Berita Borneotribun.com: SpaceX Hari ini
Tampilkan postingan dengan label SpaceX. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SpaceX. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Juli 2025

Kecerdasan Buatan Bakal Kalahkan Otak Manusia? Elon Musk Punya Prediksi Mengejutkan!

Kecerdasan Buatan Bakal Kalahkan Otak Manusia? Elon Musk Punya Prediksi Mengejutkan!
Elon Musk.

JAKARTA - Elon Musk kembali bikin heboh dengan pernyataan terbarunya soal perkembangan kecerdasan buatan (AI). Menurut bos Tesla dan SpaceX ini, AI akan melampaui kecerdasan seluruh umat manusia secara kolektif dalam waktu lima tahun saja, atau sekitar tahun 2030.

Padahal, pada Maret 2024 lalu, Musk sempat memprediksi bahwa kecerdasan buatan akan mencapai level tersebut di tahun 2029. Kini, ia memperbarui prediksinya dan menyebut tahun 2030 sebagai titik krusial tetap saja, itu waktu yang sangat dekat!

“AI sudah lebih unggul dari kebanyakan manusia dalam beberapa hal tertentu,” kata Musk, meskipun ia tak menjelaskan secara spesifik bidang apa yang dimaksud. Tapi menurutnya, dalam waktu kurang dari dua tahun, AI akan bisa mengalahkan siapa pun dalam bidang apa pun.

AI Pintar Bukan Masalah, Tapi Kebenaran Harus Jadi Tujuan

Musk menekankan bahwa penting sekali untuk memastikan AI berorientasi pada kebenaran, meski proses menuju ke sana bakal penuh tantangan. Buat dia, kejujuran AI jauh lebih penting daripada sekadar kecanggihannya.

Pandangan ini bukan hal baru. Elon sebelumnya pernah mengomentari prediksi dari Ray Kurzweil, seorang futurolog ternama, dalam sebuah podcast bersama Joe Rogan. Kurzweil memprediksi bahwa AI akan menyamai kecerdasan manusia pada 2029. Musk setuju, bahkan menambahkan bahwa AI mungkin sudah melampaui kemampuan individu manusia di tahun 2026, dan seluruh umat manusia pada 2029.

Kekhawatiran Musk: AI Bisa Jadi Ancaman Nyata

Meski dikenal sebagai inovator teknologi, Elon Musk juga kerap mengingatkan tentang bahaya laten dari AI. Menurutnya, AI bukan sekadar alat, tapi bisa menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan umat manusia kalau tidak dikendalikan dengan bijak.

Salah satu bentuk kekhawatirannya terlihat dalam konfliknya dengan Sam Altman, CEO OpenAI — perusahaan di balik ChatGPT. Musk tidak setuju dengan keputusan OpenAI yang mulai beralih ke model bisnis dan menjalin kerja sama dengan raksasa teknologi seperti Microsoft. Padahal, menurut Musk, AI seharusnya dibangun dengan sistem terbuka dan tidak dikomersialkan secara sepihak.

xAI: Langkah Musk Melawan Arus Komersialisasi

Sebagai bentuk aksi nyata, Elon Musk akhirnya mendirikan perusahaan AI-nya sendiri yang bernama xAI. Misinya? Mencari kebenaran dan menolak manipulasi informasi. xAI lahir sebagai “penantang arus” yang ingin memastikan teknologi AI dikembangkan dengan arah yang etis, terbuka, dan transparan.

Apa Artinya Buat Kita?

Kalau ramalan Musk benar, maka dalam waktu lima tahun ke depan kita akan hidup di dunia yang benar-benar baru dunia di mana kecerdasan buatan bukan cuma membantu manusia, tapi bahkan bisa melampaui dan mengatur kita.

Pertanyaannya: apakah kita sudah siap? Atau justru AI akan menjadi cermin untuk melihat kembali batas-batas moral dan teknologi kita?

Apa pun posisi kita terhadap AI antusias atau skeptis prediksi Elon Musk ini bukan sekadar opini kosong. Dia punya sejarah, punya pengaruh, dan kini sedang membangun alternatif lewat xAI. Saatnya kita juga melek terhadap perkembangan AI, supaya nggak cuma jadi penonton dalam perubahan besar yang bakal datang.

Minggu, 20 Juli 2025

Roket SpaceX Falcon 9 mendarat mulus usai antar 24 satelit Starlink memperkuat jaringan broadband dunia

Roket SpaceX Falcon 9 mendarat mulus usai antar 24 satelit Starlink memperkuat jaringan broadband dunia
Tahap pertama roket SpaceX Falcon 9 menyelesaikan misi ke-14 dengan mendarat di sebuah pesawat tanpa awak di Samudra Pasifik pada 18 Juli 2025. (Kredit gambar: SpaceX)

JAKARTA -- SpaceX kembali bikin gebrakan! Pada Jumat malam, 18 Juli 2025 waktu setempat, perusahaan antariksa milik Elon Musk ini berhasil meluncurkan 24 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi lewat roket andalannya, Falcon 9.

