Berita Borneotribun: Valentino Rossi Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Valentino Rossi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Valentino Rossi. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Juli 2025

Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi

Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi
Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi.

JAKARTA - Fabio Di Giannantonio akhirnya mencetak podium pertamanya di Mugello dalam ajang MotoGP, dan yang bikin momen ini makin spesial: ia melakukannya bersama tim milik legenda MotoGP, Valentino Rossi VR46 Racing Team!

Dalam balapan penuh gengsi di kampung halamannya, Italia, Di Giannantonio berhasil finis di posisi ketiga, bahkan mengungguli pembalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia. Ini jadi podium keduanya di MotoGP, setelah sebelumnya juga naik podium di Circuit of The Americas (COTA). Tapi podium kali ini, di depan publik sendiri dan disaksikan langsung oleh "The Doctor", jelas punya makna lebih.

“Podium di Mugello itu luar biasa. Di depan keluarga dan fans sendiri, rasanya nggak bisa digambarkan. Ini jadi bukti kalau kami masih bisa bersaing di level atas,” kata Diggia, panggilan akrabnya.

Valentino Rossi: Sumber Energi dan Motivasi

Diggia juga mengungkap betapa besar pengaruh kehadiran Valentino Rossi di tim. Menurutnya, aura sang legenda bisa dirasakan di paddock, dan nasihat-nasihat Rossi jadi penyemangat tersendiri.

“Kehadiran Vale bikin akhir pekan itu terasa istimewa. Memang nggak ada pesta karena dia harus pulang ke anak-anaknya, tapi saya senang bisa kasih hasil manis untuknya,” ujar Diggia sambil tertawa.

Ia menambahkan, setiap kali Rossi hadir, justru performanya sering nggak maksimal. Tapi kali ini beda: mereka bisa meraih podium bersama!

“Rossi nggak pernah bikin tekanan. Dia justru kasih banyak bantuan dan pengalaman. Hal terbaik dari Vale itu, dia bikin segalanya terasa lebih mudah. Jadi pembelajaran dari dia benar-benar membantu saya berkembang,” jelasnya.

Musim Terbaik Diggia di MotoGP

Musim 2025 bisa dibilang jadi tahun terbaik bagi Di Giannantonio sejauh ini. Setelah 10 seri berjalan, ia duduk di posisi kelima klasemen sementara dengan 136 poin. Ia sudah mengoleksi tiga podium: dua di COTA dan Mugello, serta satu podium Sprint Race di Silverstone.

Namun, masalah utama Diggia ada di sesi kualifikasi. Dari 10 balapan, ia hanya sekali start dari baris depan di COTA, serta dua kali dari baris kedua (Argentina dan Qatar). Ia menyadari bahwa setup motornya lebih fokus untuk performa tengah hingga akhir balapan, terutama dalam hal manajemen ban.

“Kami kerja keras agar motor lebih kuat di akhir balapan. Saya memang cukup jago dalam menjaga ban. Tapi karena itu, kami agak kehilangan performa saat time attack di kualifikasi,” ungkapnya.

Target selanjutnya bagi Diggia adalah mencari titik tengah: performa kualifikasi bagus tapi tetap kuat hingga akhir balapan.

Diggia Gunakan Motor Ducati GP25, Tapi...

Menariknya, Diggia adalah salah satu dari sedikit pembalap yang menggunakan motor Ducati GP25, bersama dua bintang utama Ducati, Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Tapi menurutnya, perbedaan antara GP25 dan versi sebelumnya (GP24) nyaris tidak terasa.

“Kalau dibanding tahun lalu, perbedaan antara GP23 dan GP24 cukup signifikan. Tapi sekarang, GP25 dan GP24 itu hampir sama. Bisa dibilang Ducati punya enam pembalap pabrikan di lintasan,” jelas Diggia.

“Ducati terus membawa pembaruan demi mengalahkan kompetitor. Tapi meski kami pakai motor pabrikan, bukan berarti otomatis dapat podium. Persaingan sangat ketat.”

Awal Musim yang Penuh Tantangan

Diggia juga mengungkap bahwa awal musim ini cukup berat baginya. Usai sembuh dari cedera tahun lalu, ia kembali mengalami insiden saat sesi tes di Sepang, Malaysia. Namun ia tetap bisa tampil di seri pembuka di Buriram, Thailand, dan finis di posisi 10 besar.

“Awal musim benar-benar kacau buat saya karena cedera, dan kami juga sempat kehilangan arah dalam setting motor. Tapi sekarang kami perlahan kembali ke jalur yang benar,” katanya.

GP25: Motor Terbaik, Tapi Tak Sempurna

Meskipun GP25 disebut sebagai motor terbaik yang pernah ia tunggangi, Diggia mengaku masih ada masalah, terutama pada bagian depan motor—masalah yang juga dikeluhkan Bagnaia. Namun, performa secara keseluruhan tetap meningkat.

“GP25 ini motor terbaik yang pernah saya kendarai. Bahkan saat performa saya jelek, catatan waktunya tetap lebih baik dibanding saat pakai GP23,” pungkasnya.

Fabio Di Giannantonio menunjukkan perkembangan luar biasa di musim ini. Dengan dukungan langsung dari Valentino Rossi dan performa solid di atas Ducati GP25, Diggia berpotensi menjadi salah satu penantang serius di MotoGP. Tantangannya kini adalah memperbaiki hasil kualifikasi agar bisa bertarung sejak awal balapan.

Sabtu, 28 Juni 2025

Valentino Rossi Unfollow Akun Resmi MotoGP: Tanda Ada Ketegangan Baru?

Valentino Rossi Unfollow Akun Resmi MotoGP: Tanda Ada Ketegangan Baru?
Valentino Rossi Unfollow Akun Resmi MotoGP: Tanda Ada Ketegangan Baru?

JAKARTA - Valentino Rossi, legenda balap MotoGP dengan sembilan gelar juara dunia, kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena prestasi di lintasan, melainkan karena aktivitasnya di media sosial yang bikin heboh para penggemar.

Baru-baru ini, Rossi diketahui telah unfollow akun resmi MotoGP di Instagram dan X (sebelumnya Twitter). Aksi ini langsung menimbulkan spekulasi dan tanda tanya besar di kalangan fans maupun pengamat dunia balap motor.

Rossi & Marquez: Rivalitas Lama yang Belum Reda

Langkah Rossi ini mencuat hanya beberapa hari setelah Marc Marquez meraih kemenangan gemilang di Grand Prix Italia di Mugello bersama tim pabrikan Ducati. Seperti yang kita tahu, hubungan antara Rossi dan Marquez memang sempat memanas di masa lalu, terutama di tahun-tahun terakhir karier Rossi di MotoGP.

Marquez, yang kini menjadi rekan satu tim Francesco Bagnaia di Ducati Lenovo Team, sedang dalam performa luar biasa musim ini. Sementara Bagnaia sendiri merupakan jebolan dari VR46 Riders Academy, akademi pembalap yang dibentuk Rossi. Ironisnya, Marquez saat ini jauh mengungguli Bagnaia dalam klasemen pembalap MotoGP 2025 dengan selisih 110 poin!

Jika Marquez mampu mempertahankan performanya, ia berpeluang menyamai rekor sembilan gelar juara dunia milik Rossi. Tak hanya itu, ia kini hanya tertinggal 22 kemenangan dari total kemenangan grand prix Rossi (115 kali) dan juga 22 dari jumlah kemenangan di kelas utama (89 kali). Apakah ini jadi alasan di balik aksi Rossi? Bisa jadi.

