Berita Borneotribun: Carlo Ancelotti Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Carlo Ancelotti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Carlo Ancelotti. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 Juni 2025

Prediksi Skor Ecuador vs Brasil: Debut Ancelotti Diuji di Kandang Lawan

Prediksi Skor Ecuador vs Brasil: Debut Ancelotti Diuji di Kandang Lawan
Prediksi Skor Ecuador vs Brasil: Debut Ancelotti Diuji di Kandang Lawan.

JAKARTA -- Hari yang ditunggu-tunggu para penggemar sepak bola Brasil akhirnya datang juga! Carlo Ancelotti, pelatih kawakan asal Italia, resmi memulai petualangan barunya bersama Timnas Brasil. 

Laga pertamanya? Langsung tantangan berat: tandang ke markas Ekuador dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan (CONMEBOL).

Ancelotti menggantikan Dorival Júnior setelah Brasil tampil kurang meyakinkan dalam beberapa laga terakhir. 

Kekalahan telak 1-4 dari Argentina jadi titik nadir, dan kini eks pelatih Real Madrid itu diharapkan bisa membangkitkan kembali semangat juara dari tim berjuluk Seleção ini.

Brasil Masih Punya Peluang Besar Lolos ke Piala Dunia

Meski performanya naik-turun, posisi Brasil di klasemen sementara masih cukup aman. Saat ini mereka duduk di peringkat keempat dan unggul enam poin dari Venezuela yang ada di posisi ketujuh. Ingat, enam tim teratas otomatis lolos ke Piala Dunia 2026. Jadi, kemenangan atas Ekuador bisa makin memantapkan langkah mereka menuju turnamen akbar tersebut.

Tapi Ekuador Lagi Gacor, Lho!

Jangan remehkan Ekuador. Tim asuhan Sebastián Beccacece ini sedang dalam performa mantap. Mereka kini berada di posisi kedua klasemen, unggul dua poin atas Brasil meski sempat dikenai pengurangan tiga poin. Fakta menarik: selama kualifikasi, Ekuador belum terkalahkan di kandang. Dari tujuh laga, mereka menang lima kali dan imbang dua kali. Gila, kan?

Jadwal dan Lokasi Pertandingan

  • 📍 Stadion: Estadio Monumental Banco Pichincha, Guayaquil, Ekuador

  • 🗓️ Tanggal: Jumat, 6 Juni 2025 (waktu Indonesia)

  • Kick-off: 06:00 WIB

Rekor Pertemuan Terakhir (5 Laga Terbaru)

  • Ekuador: 0 menang

  • Brasil: 3 menang

  • Imbang: 2

  • Pertemuan terakhir: Brasil menang 1-0 (September 2024)

Performa Terbaru Kedua Tim

Ekuador:

  • Chile 0–0 Ekuador

  • Ekuador 2–1 Venezuela

  • Kolombia 0–1 Ekuador

Brasil:

  • Argentina 4–1 Brasil

  • Brasil 2–1 Kolombia

  • Brasil 1–1 Uruguay

Kabar Tim Ekuador: Pemain Kunci Comeback!

Ekuador akan kembali diperkuat beberapa pemain penting, seperti Moisés Caicedo (Chelsea) dan Willian Pacho (PSG), yang baru saja membawa klubnya juara di Eropa. Kapten Enner Valencia dan Gonzalo Plata sempat diragukan tampil karena cedera, tapi pelatih Beccacece memastikan mereka sedang dalam masa pemulihan dan mungkin bisa main.

Dua pemain lain, Ángelo Preciado dan Leonardo Campana, juga kembali setelah absen di jeda internasional bulan Maret.

Prediksi Starting XI Ekuador (3-4-2-1):
Galíndez; Ordóñez, Pacho, Hincapié; Franco, Caicedo, Vite, Estupiñán; Preciado, Plata; Valencia

Kabar Tim Brasil: Tanpa Neymar, Tapi Banyak Bintang

Carlo Ancelotti datang dengan racikan baru. Sayangnya, Neymar masih absen karena cedera. Tapi tenang, Brasil tetap datang dengan pemain bintang seperti Vinícius Júnior, Raphinha, Alisson, dan Casemiro. Pemain muda Matheus Cunha (Manchester United) dan duo Chelsea, Andrey Santos dan Estêvão, juga masuk daftar.

Namun, beberapa nama penting seperti Gabriel Magalhães, Éder Militão, Joelinton, dan Rodrygo harus absen karena cedera.

Prediksi Starting XI Brasil (4-2-3-1):
Alisson; Vanderson, Marquinhos, Danilo, Augusto; Guimarães, Gerson; Raphinha, Cunha, Vinícius; Richarlison

Prediksi Skor: Bisa Jadi Duel Sengit

Walau Brasil punya nama besar, tapi main di kandang Ekuador bukan perkara mudah. Apalagi Beccacece dan timnya sedang dalam performa bagus dan solid di kandang. Brasil pun masih butuh waktu untuk adaptasi dengan gaya main Ancelotti.

Prediksi kami?
Ekuador 1-1 Brasil – Hasil imbang yang cukup adil buat debut Ancelotti yang masih cari ritme.

Cara Nonton Pertandingan Ecuador vs Brasil

TV & Streaming:

  • Amerika Serikat: Fanatiz USA

  • Kanada: Fanatiz Canada

  • Inggris: Premier Sports 1 & Premier Sports Player

  • Indonesia: Cek di Vidio, Mola, atau layanan streaming olahraga lainnya yang biasa menayangkan Kualifikasi Piala Dunia.

Jangan Lewatkan Laga Seru Ini!

Debut Carlo Ancelotti sebagai pelatih Brasil bakal jadi salah satu sorotan utama minggu ini. Tapi lawan yang dihadapi bukan sembarang tim. Ekuador yang sedang ‘on fire’ siap memberikan kejutan. Apakah Ancelotti bisa langsung mencuri poin penuh di laga pertamanya? Atau justru Ekuador yang bakal bikin pesta di kandang?

Kita tunggu aja jawabannya di laga penuh gengsi ini. Jangan lupa nyalain alarm ya, karena jam tayangnya pas tengah malam!

Selasa, 20 Mei 2025

Luka Modric Belum Pasti Bertahan di Real Madrid? Ancelotti Desak Klub Buat Keputusan Sebelum Terlambat!

Luka Modric Belum Pasti Bertahan di Real Madrid? Ancelotti Desak Klub Buat Keputusan Sebelum Terlambat!
Luka Modric Belum Pasti Bertahan di Real Madrid? Ancelotti Desak Klub Buat Keputusan Sebelum Terlambat!.

JAKARTA - Bro, lo udah denger kabar terbaru soal Luka Modric di Real Madrid belum? Wah, ini topik lagi panas banget, apalagi buat lo yang ngaku Madridista sejati. Jadi gini ceritanya, pelatih legendaris Carlo Ancelotti baru aja buka suara dan kayaknya udah mulai “gerah” sama situasi kontrak Luka Modric yang belum juga jelas sampe sekarang.

Jadi, Modric tuh kan kontraknya abis akhir musim ini, dan sampai detik ini belum ada keputusan dari pihak klub Real Madrid masih “galau” nih, bro. Mau diperpanjang apa enggak, belum jelas juga. Padahal, usia Modric udah 39 tahun, tapi dia masih jadi salah satu pemain paling berpengaruh di skuad Madrid, lho. Bayangin aja, sejak gabung dari Tottenham tahun 2012, dia udah tampil di 393 pertandingan La Liga dan terlibat langsung dalam 93 gol. Gila nggak tuh?

Nah, kemarin abis Madrid menang 2-0 lawan Sevilla, Ancelotti langsung blak-blakan ke media. Dia bilang Madrid harus cepet-cepet ambil keputusan soal masa depan Modric. Katanya sih, ini bukan cuma soal klub, tapi juga buat kebaikan Modric sendiri dan masa depan tim.

“Semua orang tahu seberapa besar Madrid ingin Modric bertahan,” ujar Ancelotti.

“Mereka masih punya waktu buat ambil keputusan terbaik. Buat klub, buat dia, dan buat masa depan.”

Keren banget kan omongan Ancelotti? Tapi jujur aja, ini kode keras sih dari pelatih yang udah bawa Madrid juara berkali-kali itu. Dia kayak bilang, “Ayo dong, jangan kelamaan mikir. Modric tuh aset berharga!”

Yang bikin makin menarik, Ancelotti sendiri juga bakal cabut dari Madrid minggu depan, abis pertandingan terakhir lawan Real Sociedad. Jadi, ini mungkin pesan pamungkas dia sebelum pergi semacam “warisan” buat manajemen klub. Wah, jadi makin deg-degan nih nunggu keputusannya.

Modric Masih Jagoan? Gak Usah Diragukan!

Lo mungkin mikir, “Lah, Modric udah tua, ngapain dipertahanin?” Bro, justru ini yang bikin semua orang salut. Lawan Sevilla kemarin aja dia main kayak anak muda. Jadi kapten buat starting XI yang katanya salah satu yang paling muda di era Ancelotti, Modric justru jadi motor serangan.

Statistiknya gokil banget:

  • 6 peluang diciptakan,

  • 112 sentuhan,

  • dan 93 dari 102 passing sukses.
    Terus, dia juga yang ngasih assist buat gol pembuka Kylian Mbappe. Lo liat sendiri kan, pemain lain yang lebih muda malah sering ga keliatan kalau dia udah di tengah.

Kelasnya masih jauh di atas rata-rata. Modric tuh bukan cuma pemain, tapi juga mentor buat pemain muda. Pengalamannya di lapangan, ketenangannya, dan visinya luar biasa. Jadi kalau dia masih mau main, kenapa enggak?

Xabi Alonso Mau Modric Bertahan?

Nah, ini makin seru lagi. Katanya nih, pelatih yang digadang-gadang bakal gantiin Ancelotti musim depan, Xabi Alonso, juga pengen banget Modric bertahan. Alonso sendiri kan juga eks pemain Madrid, jadi dia tahu betul betapa pentingnya punya sosok senior kayak Modric di ruang ganti.

Dan kabarnya sih, Alonso bakal bawa banyak perubahan, tapi dia tetep mau ada “pembimbing” buat pemain muda. Nah, Modric itu udah kayak guru spiritualnya Madrid sekarang. Jadi, masuk akal dong kalau dia diminta stay?

