NASA luncurkan misi TRACERS senilai 170 juta dolar untuk bantu manusia hadapi risiko badai matahari yang mengancam sistem global
![]() |
Gambaran artistik dua wahana antariksa TRACERS di orbit rendah Bumi. (Kredit gambar: University of Iowa/Andy Kale) |
JAKARTA -- Dua satelit baru milik NASA akan diluncurkan untuk memantau cuaca antariksa dan membantu melindungi Bumi dari badai matahari.
Misi baru ini akan meluncur menuju orbit rendah Bumi untuk mempelajari badai magnetik yang mengelilingi planet kita serta memahami bagaimana fenomena tersebut memengaruhi atmosfer dan satelit-satelit kita.
Misi ini bernama TRACERS (Tandem Reconnection and Cusp Electrodynamics Reconnaissance Satellites), terdiri dari sepasang satelit yang akan mengorbit dalam lintasan sinkron terhadap matahari artinya, mereka akan selalu berada di sisi siang Bumi dan melintasi wilayah kutub yang disebut cusp.
Area cusp ini pada dasarnya adalah dua “lubang” di medan magnet Bumi tempat garis-garis medan magnet turun ke arah kutub.
Ketika partikel dari angin matahari menghantam magnetosfer Bumi, mereka dapat membebani garis medan magnet hingga akhirnya putus dan tersambung kembali.
Proses ini disebut magnetic reconnection (rekoneksi magnetik), yang melepaskan energi dan mempercepat partikel bermuatan ke arah atmosfer melalui area cusp, yang bisa menimbulkan cahaya aurora jika badai matahari cukup kuat.
TRACERS dijadwalkan akan diluncurkan paling cepat akhir Juli. Misi ini bertujuan mempelajari lebih dalam tentang proses rekoneksi magnetik dan bagaimana cuaca antariksa memengaruhi planet kita.
“Apa yang akan kita pelajari dari TRACERS sangat penting untuk memahami dan pada akhirnya memprediksi bagaimana energi dari matahari berdampak bukan hanya pada Bumi, tapi juga terhadap infrastruktur penting seperti sinyal GPS, komunikasi, jaringan listrik, satelit, hingga astronot kita di luar angkasa,” kata Joe Westlake, Direktur Divisi Heliophysics NASA, dalam konferensi pers NASA.
![]() |
Medan magnet Bumi. Titik puncaknya berada di kutub-kutub tempat garis-garis medan magnet menurun. (Kredit gambar: Peter Reid, Universitas Edinburgh.) |
Salah satu tantangan besar dalam mempelajari rekoneksi magnetik adalah bahwa satelit biasanya hanya bisa mengambil satu "cuplikan" saat melintasi area itu.
Pada orbit berikutnya, sekitar 90 menit kemudian, satelit baru bisa mengambil cuplikan lainnya.
Dalam rentang waktu tersebut, kondisi area bisa saja sudah berubah tapi dari data cuplikan tersebut, tidak bisa dipastikan mengapa berubah.
Apakah sistemnya berubah sendiri, apakah proses rekoneksi berpindah lokasi, atau bahkan aktif dan nonaktif secara bergantian.
Dengan dua satelit TRACERS yang bekerja bersamaan, mereka akan mampu mengukur kekuatan medan listrik dan magnetik di area rekoneksi, serta mengamati perilaku ion dan elektron di dalam magnetosfer secara lebih komprehensif.
“Yang akan dipelajari TRACERS adalah bagaimana energi yang berasal dari matahari terhubung dengan ruang angkasa dekat Bumi,” jelas peneliti utama Craig Kletzing dari Universitas Iowa.
“Kami ingin memahami bagaimana hubungan antar sistem ini berubah dalam ruang dan waktu.”
TRACERS juga akan bekerja sama dengan misi-misi NASA lainnya yang masih aktif, seperti Magnetospheric Multiscale Mission (MMM) yang mengamati rekoneksi dari jarak yang lebih jauh, PUNCH (Polarimeter to Unify the Corona and Heliosphere), dan EZIE (Electrojet Zeeman Imaging Explorer), yang juga mempelajari interaksi angin matahari dari orbit rendah Bumi.
“TRACERS akan menjadi bagian dari armada misi heliophysics NASA yang saat ini aktif memperluas pemahaman kita tentang matahari, cuaca antariksa, dan cara mengurangi dampaknya,” ujar Westlake.
Misi TRACERS yang bernilai 170 juta dolar ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, yang juga membawa beberapa misi kecil lainnya.
Pengetahuan yang dikumpulkan TRACERS diharapkan bisa membantu ilmuwan merancang sistem perlindungan yang lebih baik bagi infrastruktur penting dunia saat badai matahari terjadi.
“Ini akan membantu kita menjaga gaya hidup kita tetap aman di Bumi,” tutup Westlake.