Antara
Editor : Yakop

Festival Gandrung Sewu Bukan Agenda Pariwisata Biasa

Festival Gandrung Sewu Bukan Agenda Pariwisata Biasa
Festival Gandrung Sewu Bukan Agenda Pariwisata Biasa.
Banyuwangi - Hari Sabtu, 29 Oktober 2022, saat jarum jam masih menunjukkan pukul 12.00 WIB, suasana kawasan wisata Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sudah terlihat ramai pengunjung.

Akses jalan menuju salah satu kawasan wisata di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa itu juga tersendat.

Para pengunjung itu tidak hanya datang dari Banyuwangi dan daerah sekitar, tapi juga luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi. Tampak juga sejumlah wisatawan mancanegara.

Hari itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi punya hajat besar, yakni Festival Gandrung Sewu 2022: Banyuwangi Rebound. 


Agenda pariwisata ini telah digelar sejak tahun 2012 dan sempat terhenti selama dua tahun pada 2020 dan 2021 karena ada pandemi COVID-19.

Tahun 2021 sebenarnya festival ini sudah kembali digelar, tetapi secara hybrid (offline dan online) terbatas karena situasi belum memungkinkan. 

Melibatkan ratusan penari yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan juga mancanegara. 

Mereka adalah warga Banyuwangi yang sedang merantau (diaspora).

Kini, setelah dua tahun tak ada gelaran, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Festival Gandrung Sewu 2022 secara langsung di Pantai Boom dengan melibatkan 1.284 penari anak-anak hingga dewasa, termasuk seniman pengisi drama kolosal.

Tidak salah kalau kemudian banyak warga Banyuwangi dan wisatawan luar daerah yang sangat antusias ingin menyaksikan festival tahunan ini. 

Mereka bahkan rela datang tiga jam sebelum pertunjukan dimulai demi mendapatkan tempat terdepan.

Masyarakat yang tidak bisa datang langsung ke Banyuwangi tetap dapat menyaksikan Festival Gandrung Sewu melalui siaran langsung secara streaming yang disiapkan panitia.

Tema yang diangkat pada festival kali ini adalah "Sumunare Tlatah Blambangan" atau "Kemilau Bumi Blambangan". 


Tema ini menceritakan sebuah kisah Banyuwangi semasa masih menjadi kawasan Kerajaan Blambangan. Kala itu, kerajaan dilanda wabah atau pageblug yang tidak bisa dibendung.

Banyak rakyat Blambangan yang terjangkit wabah itu hingga meninggal dunia. Pagi kena wabah, sore mati. Malam terserang wabah, pagi meninggal.

Akibatnya, seluruh aspek kehidupan ikut terusik hingga memasuki kalangan Istana Blambangan, termasuk Putri Dewi Sekardadu pun ikut terkena wabah itu.

Segala upaya telah dilakukan pihak kerajaan, namun tidak membuahkan hasil.

Akhirnya berkat usaha keras, pihak Istana Blambangan berhasil menemui pertapa muda bernama Syech Maulana Malik Ibrahim atau Syech Wali Lanang untuk meminta pertolongan.

Penyebar agama Islam itu bermunajat kepada Allah SWT dan atas izin-NYA berhasil melenyapkan pageblug dari Bumi Blambangan, termasuk menyembuhkan Putri Dewi Sekardadu.

Seluruh rakyat Blambangan bergembira dan sebagai hadiahnya, sang raja menikahkan putrinya itu dengan Syech Maulana Malik Ibrahim.

Cerita dalam drama kolosal itu seperti menggambarkan situasi yang terjadi di Indonesia dan juga belahan dunia selama dua tahun terakhir saat dilanda pandemi COVID-19.

Ribuan warga Indonesia menjadi korban dari keganasan virus yang pertama kali ditemukan di China itu.

Hampir seluruh sendi kehidupan terdampak. Warga tidak lagi bisa berinteraksi secara bebas, perekonomian terganggu dan banyak sektor usaha tutup. Rasa was-was dari ancaman virus mematikan itu setiap saat dirasakan masyarakat.

Drama kolosal "Kemilau Bumi Blambangan" itu ditampilkan secara apik di pelataran pasir Pantai Boom selama sekitar satu jam.

Puluhan ribu penonton yang menyaksikan festival dibuat kagum dan terpesona dengan gerakan dinamis para penari gandrung yang  beratribut khas warna merah serta iringan musik rancak gamelan Osing yang memadukan budaya Jawa dan Bali.