Tapi, Gak Cuma Modric Doang yang Disorot

Btw, bukan cuma Modric yang disorot Ancelotti. Dia juga ngomongin soal pemain muda yang mulai naik daun, yaitu Jacobo Ramon. Baru tiga kali tampil di La Liga, tapi udah bikin pelatih senior kayak Ancelotti jatuh hati.

“Dia punya kualitas buat jadi pemain Real Madrid. Dia masih malu-malu, tapi potensinya gede banget,” kata Ancelotti.

Menurutnya, Jacobo tuh pemain tinggi, kuat, tapi juga jago ngontrol bola. Sayangnya dia sempat cedera cukup lama, tapi sejak Januari udah makin oke. Ini bukti kalau Madrid pelan-pelan lagi bangun generasi baru yang siap nerusin tongkat estafet dari pemain-pemain senior kayak Modric.

Jadi, Madrid Harus Gimana Nih?

Sekarang balik lagi ke pertanyaan utama: Haruskah Real Madrid mempertahankan Luka Modric?
Jawabannya sih relatif. Tapi kalau dari performa, pengalaman, dan kontribusi buat tim, harusnya sih gak usah mikir dua kali. Emang, regenerasi itu penting, tapi bukan berarti harus “buang” pemain legendaris begitu aja.

Ancelotti udah kasih sinyal. Xabi Alonso katanya setuju. Bahkan fans juga masih cinta sama Modric. Sekarang tinggal manajemen nih yang harus cepat ambil keputusan. Jangan sampe nyesel di kemudian hari, bro!

Drama Modric, Ancelotti, dan Masa Depan Madrid

Kalau kita rangkum, nih ya:

  • Luka Modric kontraknya abis musim ini.

  • Belum ada keputusan dari Real Madrid buat perpanjang atau enggak.

  • Ancelotti udah desak klub ambil keputusan segera.

  • Modric masih tampil luar biasa meski usia 39 tahun.

  • Xabi Alonso (calon pelatih baru) juga pengen Modric bertahan.

  • Generasi muda Madrid mulai muncul, kayak Jacobo Ramon, tapi tetap butuh mentor.

Buat lo yang cinta Real Madrid, momen kayak gini tuh krusial banget. Gak cuma soal pemain, tapi juga identitas klub. Modric bukan sekadar gelandang, dia simbol era kejayaan yang masih relevan sampai sekarang. Kalau sampe dia pergi tanpa perpisahan yang layak, wah bisa rame tuh media sosial Madrid.

Jadi, buat yang lagi cari berita soal masa depan Luka Modric di Real Madrid, keputusan Ancelotti soal Modric, dan siapa calon pelatih Madrid musim depan, lo udah ada di tempat yang tepat. Stay tuned terus, bro. Bisa jadi minggu depan udah ada jawabannya!

Sabtu, 17 Mei 2025

Carlo Ancelotti Ngaku Barcelona Emang Pantes Jadi Juara La Liga: Mainnya Cakep Banget, Bro!

Carlo Ancelotti Ngaku Barcelona Emang Pantes Jadi Juara La Liga: Mainnya Cakep Banget, Bro!
Carlo Ancelotti Ngaku Barcelona Emang Pantes Jadi Juara La Liga: Mainnya Cakep Banget, Bro!

JAKARTA - Yoo sobat bola! Lo pasti udah pada tau dong, Barcelona akhirnya resmi jadi juara La Liga musim ini. Tapi yang bikin menarik nih, bukan cuma fans Barca yang ngerayain, tapi juga pelatih Real Madrid sendiri, Carlo Ancelotti, ikutan angkat topi buat performa Barca musim ini.

Iya, lo nggak salah denger. Carlo Ancelotti puji Barcelona abis-abisan! Pelatih asal Italia itu bilang Barca emang layak banget dapet trofi La Liga ke-28 mereka karena tampil konsisten dan mainin sepak bola yang enak banget ditonton.

"Gue akuin, Barcelona emang pantas juara. Mereka konsisten banget sepanjang musim dan gaya mainnya juga indah. Selamat buat mereka!" kata Carlo Ancelotti dalam konferensi pers jelang laga lawan Sevilla.

Bro, musim ini Real Madrid bener-bener jadi bulan-bulanan Barcelona. Nggak cuma sekali dua kali, tapi empat kali ketemu, empat-empatnya Madrid kalah! Parahnya lagi, itu kekalahan terjadi di semua ajang La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana.

Barca juga tampil gila di La Liga musim ini, dengan catatan 97 gol dari 36 pertandingan. Bandingin sama Madrid yang cuma nyetak 74 gol. Jauh banget, kan?

"Kita udah ngasih yang terbaik, tapi musim ini memang banyak hal yang gak berpihak sama kita," kata Carlo Ancelotti.

Salah satu alasan kenapa Real Madrid loyo musim ini menurut Carlo Ancelotti adalah karena badai cedera yang melanda skuadnya. Beberapa pemain kunci kayak Courtois, Alaba, dan Militao harus absen panjang. Belum lagi jadwal padat yang bikin para pemain ngos-ngosan.

"Tim ini tetap berjuang walau banyak yang cedera. Gue gak bisa nyalahin para pemain. Mereka udah ngasih banyak momen bahagia buat gue," ujar Don Carlo dengan nada bijak.

Yah, namanya juga sepak bola ya. Kadang lo di atas, kadang harus rela ngeliat rival angkat trofi di depan mata lo sendiri.

Nah, ini dia yang makin bikin cerita musim ini menarik. Carlo Ancelotti udah sempat buka suara kalau musim ini kemungkinan besar jadi musim terakhirnya di Madrid. Katanya sih, doi bakal lanjut jadi pelatih Timnas Brasil tahun depan. Wah, kalau beneran pindah, bakalan jadi kehilangan besar buat Los Blancos nih.

"Gue pengen musim ini berakhir dengan perasaan puas. Sayangnya, kita gagal bawa persaingan juara sampai akhir. Tapi ya udah, sekarang waktunya bersiap untuk tantangan baru," ujar pelatih berusia 65 tahun itu.

Ngomong-ngomong soal tantangan baru, lo bayangin aja, Carlo Ancelotti bakal megang Timnas Brasil, negara dengan lima gelar Piala Dunia. Gila gak tuh?

Walaupun La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa udah melayang ke tangan Barcelona, Real Madrid masih punya satu kesempatan dapet trofi musim ini, yaitu di ajang FIFA Club World Cup.

Emang sih, itu turnamen gak segengsi Liga Champions, tapi lumayan lah buat nutup musim dengan manis, terutama buat Carlo Ancelotti yang pengen pamit dengan kepala tegak.

"Kita bakal tetap fight buat Club World Cup. Kita gak mau musim ini berakhir tanpa trofi tambahan," tegas Carlo Ancelotti.

Btw, sebelum musim ditutup, Madrid masih punya beberapa laga sisa, termasuk lawan Sevilla di pekan-pekan akhir. Dan tahu gak? Carlo Ancelotti punya rekor bagus lawan Sevilla. Dari 11 pertandingan La Liga, dia menang 9 kali, seri sekali, dan cuma kalah sekali.

Selain itu, Madrid juga belum pernah kalah di 12 laga tandang terakhir lawan Sevilla. Jadi, walaupun trofi La Liga udah lepas, Madrid masih punya kesempatan buat nyelesein musim dengan gaya.

"Pizjuan selalu jadi tempat yang tricky. Tapi kita bakal usaha maksimal biar bisa nutup musim ini dengan kemenangan," tambah Carlo Ancelotti.

Yang juga perlu dikasih spotlight adalah pelatih baru Barcelona, Hansi Flick. Mantan pelatih Bayern Munich ini langsung gaspol di musim pertamanya di Camp Nou. Gaya main ofensif ala Jerman dikombinasiin sama talenta muda Barca kayak Pedri, Gavi, dan Lamine Yamal bikin tim ini keliatan hidup banget.

Hasilnya? Domestic treble langsung dikunci. Flick bisa bawa Barca juara La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa. Gokil gak tuh?

“Gue respek sama Flick. Dia ngebawa sesuatu yang beda ke sepak bola Spanyol, dan keliatan banget dampaknya di Barca musim ini,” kata Carlo Ancelotti.

Buat fans Madrid, musim ini bisa jadi tamparan keras. Banyak pemain senior yang performanya udah gak maksimal, dan rumor transfer udah mulai santer. Nama-nama kayak Kylian Mbappe, Alphonso Davies, sampai wonderkid Brasil Endrick udah dikait-kaitin ke Bernabeu.

Sepertinya, musim panas ini bakal jadi masa penting buat revolusi skuad Real Madrid. Apalagi kalau Carlo Ancelotti beneran cabut. Siapa penggantinya nanti juga masih jadi misteri, bro.

Di akhir musim yang penuh drama ini, Carlo Ancelotti tampil sebagai sosok yang elegan. Bukannya cari-cari alasan atau nyalahin wasit, dia malah ngasih selamat ke rival abadinya. Gak semua pelatih bisa bersikap kayak gitu, bro.

"Kadang lo harus terima kenyataan. Dan kenyataannya, Barcelona main lebih baik dan mereka layak jadi juara," kata Carlo Ancelotti menutup sesi wawancara.

Jadi, buat lo fans Real Madrid, jangan kecil hati. Musim ini mungkin bukan milik kita, tapi masa depan masih panjang. Dan dengan nama besar kayak Madrid, kebangkitan itu cuma soal waktu.

Rabu, 14 Mei 2025

Kaká Dipertimbangkan Jadi Asisten Carlo Ancelotti di Timnas Brasil Jelang Piala Dunia 2026

Kaká Dipertimbangkan Jadi Asisten Carlo Ancelotti di Timnas Brasil Jelang Piala Dunia 2026
Kaká Dipertimbangkan Jadi Asisten Carlo Ancelotti di Timnas Brasil Jelang Piala Dunia 2026.

JAKARTA - Carlo Ancelotti dikabarkan sedang mempertimbangkan nama besar untuk mendampinginya di Timnas Brasil: tak lain dan tak bukan adalah legenda AC Milan dan Real Madrid, Kaká. Kabar ini pertama kali diungkap oleh CNN Brasil dan langsung bikin heboh para penggemar sepak bola.

Ancelotti sendiri baru saja diumumkan secara resmi sebagai pelatih kepala baru Timnas Brasil pada 12 Mei lalu. Meski belum lama diumumkan, ia disebut-sebut sudah langsung tancap gas dan menghubungi Kaká untuk menawarkan posisi sebagai asisten pelatih jelang Piala Dunia 2026.