Peluncuran berlangsung dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, tepatnya dari Kompleks Peluncuran SLC-4E, pada pukul 20.52 waktu setempat (atau Sabtu pagi WIB, 19 Juli pukul 10.52). Roket Falcon 9 mengudara dengan mulus, dan hanya dalam waktu sekitar sembilan menit, tahap atas roket mulai menempatkan satelit-satelit tersebut ke luar angkasa.

Misi Ke-14 Falcon 9 Ini Sukses Mendarat Lagi

Yang menarik, tahap pertama Falcon 9 yang digunakan kali ini sudah menjalani misi ke-14! Tapi hebatnya, bagian roket ini masih berhasil mendarat dengan selamat di atas droneship otomatis SpaceX bernama Of Course I Still Love You, yang ditempatkan di Samudera Pasifik. Ini menunjukkan efisiensi tinggi dan keberhasilan teknologi daur ulang roket milik SpaceX.

Tambah Lagi Satelit Starlink, Total Aktif Kini Hampir 8.000

Satelit-satelit yang baru diluncurkan ini adalah bagian dari grup Starlink 17-3. Dengan tambahan ini, jaringan Starlink kini sudah punya lebih dari 7.965 satelit aktif dari total lebih dari 9.200 satelit yang telah diluncurkan sejak 2019.

Jaringan Starlink dirancang untuk menyediakan akses internet cepat, terutama di wilayah terpencil atau pelosok yang sulit dijangkau oleh infrastruktur jaringan biasa. Selain itu, Starlink juga mulai mengembangkan layanan direct-to-cell, yaitu sinyal langsung ke ponsel tanpa perlu menara sinyal, yang sudah mulai diuji coba oleh beberapa operator seluler di dunia.

Peluncuran Ke-88 di Tahun 2025

Ini adalah peluncuran Falcon 9 yang ke-88 hanya dalam tahun 2025 saja, dan misi SpaceX yang ke-516 secara keseluruhan. Angka yang menunjukkan betapa aktif dan konsistennya SpaceX dalam memperluas jaringan internet global dan mengejar ambisi antariksa mereka.

Bagi masyarakat umum, terutama yang tinggal di daerah pelosok atau yang sering kesulitan mendapatkan sinyal internet stabil, kehadiran Starlink bisa jadi solusi yang menjanjikan. Teknologi ini bisa membuka akses informasi, pendidikan, dan layanan digital yang sebelumnya sulit dijangkau.

Selain itu, keberhasilan berulang kali dari peluncuran-peluncuran SpaceX menjadi bukti kemajuan teknologi luar angkasa yang semakin efisien, cepat, dan ramah lingkungan melalui sistem penggunaan ulang roket.

Editor: Heri Yakop | Penulis: Heri Yakop

Rabu, 25 Juni 2025

Honda Luncurkan dan Mendaratkan Roket Daur Ulang Pertamanya: Menantang Dominasi SpaceX?

Honda Luncurkan dan Mendaratkan Roket Daur Ulang Pertamanya: Menantang Dominasi SpaceX?
Honda Luncurkan dan Mendaratkan Roket Daur Ulang Pertamanya: Menantang Dominasi SpaceX?

JAKARTA - Honda, perusahaan otomotif yang selama ini kita kenal lewat mobil dan motornya, kini mulai melangkah ke luar angkasa. Pada tanggal 18 Juni 2025, Honda berhasil meluncurkan dan mendaratkan roket eksperimental daur ulang pertamanya dengan sukses di kota kecil Taiki, Jepang.

Uji coba ini merupakan langkah besar Honda dalam menjajaki dunia antariksa. Dengan tinggi 6,4 meter dan bobot sekitar 1,3 ton, roket tersebut berhasil terbang setinggi 271 meter, mengudara selama 56,6 detik, lalu mendarat dengan akurat hanya 37 cm dari titik pendaratan yang ditargetkan. Pendaratannya pun mulus, dengan empat kaki pendarat yang bisa dilipat seperti milik SpaceX!

Teknologi Otomotif yang Masuk ke Dunia Roket

Yang menarik, Honda menggabungkan teknologi dari dunia otomotif ke dalam proyek luar angkasa ini. Sistem seperti kendali otomatis dan teknologi navigasi kendaraan otonom digunakan untuk mengendalikan roket secara presisi. Artinya, pengalaman Honda dalam membuat mobil pintar kini digunakan untuk menciptakan roket pintar.

Tujuan utama Honda bukan sekadar pamer teknologi, melainkan untuk memenuhi kebutuhan akan satelit yang dapat mendukung berbagai aspek bisnisnya, termasuk konektivitas dan kendaraan otonom. Namun, hingga saat ini, Honda belum mengungkap secara rinci bagaimana mereka akan mengkomersialisasikan proyek luar angkasa ini.

Target Besar di Tahun 2029

Meski saat ini masih dalam tahap penelitian dasar, Honda punya target besar: melakukan penerbangan sub-orbital (lebih dari 100 km di atas permukaan bumi) pada tahun 2029. Jika berhasil, Honda bisa menjadi penantang serius bagi SpaceX dan Blue Origin dalam pasar peluncuran roket ringan yang semakin kompetitif.

Apa Artinya Ini bagi Masa Depan?

Langkah Honda ini menunjukkan bahwa eksplorasi luar angkasa bukan hanya milik perusahaan teknologi besar seperti SpaceX atau NASA. Perusahaan otomotif seperti Honda pun kini mulai ikut ambil bagian. Ini membuka peluang baru di masa depan, di mana mobil, satelit, dan roket bisa saling terhubung dalam satu ekosistem teknologi.

Keberhasilan uji coba roket daur ulang Honda menunjukkan bahwa masa depan eksplorasi luar angkasa semakin terbuka lebar, bahkan untuk perusahaan dari luar industri antariksa. Kita bisa berharap lebih banyak inovasi yang mengejutkan datang dari nama-nama besar yang sebelumnya tidak kita duga. Siapa tahu, mungkin di masa depan, roket buatan Honda bisa meluncurkan satelit yang menghubungkan mobil-mobil pintar kita!

Minggu, 18 Mei 2025

Starship SpaceX Siap Cetak Sejarah Baru: Elon Musk Bocorkan Misi Ambisius Tahun Ini

Starship SpaceX Siap Cetak Sejarah Baru: Elon Musk Bocorkan Misi Ambisius Tahun Ini
Starship SpaceX Siap Cetak Sejarah Baru: Elon Musk Bocorkan Misi Ambisius Tahun Ini.

JAKARTA - SpaceX makin dekat dengan mimpinya untuk menjelajah luar angkasa pulang-pergi ke Bulan dan Mars. Elon Musk baru-baru ini memberikan bocoran menarik soal misi Starship berikutnya yang bisa jadi tonggak sejarah besar dalam dunia antariksa.

Kalau kamu masih ingat, peluncuran perdana Starship di tahun 2023 sempat gagal karena roketnya meledak tak lama setelah lepas landas. Tapi sejak saat itu, SpaceX nggak menyerah. Mereka terus mengembangkan dan menguji Starship hingga kini sudah delapan kali terbang dan tiap misinya selalu ada peningkatan besar.

Salah satu pencapaian yang paling bikin kagum adalah keberhasilan menara peluncuran untuk menangkap kembali tahap pertama roket Super Heavy setelah lepas dari orbit. Bayangin aja, roket setinggi 71 meter bisa "mendarat" tepat ke lengan baja raksasa yang siap menangkapnya. Ini semua dimungkinkan karena mesin Raptor-nya bisa menyala lagi untuk mengatur posisi saat kembali.

Teknologi ini bikin peluncuran jadi lebih hemat karena bagian roket bisa dipakai ulang. Dan sekarang, SpaceX punya target baru yang lebih ambisius: menangkap kembali kapal induk Starship-nya juga! Elon Musk bilang mereka berharap bisa mewujudkannya tahun ini asalkan cuaca dan takdir mendukung, katanya di media sosial X (dulu Twitter).

Cuitan Musk itu jadi perbincangan setelah ada video pendaratan terkendali Starship di Samudra Hindia dari uji coba sebelumnya. Dalam responsnya, Elon bilang: "Nanti tahun ini, kalau nasib baik, Starship juga akan ditangkap oleh menara, kayak booster-nya." Wah, kalau berhasil, ini bakal jadi lompatan besar!

Selama ini, bahkan roket andalan SpaceX, Falcon 9, belum bisa membawa pulang tahap keduanya. Tapi Starship beda cerita. Kapal ini udah pernah mendarat dengan kontrol penuh, sementara Super Heavy juga sukses balik ke landasan. Jadi dari segi teknologi, mereka udah siap.

Rencana jangka panjang SpaceX jelas: nganter manusia dan kargo ke Bulan dan Mars, lalu balik lagi ke Bumi. Tapi biar bisa sampai ke titik itu, mereka harus pastikan dulu sistem pendaratan Starship bisa bekerja dengan konsisten dan akurat. Soalnya, dua misi terakhir, yaitu uji coba ke-7 dan ke-8, masih belum sepenuhnya sukses.

Nah, saat ini tim SpaceX lagi bersiap buat uji coba ke-9 yang rencananya bakal dilakukan minggu depan. Tapi ya, mereka masih nunggu izin resmi buat peluncurannya.

Kalau misi ini berhasil, bisa dibilang 2025 bakal jadi tahun emas buat dunia eksplorasi antariksa. Dan Elon Musk? Dia siap bikin sejarah lagi bareng Starship.

Kamis, 06 Mei 2021

SpaceX telah menerima lebih dari 500 ribu pra pemesanan Layanan internet satelit Starlink

SpaceX telah menerima lebih dari 500 ribu pra pemesanan Layanan internet satelit Starlink
Satelit Starlink milik Tesla (Teslarati)

BorneoTribun.com -- SpaceX telah menerima lebih dari 500 ribu pra pemesanan untuk layanan internet satelit Starlink dan mengantisipasi tidak ada masalah teknis memenuhi permintaan tersebut, kata pendiri Elon Musk pada hari Selasa (4/5).

"Satu-satunya batasan adalah kepadatan pengguna yang tinggi di wilayah perkotaan. Kemungkinan besar, semua 500 ribu awal akan menerima layanan. Lebih banyak tantangan saat kami masuk ke dalam beberapa juta pengguna," cuit Elon Musk.

Hal itu dia sampaikan menanggapi sebuah posting dari seorang reporter CNBC yang mengatakan deposit 99 dollar AS yang diambil SpaceX untuk layanan itu sepenuhnya dapat dikembalikan dan tidak menjamin layanan.

SpaceX belum menetapkan tanggal peluncuran layanan Starlink, tetapi layanan komersial itu kemungkinan tidak akan ditawarkan pada tahun 2020 seperti yang telah direncanakan sebelumnya, dilansir Reuters, Rabu.

Perusahaan berencana untuk nantinya menyebarkan total 12.000 satelit dan mengatakan konstelasi Starlink akan menelan biaya sekitar 10 miliar dollar AS.

Membangun dan mengirim roket ke luar angkasa adalah bisnis padat modal, tetapi dua orang terkaya di dunia, pendiri Amazon Jeff Bezos dan Musk, yang juga merupakan kepala produsen mobil Tesla Inc telah menginvestasikan miliaran dolar selama bertahun-tahun untuk membuat terobosan di pasar ini.

Musk dan Bezos telah berdebat secara terbuka mengenai rencana satelit yang bersaing.

Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) bulan lalu menyetujui rencana SpaceX untuk mengerahkan beberapa satelit Starlink di orbit bumi yang lebih rendah dari yang direncanakan, tetapi menyertakan sejumlah persyaratan untuk memastikan keamanan rencana tersebut.

SpaceX setuju untuk menerima bahwa satelit mereka mungkin mengalami gangguan dari satelit yang digunakan di bawah proyek satelit Sistem Kuiper Amazon.

Oleh: Antaranews

Minggu, 02 Mei 2021

Empat Astronaut Tinggalkan ISS Menuju Bumi

Astronot NASA Shane Kimbrough dan Megan McArthur, astronaut JAXA Akihiko Hoshide, dan astronaut ESA Thomas Pesquet tiba untuk menaiki roket SpaceX Falcon 9 dengan kapsul Crew Dragon. (Foto: Reuters)

BorneoTribun Amerika -- Empat astronaut meninggalkan Stasiun Antariksa Internasional (ISS) Sabtu (1/5) menaiki sebuah kendaraan SpaceX, setelah lebih dari 160 hari di luar angkasa yang akan berakhir dengan mencebur ke pantai Florida.

Kapsul Crew Dragon meninggalkan ISS Sabtu (1/5) malam. Perjalanan menuju Bumi diperkirakan memakan waktu 6.5 jam. Para awak dijadwalkan mencebur dalam kegelapan malam di lepas Panama City, Florida, di Teluk Meksiko pada pukul 02:57 waktu setempat.

"Pemisahan Dragon telah dikonfirmasi secara visual," kata seorang komentator NASA, setelah dua dari enam kait kapsul terlepas dari ISS.

Kapsul itu kemudian mengeluarkan dorongan disertai percikan api dan perlahan-lahan menjauh dari ISS.

Tujuh astronaut masih berada di ISS, termasuk sebuah kru baru beranggotakan empat orang yang tiba dengan sebuah pesawat SpaceX lain pekan lalu. [vm/ft]

Oleh: VOA