Meningkatkan kesadaran budaya

Ketika pertama kali digelar pada tahun 2012, Pemkab Banyuwangi sempat kesulitan mendapatkan seribuan penari gandrung untuk mendukung festival itu. Bahkan, para kepala desa, lurah dan camat digerakkan untuk mencari peserta hingga akhirnya terjaring lebih dari seribu penari.

Seiring berjalannya waktu, warga Banyuwangi, terutama para pelajar dan anak-anak milenial, mulai tertarik untuk ambil bagian memeriahkan Festival Gandrung Sewu.

Bahkan tahun ini, jumlah pendaftar yang ingin ikut festival lebih dari 3.000 orang, sehingga panitia penyelenggara harus melakukan seleksi hingga terpilih sebanyak 1.284 orang penampil.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas pun merasa terharu dengan antusiasme dan semangat para anak muda serta seniman dari seluruh wilayah setempat untuk terlibat dalam perhelatan akbar ini.

Bagi Pemkab Banyuwangi, Festival Gandrung Sewu bukan sekadar peristiwa pariwisata biasa, tetapi sebuah upaya memajukan seni budaya daerah dengan melibatkan pelaku seni di Bumi Blambangan (sebutan Banyuwangi), khususnya anak-anak muda.

Kini, ketika menyebut "gandrung", imajinasi sebagian besar masyarakat sudah langsung tertuju pada Kabupaten Banyuwangi, sebagai daerah asal kesenian tersebut. Artinya, tari gandrung telah mengangkat pamor Banyuwangi tidak hanya menasional, tapi juga mendunia.

Tari Gandrung yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda itu, telah berkali-kali dipentaskan dalam berbagai acara nasional dan internasional, antara lain acara kenegaraan di Istana Negara dan acara kebudayaan di Jerman, Malaysia, Prancis, Hong Kong, Brunei Darussalam, Rusia, serta Jepang.

Seringnya tari gandrung ditampilkan pada berbagai ajang di luar negeri menjadi kesempatan emas bagi Kabupaten Banyuwangi untuk menjual potensi pariwisata dan ekonomi yang dimiliki. Ujung-ujungnya tentu berdampak pada kemajuan dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Setidaknya dari Festival Gandrung Sewu yang dihadiri puluhan ribu pengunjung atau wisatawan, banyak dampak ekonomi ikutan yang terdongkrak, semisal transportasi, penginapan, kuliner, hingga penjualan oleh-oleh khas yang diproduksi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) setempat.

Sektor UMKM menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang selama pandemi tahun 2020 terkontraksi minus 3,58 persen, dan tahun 2021 kembali bangkit dengan membukukan pertumbuhan positif 4,08 persen. 

Tahun 2022, seiring menurunnya pandemi, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi diproyeksikan bisa lebih dari 5 persen, salah satu penopangnya tetap dari sektor UMKM.

Sisi positif terpenting lain yang bisa diperoleh dari gelaran Festival Gandrung Sewu adalah meningkatnya kesadaran dan kecintaan anak-anak muda Banyuwangi kepada budaya daerahnya.

Mereka bisa berbangga karena tari gandrung kini telah mendunia, tidak kalah dengan budaya K-Pop asal Korea yang juga digandrungi banyak negara di dunia.

Pewarta : Didik Kusbiantoro/Antara
Editor : Yakop

Senin, 24 Oktober 2022

STAHN Mpu Kuturan Singaraja-Bali adakan Ritual Ngenteg Linggih

STAHN Mpu Kuturan Singaraja-Bali adakan Ritual Ngenteg Linggih
STAHN Mpu Kuturan Singaraja-Bali adakan Ritual Ngenteg Linggih.
Singaraja, Bali - Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, mengadakan ritual "Ngenteg Linggih" atau ritual besar untuk Pura Agung Mpu Kuturan yang digunakan sebagai pusat praktik keagamaan di kampus keagamaan negeri tersebut.

"Ritual ini adalah ritual besar setelah Pura kami selesai dibangun. Temanya 'Karya Agung Mamungkah atau Wraspati Kalpa Utama'," kata Ketua STAHN Mpu Kuturan, Dr I Gede Suwindia, S.Ag, M.Si di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin.