Kalau kamu masih ingat, hubungan Ancelotti dan Kaká bukan hubungan biasa. Keduanya pernah meraih kejayaan bersama AC Milan di era 2000-an. Di bawah arahan Don Carlo, Kaká sukses membawa Milan juara Liga Champions dua kali dan memenangkan lima trofi besar. Oh ya, jangan lupa Kaká juga meraih Ballon d'Or tahun 2007 saat dilatih Ancelotti. Chemistry mereka? Udah terbukti banget.

Kaká juga sempat reuni singkat dengan Ancelotti di Real Madrid tahun 2013, sebelum akhirnya kembali ke AC Milan. Sementara itu, Ancelotti sukses membawa Real Madrid meraih La Décima, gelar Liga Champions ke-10 yang sangat bersejarah.

Kini, lebih dari satu dekade setelah kisah sukses mereka, ada peluang besar untuk keduanya bekerja bareng lagi. Tapi kali ini, bukan sebagai pelatih dan pemain, melainkan sebagai dua pelatih yang bekerja sama membangkitkan Timnas Brasil.

Memang, Kaká belum punya banyak pengalaman sebagai pelatih di level tinggi. Tapi ia sempat memimpin Kazakhstan di ajang Piala Dunia Futsal FIFA. Walau beda dunia, pengalaman itu tetap menunjukkan kalau Kaká nggak asing dengan dunia kepelatihan.

Kalau benar Kaká menerima tawaran ini, tantangan besar sudah menantinya. Timnas Brasil belakangan ini lagi nggak stabil. Mereka tersingkir di perempat final Piala Dunia 2022, gagal total di Copa América 2024, dan bahkan baru aja dipermalukan Argentina 4-1 kekalahan yang bikin Dorival Junior harus angkat kaki dari kursi pelatih.

Dengan skuad yang penuh bintang seperti Alisson di bawah mistar, lini belakang yang diisi Éder Militão, Gabriel, dan Marquinhos, plus lini serang yang tajam berkat Vinícius Júnior, Raphinha, dan Rodrygo, seharusnya Brasil bisa bangkit. Tapi semua itu butuh sentuhan pelatih yang tepat.

Dan itulah kenapa banyak yang berharap Ancelotti bisa membawa perubahan, apalagi jika Kaká benar-benar ikut bergabung sebagai bagian dari staf pelatih. Kombinasi pengalaman dan jiwa muda bisa jadi kunci sukses Brasil di Piala Dunia 2026.

Gimana menurut kamu? Kira-kira Kaká cocok nggak ya jadi tangan kanan Ancelotti di Timnas Brasil?

Gaji Fantastis! Carlo Ancelotti Bakal Jadi Pelatih Timnas dengan Bayaran Tertinggi di Dunia

Gaji Fantastis! Carlo Ancelotti Bakal Jadi Pelatih Timnas dengan Bayaran Tertinggi di Dunia
Gaji Fantastis! Carlo Ancelotti Bakal Jadi Pelatih Timnas dengan Bayaran Tertinggi di Dunia.

JAKARTA - Carlo Ancelotti bakal mengantongi gaji selangit setelah resmi ditunjuk sebagai pelatih baru Timnas Brasil. Kalau nggak ada perubahan, pria asal Italia itu akan mulai melatih Seleção pada 26 Mei 2025 dan langsung menyandang status sebagai pelatih tim nasional dengan bayaran tertinggi di dunia!

Keputusan ini datang setelah Ancelotti memastikan bakal hengkang dari Real Madrid di akhir musim 2024/25, yang sayangnya memang jadi musim mengecewakan buat Los Blancos. Kabarnya, Real Madrid akan menunjuk Xabi Alonso mantan pemain mereka yang baru aja pisah dari Bayer Leverkusen sebagai pengganti Ancelotti.

Brasil Ngotot Datangkan Ancelotti

Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) udah lama incar Ancelotti. Mereka pengen pelatih berpengalaman yang bisa bantu mereka merebut gelar Piala Dunia keenam. Maklum, terakhir kali Brasil jadi juara dunia itu tahun 2002. Udah lama banget, kan?

Tahun ini, Brasil sempat dibantai Argentina 1-4, yang makin bikin fans geram dan federasi sadar mereka butuh perubahan besar. Nah, Ancelotti yang pernah sukses di berbagai klub besar dianggap sebagai pilihan ideal.

Presiden CBF, Ednaldo Rodrigues, bahkan menyebut Ancelotti sebagai "pelatih terbaik sepanjang masa" dan menganggap kehadirannya sebagai sinyal kuat bahwa Brasil serius ingin kembali berjaya di panggung dunia.

Gaji Ancelotti Bikin Geleng-Geleng Kepala

Dikutip dari laporan Globoesporte via Marca, Ancelotti bakal menerima gaji bersih sebesar Rp174 miliar per tahun (setara €10 juta). Dan kalau dia berhasil bawa Brasil juara Piala Dunia 2026, dia bakal dapet bonus tambahan sebesar Rp87 miliar (sekitar €5 juta). Wah, total bisa sampai Rp261 miliar per tahun!

Dengan angka segede itu, Ancelotti langsung menyalip Thomas Tuchel (pelatih Inggris) dan Dorival Junior (pelatih sebelumnya) dalam hal bayaran. Gajinya juga jauh lebih tinggi, sekitar Rp104 miliar lebih banyak dibandingkan Dorival setiap tahunnya.

Sebelumnya, Roberto Mancini sempat memegang rekor kontrak pelatih timnas termahal saat melatih Arab Saudi, dengan gaji lebih dari Rp348 miliar per tahun. Tapi sejak dia keluar dari jabatan itu di Oktober 2024, posisi tertinggi kini dipegang Ancelotti.

Masih Kalah dari Pelatih Klub

Walau jadi pelatih timnas dengan bayaran tertinggi, gaji Ancelotti masih kalah dibandingkan beberapa pelatih klub. Contohnya, Diego Simeone dari Atletico Madrid digaji sekitar Rp522 miliar per tahun! Belum lagi nama-nama seperti Pep Guardiola, Mikel Arteta, Luis Enrique, sampai Jorge Jesus, yang kabarnya juga punya gaji di atas Rp174 miliar per tahun.

Namun tetap saja, angka yang didapat Ancelotti dari Brasil ini tergolong luar biasa buat ukuran pelatih tim nasional.

Carlo Ancelotti resmi jadi pelatih Timnas Brasil dan langsung mencetak rekor baru sebagai pelatih timnas dengan gaji tertinggi di dunia. Dengan bayaran fantastis hingga Rp261 miliar per tahun, Brasil berharap Ancelotti bisa membawa mereka kembali jadi raja dunia sepak bola.

Langkah ini jelas jadi pernyataan besar dari CBF mereka serius ingin kembali berjaya di Piala Dunia 2026. Dan siapa tahu, di tangan Ancelotti, Brasil bisa kembali angkat trofi yang sudah mereka rindukan selama lebih dari dua dekade.

Senin, 05 Mei 2025

Ancelotti Puji Perkembangan Arda Guler, Real Madrid Terus Jaga Harapan Juara LaLiga

Ancelotti Puji Perkembangan Arda Guler, Real Madrid Terus Jaga Harapan Juara LaLiga
Ancelotti Puji Perkembangan Arda Guler, Real Madrid Terus Jaga Harapan Juara LaLiga.

JAKARTA - Real Madrid berhasil meraih kemenangan dramatis 3-2 atas Celta Vigo dalam lanjutan LaLiga, dan salah satu bintang utama di laga ini adalah pemain muda berbakat, Arda Guler. Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, pun tak ragu memberikan pujian setinggi langit atas perkembangan pesat sang pemain musim ini.

Arda Guler Buka Gol, Tunjukkan Kelasnya

Dalam pertandingan yang berlangsung sengit itu, Arda Guler membuka keunggulan Real Madrid lewat gol indah di awal laga. Pemain muda asal Turki ini menunjukkan ketenangan dan teknik tinggi saat melepaskan tembakan yang tak mampu dibendung kiper lawan.

Tak hanya Guler, Kylian Mbappe juga tampil gemilang dengan menyumbang dua gol—satu di babak pertama dan satu lagi setelah jeda. Madrid sempat unggul nyaman, tapi Celta Vigo memberikan perlawanan sengit di akhir pertandingan lewat gol dari Javi Rodriguez dan Willot Swedberg, membuat skor menjadi 3-2. Untungnya, Los Blancos berhasil mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang berbunyi.

Ancelotti: “Guler yang Sekarang Beda Banget!”

Dalam konferensi pers usai laga, Carlo Ancelotti menyatakan betapa besar perubahan yang dialami Arda Guler sejak awal musim.

"Guler yang sekarang bukan Guler yang kita lihat di bulan September," ujar Ancelotti. "Profil fisiknya sudah berubah, kualitasnya tetap luar biasa, dan sekarang dia bisa mengelola tekanannya dengan jauh lebih baik. Dia lebih percaya diri. Kalau dia buat kesalahan, dia tidak panik."

Pelatih asal Italia itu juga mengakui bahwa beberapa bulan lalu ia sempat mengkritik Guler dengan keras, namun kini ia mengaku bangga dengan perkembangan pemain muda tersebut.

"Dua bulan lalu saya sempat memberinya kritik tajam, tapi sekarang saya harus angkat topi. Dia dan tim pelatih layak mendapat pujian karena mereka telah bekerja dengan sangat baik."

Harapan Juara Masih Terbuka Lebar

Kemenangan ini menjaga peluang Real Madrid dalam perebutan gelar LaLiga. Mereka kini hanya terpaut empat poin dari pemuncak klasemen, Barcelona, dengan empat laga tersisa.

Pekan depan, dua raksasa Spanyol ini akan saling bentrok dalam laga El Clasico yang bisa menjadi penentu gelar. Ancelotti pun menyebut pertandingan tersebut sebagai laga penting yang bisa mengubah segalanya.

"Kita akan punya peluang besar," kata Ancelotti. "Kalau menang, kita cuma tertinggal satu poin. Tapi kita harus serius dan benar-benar siap. Ini laga yang sangat penting dan kami akan berjuang habis-habisan. Ini akan jadi pertandingan yang indah."

Performa Arda Guler yang terus meningkat menjadi kabar baik bagi Real Madrid, apalagi di saat-saat krusial seperti ini. Dukungan Ancelotti dan kepercayaan tim terhadap pemain muda seperti Guler menunjukkan bahwa Madrid tidak hanya fokus pada kemenangan, tapi juga pada pembangunan jangka panjang.

Dengan momentum positif ini, Los Blancos masih punya kans besar untuk mengejar gelar juara. Dan jika Guler terus tampil seperti ini, bukan tidak mungkin namanya akan terus bersinar di panggung sepak bola dunia.

Senin, 28 April 2025

Carlo Ancelotti Siap Tinggalkan Real Madrid: Ini Rencana Perginya dan Calon Penggantinya

Carlo Ancelotti Siap Tinggalkan Real Madrid: Ini Rencana Perginya dan Calon Penggantinya
Carlo Ancelotti Siap Tinggalkan Real Madrid: Ini Rencana Perginya dan Calon Penggantinya.

JAKARTA - Musim 2024/2025 tampaknya menjadi akhir perjalanan Carlo Ancelotti bersama Real Madrid. Meski statusnya masih resmi sebagai pelatih hingga kontraknya habis pada 2026, kabar yang beredar kuat menyebutkan bahwa Ancelotti akan meninggalkan Santiago Bernabeu lebih cepat. 

Tepatnya, ia diprediksi bakal angkat kaki setelah musim La Liga berakhir, sebelum Piala Dunia Antarklub dimulai musim panas nanti.

Performa Real Madrid musim ini bisa dibilang jauh dari ekspektasi. Meski mereka kedatangan bintang besar seperti Kylian Mbappe di bursa transfer musim panas lalu, kenyataannya Madrid tetap gagal mempersembahkan trofi. 

Kekecewaan semakin dalam setelah mereka tersingkir secara mengejutkan di Liga Champions dan kembali kalah dalam final Copa del Rey dari rival abadi, Barcelona.

Tekanan terhadap Ancelotti sudah terasa sejak awal tahun, namun eliminasi dari kompetisi Eropa menjadi titik balik. Menurut laporan dari The Athletic, manajemen Madrid akhirnya mengambil keputusan berat untuk berpisah dengan pelatih asal Italia itu, meskipun dengan cara yang tetap menghormati jasa-jasanya selama ini.

Komunikasi Internal Sudah Dimulai

Dikabarkan, Ancelotti sudah secara pribadi memberi tahu beberapa pemain senior di ruang ganti soal niatnya untuk mundur pada akhir musim. Ia juga akan mengadakan pembicaraan resmi dengan pihak klub, termasuk Presiden Florentino Perez, untuk membahas detail pemutusan kontraknya.

Karena Ancelotti masih terikat kontrak hingga 2026, kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan bersama agar perpisahan ini berjalan mulus. Real Madrid dikenal sangat menghormati sosok Ancelotti yang pernah membawa mereka meraih gelar Liga Champions ke-10 (La Decima) pada periode pertamanya, sehingga klub ingin memberikan jalan keluar yang elegan.

Saat ini, skenario yang diusung adalah membiarkan Ancelotti menyelesaikan kompetisi domestik hingga La Liga resmi berakhir. Setelah itu, pelatih baru atau setidaknya pelatih interim — akan mengambil alih untuk memimpin tim di Piala Dunia Antarklub 2025.

Xabi Alonso Jadi Prioritas, Tapi Tidak Mudah

Siapa yang akan menggantikan Ancelotti? Nama Xabi Alonso, pelatih sukses Bayer Leverkusen, disebut sebagai target utama Real Madrid. Legenda hidup Madrid ini dianggap memiliki filosofi permainan yang sejalan dengan identitas klub.

Namun, menggaet Alonso bukan perkara gampang. Saat ini, Alonso masih terikat kontrak dengan Leverkusen hingga 2026. Jika Madrid benar-benar menginginkan jasanya, mereka harus merundingkan kompensasi dengan klub Bundesliga tersebut.

Kalau negosiasi dengan Leverkusen menemui jalan buntu, Madrid berencana menunjuk pelatih interim terlebih dahulu. Salah satu kandidat kuat untuk posisi darurat ini adalah Santiago Solari. Mantan pemain sekaligus eks pelatih Madrid ini kembali bergabung ke klub sebagai direktur sejak 2022 dan dinilai cukup mengenal lingkungan Bernabeu untuk mengisi kekosongan sementara.

Ancelotti Bersiap Menuju Timnas Brasil

Sementara itu, Carlo Ancelotti sendiri tampaknya sudah punya rencana besar setelah meninggalkan Real Madrid. Ia dikabarkan akan melanjutkan kariernya di level tim nasional, lebih tepatnya menjadi pelatih Timnas Brasil.

Sudah lama beredar rumor bahwa Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) menargetkan Ancelotti sebagai pelatih utama untuk menghadapi Piala Dunia 2026 di Amerika Utara. Menurut berbagai laporan, kesepakatan lisan sudah ada dan hanya tinggal menunggu momen resmi untuk diumumkan.

Jika benar-benar menjadi pelatih Brasil, Ancelotti akan mencatat sejarah sebagai pelatih non-Amerika Selatan pertama yang dipercaya memimpin Selecao dalam sejarah panjang mereka di sepak bola internasional.

Masa Depan Real Madrid: Era Baru Akan Dimulai

Perginya Carlo Ancelotti akan membuka babak baru bagi Real Madrid. Klub ini memang dikenal selalu bergerak cepat dalam menghadapi perubahan. Kehadiran bintang muda seperti Jude Bellingham, Arda Güler, dan tentu saja Kylian Mbappe menandakan bahwa Madrid tengah membangun pondasi untuk era dominasi baru.

Selain nama Xabi Alonso, ada beberapa pelatih muda potensial lain yang masuk dalam radar Madrid, termasuk Raul Gonzalez (yang saat ini melatih Real Madrid Castilla) dan bahkan Julian Nagelsmann, mantan pelatih Bayern Munich.

Real Madrid tahu bahwa memilih pelatih selanjutnya adalah keputusan krusial. Mereka tidak hanya membutuhkan sosok yang paham taktik modern, tetapi juga seseorang yang mampu mengelola tekanan luar biasa yang selalu mengiringi setiap langkah Los Blancos.

Akhir Sebuah Era, Awal Petualangan Baru

Carlo Ancelotti mungkin akan meninggalkan Real Madrid dengan rasa pahit, karena musim terakhirnya tidak dihiasi trofi. Namun, warisan yang ia tinggalkan termasuk gaya permainan tenang dan mentalitas kompetitif tetap akan dikenang oleh para Madridistas.

Bagi Madrid sendiri, ini adalah kesempatan untuk membangun sesuatu yang lebih besar. Dengan materi pemain yang luar biasa, dana transfer yang kuat, dan daya tarik global yang tak tertandingi, klub ini siap menyongsong era baru.

Tantangannya kini adalah menemukan sosok yang tepat untuk melanjutkan tradisi juara Madrid. Akankah Xabi Alonso yang melanjutkan estafet? Atau kejutan lain menanti?

Yang jelas, dunia akan menantikan babak baru Real Madrid setelah era Ancelotti berakhir.

Sabtu, 26 April 2025

Prediksi Line Up Real Madrid vs Barcelona di Final Copa del Rey: Apakah Ancelotti Turunkan Kekuatan Penuh?

Prediksi Line Up Real Madrid vs Barcelona di Final Copa del Rey Apakah Ancelotti Turunkan Kekuatan Penuh
Prediksi Line Up Real Madrid vs Barcelona di Final Copa del Rey: Apakah Ancelotti Turunkan Kekuatan Penuh?

JAKARTA - Meski Real Madrid sudah tersingkir dari Liga Champions musim ini, perjuangan mereka belum selesai. El Real masih punya dua target besar: mengejar gelar La Liga dan memburu trofi Copa del Rey.

Kemenangan tipis 1-0 atas Getafe di pekan terakhir La Liga menjaga peluang mereka tetap hidup. Kini, pasukan Carlo Ancelotti hanya terpaut empat poin dari sang rival abadi, Barcelona. Tapi sebelum mereka bentrok lagi di ajang La Liga pada 11 Mei, ada “pemanasan” super penting di depan mata final Copa del Rey.

Yup, El Clasico edisi final piala domestik akan kembali tersaji, dan ini adalah pertemuan ketiga mereka di final sejak abad ke-21. Meskipun dua tim ini mendominasi Copa del Rey dengan total 51 gelar, pertemuan di final justru jarang terjadi. Makanya, laga ini bakal jadi tontonan wajib bagi pecinta sepak bola di seluruh dunia.

Nah, bagaimana kira-kira susunan pemain Real Madrid untuk laga besar ini? Yuk kita bahas prediksi line up Los Blancos dalam formasi 4-2-3-1 yang kemungkinan besar akan diturunkan oleh Ancelotti!

Penjaga Gawang

GK: Thibaut Courtois
Setelah kembali dari cedera panjang, Courtois diyakini akan langsung turun di laga penting ini. Meski Andriy Lunin tampil cukup oke di beberapa pertandingan Copa del Rey sebelumnya, Ancelotti tentu ingin mengandalkan kiper utamanya untuk laga sekelas final melawan Barca.

Lini Belakang

RB: Federico Valverde
Posisi ini agak mengejutkan, karena Valverde aslinya gelandang. Tapi musim ini dia beberapa kali dimainkan di posisi bek kanan, dan performanya cukup solid. Apalagi, duel fisik dan kecepatan melawan Raphinha akan sangat menantang. Tenaganya bakal sangat dibutuhkan di sisi kanan pertahanan.

CB: Raul Asencio
Nama yang satu ini mungkin belum terlalu familiar bagi fans kasual, tapi Asencio adalah salah satu bintang muda yang bersinar musim ini. Dia tampil percaya diri dan menunjukkan kedewasaan dalam bertahan. Di final ini, dia diprediksi akan kembali dipercaya tampil sejak menit pertama.

CB: Antonio Rudiger
Pilar utama di jantung pertahanan Madrid. Setelah diistirahatkan saat lawan Getafe, Rudiger dalam kondisi prima dan siap menghadapi tekanan dari lini depan Barca yang terkenal tajam.

LB: Ferland Mendy
Mendy kembali berlatih penuh setelah absen lebih dari sebulan. Dengan David Alaba masih diragukan dan Eduardo Camavinga dipastikan absen, Mendy jadi opsi paling logis untuk mengisi sisi kiri pertahanan. Alternatif lain seperti Fran Garcia kemungkinan besar hanya akan jadi cadangan.

Lini Tengah

CM: Luka Modric
Siapa lagi kalau bukan sang maestro? Meski sudah berusia 38 tahun, Modric masih jadi tulang punggung di lini tengah. Pengalamannya akan sangat krusial dalam mengatur ritme dan meredam kreativitas lini tengah Barca yang dikomandoi oleh Gavi dan Pedri.

CM: Aurelien Tchouameni
Tugas berat menanti Tchouameni. Gelandang muda Prancis ini harus tampil disiplin dan agresif demi mengganggu permainan Barcelona yang terkenal dominan di tengah. Laga ini bisa jadi panggung pembuktian baginya.

Lini Serang

RW: Rodrygo
Sempat tidak diturunkan saat lawan Getafe, Rodrygo kemungkinan besar sengaja disimpan untuk laga final. Kecepatannya di sisi kanan sangat dibutuhkan untuk membongkar pertahanan Barca.

AM: Jude Bellingham
Bellingham adalah jantung serangan Madrid musim ini. Dengan kemampuan menggiring bola, mengatur tempo, hingga mencetak gol dari lini kedua, dia adalah ancaman nyata bagi pertahanan Blaugrana. Jangan heran kalau namanya ada di papan skor lagi nanti!

LW: Vinicius Junior
Bintang Brasil ini punya sejarah menarik dengan Barca. Kadang bikin repot, kadang berhasil dimatikan. Namun duel antara Vini vs Jules Kounde di sisi kiri akan jadi salah satu tontonan utama. Siapa yang menang di duel ini, bisa menentukan hasil akhir laga.

Striker

ST: Kylian Mbappe
Yes, Mbappe dipastikan kembali ke starting lineup setelah pulih dari cedera ringan di engkel. Meskipun Madrid memboyongnya untuk jadi mesin gol di Liga Champions, mencetak gol di final Copa del Rey tentu tak kalah penting. Mental juara dan naluri golnya bisa jadi pembeda di laga penuh tekanan seperti ini.

Real Madrid datang ke laga final ini dengan motivasi tinggi dan skuad yang (hampir) komplet. Meskipun ada beberapa kekhawatiran soal kebugaran pemain seperti Alaba dan Camavinga, Ancelotti masih punya cukup kedalaman untuk menurunkan tim yang sangat kompetitif.

Di atas kertas, formasi 4-2-3-1 ini sangat seimbang kuat di lini tengah, tajam di depan, dan cukup solid di belakang. Laga ini bukan cuma soal trofi, tapi juga soal gengsi El Clasico yang tak pernah redup.

Akan jadi menarik melihat apakah strategi Ancelotti bisa mengatasi pressing ketat dan permainan cepat Barcelona. Apapun hasilnya, satu hal yang pasti: laga ini akan jadi salah satu partai paling seru musim ini!

Jumat, 25 April 2025

Real Madrid Pertimbangkan Santiago Solari Sebagai Pelatih Sementara Jelang Era Baru Pasca-Ancelotti

Real Madrid Pertimbangkan Santiago Solari Sebagai Pelatih Sementara Jelang Era Baru Pasca-Ancelotti
Real Madrid Pertimbangkan Santiago Solari Sebagai Pelatih Sementara Jelang Era Baru Pasca-Ancelotti.

JAKARTA - Real Madrid kembali menjadi sorotan publik sepak bola dunia. Kali ini bukan karena aksi magis di lapangan, tapi karena situasi panas di kursi pelatih. 

Dengan masa depan Carlo Ancelotti yang semakin tak pasti, kabar terbaru menyebutkan bahwa klub raksasa Spanyol tersebut sedang mempertimbangkan nama lama: Santiago Solari, untuk mengisi posisi pelatih sementara.

Sejak kembali ke Santiago Bernabéu pada 2021, Carlo Ancelotti telah mempersembahkan berbagai gelar bergengsi, termasuk dua trofi Liga Champions. 

Namun, seperti yang sering terjadi di Real Madrid, keberhasilan masa lalu tidak selalu menjamin keamanan posisi saat ini. 

Musim ini, kegagalan di Liga Champions dan kehilangan dominasi di La Liga membuat Ancelotti kabarnya akan diputus kontraknya lebih cepat, bahkan sebelum masa kerjanya resmi berakhir pada tahun 2026.

Situasi ini semakin kompleks karena Ancelotti disebut-sebut akan segera melanjutkan kariernya sebagai pelatih tim nasional Brasil, menggantikan posisi yang sedang kosong menjelang Piala Dunia 2026.

Real Madrid dikabarkan menjadikan Xabi Alonso sebagai calon kuat pelatih baru mereka. 

Mantan gelandang Madrid itu kini tengah menikmati kesuksesan sebagai pelatih Bayer Leverkusen di Bundesliga. 

Sayangnya, proses negosiasi tak bisa instan. Alonso masih harus menyelesaikan musim bersama Leverkusen yang baru akan berakhir pada 17 Mei 2025, sementara kompetisi penting seperti Piala Dunia Antarklub 2025 akan dimulai pada 18 Juni di Amerika Serikat.

Sedangkan Madrid sendiri baru menyelesaikan musim domestik mereka pada 25 Mei 2025. Artinya, ada celah waktu yang sangat sempit untuk melakukan transisi dari Ancelotti ke pelatih baru, terutama jika kesepakatan dengan Alonso belum tuntas.

Dalam situasi serba mendesak ini, nama Santiago Solari muncul sebagai kandidat pelatih interim yang dinilai bisa mengisi kekosongan sementara waktu. 

Jurnalis sepak bola kenamaan Fabrizio Romano melaporkan bahwa Madrid membuka kemungkinan menunjuk pelatih sementara jika negosiasi dengan pelatih utama belum rampung sebelum Piala Dunia Antarklub.

COPE, media olahraga asal Spanyol, juga menegaskan bahwa Ancelotti diperkirakan akan meninggalkan klub tepat setelah musim La Liga berakhir. Jadi, opsi interim seperti Solari dianggap masuk akal.

Solari bukan nama asing bagi publik Bernabéu. Ia pernah menjadi pemain Los Blancos dari 2001 hingga 2005, mencatatkan lebih dari 200 penampilan. 

Pada Oktober 2018, ia juga pernah menjabat sebagai pelatih sementara setelah pemecatan Julen Lopetegui, lalu sempat dikontrak secara permanen meski akhirnya diberhentikan hanya beberapa bulan kemudian.

Meski masa kepemimpinannya singkat, Solari mencatat 22 kemenangan dari 32 pertandingan dan berhasil membawa Madrid meraih gelar Piala Dunia Antarklub versi lama.

Tahun 2025 akan jadi tonggak baru dalam sejarah Piala Dunia Antarklub, karena turnamen ini akan diperluas dan diadakan secara besar-besaran di Amerika Serikat. 

Madrid akan memulai perjuangannya pada 18 Juni melawan klub Arab Saudi, Al Hilal, di kota Miami. 

Turnamen ini menjadi penting bukan hanya karena gengsi, tetapi juga karena hadiah finansial yang sangat menggiurkan.

Menghadapi turnamen sebesar ini tanpa pelatih utama tentu jadi risiko. Oleh karena itu, nama Solari yang sudah paham atmosfer Madrid dan punya pengalaman turnamen internasional dianggap solusi yang masuk akal setidaknya untuk sementara waktu.

Pertanyaan berikutnya: apakah Solari hanya akan bertugas selama turnamen saja, atau justru bisa memperpanjang masa tugasnya jika tampil memukau? Jawabannya masih spekulatif. 

Tapi dalam sejarah Madrid, hal seperti ini pernah terjadi. 

Zinedine Zidane, misalnya, awalnya juga hanya sebagai pelatih sementara, namun sukses luar biasa membuatnya dipercaya sebagai pelatih tetap.

Namun, dalam kasus ini, Real Madrid tampaknya tetap memprioritaskan Xabi Alonso sebagai proyek jangka panjang. 

Solari kemungkinan besar hanya akan "menjaga gawang" sampai Alonso atau pelatih lain resmi ditunjuk.

Kondisi Real Madrid saat ini menggambarkan dilema klasik klub-klub besar: antara kebutuhan untuk bergerak cepat dan keharusan mengambil keputusan yang tepat. 

Dengan Carlo Ancelotti hampir pasti akan pergi dan proses negosiasi dengan calon pelatih baru yang masih berjalan, Santiago Solari bisa jadi pilihan masuk akal untuk menjaga stabilitas tim khususnya menghadapi Piala Dunia Antarklub.

Meski peran Solari kemungkinan hanya bersifat sementara, ini menunjukkan bahwa Madrid tetap ingin menjaga momentum dan tak ingin kehilangan arah di tengah masa transisi.

Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey

Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey
Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey.

JAKARATA - Real Madrid kembali mendapat kabar buruk jelang akhir musim 2024/25. Salah satu gelandang muda andalan mereka, Eduardo Camavinga, dipastikan harus menepi sampai musim ini berakhir akibat cedera groin yang dideritanya saat laga melawan Getafe. Kabar ini tentu menjadi pukulan berat buat skuad asuhan Carlo Ancelotti yang sedang berburu gelar juara di beberapa kompetisi besar.

Camavinga mengalami cedera saat Real Madrid menang tipis 1-0 atas Getafe dalam laga lanjutan LaLiga, Rabu lalu. Dalam pertandingan yang berlangsung cukup ketat itu, pemain asal Prancis ini terlihat kesakitan setelah melakukan sprint dan harus ditarik keluar lapangan. Setelah menjalani pemeriksaan medis, pihak klub mengonfirmasi bahwa Camavinga mengalami cedera pada bagian selangkangan (groin) yang cukup serius.

Pihak Real Madrid menyampaikan pengumuman resmi melalui situs klub dan media sosial mereka. Mereka menyebutkan bahwa sang pemain akan menjalani proses pemulihan dalam waktu yang tidak sebentar, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk tampil di sisa musim ini.

Dengan hanya lima pertandingan LaLiga tersisa, dan juga laga penting di final Copa del Rey melawan Barcelona yang sudah di depan mata, absennya Camavinga tentu jadi kehilangan besar buat Los Blancos. Pemain berusia 21 tahun itu telah memainkan 34 pertandingan musim ini di semua kompetisi dan menjadi salah satu pilar penting di lini tengah Madrid bersama Toni Kroos dan Luka Modric.

Bukan hanya di level klub, cedera ini juga berpotensi membuat Camavinga absen dari ajang Piala Dunia Antarklub yang akan digelar musim panas ini. Padahal, ia sebelumnya diprediksi bakal jadi andalan utama di turnamen tersebut.

Kondisi ini jelas menambah daftar panjang pemain Real Madrid yang sedang mengalami cedera. Selain Camavinga, beberapa nama penting lainnya juga tengah diragukan tampil karena kondisi fisik yang tidak ideal. Kylian Mbappe yang baru bergabung di musim panas ini juga tengah menjalani observasi medis, sementara Ferland Mendy dan David Alaba juga belum bisa dipastikan kebugarannya menjelang laga penting melawan Barcelona di final Copa del Rey.

Pelatih Carlo Ancelotti tentu harus memutar otak untuk menyusun strategi tanpa beberapa pemain kunci. Apalagi, laga final melawan rival abadi seperti Barcelona selalu menjadi pertandingan sarat gengsi dan tensi tinggi. Dalam kondisi normal, Camavinga biasanya menjadi pilihan utama Ancelotti untuk menjaga kestabilan lini tengah dan menyambung permainan antara lini belakang dan lini depan.

Meski usianya masih sangat muda, Camavinga telah menunjukkan kedewasaan dalam bermain dan konsistensi tinggi sepanjang musim. Ia mampu beradaptasi di berbagai posisi, mulai dari gelandang bertahan hingga bek kiri, saat tim membutuhkannya. Fleksibilitas dan semangat juangnya membuatnya menjadi pemain favorit fans Madrid dan juga menjadi kepercayaan pelatih.

Dalam 34 laga yang ia mainkan musim ini, Camavinga mencatatkan sejumlah kontribusi penting, baik dalam bentuk assist maupun peran krusial dalam membangun serangan dari lini belakang. Statistik juga menunjukkan bahwa ia termasuk pemain dengan tingkat intersepsi dan pemulihan bola tertinggi di timnya.

Real Madrid saat ini berada di posisi kedua klasemen sementara LaLiga dengan selisih empat poin dari pemuncak klasemen, Barcelona. Dengan lima laga tersisa, peluang untuk mengejar masih terbuka, tetapi tentunya tidak mudah—terlebih tanpa kehadiran Camavinga di lini tengah.

Di ajang Copa del Rey, Madrid akan menghadapi Barcelona di final yang akan digelar akhir pekan ini. Laga tersebut menjadi salah satu peluang terbesar mereka untuk meraih trofi musim ini. Namun, dengan beberapa pemain pilar absen atau belum fit sepenuhnya, tantangan menjadi jauh lebih berat.

Tak hanya itu, di musim panas nanti, Real Madrid juga dijadwalkan tampil di Piala Dunia Antarklub, sebuah turnamen prestisius yang mempertemukan juara dari berbagai benua. Absennya Camavinga bisa memengaruhi kekuatan Madrid secara keseluruhan, apalagi jadwal pertandingan di turnamen tersebut biasanya cukup padat dan intens.

Meskipun kecewa dengan kabar ini, para penggemar Madrid berharap Camavinga bisa menjalani pemulihan dengan lancar dan kembali dalam kondisi terbaiknya musim depan. Mengingat usianya yang masih muda dan rekam jejak cedera sebelumnya yang minim, peluang untuk pulih total tentu sangat besar.

Proses pemulihan cedera groin biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada tingkat keparahannya. Klub dipastikan akan memberikan penanganan medis terbaik agar sang pemain bisa pulih tanpa perlu menjalani operasi besar.

Kehilangan Eduardo Camavinga tentu menjadi tantangan besar bagi Real Madrid di sisa musim ini. Namun, seperti kata pepatah, “dalam setiap krisis, selalu ada peluang.” Cedera ini bisa membuka jalan bagi pemain muda lainnya untuk unjuk gigi dan menunjukkan kualitas mereka di saat tim membutuhkannya.

Bagi Madridista, saatnya untuk terus mendukung tim apa pun kondisinya. Dan buat Camavinga, semoga proses pemulihannya berjalan lancar dan bisa kembali lebih kuat musim depan.

Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia

Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia
Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia.

JAKARTA - Penyerang muda Real Madrid, Endrick, mendapat teguran keras dari pelatih kepala Carlo Ancelotti setelah tampil kurang maksimal dalam kemenangan tipis 1-0 atas Getafe pada laga La Liga yang berlangsung hari kamis dini hari kemarin. 

Momen ini menjadi sorotan bukan hanya karena menjadi laga debut starter Endrick di La Liga musim ini, tapi juga karena keputusannya yang dianggap “tidak tepat” oleh sang pelatih.

Momen yang Bikin Ancelotti Geram

Di menit ke-55, Real Madrid masih unggul tipis 1-0 lewat gol Arda Guler. Saat itulah Eduardo Camavinga mengirim umpan terobosan yang membelah pertahanan Getafe dan mengarahkan bola langsung ke Endrick. 

Dengan hanya tinggal menghadapi kiper David Soria, publik seolah menanti momen magis dari sang wonderkid asal Brasil itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Endrick mencoba men-chip bola melewati penjaga gawang Getafe, gaya eksekusi yang biasa disebut "scoop shot" atau “showboating” oleh sebagian pelatih. Sayangnya, eksekusi tersebut meleset jauh dari harapan. 

Bola yang seharusnya melambung melewati Soria justru mengarah lemah ke tangkapan sang kiper. Sebuah peluang emas terbuang percuma, dan tak lama kemudian, Endrick ditarik keluar lapangan.

Komentar Tajam dari Ancelotti

Setelah pertandingan, Ancelotti tidak menahan diri untuk mengomentari aksi anak asuhnya tersebut. Dalam konferensi pers, pelatih asal Italia itu berkata dengan nada serius, “Dia tidak boleh melakukan hal-hal seperti itu. Dia masih muda dan harus belajar. Tapi dalam sepak bola, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Dalam posisi seperti itu, seharusnya dia menendang sekeras mungkin, bukan bermain-main. Ini bukan klub teater drama.”

Pernyataan Ancelotti ini menjadi bukti bahwa ia tidak menyukai gaya main yang terlalu "atraktif" atau mencoba tampil gaya di saat yang tidak tepat. 

Terlebih lagi, ini adalah laga yang krusial di mana Madrid berjuang keras menjaga jarak poin dengan Barcelona di klasemen La Liga.

Bukan Hanya Endrick, Lini Serang Madrid Masih Kurang Efisien

Teguran kepada Endrick bukan satu-satunya kritik yang dilontarkan Ancelotti malam itu. Pelatih berusia 64 tahun itu juga mengungkapkan bahwa secara umum lini depan Los Blancos masih belum menunjukkan efektivitas maksimal. 

“Kami masih kurang efektif. Di babak pertama kami punya beberapa peluang, begitu juga saat serangan balik di babak kedua. Tapi tidak ada yang benar-benar dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.

Hal ini memang jadi perhatian tersendiri bagi Madrid yang tengah memburu gelar juara, baik di La Liga maupun Copa del Rey.

Arda Guler Jadi Penyelamat, Tuai Pujian dari Pelatih

Di tengah kritik terhadap penyelesaian akhir pemain depan Madrid, Ancelotti justru memberikan pujian setinggi langit kepada Arda Guler, gelandang muda asal Turki yang mencetak gol kemenangan. 

Gol itu tercipta di menit ke-21 lewat sepakan keras menggunakan kaki kanan – kaki yang bukan dominan bagi Guler.

“Dia bermain dengan kualitas, ketenangan, dan tampil sangat baik. Masa depannya lebih cocok di posisi gelandang tengah dalam formasi 4-4-2 atau 4-3-3. 

Ia punya kualitas luar biasa dalam membangun permainan,” kata Ancelotti.

Meski masih dianggap kurang kuat dalam duel fisik, pelatih veteran itu yakin Guler punya potensi besar untuk menjadi kreator permainan Real Madrid di masa depan.

Bagaimana Nasib Endrick ke Depannya?

Gagalnya Endrick memanfaatkan peluang emas serta gaya main yang dianggap tidak efisien oleh Ancelotti kemungkinan besar akan mempengaruhi menit bermainnya ke depan. 

Apalagi, Real Madrid akan segera menghadapi laga final Copa del Rey melawan Barcelona – pertandingan yang sangat menentukan musim mereka.

Jika Kylian Mbappe benar-benar pulih dari cedera tepat waktu, kehadirannya tentu akan memperkecil peluang Endrick untuk tampil, bahkan dari bangku cadangan sekalipun. 

Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang lebih memilih pengalaman dan efisiensi dalam pertandingan besar. 

Dan dengan komentar terbuka seperti itu, bisa jadi Endrick akan dipinggirkan lebih jauh untuk beberapa waktu ke depan.

Masa Depan Endrick Masih Cerah, Tapi Butuh Waktu

Meskipun mendapat kritik, bukan berarti masa depan Endrick di Madrid suram. Usianya yang baru 18 tahun masih memberi waktu panjang untuk berkembang dan belajar dari kesalahan. 

Teguran dari Ancelotti seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga agar ia bisa lebih matang dalam mengambil keputusan di lapangan.

Endrick dikenal memiliki potensi besar sejak masih membela Palmeiras. Skill individu, kecepatan, dan naluri mencetak golnya sempat membuat banyak pengamat menyebutnya sebagai "the next big thing" dari Brasil. 

Tapi bermain di klub sebesar Real Madrid tentu butuh adaptasi dan kedewasaan lebih.

Momen ini jadi pengingat bagi Endrick – dan juga semua pemain muda – bahwa bermain di level tertinggi membutuhkan lebih dari sekadar bakat. 

Disiplin, pengambilan keputusan, dan memahami konteks permainan adalah hal yang harus terus diasah.

Ancelotti, meskipun keras dalam komentarnya, sebenarnya sedang memberi pesan jelas: jangan sia-siakan kesempatan. 

Dalam sepak bola profesional, satu peluang bisa mengubah segalanya – baik karier maupun hasil pertandingan.

Bagi fans Madrid, insiden ini bukan akhir dunia. Justru bisa menjadi awal dari proses pendewasaan seorang bintang masa depan. Endrick hanya perlu waktu, dan yang terpenting, kemauan untuk belajar dari setiap kesalahan.

Rabu, 23 April 2025

Carlo Ancelotti Ungkap Peluang Jude Bellingham Bermain Sebagai False Nine di Final Copa del Rey

Carlo Ancelotti Ungkap Peluang Jude Bellingham Bermain Sebagai False Nine di Final Copa del Rey
Carlo Ancelotti Ungkap Peluang Jude Bellingham Bermain Sebagai False Nine di Final Copa del Rey.

JAKARTA - Menjelang final Copa del Rey yang mempertemukan Real Madrid dengan Barcelona, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, memberikan sedikit bocoran terkait strategi timnya. 

Ancelotti mengisyaratkan bahwa Jude Bellingham bisa tetap memainkan peran sebagai false nine di lini depan, posisi yang sudah ia coba sebelumnya dan memberikan hasil yang cukup menggembirakan.

Real Madrid sendiri saat ini sedang berada dalam tekanan setelah tersingkir dari perempat final Liga Champions oleh Arsenal dengan kekalahan agregat 5-1. 

Beberapa laporan bahkan menyebutkan bahwa Ancelotti bisa saja kehilangan pekerjaan setelah final Copa del Rey, tak peduli bagaimana hasilnya nanti. 

Namun, pelatih asal Italia ini tetap tenang dan menyatakan bahwa belum ada keputusan final mengenai masa depannya, dan ia bertekad untuk meraih gelar yang bisa memperkuat posisinya.

Bellingham Sebagai False Nine?

Ancelotti mengakui bahwa Bellingham, yang pada musim lalu berhasil mencetak 23 gol saat bermain di posisi false nine, bisa kembali tampil di posisi tersebut pada laga final Copa del Rey melawan Barcelona. 

Posisi ini awalnya memberikan banyak keuntungan bagi Madrid, dan Bellingham pun menunjukkan performa yang luar biasa saat ia kembali bermain di posisi tersebut dalam kemenangan 1-0 melawan Athletic Club.

“Posisi itu memberi kami banyak keuntungan musim lalu,” ujar Ancelotti. “Dia bermain sangat baik hari ini, terutama di babak kedua, karena kami menyerang lebih banyak, dan dia pantas mencetak gol,” tambah Ancelotti mengenai penampilan Bellingham di lini depan.

Perubahan Taktik yang Mungkin Terjadi

Selain itu, Ancelotti juga membuka kemungkinan untuk melakukan perubahan taktik, dengan berpindah dari formasi 4-2-3-1 ke formasi 4-4-2 yang lebih lebar. 

Namun, pelatih berusia 65 tahun ini menegaskan bahwa perubahan formasi tidak berarti ia akan bermain dengan empat gelandang. 

“Terkadang dua striker bisa saja Mbappe dan Vinicius, dengan Jude di kiri, tetapi itu tetap formasi 4-4-2. Kita bisa bermain seperti itu dengan enam gelandang, karena kami memiliki pemain sayap yang bisa bermain di tengah,” ujarnya.

Namun, formasi 4-4-2 bukanlah tanpa risiko. Di pertemuan sebelumnya, Real Madrid dihancurkan habis-habisan oleh Barcelona pada Oktober lalu ketika mereka mencoba menggunakan formasi ini dengan Mbappe dan Vinicius di depan, serta Bellingham, Federico Valverde, Aurelien Tchouameni, dan Eduardo Camavinga di lini tengah. 

Pada laga final Supercopa de Espana Januari lalu, Madrid juga harus menelan kekalahan telak 5-2 saat bermain dengan empat pemain depan.

Persiapan Final Copa del Rey

Sekarang, dengan final Copa del Rey di depan mata, Ancelotti dan timnya masih harus melewati pertandingan berat melawan Getafe di liga sebelum bisa fokus sepenuhnya pada final. 

Meski begitu, pelatih asal Italia ini tampaknya sudah mempersiapkan berbagai kemungkinan taktik untuk menghadapi Barcelona yang selalu menjadi lawan tangguh, terutama setelah dua kekalahan telak Madrid di musim ini.

Dengan performa Bellingham yang terus meningkat dan potensi perubahan strategi yang bisa terjadi, pertandingan akhir pekan ini semakin menarik untuk ditunggu. 

Apakah Ancelotti akan memilih untuk mempertahankan Bellingham sebagai false nine atau kembali mengubah taktiknya? Semua akan terjawab di final Copa del Rey pada hari Sabtu nanti.

Ancelotti Bocorin Kabar Gembira! Mbappe Comeback di Final Copa del Rey Lawan Barcelona

Ancelotti Bocorin Kabar Gembira! Mbappe Comeback di Final Copa del Rey Lawan Barcelona
Ancelotti Bocorin Kabar Gembira! Mbappe Comeback di Final Copa del Rey Lawan Barcelona.

JAKARTA - Real Madrid akhirnya dapet kabar baik yang udah ditunggu-tunggu banget! Sang mega bintang, Kylian Mbappe, dipastikan bakal comeback dan siap tampil buat laga panas final Copa del Rey lawan Barcelona akhir pekan ini. Kabar ini langsung dikonfirmasi sama pelatih Madrid sendiri, Carlo Ancelotti, yang bilang kalau Mbappe udah cukup fit buat tampil di partai puncak yang bakal digelar hari Sabtu.

Sebelumnya, Mbappe sempat absen waktu Real Madrid menang tipis 1-0 lawan Athletic Club gara-gara akumulasi kartu. Tapi ternyata, di balik itu, doi juga lagi ngeluh soal cedera engkel yang didapet waktu Madrid bentrok lawan Arsenal di leg kedua perempat final Liga Champions. Cedera itu terjadi pas dia gagal ngerebut bola dari Declan Rice.

Walau awalnya sempat bikin fans khawatir, laporan medis ternyata nunjukin kalau cederanya gak separah yang dipikirin. Ancelotti pun langsung gercep ngasih kepastian, “Dia gak bisa main Rabu lawan Getafe, tapi Sabtu dia siap tampil,” katanya dengan tegas. Selain Mbappe, Ferland Mendy juga masuk list pemain yang bakal balik buat final, walau keduanya gak bakal diturunin dulu tengah pekan ini.

Yang bikin agak panas, waktu kamera di Santiago Bernabeu nampilin wajah Mbappe pas nonton dari tribun, sebagian penonton malah nyorakin. Yup, si Mbappe disiulin! Padahal doi lagi berjuang buat pulih dan bantu tim. Ancelotti pun cuma nyengir datar pas ditanya soal itu, “Saya baca sih, tapi gak denger langsung,” ucapnya. “Yang jelas, dia lagi ngelakuin semua cara supaya fit buat hari Sabtu.”

Kalau ngomongin tekanan dari fans Madrid, ya Bernabeu emang terkenal galak! Bahkan Cristiano Ronaldo aja yang cetak gol tiap minggu bisa kena siulan juga. Dan sekarang Mbappe, walau musim ini statistiknya udah mirip-mirip CR7 di tahun-tahun emasnya, tetep belum bisa bikin semua orang puas.

Perjalanan Mbappe di Madrid musim ini juga gak mulus-mulus amat. Awal musim dia sempat lambat panas dan bulan ini sempat bikin ulah dengan tekel keras ke pemain Alaves, Antonio Blanco, yang bikin dia dapet kartu merah langsung. Kritikan pun berdatangan dari banyak arah.

Di sisi lain, Ancelotti lagi mikir buat ubah skema permainan tim buat final nanti. Salah satunya, dia pertimbangin buat majukan posisi Jude Bellingham jadi lebih ofensif. Bisa jadi, ini buat ngeimbangin permainan kalau Mbappe balik jadi starter. Tapi pelatih asal Italia itu juga ngaku kalau masuknya Mbappe musim ini sempat bikin tim sedikit "goyang", karena chemistry musim lalu masih belum 100% balik.

“Kita sedikit ubah cara main musim ini, dan itu bikin kita belum nemuin keseimbangan. Tapi mudah-mudahan di sisa musim ini kita bisa nemuin lagi. Kalau bisa, ya kita punya peluang besar buat menang,” ucap Ancelotti penuh harap.

Final Copa del Rey kali ini jelas bukan laga biasa. Selain status El Clasico yang selalu panas, ini juga bisa jadi ajang pembuktian buat Mbappe yang musim ini belum sepenuhnya nyatu sama tim. Kalau dia bisa comeback dan tampil gemilang lawan Barca, bukan cuma gelar yang diraih, tapi juga bisa balikin cinta dari publik Bernabeu yang sempat kecewa.

So, buat fans Madrid, siap-siap buat akhir pekan yang mendebarkan. Mbappe balik, laga final lawan rival abadi, dan harapan buat nambah trofi lagi di lemari Santiago Bernabeu. Gaspol, Madridistas!

Rabu, 16 April 2025

Real Madrid Butuh Keajaiban Lawan Arsenal, Duel Strategi Mikel Arteta vs Carlo Ancelotti

Real Madrid Butuh Keajaiban Lawan Arsenal, Duel Strategi Mikel Arteta vs Carlo Ancelotti
Real Madrid Butuh Keajaiban Lawan Arsenal, Duel Strategi Mikel Arteta vs Carlo Ancelotti.

JAKARTA - Arsenal udah bikin gebrakan gede banget di leg pertama perempat final Liga Champions. Gimana enggak? Mereka sukses gasak Real Madrid 3-0 di Emirates Stadium lewat dua tendangan bebas maut dari Declan Rice.

Dengan keunggulan segitu, The Gunners tinggal butuh hasil imbang atau bahkan kalah tipis buat lolos ke semifinal Liga Champions yang mana terakhir kali mereka raih tuh udah sejak tahun 2009. Tapi, apakah Real Madrid yang dikenal jago comeback bisa bikin keajaiban lagi? Yuk kita bongkar datanya bareng!

Statistik Berbicara: Comeback Itu Langka Banget

Dari total 47 kasus tim yang kalah 3 gol atau lebih di leg pertama fase gugur Liga Champions, cuma empat yang bisa bangkit dan lolos. Artinya, Arsenal punya peluang gede banget buat lanjut. Bahkan, menurut superkomputer Opta, mereka punya 92% kemungkinan buat ke semifinal.

Sementara itu, peluang Madrid cuma 8%, meskipun mereka dikasih 54,8% kemungkinan menang di leg kedua. Tapi menang doang gak cukup mereka harus menang dengan margin 3 gol atau lebih. Berat banget, kan?

Bernabeu: Tempat Keajaiban atau Sekadar Nostalgia?

Kalau ngomongin comeback legendaris, Madrid emang jagonya. Tahun lalu aja mereka sukses hajar Bayern di semifinal. Sebelumnya juga pernah comebacks keren lawan PSG, Chelsea, dan Man City di musim 2021-22.

Tapi, comeback dari kekalahan 3-0 di leg pertama? Itu udah kayak cari jarum di tumpukan jerami. Dalam sejarah mereka di Eropa, Madrid baru sekali berhasil ngebalik keadaan kayak gini—waktu lawan Derby County di tahun 1975-76. Dan itu pun butuh extra time.

Di tiga percobaan lainnya, mereka selalu gagal.

Masih Ada Harapan Madrid?

Jude Bellingham jadi harapan utama Madrid. Gelandang Inggris ini bukan cuma jago ngatur serangan, tapi juga punya kontribusi bertahan yang solid (sukses tekel 72%). Musim ini dia udah nyumbang 6 gol/assist di UCL dan siap tampil habis-habisan di Bernabeu.

Selain itu, Vinicius Junior juga jadi sosok yang harus diwaspadai. Dia udah cetak 49 kontribusi gol (28 gol, 21 assist) di Liga Champions dan bisa nyusul trio legenda Madrid: Ronaldo, Benzema, dan Raul kalau nambah satu lagi.

Gak cuma itu, Mbappe, yang sekarang berseragam Madrid, juga doyan banget cetak gol lawan tim Inggris—total 8 kontribusi dari 8 laga. Walau dia baru kena kartu merah di La Liga akhir pekan kemarin, jangan anggap enteng pengaruhnya.

Arsenal Bisa Mengunci Tiket Lebih Cepat?

Tapi jangan salah, Arsenal juga gak datang buat main aman. Statistik mereka musim ini di UCL mantap banget:

  • Rata-rata kebobolan cuma 0.55 gol per game.

  • Rata-rata bikin 2.55 gol per game nyaris nyamain rekor terbaik mereka di musim 2005-06.

Bukayo Saka dan Declan Rice jadi duet maut di leg pertama. Saka terus meneror David Alaba, sedangkan Rice ngontrol lini tengah kayak bos. Plus, Arsenal juga ngelakuin tekanan tinggi (high-intensity press) sebanyak 115 kali di wilayah Madrid, jauh di atas Madrid yang cuma 36.

Camavinga Absen, Madrid Tambah Berat

Kabar buruk buat Madrid: Eduardo Camavinga kena kartu merah dan harus absen. Padahal dia punya tingkat keberhasilan tekel tertinggi di UCL musim ini: 80.77% (21 dari 25). Tanpa dia, lini tengah Madrid bisa lebih gampang ditembus.

Pemain yang Wajib Diawasi

Real Madrid – Jude Bellingham
Kalau Madrid pengen bikin keajaiban, peran Bellingham bakal krusial. Selain bisa cetak gol, dia juga jago banget putus serangan lawan dan jadi penghubung antar lini. Gak kaget kalau dia bakal jadi motor serangan utama.

Arsenal – Myles Lewis-Skelly
Nama muda yang bikin kejutan. Di leg pertama, Lewis-Skelly jadi pemain remaja Inggris ketiga yang bisa bikin assist di fase gugur Liga Champions. Duel dia lawan Rodrygo bakal panas dan bisa jadi penentu siapa yang lolos.

Bisa Gak Nih, Madrid?

Arsenal punya modal besar, performa mantap, dan sejarah di pihak mereka. Tapi... ini Bernabeu. Tempat di mana keajaiban sering banget kejadian. Kalau ada tim yang bisa bikin comeback segila ini, ya cuma Madrid.

Tapi kalau ngeliat semua data, kemungkinan besar Arsenal bakal mengunci tiket semifinal. Madrid harus main tanpa cela, cetak gol cepat, dan berharap Arsenal goyah. Kalau enggak, mimpi mereka buat semifinal kelima berturut-turut bakal berakhir.

Apakah Real Madrid bisa jadi tim kelima dalam sejarah yang balikkan defisit 3 gol? Atau Arsenal yang akhirnya bangkit dari tidur panjang di Eropa? Jawabannya bakal kita tahu di tengah pekan ini.

Minggu, 02 Maret 2025

Carlo Ancelotti Beri Pengakuan Jujur Jelang Derby Liga Champions Melawan Atletico Madrid

Carlo Ancelotti Beri Pengakuan Jujur Jelang Derby Liga Champions Melawan Atletico Madrid
Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.

JAKARTA - Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, secara jujur mengakui bahwa jika timnya tampil seperti saat kalah dari Real Betis pada Sabtu malam, mereka bisa mengalami nasib yang sama saat menghadapi Atletico Madrid dalam laga besar babak 16 besar Liga Champions, Selasa nanti.

Pada pertandingan melawan Real Betis di Estadio Benito Villamarin, Madrid sebenarnya sempat unggul lebih dulu. 

Namun, mantan pemain mereka, Isco, menjadi sosok kunci dalam kebangkitan tuan rumah. 

Ia memberikan assist untuk gol penyama kedudukan Johnny Cardoso dari situasi sepak pojok dan kemudian mencetak gol kemenangan melalui penalti, membuat Madrid harus kehilangan poin berharga.

Kekalahan tersebut semakin menambah catatan buruk Los Blancos di La Liga, di mana mereka hanya meraih lima poin dari 15 poin yang tersedia dalam lima pertandingan terakhir. 

Jelang duel sengit melawan Atletico, performa Madrid tentu menjadi perhatian utama.

“If we play like this we will not win,” kata Ancelotti dengan tegas setelah pertandingan. “Ini cukup jelas, saya harap kekalahan ini bisa membuat kami bangkit. Sebelumnya, saya merasa tim sudah lebih kompak.”

Fakta di lapangan memang tidak berpihak pada Madrid. Dalam laga melawan Betis, mereka kebobolan 17 tembakan, jumlah tertinggi dalam satu pertandingan La Liga musim ini.

“Kekalahan ini cukup menyakitkan,” lanjut pelatih asal Italia itu. “Kami harus segera bereaksi, ini sulit karena semua tim saat ini tampil sangat kompetitif. Kami tidak bermain dengan baik dalam laga ini.”

Madrid Harus Segera Berbenah

Ancelotti juga mengkritik kurangnya konsistensi timnya sepanjang laga. “Kami memulai dengan baik, tetapi kemudian tidak bisa mempertahankan level permainan, komitmen, dan sikap yang sama. Betis memang pantas menang.”

Pada laga tersebut, Madrid harus bermain tanpa Jude Bellingham yang masih menjalani hukuman larangan bertanding karena insiden dengan wasit La Liga. 

Namun, mereka tetap diperkuat oleh Vinicius Junior, Kylian Mbappe, dan Rodrygo. 

Brahim Diaz sempat membawa Madrid unggul lebih dulu di menit ke-10, tetapi kemudian tim mengalami penurunan performa. 

Ancelotti pun secara terbuka menyoroti buruknya kerja keras lini depan timnya dalam bertahan.

“Saat tampil bagus, kami mampu menekan lawan dengan efektif di babak pertama. Namun, di 70 menit selanjutnya, kami melakukannya dengan buruk,” tambahnya.

Atletico Madrid di Atas Angin?

Sementara itu, Atletico Madrid justru mampu memanfaatkan situasi. Tim asuhan Diego Simeone meraih kemenangan tipis 1-0 atas Athletic Club pada Sabtu malam, yang membawa mereka ke puncak klasemen La Liga.

Atletico juga punya catatan apik dalam derby Madrid belakangan ini. Mereka tak terkalahkan dalam empat pertemuan terakhir melawan Real Madrid, dengan dua pertandingan liga musim ini berakhir imbang 1-1.

Dengan kondisi Real Madrid yang masih belum stabil, mampukah mereka bangkit dan tampil maksimal saat menjamu Atletico di Liga Champions? Atau justru Atletico akan melanjutkan dominasinya di derby Madrid? Kita tunggu saja laga sengit ini!

Ancelotti: Kekalahan dari Betis Harus Jadi 'Alarm' bagi Madrid di Liga Champions

Ancelotti Kekalahan dari Betis Harus Jadi 'Alarm' bagi Madrid di Liga Champions
Ancelotti: Kekalahan dari Betis Harus Jadi 'Alarm' bagi Madrid di Liga Champions.

JAKARTA - Real Madrid harus segera bangkit setelah harapan mereka untuk mempertahankan gelar LaLiga mendapat pukulan telak usai dikalahkan Real Betis 1-2 pada Sabtu (2/3).

Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, mengingatkan timnya bahwa performa seperti ini tidak boleh terulang saat mereka menghadapi Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions pada Selasa (5/3) mendatang.

Kekalahan yang Menyakitkan

Bertandang ke Estadio Benito Villamarin, Madrid gagal memanfaatkan peluang untuk naik ke puncak klasemen. 

Kekalahan ini membuat mereka tetap mengoleksi 54 poin, sejajar dengan Barcelona dan tertinggal dua poin dari pemuncak klasemen, Atletico Madrid, yang pada hari yang sama menang atas Athletic Bilbao.

"Ini pukulan berat. Kami harus segera bangkit. Kekalahan di momen seperti ini sangat menyakitkan karena semua tim sedang dalam performa terbaiknya. Kami tidak bermain dengan baik," kata Ancelotti.

"Di babak pertama, kami kehilangan 27 kali penguasaan bola, dan itu membuat Betis bisa kembali ke permainan. Jika kami bermain seperti ini lagi, kami pasti akan kalah pada hari Selasa nanti."

Peringatan untuk Liga Champions

Ancelotti berharap kekalahan ini menjadi peringatan keras bagi timnya menjelang duel penting melawan Atletico Madrid di Liga Champions.

"Saya berharap ini menjadi alarm bagi kami. Seharusnya kami bisa lebih terorganisir dan lebih solid. Namun, di laga ini, kami gagal tampil seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya," tambahnya.

Keputusan Mengganti Mbappe dengan Endrick

Keputusan Ancelotti untuk menarik keluar Kylian Mbappe dan memasukkan Endrick di menit-menit akhir pertandingan sempat memicu pertanyaan. 

Namun, ia menjelaskan bahwa bintang asal Prancis itu tidak dalam kondisi terbaik karena mengalami masalah kesehatan.

"Mbappe mengalami masalah pada giginya minggu ini, sehingga dia tidak bisa berlatih dengan maksimal. Untuk menghindari risiko cedera, saya menggantinya dengan Endrick, yang belakangan ini tampil cukup baik," jelas Ancelotti.

Jadwal Madrid Berikutnya

Setelah pertandingan krusial melawan Atletico Madrid di Liga Champions, Los Blancos akan kembali berlaga di LaLiga dengan menjamu Rayo Vallecano pada Minggu (10/3). 

Sementara itu, Barcelona berpeluang mengambil alih posisi puncak klasemen jika mampu meraih kemenangan di laga mereka selanjutnya.

Madrid kini dihadapkan pada tantangan besar untuk segera bangkit dan menunjukkan performa terbaik mereka di level Eropa. 

Akankah mereka menjawab peringatan Ancelotti dengan kemenangan? Kita tunggu saja!