Perubahan Besar di Dunia MotoGP

Aksi unfollow ini juga muncul tak lama setelah kabar resmi dari Komisi Eropa yang menyetujui akuisisi Dorna oleh Liberty Media. Dorna adalah pemegang hak komersial MotoGP dan World Superbike. Perubahan ini tentu berdampak besar pada ekosistem MotoGP, termasuk pada pihak-pihak yang selama ini punya pengaruh besar di dalamnya – seperti Rossi.

Sebagai sosok yang telah membentuk sejarah panjang di MotoGP dari 1996 hingga pensiun pada 2021, Rossi bukan hanya mantan pembalap, tapi juga pelatih, pemilik tim, hingga ikon olahraga ini. Ia adalah juara dunia terakhir di era 500cc dua-tak dan juga pemenang pertama di era mesin empat-tak yang dimulai pada 2002.

Rossi Setelah Pensiun: Masih Aktif di Dunia Balap

Walaupun sudah pensiun dari MotoGP, Rossi tak meninggalkan dunia balap begitu saja. Saat ini ia turun di ajang World Endurance Championship bersama Team WRT, mengendarai mobil BMW di kelas LMGT3. Ia juga masih aktif membina pembalap muda melalui VR46 Riders Academy.

Tahun 2025 ini, VR46 Racing Team milik Rossi menjalani musim pertamanya sebagai tim satelit resmi Ducati setelah menggantikan Pramac. Mereka menurunkan satu motor Ducati Desmosedici GP25 untuk pembalap Fabio Di Giannantonio.

Meskipun Rossi adalah duta merek Yamaha, kerja sama timnya dengan Ducati membuktikan bahwa di dunia balap, profesionalisme dan kesempatan terbaik lebih penting dibanding loyalitas semata.

Apa Arti dari Aksi Rossi Ini?

Belum ada pernyataan resmi dari pihak Rossi soal alasan di balik unfollow akun MotoGP. Namun publik dan media berspekulasi bahwa ini bisa jadi bentuk ketidakpuasan Rossi terhadap arah baru MotoGP, atau bahkan sebagai bentuk sindiran terhadap kebangkitan Marquez yang kini makin mendekati rekor-rekor miliknya.

Sebagai ikon besar, segala hal yang dilakukan Rossi tentu berdampak besar pada opini publik. Dan langkah sekecil apapun di media sosial bisa memicu efek domino dalam dunia balap motor.

Dunia MotoGP Masih Panas, Meski Rossi Sudah Pensiun

Aksi Valentino Rossi di media sosial membuktikan bahwa meskipun sudah pensiun, pengaruhnya masih besar di dunia MotoGP. Rivalitas dengan Marquez, perkembangan tim VR46, hingga dinamika baru pasca akuisisi Dorna oleh Liberty Media menunjukkan bahwa MotoGP 2025 tidak hanya seru di lintasan, tapi juga di balik layar.

Jadi, apakah ini tanda persaingan lama akan kembali memanas? Kita tunggu saja babak selanjutnya!

Kamis, 19 Juni 2025

Marc Marquez vs Valentino Rossi: Siapa Raja MotoGP Sebenarnya?

Marc Marquez vs Valentino Rossi: Siapa Raja MotoGP Sebenarnya?
Marc Marquez vs Valentino Rossi: Siapa Raja MotoGP Sebenarnya?

JAKARTA -- Kalau ngomongin siapa pembalap MotoGP terbaik sepanjang masa, pasti nama Valentino Rossi dan Marc Marquez langsung muncul di benak banyak orang. 

Dua ikon ini bukan cuma jago di lintasan, tapi juga punya cerita panjang yang bikin fans makin cinta sama dunia balap motor.

Meski beda generasi, keduanya sempat bertarung di lintasan yang sama, dan inilah yang bikin perdebatan siapa yang paling hebat jadi makin seru. Yuk, kita bedah satu per satu apa kata para ahli soal duel legendaris antara Rossi dan Marquez!

Dua Era, Dua Gaya, Satu Tujuan: Menang!

Valentino Rossi mulai jadi ikon sejak akhir 90-an. Gayanya flamboyan, selebrasinya selalu unik, dan karismanya di luar lintasan bikin dia jadi wajah MotoGP. 

Sementara Marc Marquez, muncul dengan gaya agresif, penuh keberanian, dan teknik yang revolusioner saat menunggangi motornya.

Keduanya punya kelebihan masing-masing. Rossi dengan karier super panjang dan basis penggemar global yang luar biasa. Marquez dengan skill teknis yang bikin banyak lawan geleng-geleng kepala.

Analisis Para Ahli: Dari Crutchlow sampai Hodgson

Dalam sebuah segmen spesial dari TNT Sports, tiga mantan rider sekaligus analis MotoGP Cal Crutchlow, Neil Hodgson, dan James Toseland — mencoba menentukan siapa GOAT (Greatest of All Time) sejati antara Rossi dan Marquez.

Cal Crutchlow: “Marc itu jeniusnya pengereman”

Sebagai mantan rekan setim Marquez di Honda (walau beda tim, Crutchlow di LCR Honda), Crutchlow bilang hal paling gila dari Marquez adalah cara dia mainin tuas rem depan.

"Dia tuh bisa mainin tekanan rem depan sambil miringin motor ke tikungan. Kebanyakan orang kalau rem depan ngunci, pasti langsung angkat motor. Tapi Marquez malah makin miringin. Itu instingnya luar biasa.”

Kata Crutchlow, belum ada pembalap lain yang bisa ngelakuin hal seberani dan sehalus Marquez waktu mengendalikan motor dalam kondisi ekstrem.

James Toseland: “Rossi itu lebih dari sekadar pembalap”

Toseland, yang juga mantan juara dunia Superbike, punya sudut pandang berbeda. Menurut dia, Rossi adalah sosok yang mengubah citra MotoGP.

“Lebih dari gaya balap atau jumlah gelar, Rossi itu showman. Dia bikin MotoGP jadi tontonan global, bikin orang jatuh cinta sama olahraga ini.”

Rossi muncul di era saat televisi mulai gencar meliput MotoGP, dan kepribadiannya cocok banget buat jadi bintang utama.

Neil Hodgson: “Marquez kalahin Rossi di lintasan, titik!”

Kalau Hodgson, analis yang juga mantan juara dunia Superbike, nggak mau ribet. Menurut dia, fakta bahwa Marquez dan Rossi sempat balapan bareng cukup buat nunjukin siapa yang lebih unggul.

“Mereka balapan bareng dari 2013 sampai 2021. Marquez datang sebagai rookie dan langsung kalahin Rossi. Di tahun-tahun itu, Marquez lebih sering menang dalam duel langsung.”

Hodgson mengakui Rossi masih kompetitif di tahun-tahun awal Marquez, terutama di 2015, tapi tetap saja Marquez lebih sering unggul dalam head-to-head.

Jadi, Siapa yang Lebih Hebat?

Well, jawabannya tergantung dari sudut pandang mana kamu melihat.

  • Kalau kamu fans hiburan, ikon budaya, dan karisma luar biasa, maka Rossi adalah raja.

  • Kalau kamu fokus ke skill teknis, kemampuan adaptasi, dan dominasi lintasan, Marquez bisa jadi jawabannya.

Crutchlow dan Hodgson kompak bilang bahwa Marquez lebih unggul, terutama karena pencapaiannya di lintasan dan bagaimana dia “mengalahkan” Rossi secara langsung. Tapi Toseland menyentuh sisi emosional fans, bahwa belum tentu ada yang bisa menyamai dampak Rossi bagi olahraga ini.

Debat soal siapa pembalap terbaik MotoGP sepanjang masa memang nggak akan pernah habis. Tapi yang jelas, baik Rossi maupun Marquez telah memberikan warisan besar untuk dunia balap.

Dan hebatnya lagi, kita semua adalah saksi hidup dari era di mana dua legenda ini sempat berada di grid yang sama. Jadi, daripada debat nggak kelar-kelar, nikmatin aja warisan yang mereka tinggalkan — baik di lintasan, di hati fans, maupun di sejarah MotoGP.

Kamis, 05 Juni 2025

Kisah Comeback Mengharukan: Nicolo Bulega Berpotensi Reuni dengan Valentino Rossi di MotoGP VR46

Kisah Comeback Mengharukan: Nicolo Bulega Berpotensi Reuni dengan Valentino Rossi di MotoGP VR46
Kisah Comeback Mengharukan: Nicolo Bulega Berpotensi Reuni dengan Valentino Rossi di MotoGP VR46.

JAKARTA -- Ada angin segar yang sedang berhembus di dunia balap motor, khususnya buat para fans Valentino Rossi dan pecinta MotoGP. 

Sosok Nicolo Bulega, mantan anak didik Rossi yang dulu sempat tenggelam namanya, kini jadi bahan perbincangan hangat di Italia. 

Pasalnya, performa ciamik Bulega di ajang World Superbike (WorldSBK) bikin banyak pihak, termasuk Ducati, mulai meliriknya lagi.

Dulu, Bulega sempat jadi “anak emas” di tim VR46 milik Rossi saat masih di Moto3 dan Moto2. Tapi sayangnya, kariernya nggak berjalan mulus waktu itu. Hasil balapan yang kurang menggigit bikin jalan mereka akhirnya berpisah. Tapi sekarang, cerita itu bisa berubah total.

Ducati Siapkan Langkah Besar Buat Bulega

Performa Bulega di WorldSBK musim ini benar-benar mencuri perhatian. Dia bahkan memimpin klasemen, mengungguli Toprak Razgatlioglu dari BMW. Gokil, kan? Nah, Ducati rupanya nggak tinggal diam. Mereka dikabarkan sedang menyusun kontrak baru buat Bulega yang bakal mengikatnya hingga 2026 di WorldSBK. Tapi bukan cuma itu ada rencana jangka panjang yang jauh lebih menarik.

Menurut laporan dari GPOne, Bulega punya peluang besar buat kembali ke pangkuan keluarga VR46 di MotoGP pada tahun 2027. Kalau skenario ini jalan, dia bakal ikut pengujian motor MotoGP lebih dulu sebelum peraturan dan ban baru (dari Michelin ke Pirelli) diberlakukan di musim tersebut.

Fakta menariknya, Bulega udah punya pengalaman pakai ban Pirelli di WorldSBK. Jadi adaptasinya nanti di MotoGP kemungkinan bakal lebih mulus.

Gaya Low Profile Tapi Hasil Nggak Kaleng-Kaleng

Salah satu hal yang bikin Bulega disukai Ducati bukan cuma skill balapnya, tapi juga sikapnya yang kalem dan nggak suka cari spotlight. Di balik gayanya yang low profile, performanya di lintasan justru jadi sorotan utama. Ini nunjukkin bahwa dia fokus sama kualitas, bukan drama.

Yang bikin kisah ini makin menarik, Bulega sempat dianggap gagal saat membela tim Rossi di masa lalu. Tapi sekarang, dia muncul sebagai salah satu pembalap paling menjanjikan. Bisa dibilang, Rossi sudah melihat potensi itu sejak awal, hanya saja butuh waktu sampai Bulega benar-benar matang.

Reuni yang Ditunggu-Tunggu

Bayangin aja: seorang pembalap yang dulu dibesarkan oleh Rossi, lalu sempat tenggelam, kini berpeluang balik lagi ke tim sang legenda dalam format yang jauh lebih matang dan siap bersinar di level tertinggi.

Kalau Bulega berhasil mengunci gelar juara WorldSBK 2025, itu akan jadi bukti nyata bahwa dia memang pantas naik kelas ke MotoGP. Dan jika semua berjalan sesuai rencana, reuni antara Bulega dan Rossi bisa jadi kenyataan manis yang akan dikenang fans MotoGP sebagai momen penuh haru dan inspirasi.

Dari Anak Didik ke Rekan Juang

Perjalanan Nicolo Bulega mengingatkan kita bahwa kadang jalan sukses nggak selalu lurus. Tapi dengan kerja keras dan kesabaran, peluang kedua bisa jadi lebih besar dari yang pertama. Kembalinya Bulega ke orbit MotoGP dan mungkin ke tim VR46 bukan cuma soal karier, tapi juga tentang cerita manusia yang bangkit dan menemukan jalannya kembali.

Senin, 02 Juni 2025

Valentino Rossi Liburan ke Ibiza Bareng Keluarga: Melepas Penat dari Dunia Balap, Tetap Jadi Sorotan!

Valentino Rossi Liburan ke Ibiza Bareng Keluarga: Melepas Penat dari Dunia Balap, Tetap Jadi Sorotan!
Valentino Rossi Liburan ke Ibiza Bareng Keluarga: Melepas Penat dari Dunia Balap, Tetap Jadi Sorotan!

JAKARTA - Setelah melewati musim yang penuh dengan aktivitas balap dan segudang kegiatan di luar lintasan, legenda MotoGP asal Italia, Valentino Rossi, memutuskan untuk mengambil jeda sejenak dan menikmati waktu santai bareng keluarga. 

Kali ini, destinasi pilihannya bukan tempat sembarangan Pulau Ibiza, salah satu surga wisata paling ikonik di dunia yang terletak di kawasan Kepulauan Balearic, Spanyol.

Meskipun Rossi udah pensiun dari dunia MotoGP sejak beberapa waktu lalu, nama besarnya masih terus bergema di dunia motorsport. Sosok yang dijuluki “The Doctor” ini nggak pernah benar-benar meninggalkan dunia balap. 

Bahkan di sela-sela liburan pun, publik masih aja penasaran dengan kabarnya. 

Gimana nggak? Meski udah pensiun, ia masih aktif sebagai pembalap di ajang World Endurance Championship (WEC) dan balapan GT, plus sesekali hadir di paddock MotoGP atau Formula 1 sebagai pengamat dan penasihat.

Ibiza, Destinasi Favorit untuk Rehat Sejenak

Pulau Ibiza emang terkenal banget sebagai tempat liburan mewah yang dipenuhi pantai cantik, pemandangan alam luar biasa, dan suasana yang cocok banget buat bersantai. 

Jadi nggak heran kalau Valentino Rossi memilih pulau ini buat melarikan diri sejenak dari dunia balap yang penuh tekanan.

Dalam beberapa foto yang beredar, Rossi tampak menikmati suasana pantai dengan santai, jauh dari suara bising mesin motor dan sorotan kamera balapan. 

Tapi, seperti biasa, kehadirannya tetap mencuri perhatian. Banyak wisatawan dan penggemar yang nggak sengaja bertemu dan langsung minta foto bareng.

Liburan Bareng Keluarga Tercinta

Yang bikin momen liburan ini makin spesial adalah karena Rossi nggak sendiri. Ia ditemani sang istri, Francesca Sofia Novello, dan kedua buah hati mereka, Giulietta dan Gabriella

Francesca bahkan sempat membagikan beberapa momen manis liburan keluarga ini di akun Instagram pribadinya. 

Dalam unggahan tersebut, terlihat jelas suasana hangat dan penuh cinta yang mereka rasakan.

Francesca membagikan foto-foto saat mereka bermain di pantai, makan bersama, hingga momen ketika anak-anak mereka bermain pasir. 

Banyak netizen yang memuji keharmonisan keluarga kecil ini dan menyebut Rossi sebagai sosok ayah yang keren banget.

“Bikin iri! Udah ganteng, jago balap, sekarang jadi ayah keluarga yang hangat. Salut buat Valentino Rossi,” tulis salah satu komentar netizen.

Masih Aktif di Dunia Balap Meski Sudah Pensiun dari MotoGP

Walaupun udah resmi pensiun dari MotoGP sejak 2021, Rossi ternyata belum bisa benar-benar meninggalkan dunia balap. 

Ia masih aktif sebagai pembalap di beberapa ajang lain, terutama di kategori mobil seperti GT World Challenge Europe dan WEC. 

Bahkan, tahun ini ia tampil cukup solid dan tetap kompetitif di lintasan.

Banyak yang bilang, Rossi punya semacam “racun kecepatan” yang nggak bisa hilang begitu aja. Buat dia, balapan bukan cuma sekadar pekerjaan, tapi udah jadi gaya hidup. 

Meskipun sekarang balapannya pakai mobil, semangat kompetitifnya tetap membara.

Yang menarik, selain aktif di ajang balap mobil, Rossi juga sering terlihat muncul di paddock MotoGP. Kadang-kadang dia jadi komentator, kadang juga ngasih masukan ke pembalap muda yang tergabung dalam tim miliknya sendiri, yaitu VR46 Racing Team.

Ibiza: Tempat Favorit Banyak Seleb dan Atlet Dunia

Buat kamu yang belum tahu, Ibiza emang udah jadi destinasi langganan buat para selebriti dan atlet dunia. 

Dari pesepakbola, musisi, aktor, sampai pembalap seperti Rossi, semuanya sering terlihat menikmati waktu liburan di sini. 

Pemandangan lautnya yang biru, pantai berpasir putih, serta vibe-nya yang santai tapi mewah, bikin siapa pun langsung jatuh cinta.

Ibiza juga terkenal dengan suasana pesta yang luar biasa, tapi belakangan banyak wisatawan yang justru datang buat menikmati sisi alam dan ketenangan dari pulau ini. 

Apalagi buat keluarga seperti Rossi, tentu lebih memilih tempat yang nyaman buat anak-anak.

Momen Liburan Sebagai Waktu Recharge

Setiap orang butuh istirahat, bahkan seorang legenda seperti Valentino Rossi. Dengan jadwal yang padat, tekanan sebagai figur publik, dan peran sebagai ayah, momen-momen liburan seperti ini penting banget buat menjaga keseimbangan hidup.

Banyak pengamat yang bilang, justru dengan mengambil waktu rehat yang cukup, seorang atlet bisa kembali dengan semangat yang lebih besar. 

Rossi sendiri memang dikenal sebagai sosok yang tahu kapan harus all out dan kapan harus istirahat. Itulah salah satu alasan kenapa kariernya bisa panjang dan tetap sukses di berbagai ajang balap.

Kebersamaan Keluarga yang Menginspirasi

Salah satu hal yang bikin banyak orang kagum dari Rossi adalah kemampuannya menjaga hubungan harmonis dengan keluarganya, meskipun hidupnya dikelilingi oleh dunia yang sangat sibuk. 

Kehadirannya di Ibiza bareng Francesca dan kedua anaknya jadi contoh nyata bahwa seorang publik figur pun bisa tetap memprioritaskan keluarga.

Buat para penggemar, momen seperti ini bukan cuma jadi hiburan visual di media sosial, tapi juga inspirasi soal pentingnya menjaga keseimbangan hidup. 

Banyak orang yang terinspirasi untuk lebih memprioritaskan keluarga dan kesehatan mental mereka.

Valentino Rossi, Lebih dari Sekadar Pembalap

Meski dikenal luas sebagai pembalap legendaris dengan segudang prestasi, Rossi kini mulai dikenal sebagai sosok keluarga yang hangat. 

Ia juga punya bisnis di dunia balap dan apparel, serta aktif membina pembalap muda lewat akademi balap miliknya.

Jadi, bisa dibilang Rossi bukan cuma pensiun dengan tenang, tapi juga tetap relevan dan produktif di bidang yang ia cintai. 

Bahkan sekarang, ia bisa menikmati hasil kerja kerasnya sambil tetap aktif di dunia motorsport dengan cara yang lebih santai dan fleksibel.

Rossi Tahu Cara Menikmati Hidup

Liburan ke Ibiza bareng keluarga menunjukkan satu hal penting: Valentino Rossi tahu banget gimana caranya menikmati hidup. 

Di tengah dunia balap yang keras dan penuh tekanan, ia masih bisa menjaga keseimbangan hidupnya dengan baik. Kehadiran istri dan anak-anaknya jelas jadi sumber semangat baru buat dirinya.

Dan buat kita semua, kisah liburan Rossi ini bisa jadi pengingat bahwa penting banget untuk sesekali rehat, recharge energi, dan menikmati momen bersama orang-orang terdekat. Entah itu di Ibiza atau sekadar di rumah sendiri, yang penting adalah maknanya.

Minggu, 25 Mei 2025

VR46 MotoGP Masih Evaluasi Line-up 2026, Pedro Acosta Masuk Radar Tim Valentino Rossi

VR46 MotoGP Masih Evaluasi Line-up 2026, Pedro Acosta Masuk Radar Tim Valentino Rossi
VR46 MotoGP Masih Evaluasi Line-up 2026, Pedro Acosta Masuk Radar Tim Valentino Rossi.

JAKARTA - Manajer tim VR46 MotoGP, Pablo Nieto, menyatakan bahwa pihaknya belum mengambil keputusan akhir terkait susunan pembalap untuk musim MotoGP 2026. Hal ini disampaikan di tengah semakin santernya rumor yang mengaitkan pembalap muda Spanyol, Pedro Acosta, dengan tim milik Valentino Rossi tersebut.

Tim VR46 menjadi salah satu dari empat tim MotoGP yang saat ini memiliki kursi kosong untuk musim 2026. Saat ini, hanya Franco Morbidelli yang memiliki kontrak hingga akhir musim 2025. Morbidelli sendiri merupakan lulusan Akademi VR46 dan memiliki ikatan kuat dengan proyek yang dibangun oleh Valentino Rossi.

Pedro Acosta Masuk Dalam Radar Tim-Tim Besar

Nama Pedro Acosta belakangan semakin sering disebut-sebut dalam bursa transfer pembalap MotoGP 2026. Meskipun Acosta masih memiliki kontrak dengan KTM, performa tim yang kurang memuaskan musim ini membuat sang pembalap dikabarkan mulai mempertimbangkan opsi lain.

Selain VR46, Acosta juga dikaitkan dengan tim pabrikan Honda untuk musim 2026. Namun, kepastian mengenai kemungkinan kepindahan tersebut masih belum jelas. Rumor terbaru bahkan menyebutkan bahwa Jorge Martin, yang berada di bawah manajemen yang sama dengan Acosta, tengah berupaya memutus kontraknya bersama Aprilia untuk bisa bergabung dengan HRC.

Dalam wawancara eksklusif dengan media Inggris Crash.net saat Grand Prix Inggris di Silverstone, Pablo Nieto mengakui adanya ketertarikan terhadap Pedro Acosta. Namun, ia menegaskan bahwa semua tim di paddock MotoGP juga menunjukkan minat yang sama terhadap juara dunia Moto3 2021 tersebut.

“Masih terlalu awal untuk membahas line-up musim 2026,” ujar Nieto. “Kami harus fokus terlebih dahulu pada pembalap yang kami miliki saat ini. Dengan fokus penuh, kami percaya bisa meraih hasil yang positif.”

VR46 Siap Buka Peluang untuk Pembalap Non-Akademi

Sejak awal berdiri, proyek VR46 MotoGP dikenal sebagai tim yang mengandalkan pembalap dari Akademi VR46. Namun pada musim lalu, tim ini membuka lembaran baru dengan merekrut Fabio Di Giannantonio, pembalap yang bukan berasal dari akademi tersebut. Langkah ini menandai perubahan pendekatan dalam rekrutmen pembalap.

“Ketika pembalap top ingin bergabung dengan tim kami, itu artinya kami sudah melakukan pekerjaan yang baik,” kata Nieto. “Proyek Akademi VR46 sejak awal bertujuan membawa pembalap muda dari level Moto3 atau kejuaraan nasional Spanyol menuju MotoGP. Kami telah berhasil mewujudkan itu.”

Saat ini, VR46 memiliki empat pembalap jebolan akademi yang bersaing di MotoGP dan satu pembalap di Moto2, yaitu Celestino Vietti. Menurut Nieto, keberhasilan tersebut membuktikan efektivitas sistem pengembangan yang mereka jalankan.

“Kami akan terus membuka pikiran dalam memilih pembalap terbaik, baik dari dalam maupun luar Akademi,” tegasnya.

Posisi Franco Morbidelli Masih Belum Pasti

Franco Morbidelli, yang saat ini menempati posisi keempat di klasemen sementara MotoGP 2025, masih belum mendapat kepastian mengenai masa depannya bersama VR46. Meskipun memiliki kedekatan emosional dengan proyek VR46, pembalap asal Italia tersebut belum memperoleh perpanjangan kontrak hingga saat ini.

Dengan meningkatnya minat terhadap Pedro Acosta dan kondisi pasar pembalap MotoGP yang dinamis, posisi Morbidelli bisa saja tergeser jika VR46 memutuskan untuk merekrut nama baru untuk musim 2026.

VR46 Masih Pertimbangkan Banyak Faktor untuk MotoGP 2026

Hingga saat ini, VR46 masih dalam tahap evaluasi terkait formasi pembalap mereka untuk MotoGP musim 2026. Ketertarikan terhadap Pedro Acosta diakui oleh tim, namun belum ada keputusan resmi yang diambil. VR46 juga menunjukkan pendekatan baru yang lebih terbuka terhadap pembalap non-akademi, menandakan strategi yang lebih fleksibel ke depannya.

Keputusan akhir akan sangat bergantung pada performa pembalap musim ini, dinamika pasar, serta peluang yang tersedia di antara tim-tim besar MotoGP.

Selasa, 22 April 2025

Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez

Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez
Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez.

JAKARTA - Valentino Rossi dikenal sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah MotoGP. Dengan kepribadiannya yang karismatik, gaya balapnya yang penuh aksi, serta kemampuan menghidupkan atmosfer balapan, Rossi benar-benar jadi sosok tak tergantikan. 

Tapi di balik semua pencapaiannya, ternyata ada sisi kontroversial dari sang legenda yang sempat muncul ke permukaan, terutama saat ia terlibat konflik dengan rival beratnya, Marc Marquez.

Dalam sebuah wawancara di podcast Motorsport Republica, mantan pebalap MotoGP, Scott Redding, membuka kembali kisah panas antara Rossi dan Marquez yang meledak pada pertengahan 2010-an. 

Redding, yang pernah berada di grid yang sama dengan keduanya, menyebut bahwa meskipun Rossi sangat pandai membangun hubungan dengan para fans, ia juga sempat menunjukkan sisi gelapnya dalam konflik tersebut.

Drama Rossi vs Marquez: Konflik yang Tak Terlupakan

Konflik antara Valentino Rossi dan Marc Marquez menjadi salah satu rivalitas paling terkenal dan kontroversial dalam sejarah MotoGP. 

Puncaknya terjadi pada musim 2015, tepatnya di GP Sepang, Malaysia, saat insiden saling senggol membuat hubungan keduanya benar-benar memanas.

Menurut Redding, Rossi kala itu sangat pintar dalam “mengendalikan” opini publik dan fans. "Dia itu jago banget dalam memainkan emosi fans. Baik itu dalam konteks positif atau negatif, dia tahu cara menggunakannya," ujar Redding.

Namun, Redding juga mengkritik cara Rossi “menghasut” fans untuk berbalik melawan Marquez. 

Bahkan, Marquez sempat mengalami teror dari oknum fans yang datang ke rumahnya hanya karena ketegangan yang terus dibakar di luar lintasan. 

“Itu sebenarnya bisa dicegah kalau Rossi mau. Tapi dia membiarkan itu terjadi, dan menurut saya itu menunjukkan sisi buruk dari dirinya,” lanjut Redding.

Saat Fans Mulai Berlebihan

Insiden tersebut ternyata masih membekas, bahkan hingga bertahun-tahun kemudian. Redding menyinggung kejadian di sirkuit Misano tahun lalu, di mana Marc Marquez mendapat cemoohan dari sebagian fans saat berada di podium. 

Rekan setim Rossi saat ini di Ducati, Pecco Bagnaia, bahkan secara terbuka meminta fans untuk lebih sportif. 

"Kalian nggak perlu sampai mengejek begitu," ujar Pecco saat itu, yang membuat banyak orang mengapresiasi sikapnya.

Era MotoGP yang Berubah: Dulu Panas, Sekarang Lebih Ramah

Scott Redding juga membandingkan era MotoGP saat ini dengan zamannya dulu. Ia mengatakan bahwa dulu rivalitas terasa lebih nyata dan personal. 

“Saya ingat banget zaman Rossi lawan Sete Gibernau. Wah, itu beneran panas, bukan sekadar drama buat media. Mereka bener-bener nggak akur,” katanya.

Redding mengaku lebih suka atmosfer yang penuh persaingan ketimbang sekarang, di mana para rider terlihat terlalu bersahabat. 

“Sekarang semua kayak makan malam bareng, latihan bareng, dan itu ngebuat kompetisi jadi kurang greget. Dulu, saya kalau punya teman di grid, itu pun tetap susah buat akur karena saat balapan, saya merasa kayak lagi perang.”

Menurutnya, perubahan ini juga dipengaruhi oleh aturan MotoGP yang kini lebih ketat. "Kalau kamu kasih jari tengah ke lawan saat balapan, bisa langsung kena denda. Ngomong kasar dikit aja bisa kena sanksi," kata Redding.

Sosok Rossi: Antara Legenda dan Manusia Biasa

Tak bisa dipungkiri, Valentino Rossi adalah legenda yang berjasa besar dalam mempopulerkan MotoGP ke seluruh dunia. 

Tapi seperti halnya manusia biasa, Rossi pun tak luput dari sisi kontroversial yang pernah menodai kariernya. 

Kehebatannya dalam membangun citra diri dan mempengaruhi opini publik memang luar biasa, tapi terkadang, strategi tersebut bisa berdampak negatif jika tidak dikendalikan dengan bijak.

Kini, meskipun Rossi sudah pensiun dari MotoGP dan fokus sebagai pemilik tim VR46 serta mentor bagi para pembalap muda, bayang-bayang konflik lamanya dengan Marquez masih sering dibicarakan. 

Terlebih lagi, Marquez kini membalap di tim pabrikan Ducati bersama anak didik Rossi sendiri, Pecco Bagnaia. 

Rivalitas lama mungkin akan hidup kembali, meski dalam bentuk yang berbeda.

Kisah antara Valentino Rossi dan Marc Marquez bukan hanya tentang persaingan di lintasan, tapi juga menggambarkan bagaimana pengaruh besar seorang tokoh publik bisa berdampak ke banyak hal, termasuk perilaku fans. 

Di satu sisi, Rossi adalah pahlawan yang membawa MotoGP ke level tertinggi, tapi di sisi lain, ia juga manusia biasa yang bisa berbuat salah.

Sebagai penonton dan penggemar, penting buat kita untuk tetap objektif, sportif, dan tidak larut dalam fanatisme berlebihan. 

Karena pada akhirnya, yang membuat MotoGP menarik bukan hanya rivalitas panas, tapi juga semangat sportifitas yang jadi jiwanya balapan sejati.

Sabtu, 19 April 2025

Valentino Rossi dan Awal Perjalanannya Bersama Aprilia: Dari Sering Jatuh Hingga Jadi Legenda MotoGP

Valentino Rossi dan Awal Perjalanannya Bersama Aprilia Dari Sering Jatuh Hingga Jadi Legenda MotoGP
Valentino Rossi dan Awal Perjalanannya Bersama Aprilia: Dari Sering Jatuh Hingga Jadi Legenda MotoGP.

JAKARTA - Valentino Rossi, nama yang kini melegenda di dunia MotoGP, ternyata tidak langsung menunjukkan tanda-tanda akan menjadi juara dunia sembilan kali. Bahkan, di awal kariernya, Rossi dikenal sebagai pembalap yang sering jatuh. 

Tapi siapa sangka, di balik semua itu, ada proses panjang dan perjalanan penuh cerita yang akhirnya membawa "The Doctor" menjadi ikon balap motor dunia.

Salah satu orang yang paling berjasa dalam awal karier Rossi adalah Carlo Pernat, sosok berpengaruh di dunia balap yang saat itu menjabat sebagai kepala divisi olahraga Aprilia. 

Dialah yang pertama kali memberikan Rossi kesempatan besar untuk membuktikan diri.

Bakat Alami yang Tak Bisa Disangkal

Valentino Rossi dan Awal Perjalanannya Bersama Aprilia Dari Sering Jatuh Hingga Jadi Legenda MotoGP
Valentino Rossi dan Awal Perjalanannya Bersama Aprilia: Dari Sering Jatuh Hingga Jadi Legenda MotoGP.

Carlo Pernat pertama kali mengenal Rossi saat ia masih remaja. “Banyak orang menyarankan saya untuk melihat anak muda ini,” cerita Pernat dalam sebuah wawancara. 

Saat itu, hampir semua pembalap muda Italia ingin bergabung dengan Aprilia, dan Rossi adalah salah satunya.

Ketika Pernat akhirnya melihat langsung cara Rossi mengendarai motor, dia langsung terkesan. 

“Gaya membalapnya unik banget. Dia ambil jalur yang beda dari pembalap lain. Walau sering jatuh, saya langsung jatuh cinta dengan gayanya yang nekat dan penuh keberanian,” kenang Pernat.

Namun, meskipun melihat potensi besar dalam diri Rossi, Pernat mengaku tidak pernah menyangka bahwa pemuda itu akan mampu meraih sembilan gelar juara dunia sepanjang kariernya.

Perjuangan Meyakinkan Aprilia

Tidak mudah bagi Pernat untuk meyakinkan manajemen Aprilia agar menerima Rossi. Namun ia punya argumen kuat. 

Sebelumnya, Pernat juga telah menemukan Max Biaggi, yang saat itu belum dikenal dan kemudian berhasil membawa Aprilia meraih kesuksesan. 

Berdasarkan pengalaman itu, ia yakin Rossi juga bisa berkembang menjadi pembalap besar.

Salah satu tantangan awal Rossi adalah balapan di lintasan basah. “Di awal kariernya, dia benar-benar kesulitan kalau hujan. Hampir selalu jatuh. Tapi pelan-pelan dia belajar, dan akhirnya semua orang mengaguminya,” tambah Pernat.

Mulai Mencuri Perhatian Dunia

Rossi memulai debutnya di kelas 125cc bersama Aprilia dan hanya finis di posisi kesembilan di musim pertamanya. Namun di tahun keduanya, tepatnya 1997, ia langsung tampil dominan dan berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya. 

Tak butuh waktu lama, dua tahun kemudian ia kembali menjadi juara di kelas 250cc. Inilah yang menjadi pintu gerbang menuju kelas utama MotoGP.

Menurut Pernat, Rossi adalah pembalap yang penuh nyali sejak awal. “Dia itu nekat, nggak takut coba hal baru. Ketika mulai sering menang, Aprilia sampai mengundang seorang sutradara dari Amerika dan menghabiskan dana sekitar 200 juta dolar hanya untuk mendongkrak popularitas Valentino,” jelasnya.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Rossi sempat mengeluh tentang tekanan dari proyek marketing besar tersebut. 

Ia sampai menelepon Pernat dan bilang, “Carlo, gue nggak tahan lagi sama sutradara ini. Udah cukup.” Tapi akhirnya, karena kepribadiannya yang menyenangkan, semua orang memaafkannya.

Jadi Idola Para Bintang Dunia

Seiring berjalannya waktu, popularitas Rossi makin melejit. Ia bukan hanya dikagumi oleh penggemar MotoGP, tapi juga oleh banyak selebriti dunia. 

Carlo Pernat mengenang beberapa momen unik ketika para bintang Hollywood datang hanya untuk bertemu Rossi.

“Saya pernah ketemu Brad Pitt yang ternyata fans berat Valentino. Lalu Keanu Reeves datang dengan motor, pakai jeans dan kaos. Sederhana banget gayanya,” ujar Pernat.

Ada juga kejadian lucu di Donington Park tahun 1994. Seorang pria menghampiri Pernat dan minta tanda tangan. 

Setelah menandatangani, seorang fotografer menghampirinya dan bilang, “Tahu nggak siapa dia tadi? Itu George Harrison dari The Beatles!” Pernat pun langsung mengejar Harrison untuk minta foto bareng. Foto itu kini jadi kenang-kenangan berharga di rumahnya.

Cerita tentang awal karier Valentino Rossi bersama Aprilia membuktikan bahwa di balik setiap legenda, selalu ada proses panjang yang nggak selalu mulus. 

Dari sering jatuh di awal karier hingga menjadi ikon MotoGP, kisah Rossi memberi inspirasi bagi siapa saja yang sedang mengejar mimpi.

Kamis, 10 April 2025

Kolaborasi Unik Valentino Rossi dengan Inter Milan: Edisi Khusus Jersey Sepak Bola

Kolaborasi Unik Valentino Rossi dengan Inter Milan Edisi Khusus Jersey Sepak Bola
Kolaborasi Unik Valentino Rossi dengan Inter Milan: Edisi Khusus Jersey Sepak Bola.

JAKARTA - Valentino Rossi, juara dunia MotoGP tujuh kali, baru saja mengumumkan kolaborasi istimewa dengan klub sepak bola Italia, Inter Milan. 

Dalam kerjasama ini, Inter Milan akan mengenakan jersey edisi khusus pada pertandingan Serie A hari Sabtu, 12 April 2025, melawan Cagliari di Stadion San Siro.

Desain Jersey yang Menarik Perhatian

Jersey edisi terbatas ini didominasi warna putih dengan garis kuning yang melintang, dilengkapi dengan aksen warna biru khas Nerazzurri, warna kebanggaan Inter Milan. 

Tidak hanya itu, pada garis kuning di bagian depan, ada elemen grafis ikonik "Soleluna" milik Rossi yang menambah kesan personal pada desain tersebut. 

Setiap jersey juga mencantumkan nomor ikonik #46 milik Rossi di bagian bawah logo Nike dan pada bagian belakang jersey, dengan warna kuning di dasar angka tersebut, sebagai bentuk perayaan ulang tahun ke-46 sang legenda MotoGP.

Rossi: Dari Cinta Sepak Bola ke Dunia MotoGP

Bagi Rossi, ini adalah sebuah momen yang penuh makna. Sebagai penggemar Inter Milan sejak tahun 1990-an, Rossi menyatakan kebanggaannya bisa melihat tim kesayangannya mengenakan jersey yang dirancang bersama Nike dan Inter Milan. 

Dalam pernyataannya, Rossi mengungkapkan, "Ini adalah kehormatan besar bagi saya. Melihat pemain-pemain Inter mengenakan jersey ini, yang merupakan hasil kerja sama dengan Nike dan Inter, adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah penggabungan dari kecintaan saya terhadap balap motor dan tim favorit saya."

Rossi di Dunia Balap Endurance

Sementara itu, meskipun tengah merayakan kolaborasi dengan Inter Milan, Rossi juga tetap sibuk di dunia balap mobil. 

Pada 18-20 April 2025, ia akan kembali berlomba di ajang World Endurance Championship di Imola, menggunakan BMW M4 #46, setelah finis di posisi ke-11 pada balapan perdana di Qatar. 

Rossi, yang kini berkompetisi sebagai pembalap BMW, juga tak sabar untuk kembali beraksi di ajang balap setelah finis bagus di MotoGP, di mana tim VR46-nya berhasil meraih podium di Argentina dan Amerika.

Kolaborasi antara Valentino Rossi dan Inter Milan ini bukan hanya soal desain jersey, tetapi juga tentang menciptakan jembatan antara dua dunia yang berbeda sepak bola dan balap motor. 

Kolaborasi ini menjadi simbol dari dua dunia yang sangat dicintai oleh Rossi, sekaligus menunjukkan betapa dalamnya cintanya terhadap klub yang telah memberikan banyak kenangan indah sejak ia masih muda.

Bagi penggemar Rossi dan Inter Milan, ini adalah kesempatan langka untuk melihat kedua dunia ini bertemu dalam satu acara yang penuh makna. 

Selain itu, bagi Anda yang penggemar Rossi dan Inter, jersey edisi khusus ini bisa menjadi koleksi yang sangat istimewa.

Ketegangan Tersembunyi di Ranch Rossi: Ketika Marquez Membawa Atmosfer Pabrikan ke Arena Santai

Ketegangan Tersembunyi di Ranch Rossi Ketika Marquez Membawa Atmosfer Pabrikan ke Arena Santai
Ketegangan Tersembunyi di Ranch Rossi Ketika Marquez Membawa Atmosfer Pabrikan ke Arena Santai.

JAKARTA - Sebuah cerita lama kembali mencuat, menyibak akar rivalitas mendalam antara dua ikon MotoGP, Valentino Rossi dan Marc Marquez. Salah satu insiden yang disebut-sebut sebagai titik awal renggangnya hubungan mereka terjadi pada 2014, di lokasi yang sangat pribadi bagi Rossi—ranch miliknya di Tavullia, Italia.

Ranch tersebut bukan sekadar lintasan tanah. Bagi Rossi, tempat itu menjadi arena latihan yang menggabungkan keseriusan dan keakraban, terutama bersama para pembalap muda binaannya di VR46 Academy. Namun, kedatangan Marquez saat itu justru mengubah atmosfer.

Dalam sebuah perbincangan di podcast Motorsport Republica, mantan pembalap MotoGP Scott Redding mengungkapkan bahwa Marquez tak datang sendirian ia membawa serta truk milik HRC (Honda Racing Corporation), lengkap dengan kru teknis dan motor spek pabrikan.

“Tindakan itu dianggap kurang menghargai semangat santai dari latihan di ranch Rossi,” ujar Redding. “Valentino cukup kecewa karena tujuan utama tempat itu adalah untuk membangun kebersamaan dan belajar, bukan untuk pamer kekuatan teknis.”

Tak hanya Redding, pembalap supercross asal Australia, Chad Reed, turut membenarkan adanya ketegangan. Ia mengingat jelas momen usai GP Misano, saat kedua pembalap dalam kondisi fisik yang belum pulih sepenuhnya masih bersikeras mengejar catatan waktu tercepat di lintasan tanah.

Marquez sendiri dikenal serius dalam menjalani latihan off-road, termasuk dirt track dan motocross, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya balap di Spanyol. Redding bahkan mengaku pernah merasa ketinggalan saat melihat standar latihan di sana yang sudah menggunakan teknologi tinggi seperti suspensi Ohlins dan sistem kontrol traksi.

Latihan jenis ini bukan sekadar hiburan bagi Marquez. Ia menjadikannya sarana untuk mempertajam keterampilan mengendalikan motor kemampuan yang kerap terlihat dalam aksinya di MotoGP.

Menariknya, Marquez baru-baru ini terlihat mengendarai Honda CRF450R dalam sesi latihan motocross. Mungkin itu menjadi momen terakhirnya dengan motor berlambang sayap tersebut, mengingat kini Ducati telah merilis Desmo450 MX motor yang kemungkinan besar akan segera dijajal Marquez.

Meski Rossi telah pensiun dan Marquez bergabung dengan Ducati tim yang menaungi Pecco Bagnaia, jebolan VR46 Academy rivalitas keduanya masih kerap menjadi bahan pembicaraan. Apalagi, Marquez masih memburu rekor sembilan gelar juara dunia milik sang legenda asal Italia.

Kisah yang terjadi di ranch Rossi mungkin hanya satu bagian dari narasi besar antara dua pembalap berkarakter kuat ini. Namun, dari situlah terlihat bahwa bahkan di tempat yang seharusnya menjadi ruang latihan santai, ambisi dan ego bisa memantik bara yang belum juga padam.

Sabtu, 22 Maret 2025

Valentino Rossi dan Luka yang Tak Pernah Sembuh: Kenangan Pahit Bersama Marco Simoncelli

Valentino Rossi dan Luka yang Tak Pernah Sembuh Kenangan Pahit Bersama Marco Simoncelli
Valentino Rossi dan Luka yang Tak Pernah Sembuh: Kenangan Pahit Bersama Marco Simoncelli.

JAKARTA - Valentino Rossi, legenda MotoGP dengan sembilan gelar juara dunia, masih menyimpan luka mendalam atas kepergian sahabatnya, Marco Simoncelli. 

Tragedi yang terjadi di Sirkuit Sepang pada tahun 2011 itu tidak hanya mengguncang dunia balap, tetapi juga meninggalkan bekas luka emosional yang tak kunjung sembuh bagi Rossi.

Kenangan yang Menyakitkan

Marco Simoncelli, yang akrab disapa Sic, merupakan salah satu pembalap berbakat MotoGP. Namun, takdir berkata lain ketika ia mengalami kecelakaan fatal di Sepang. 

Insiden tragis itu melibatkan Rossi, yang saat itu juga berada di lintasan. 

Setelah kecelakaan, Rossi menghadiri pemakaman Simoncelli, sebuah momen yang disaksikan oleh banyak orang di Italia dan dunia.

Carlo Pernat, seorang agen balap veteran, mengungkapkan kepada Corriere della Sera betapa beratnya masa-masa setelah kepergian Sic.

“Setelah kejadian itu, saya tinggal di rumah keluarga Paolo Simoncelli di Coriano selama sekitar dua bulan. Itu adalah cara kami untuk saling menguatkan, seperti yang Marco inginkan,” kata Pernat.

Pernat juga mengaku sempat berpikir untuk pensiun dari dunia balap karena kehilangan yang begitu besar.

Rossi dan Rasa Bersalah yang Tak Terucapkan

Di tengah duka yang mendalam, Rossi sempat menghilang. Selama dua bulan setelah insiden, ia tidak menunjukkan dirinya atau menghubungi keluarga Simoncelli.

“Paolo sempat kecewa, mengingat betapa dekatnya hubungan Valentino dengan Marco,” ujar Pernat.

Namun, belakangan alasan di balik sikap Rossi terungkap. Menurut Pernat, Rossi merasa sangat bersalah karena roda motornya adalah yang terakhir menyentuh tubuh Marco dalam kecelakaan maut itu. 

Rasa bersalah ini begitu besar hingga membuatnya enggan bertemu keluarga Simoncelli.

Pada akhirnya, Rossi memberanikan diri untuk datang ke rumah keluarga Simoncelli. 

Dalam pertemuan emosional itu, ia memeluk Paolo dan dengan suara lirih berkata, “Maaf, itu aku.” Pernat yakin bahwa kejadian ini membekas dalam diri Rossi, dan hingga saat ini ia masih membawa beban emosional tersebut.

VR46 Academy: Warisan untuk Marco

Meski dihantui rasa bersalah, Rossi tetap melanjutkan kariernya di MotoGP dan mencetak berbagai rekor. 

Namun, ia tidak melupakan Simoncelli. Untuk mengenang sahabatnya, Rossi mendirikan VR46 Academy, akademi balap yang bertujuan mencetak pembalap muda Italia berbakat.

VR46 Academy telah melahirkan banyak pembalap berbakat, salah satunya Francesco Bagnaia yang menjadi juara dunia MotoGP pada 2022. 

Namun, menurut Pernat, misi ini sebenarnya sudah dimulai sejak Simoncelli masih hidup.

“Marco adalah pemenang sejati. Persahabatannya dengan Valentino Rossi sempat sedikit merenggang saat ia mulai mengalahkannya di beberapa balapan,” ungkap Pernat. 

“Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada dikalahkan oleh sahabat sendiri, meskipun mereka tetap sangat dekat.”

Tak hanya akademi, keluarga Simoncelli juga mendirikan yayasan untuk mengenang Sic. 

Pernat menyebutkan bahwa yayasan ini menghasilkan hampir 2 juta euro per tahun, mencerminkan betapa besar kecintaan publik terhadap Simoncelli.

“Marco adalah teman semua orang. Mustahil ada yang tidak menyukai dia,” tutup Pernat.

Kenangan yang Tak Terlupakan

Valentino Rossi mungkin sudah pensiun dari MotoGP, tetapi kenangan tentang Marco Simoncelli akan selalu hidup dalam dirinya. 

Rasa kehilangan dan kesedihan itu tetap ada, menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. 

Meskipun demikian, melalui VR46 Academy dan berbagai upaya lainnya, ia memastikan bahwa warisan Simoncelli tetap hidup dan menginspirasi generasi penerus.

Tragedi memang menyakitkan, tetapi dari luka itu, Rossi membangun sesuatu yang lebih besar: sebuah penghormatan abadi untuk sahabat yang telah pergi terlalu cepat.

Selasa, 30 Januari 2024

Pertamina Lubricants Gandeng Lamborghini dan Valentino Rossi untuk Toko Merchandise

Peluncuran livery terbaru dair Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team" di Riccione, Italia, Rabu (24/01/2023). (ANTARA/Chairu Rohman)
Peluncuran livery terbaru dair Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team" di Riccione, Italia, Rabu (24/01/2023). (ANTARA/Chairu Rohman)
JAKARTA - PT Pertamina Lubricants telah mengumumkan rencananya untuk membuka store merchandise eksklusif di Indonesia setelah menjalin kemitraan dengan Lamborghini dan tim balap Valentino Rossi. 

Direktur Utama PT Pertamina Lubricants, Werry Prayogi, menyatakan bahwa mereka berencana untuk memanfaatkan gerai-gerai SPBU milik Pertamina sebagai lokasi untuk store khusus ini.

"Walaupun izin untuk membuka store khusus ini tidak mudah didapat karena eksklusivitas merek yang sangat dijaga, kami harus menghormati hal tersebut," ujar Werry dalam acara peluncuran livery terbaru "Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team" di Riccione, Italia, pada Rabu (24/01/2024).

Meskipun demikian, PT Pertamina Lubricants akan terus berupaya untuk menyediakan merchandise asli mereka di gerai-gerai SPBU milik Pertamina di Indonesia. 

"Jika izinnya diperoleh, para penggemar Lamborghini dan VR46 akan lebih mudah mendapatkan merchandise di Indonesia," tambahnya.

Werry juga mengingatkan para penggemar agar berhati-hati saat membeli merchandise yang mengatasnamakan merek tersebut yang terkait dengan Pertamina, terutama jika harga yang ditawarkan tidak wajar. 

"Barang-barang asli masih tersedia di Italia, jadi jika menemukan barang dengan harga murah dan kualitas yang meragukan di online shop, itu bukan barang asli," tegasnya.

Kemitraan PT Pertamina Lubricants dengan "Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team" dan Lamborghini Squadra Corse bertujuan untuk mempromosikan nama Indonesia secara global, sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen lokal terhadap produk Pertamina. Kerja sama ini akan berlangsung hingga tahun 2025.

Sumber: Antara/Chairul Rohman
Editor: Yakop