Ia mengatakan pura dengan arsitektur ukiran khas Bali Utara tersebut tergolong unik, lantaran menggunakan bahan dari "paras abasan" yang ada di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan.

"Harapannya, pembangunan Pura Agung Mpu Kuturan tak hanya sebagai momentum peningkatan sradha bakti sivitas akademika kampus, melainkan sebagai ikon pelestarian ukiran khas Buleleng yang perlahan mulai ditinggalkan," katanya.

Ia menambahkan penamaan Pura Agung Mpu Kuturan tidak terlepas dari spirit tokoh suci Mpu Kuturan yang mampu menyatukan beragam sekte di Bali pada zaman dahulu serta menata kehidupan beragama Umat Hindu di Bali.

"Kami sangat bangga sekali, astungkara berkat Ida Sesuhunan, Pura Agung Mpu Kuturan ini bisa terwujud meskipun melalui proses yang cukup panjang. Dan semoga ini semakin meningkatkan sradha bakti kami, dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai suci yang diwariskan Mpu Kuturan, sehingga kedepannya lembaga ini senantiasa bisa melayani masyarakat dengan baik," kata I Gede Suwindia.

Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Nengah Duija mengapresiasi pembangunan Pura Agung Mpu Kuturan.

Menurutnya, hal ini sebagai implementasi dari filosofi Tri Hita Karana, khususnya dalam hal Parahyangan.

Mantan Rektor UHN Bagus Sugriwa ini mengatakan parahyangan Pura Agung Mpu Kuturan ini sangat tepat difungsikan sebagai lab praktik keagamaan dari seluruh sivitas akademika.

Ia menyebut spirit nama besar harus mengacu pada nilai karakter Mpu Kuturan yang sebenarnya.

"Karakter religius ini harus dibangun sejak dini kepada seluruh sivitas akademika. Mpu Kuturan adalah seorang arsitek dari keagamaan Hindu."

"Kalau ingin menjadi perguruan tinggi Hindu yang mampu bersaing, maka harus mampu menguasai bidang agama yang berlandaskan nilai kearifan lokal, dan senantiasa membina harmoni antara parahyangan, palemahan dan pawongan," katanya.

Setelah puncak acara kemudian akan dilanjutkan dengan upacara nganyarin hingga Nyineb pada Selasa (25/10), sehingga total ada enam Sulinggih yang akan muput karya agung ini.

Pewarta : Naufal Fikri Yusuf/Antara
Editor : Yakop

Bupati Jayapura Lepas Peserta Pawai Budaya Nasional

Bupati Jayapura Lepas Peserta Pawai Budaya Nasional
Bupati Jayapura Lepas Peserta Pawai Budaya Nasional.
Sentani, Papua - Bupati Jayapura, Provinsi Papua Mathius Awoitauw melepas peserta pawai budaya nasional dari Lapangan Makam Theys menuju Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin, dalam rangkaian Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI.

Pelepasan pawai budaya nasional yang berlangsung pukul 07.15 WIT tersebut dalam rangka memperingati HUT IX Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) Kabupaten Jayapura dan Festival Danau Sentani (FDS) XVI serta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Jayapura dan Pemerintah Provinsi Papua serta seluruh Masyarakat Adat Tabi, kami mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta di Tanah Tabi," kata Bupati Jayapura Mathius Awoitauw saat melepas pawai tersebut.

Ia menjelaskan pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat adat untuk menjaga kualitas masyarakat adat dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kami berharap seluruh rangkaian pelaksanaan HUT KMA, KMAN dan FDS berjalan dengan baik sehingga hal-hal yang menyangkut dengan pembangunan kualitas hidup masyarakat adat nusantara dapat tersampaikan dengan bijaksana," katanya.

Pawai budaya dan parade budaya nusantara yang diawali dengan kontingen dan duta -duta masyarakat adat, dikawal oleh sembilan Dewan Adat Suku (DAS) yang ada di Kabupaten Jayapura.

Seluruh peserta kirab yang ikut dalam pelaksanaan pawai budaya tersebut menampilkan tari-tarian dari suku se nusantara dan juga suku lokal di Papua dan Papua Barat.

Setelah tiba di Stadion Barnabas Youwe peserta pawai budaya disambut oleh sembilan Dewan Adat Suku (DAS) di wilayah Adat Tabi.

Oleh : Ardiles Leloltery/Antara
Editor : Yakop

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno