Berita Borneotribun Hari ini

Kamis, 05 Juni 2025

Chelsea Siap Gaet Bintang £50 Juta, Bisa Lepas Noni Madueke untuk Dana Transfer

Chelsea Siap Gaet Bintang £50 Juta, Bisa Lepas Noni Madueke untuk Dana Transfer
Chelsea Siap Gaet Bintang £50 Juta, Bisa Lepas Noni Madueke untuk Dana Transfer.

JAKARTA -- Chelsea lagi aktif banget nih di bursa transfer musim panas ini. Kabarnya, mereka sedang berunding sama Borussia Dortmund untuk mendatangkan Jamie Gittens, pemain muda yang lagi naik daun. Tapi, buat mewujudkan transfer ini, The Blues juga siap melepas Noni Madueke agar dana bisa cukup.

Sebagai klub besar, Chelsea memang lagi cari winger baru untuk memperkuat skuad mereka. Banyak nama yang sempat dikaitkan, mulai dari Alejandro Garnacho yang lagi ingin pindah dari Manchester United, sampai Nico Williams dari Athletic Club, dan juga Rodrygo, bintang Real Madrid yang lagi kurang nyaman di klubnya sekarang.

Kepergian Jadon Sancho bikin kebutuhan Chelsea akan pemain sayap makin mendesak. Sancho sendiri akhirnya kembali ke Manchester United setelah Chelsea memilih membayar denda sekitar £5 juta karena gagal sepakat soal gaji.

Nah, sebelum Sancho resmi cabut, Chelsea ternyata sudah mulai nego dengan Dortmund buat Gittens. Pemain berusia 20 tahun ini punya performa yang cukup naik turun musim ini. Dia pernah cetak dua gol keren di Liga Champions lawan Real Madrid, tapi di sisi lain hanya jadi starter tiga kali dari 12 laga terakhir liga.

Meski perannya berkurang dan sempat merasa frustrasi, Gittens diperkirakan akan dihargai sekitar £50 juta. Chelsea juga dikabarkan “buka pintu” buat tawaran untuk Noni Madueke.

Kalau dibandingkan dengan Gittens, Madueke justru tampil cukup stabil musim ini. Dia jadi andalan di sayap kiri, membantu Chelsea amankan tiket Liga Champions dengan penampilan yang konsisten. Tapi, Maresca, pelatih Chelsea, sempat mengkritik semangat kerja Madueke, bahkan sempat mencadangkannya di bulan Desember karena dinilai kurang effort. Untungnya, keduanya sudah baikan dan masalah itu kelihatan selesai.

Setelah Chelsea menang Conference League lawan Real Betis, Madueke justru membela pelatihnya dengan semangat. Dia bilang nggak ngerti kenapa pelatihnya dapat kritikan, dan menyebut kemenangan itu sebagai “awal dari sesuatu yang besar”.

Jadi, apakah Gittens atau Madueke yang akan terus jadi bagian dari rencana Chelsea ke depan? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.

Lamine Yamal vs Dembélé: Nations League Showdown Could Decide Ballon d’Or Winner

Lamine Yamal vs Dembélé: Nations League Showdown Could Decide Ballon d’Or Winner
Lamine Yamal vs Dembélé: Nations League Showdown Could Decide Ballon d’Or Winner.

The Ballon d’Or race is heating up, and guess what? We might just get a sneak peek at who’s got the upper hand this Thursday when Spain takes on France in the UEFA Nations League semifinals. Yep, it’s Lamine Yamal vs Ousmane Dembélé, and fans are already calling it the unofficial Ballon d’Or decider.

But Yamal isn’t entirely buying into that idea.

“I think the award should go to the best player of the whole year, not just whoever wins one match,” Yamal said during an interview with El Partidazo de COPE. “Still, if people want to make Thursday the deciding factor, then hey—let’s play!”

Yamal’s got a solid case. The 16-year-old phenom has been electric for Barcelona, playing a key role in their domestic treble—winning La Liga, Copa del Rey, and Supercopa de España. But the competition is fierce. Dembélé had an amazing season too, helping Paris Saint-Germain win the Champions League, completing a European treble and putting his name right in the Ballon d’Or conversation.

Other big names like Mohamed Salah from Liverpool and Raphinha, Yamal’s teammate, are also in the mix. But all eyes are on Thursday’s clash between Yamal and Dembélé.

“If it doesn’t go my way or Dembélé’s on Thursday, then who gets your vote? Someone from Sunday’s final?” Yamal said. “In my opinion, it’s about the full year. But if folks wanna boil it down to one match—bring it on.”

To be fair, Dembélé might still have one more opportunity to strengthen his Ballon d’Or case—the upcoming FIFA Club World Cup, which PSG will play in. Unfortunately for Yamal, Barcelona didn’t qualify for that competition, meaning his Ballon d’Or chances hinge on what he’s already accomplished this season.

That said, even if Yamal doesn’t win this year, the future’s bright. He still has a chance to become the youngest-ever Ballon d’Or winner in history if he wins it in the next few years. The current record holder? Brazilian legend Ronaldo Nazário, who was 21 years and 3 months old when he won in 1997. Yamal’s only 16. Time is definitely on his side.

So, is Thursday’s match really the Ballon d’Or decider? Maybe. Maybe not. But one thing’s for sure—Lamine Yamal is ready to compete, and his message is clear: Let’s play.

If you’re a football fan, this is one matchup you don’t want to miss. Stick around for more updates on rising stars, major tournaments, and all the buzz in the football world!

Ronaldinho, Rekan Terbaik Bojan Krkic di Barcelona: Bukan Messi, Tapi Legenda Asli!

Ronaldinho, Rekan Terbaik Bojan Krkic di Barcelona: Bukan Messi, Tapi Legenda Asli!
Ronaldinho, Rekan Terbaik Bojan Krkic di Barcelona: Bukan Messi, Tapi Legenda Asli!

JAKARTA -- Kalau ngomongin soal rekan terbaik sepanjang masa di Barcelona, kebanyakan pasti langsung mikir soal Lionel Messi, ya kan? Tapi, ternyata menurut Bojan Krkic, mantan pemain jebolan La Masia sekaligus sekarang jadi koordinator sepak bola Barcelona, sosok terbaik yang pernah dia temui di lapangan bukan Messi melainkan Ronaldinho!

Bojan sendiri sempat main bareng Messi selama empat tahun dan pernah jadi bagian dari era keemasan Barcelona yang dipenuhi bintang-bintang legendaris seperti Andrés Iniesta dan Xavi. Walaupun begitu, saat ngobrol dengan media Portugal, A Bola, Bojan dengan yakin menyebut Ronaldinho sebagai pemain paling spesial yang pernah ia temui.

“Kalau ditanya siapa pemain terbaik yang pernah aku mainkan bareng, jawabannya mungkin Ronaldinho. Aku tahu ini agak sulit dan mungkin terasa gak adil, karena aku juga pernah main sama Messi yang memang hebat banget selama bertahun-tahun,” kata Bojan.

“Tapi menurutku, Ronaldinho punya semuanya. Dia playmaker yang luar biasa. Setiap kali dia pegang bola, baik waktu pertandingan atau bahkan pas mau eksekusi penalti, seluruh tim benar-benar percaya sama dia. Dia adalah pemimpin sejati di lapangan,” lanjutnya.

Memang, Bojan cuma main bareng Ronaldinho selama dua tahun sebelum si bintang Brasil pindah ke AC Milan pada 2008. Tapi selama lima tahun di Barcelona, Ronaldinho sudah bikin 82 gol dari 174 penampilan dan membawa klub itu berjaya di Spanyol dan Eropa.

Sementara itu, perjalanan karier Bojan sendiri di Barcelona tidak semulus yang diperkirakan. Dari awal ia dikenal sebagai wonderkid yang mencetak lebih dari 900 gol di tim muda Barcelona, debut di usia 17 tahun, tapi kemudian harus berjuang memenuhi ekspektasi besar itu. Akhirnya, Bojan pindah ke Stoke City pada 2014 dan pensiun di usia 32 tahun pada Maret 2023.

Sekarang, di usia 34 tahun, Bojan kembali ke klub lamanya sebagai koordinator dan fokus membina bakat-bakat muda Barcelona di La Masia. Salah satu yang lagi naik daun dan dikatakan punya potensi jadi winger terbaik dunia adalah Lamine Yamal, jebolan terbaru dari akademi kebanggaan Catalonia itu.

Kalau kamu penggemar sepak bola, kisah Bojan ini bisa jadi inspirasi tentang bagaimana legenda seperti Ronaldinho tetap dikenang bukan hanya karena skill-nya, tapi juga karena perannya sebagai sosok pemimpin dan inspirator di lapangan. Gimana menurut kamu, setuju gak Ronaldinho layak jadi teammate terbaik di Barcelona?

Marc Marquez Breaks Silence on Jorge Martin’s Aprilia Drama: He Must Have His Reasons

Marc Marquez Breaks Silence on Jorge Martin’s Aprilia Drama: He Must Have His Reasons
Marc Marquez Breaks Silence on Jorge Martin’s Aprilia Drama: He Must Have His Reasons.

Marc Marquez has finally spoken up about the hot topic shaking up the MotoGP paddock—Jorge Martin’s sudden decision to leave Aprilia. His comments come just a week after saying he’d hold off until Martin gave his side of the story.

The drama began during the British Grand Prix at Silverstone, where rumors started swirling that Martin wanted to activate a contract clause and walk away from Aprilia early. When asked about it, Marquez kept it cool:
“I want to wait until Martin or his team talks about it, because we don’t really know what’s true or not.”

Soon after, Martin himself confirmed the news—he is planning to exit Aprilia one year before his contract ends.

Marquez Responds at Ducati Event

At a Ducati promotional event in Barcelona on Tuesday, Marquez was asked again about the situation. This time, he gave a bit more insight:
“I’m aware of what’s happening in the MotoGP world, and when I read the news about Jorge Martin, well… I’m sure he has his reasons. He must have his explanations,” Marquez told AS.
“Most importantly, I hope he recovers soon and is back on the track as quickly as possible.”

Marquez Knows What It’s Like to Leave Early

It’s worth noting that Marquez isn’t new to the idea of leaving a contract early. He ended his big-money deal with Honda to join Gresini Ducati in 2024—but as he pointed out, that situation was completely different.

“My situation was totally different. First of all, I was coming off four years filled with injuries. And second, I gave—well, we achieved—six World Championships together with Honda,” Marquez explained.

Despite the split, Marquez and Honda still maintain a friendly relationship.

Sympathy from Marquez, But Not from Everyone

From the way he talks, it’s clear Marquez feels some sympathy for Martin. He didn’t criticize the move and instead acknowledged that riders make tough decisions for their own reasons.

Not everyone shares that opinion though. Ducati teammate Pecco Bagnaia had a much firmer stance. He made it clear that riders should respect the contracts they sign—period.

Bagnaia’s comments were seen by many, including Dorna reporter Jack Appleyard, as a subtle message reinforcing his commitment to Ducati, especially amid surprise rumors that Yamaha was interested in signing him.

Both Bagnaia and Marquez are locked into Ducati factory team contracts through the end of 2026.

What’s Next for Jorge Martin?

Martin’s desire to leave Aprilia has already shaken up the MotoGP rider market. The big rumor? That he’s eyeing a move to Honda. Nothing has been confirmed yet, but his potential departure could trigger a domino effect across the grid.

One thing’s for sure—this drama is far from over, and fans can expect more twists in the coming weeks.

Trump Yakin Tidak Ada Konflik Antar Tuan Rumah Piala Dunia 2026: AS, Kanada, dan Meksiko Siap Bersinergi

Trump Yakin Tidak Ada Konflik Antar Tuan Rumah Piala Dunia 2026: AS, Kanada, dan Meksiko Siap Bersinergi
Trump Yakin Tidak Ada Konflik Antar Tuan Rumah Piala Dunia 2026: AS, Kanada, dan Meksiko Siap Bersinergi.

JAKARTA -- Menjelang gelaran FIFA World Cup 2026 yang tinggal sekitar satu tahun lagi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, angkat bicara soal isu ketegangan yang kabarnya muncul antara tiga negara tuan rumah, yaitu AS, Kanada, dan Meksiko. 

Trump menegaskan, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti antara mereka yang bisa mengganggu kelancaran turnamen terbesar di dunia ini.

Saat bersama Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam peluncuran resmi FIFA World Cup Task Force, Trump dengan tegas menyatakan bahwa hubungan antara AS, Kanada, dan Meksiko tetap harmonis, walaupun di sisi lain hubungan dagang antara AS dan Kanada sempat memanas, bahkan Trump pernah melontarkan guyonan soal menjadikan Kanada sebagai “negara bagian ke-51”.

“Saya nggak lihat ada ketegangan di sini. Kami berhubungan sangat baik dengan kedua negara tersebut,” ujar Trump setelah bertemu dengan Perdana Menteri Kanada yang baru terpilih, Mark Carney, hari itu juga.

“Kami baru saja mengadakan pertemuan yang sangat bagus. Semua berjalan lancar dan tidak ada ketegangan. Kami ingin melakukan yang terbaik untuk rakyat masing-masing negara, dan itulah yang akan terjadi,” tambahnya.

Pembagian Kota Tuan Rumah dan Jadwal Pertandingan

Piala Dunia 2026 akan digelar di 16 kota dari ketiga negara. Amerika Serikat menjadi tuan rumah terbesar dengan 11 kota yang akan menggelar 74 pertandingan dari total 104 laga. Kanada akan menyelenggarakan 13 pertandingan yang dibagi di Toronto dan Vancouver, sementara Meksiko juga menyiapkan 13 pertandingan yang akan dimainkan di Mexico City, Monterrey, dan Guadalajara.

Ini akan menjadi pertama kalinya turnamen ini kembali ke Amerika Utara sejak terakhir kali diselenggarakan di AS pada tahun 1994.

Hubungan Trump dan Perdana Menteri Kanada yang Baru

Dalam pertemuan tersebut, Trump dan Carney sempat membahas soal Piala Dunia dan beberapa isu lainnya, terutama terkait perdagangan internasional dan kedaulatan Kanada. Suasana pertemuan terasa lebih hangat dibanding hubungan Trump dengan Perdana Menteri sebelumnya, Justin Trudeau, yang terkenal sering mendapat julukan “Gubernur” dari Trump.

Di depan media, Carney dengan tegas menolak anggapan bahwa Kanada akan “dijual” atau menjadi bagian ke-51 Amerika. “Kanada tidak untuk dijual, dan kami tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51,” kata Carney diplomatis. Trump hanya tersenyum dan menjawab, “Jangan pernah bilang ‘tidak pernah’,” lalu memuji Carney sebagai sosok yang “sangat berbakat dan orang baik.”

Reaksi dari Pelatih Timnas Kanada

Pernyataan Carney ini sejalan dengan perasaan banyak warga Kanada dan juga pendapat pelatih tim nasional Kanada, Jesse Marsch. Marsch pernah mengkritik keras pernyataan Trump tentang Kanada sebelum pertandingan Concacaf Nations League Finals bulan Maret lalu.

“Saya ingin bilang ke Presiden kami, berhentilah dengan retorika konyol soal Kanada jadi negara bagian ke-51. Sebagai orang Amerika, saya malu atas kesombongan dan sikap tidak hormat yang kita tunjukkan kepada salah satu sekutu tertua dan terkuat kita,” kata Marsch dengan tegas.

Fokus Utama: Kesuksesan Piala Dunia dan Keamanan

Dari hasil pertemuan Task Force, semua pihak menegaskan komitmen penuh untuk membuat Piala Dunia ini sukses besar. Trump yakin kerja sama antar tiga negara sudah berjalan dengan sangat baik.

“Kerja sama antara AS, Kanada, dan Meksiko itu total dan lengkap. Piala Dunia ini akan sempurna dan luar biasa,” ujar Trump. Ia juga menegaskan bahwa AS tidak akan segan mengeluarkan biaya besar demi keamanan selama turnamen.

Namun, ada satu hal penting lain yang juga menjadi perhatian: semua pengunjung dipersilakan datang menikmati turnamen, tapi harus pulang setelah selesai.

“Kami ingin semua orang datang ke Amerika, berlibur, dan belanja banyak, tapi jangan overstay visa. Nikmati perjalanan dan lihat-lihat Amerika, tapi jangan tinggal terlalu lama,” pesan Menteri Transportasi AS, Sean Duffy.

Piala Dunia 2026 yang akan dimulai pada 11 Juni 2026 ini memang menjadi ajang yang sangat dinantikan. Ketiga negara tuan rumah sudah berkomitmen untuk bekerja sama demi kesuksesan acara besar ini, sambil memastikan hubungan antar negara tetap harmonis dan pengunjung menikmati pengalaman terbaik tanpa masalah.

Semua mata kini tertuju pada persiapan final dan performa timnas AS, Kanada, dan Meksiko yang ingin tampil maksimal di kandang sendiri. Jadi, mari kita tunggu bersama bagaimana keseruan Piala Dunia terbesar di Amerika Utara ini!

Nicolo Bulega Set for Emotional MotoGP Reunion with Valentino Rossi’s VR46 Team

Nicolo Bulega Set for Emotional MotoGP Reunion with Valentino Rossi’s VR46 Team
Nicolo Bulega Set for Emotional MotoGP Reunion with Valentino Rossi’s VR46 Team.

There's something heartwarming brewing in the world of motorcycle racing—especially for longtime fans of Valentino Rossi and MotoGP. Nicolo Bulega, once a rising star under Rossi’s mentorship, is making headlines in Italy for a potential comeback... and maybe even a reunion with the VR46 MotoGP team.

Back in the day, Bulega was seen as a future MotoGP sensation when he joined Rossi’s Sky Racing VR46 team in Moto3. But things didn’t quite go as planned. His performance was underwhelming, and after a few years, their paths quietly drifted apart.

Now? The script has flipped.

Ducati Betting Big on Bulega After WorldSBK Success

Fast forward to 2025, and Bulega is on fire. He’s currently leading the World Superbike Championship (WorldSBK) standings—outperforming big names like Toprak Razgatlioglu from BMW. That’s no small feat.

Ducati, clearly impressed, is rumored to be working on a new contract extension. According to Italian site GPOne, the deal would keep Bulega in WorldSBK through 2026, but with a twist: he’d begin testing MotoGP machinery in preparation for a possible move to VR46 in 2027.

Here’s where it gets even more strategic. The 2027 season will see new rules and a switch from Michelin to Pirelli tires in MotoGP—something that favors Bulega, who’s already got solid experience riding on Pirellis in WorldSBK.

A Quiet Personality, But Big Results

Part of Bulega’s appeal, especially to Ducati, is his quiet, no-drama personality. He’s not out there chasing headlines—but he’s absolutely delivering where it counts: on the track.

It’s a stark contrast to his earlier years in Moto3 and Moto2, where he struggled to leave a mark. But now, he’s proving exactly why Rossi believed in him in the first place.

A Full Circle Moment in the Making

If this deal pans out, it would mark a beautiful full-circle moment: the former student returning—this time, not as a prospect, but as a proven competitor—ready to represent Rossi’s VR46 team on the MotoGP stage.

Should Bulega clinch the 2025 WorldSBK title, it’ll only strengthen his case. That would be a massive statement—especially since it’s just his second year racing superbikes.

More than just a career upgrade, this potential reunion feels deeply personal. It’s about redemption, growth, and the long game in motorsports.

From Rising Star to Resilient Racer

Nicolo Bulega’s story is a reminder that not all careers take a straight path—and that sometimes, it takes a detour to find your way back stronger than ever.

If everything goes according to plan, 2027 might not just be the start of a new MotoGP era with rule changes and tire swaps—it could also be the year we witness one of the most emotional reunions in MotoGP history.

Keep an eye on Bulega. His journey isn’t just inspiring—it’s far from over.

Waspada, Fans Piala Dunia 2026! JD Vance Ingatkan Jangan Lama-lama Tinggal di Amerika

Waspada, Fans Piala Dunia 2026! JD Vance Ingatkan Jangan Lama-lama Tinggal di Amerika
Waspada, Fans Piala Dunia 2026! JD Vance Ingatkan Jangan Lama-lama Tinggal di Amerika.

JAKARTA -- Piala Dunia FIFA 2026 sudah semakin dekat, dan pastinya jadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia. 

Apalagi kali ini, turnamen terbesar di dunia sepak bola akan digelar di Amerika Serikat, bersama dengan Kanada dan Meksiko sebagai tuan rumah bersama.

Nah, ada kabar penting nih buat kalian yang berencana datang langsung ke Amerika untuk nonton Piala Dunia. 

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, memberi peringatan santai tapi tegas kepada para fans internasional yang datang supaya jangan sampai ‘terlalu betah’ alias overstay alias tinggal melebihi batas visa mereka selama acara berlangsung.

Buat kamu yang belum tahu, Piala Dunia 2026 akan menjadi yang terbesar dalam sejarah dengan 48 tim peserta. Dari total 104 pertandingan, 60 di antaranya bakal diadakan di Amerika, termasuk semua pertandingan mulai dari babak perempat final sampai final. 

Jadi nggak heran kalau jutaan pengunjung dari seluruh dunia bakal datang ke sana untuk merasakan sensasi turnamen spektakuler ini.

JD Vance bilang, “Tentu saja, semua orang dipersilakan datang dan menikmati pesta sepak bola ini. Kami ingin mereka datang, merayakan, dan menonton pertandingan dengan seru. Tapi, setelah acaranya selesai, kami harap mereka kembali ke negara asalnya. Kalau enggak, mungkin mereka harus ngobrol sama Sekretaris Noem,” candanya, merujuk pada Kristi Noem, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS.

Bukan cuma Vance yang memberi peringatan, Menteri Transportasi Sean Duffy juga mengingatkan para wisatawan supaya jangan sampai melewati masa berlaku visa mereka. 

Dengan banyaknya kota tuan rumah seperti Los Angeles, Miami, dan New York yang siap menyambut fans, pariwisata diprediksi bakal naik drastis tahun depan.

Piala Dunia 2026 sendiri bakal mulai bergulir pada tanggal 11 Juni 2026 di Kota Meksiko, sebelum pertandingan dilanjutkan di Amerika Serikat. 

Sementara itu, beberapa tim yang sudah memastikan tempat mereka antara lain Jepang, Selandia Baru, Iran, Argentina, dan tentu saja tim tuan rumah Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Fans Amerika tentu berharap tim kesayangan, USMNT, bisa tampil lebih baik dibanding turnamen sebelumnya seperti Copa América 2024 dan Concacaf Nations League. 

Banyak tekanan ada di pundak pelatih Mauricio Pochettino dan kapten Christian Pulisic untuk mengangkat performa tim dan memberikan penampilan yang membanggakan di depan pendukung sendiri.

Jadi, buat kamu yang mau nonton langsung di Piala Dunia 2026, jangan lupa jaga masa tinggalmu ya! Nikmati momen besar ini dengan penuh semangat, tapi tetap patuhi aturan supaya semuanya lancar dan menyenangkan.

VR46 Team Boss Says Pressure Isn’t About Pramac’s MotoGP Title – It’s Been There Since Day One

VR46 Team Boss Says Pressure Isn’t About Pramac’s MotoGP Title – It’s Been There Since Day One
VR46 Team Boss Says Pressure Isn’t About Pramac’s MotoGP Title – It’s Been There Since Day One.

Even though Pramac made history by becoming the first satellite team to win the MotoGP World Championship with Jorge Martin in 2024, VR46 team boss Pablo Nieto insists that his team isn’t under extra pressure because of it. For him, the pressure has always been there—thanks to one iconic name: Valentino Rossi.

That’s right. Carrying the VR46 banner means dealing with sky-high expectations from day one. Whether in Moto3 or now in MotoGP, all eyes have been on them from the start.

“I think the pressure has been there since we were in Moto3,” Nieto told Crash.net in an exclusive interview.

“We’re VR46, and when you carry that name, the pressure is already there.”

Pramac’s MotoGP Title Sets the Bar, VR46 Gets Ducati Factory Support

Pramac raised the bar for satellite teams last year with their historic championship win. With full factory support from Ducati, they proved that independent teams can compete at the highest level.

Now, that same level of support has shifted to VR46. For the 2025 season, Fabio Di Giannantonio is riding a factory-spec Ducati GP25, giving the team top-tier machinery to chase podiums.

Although VR46 has had race wins in the past, they haven’t been back on the top step since 2023. Still, expectations are growing with the tech upgrades and results improving.

Pressure Isn’t a Problem – It’s a Privilege

Nieto doesn’t see Pramac’s title win as added pressure. In fact, he welcomes the challenge.

“If there’s no pressure, that means nobody cares about you,” he said.

“So having that kind of pressure is actually a good thing. It shows that people care about us, are watching us, and expect something from us. That means we have a responsibility—to achieve something meaningful.”

Solid Start to 2025: Podiums and Promise

The VR46 team has had a strong start to the 2025 MotoGP season. After seven rounds, they sit third in the team standings with five podiums across both sprint and main races.

On the rider side, Franco Morbidelli is fourth in the championship standings, with Di Giannantonio just behind in sixth—only 10 points apart.

Nieto is happy with the progress, but he admits there’s still something missing to make VR46 a regular podium contender.

“It’s not bad. We’re fourth and sixth in the championship, so we’re happy. But of course, you always want more,” he said.

“We’ve got the best bike we’ve ever had in MotoGP and great support from Ducati. That’s huge for us.”

Just One Step Away From Consistency

What’s holding the team back from fighting for the podium every weekend? Nieto believes it’s just a matter of putting everything together.

“We’re working very well, but we’re still missing that little something to be up there every race,” he added.

“Sometimes it’s just bad luck, sometimes it’s mistakes or crashes. That’s racing.”

The VR46 Spirit Is Built for Pressure

For VR46, pressure isn’t a problem—it’s a sign that the world is watching, and that’s exactly where they want to be. With top-tier bikes, passionate fans, and the legend of Valentino Rossi behind them, VR46 is on the brink of something big.

They’re not just here to participate. They’re here to make a statement.

Mauricio Pochettino Beri Tantangan untuk Christian Pulisic: Bisa Jadi Lionel Messi-nya Amerika?

Mauricio Pochettino Beri Tantangan untuk Christian Pulisic: Bisa Jadi “Lionel Messi”-nya Amerika?
Mauricio Pochettino Beri Tantangan untuk Christian Pulisic: Bisa Jadi “Lionel Messi”-nya Amerika?

JAKARTA -- Musim panas ini jadi momen penting bagi pelatih timnas sepak bola pria Amerika Serikat, Mauricio Pochettino. Selain mempersiapkan taktik dan membangun chemistry tim, Pochettino juga menaruh perhatian besar pada peran Christian Pulisic, yang dianggap bukan cuma penting buat tim, tapi juga untuk sepak bola Amerika Serikat secara keseluruhan.

Sayangnya, Christian Pulisic tidak akan tampil bersama timnas AS musim panas ini. Keputusan ini dibuat setelah diskusi antara Pulisic dan federasi sepak bola AS, dengan tujuan memberi waktu istirahat setelah musim panjang yang dijalaninya di AC Milan, klubnya di Eropa. Meski begitu, keputusan ini mendapat sorotan karena waktu Pochettino untuk menyatukan tim sebelum Piala Dunia 2026 di rumah sendiri sangat terbatas.

Dalam sebuah sesi podcast Unfiltered Soccer bersama legenda timnas AS, Tim Howard dan Landon Donovan, Pochettino bahkan membandingkan Pulisic dengan salah satu bintang terbesar dunia, Lionel Messi. Tapi bukan soal kemampuan bermain, melainkan soal peran ikon dan pengaruh yang bisa dimiliki pemain terhadap hubungan antara olahraga dan bangsa.

“Christian di tahun lalu sudah tunjukkan kualitas yang luar biasa. Dia bermain hebat di Eropa, dan juga saat membela timnas. Dia pemain berbakat yang bisa bantu kita meraih kemenangan,” ujar Pochettino.

Dia menambahkan, “Kalau ada yang membandingkan Messi dengan Pulisic, saya tidak mau tidak menghormati keduanya, tapi di negara ini, Pulisic harusnya jadi ‘Messi’-nya kita. Karena dia ikon, anak-anak di jalan pasti tahu siapa Pulisic.”

Sayangnya, Pulisic bukan satu-satunya pemain bintang yang absen di Gold Cup nanti. Antonee Robinson, Yunus Musah, Weston McKennie, Tim Weah, Folarin Balogun, dan Gio Reyna juga dipastikan tidak ikut karena berbagai alasan.

Kondisi ini bikin Tim Howard buka suara. Menurutnya, timnas dan pelatih harus bisa memaksimalkan kesempatan terakhir di Gold Cup ini untuk menunjukan kualitas mereka, walau tanpa banyak pemain inti.

Pochettino sendiri mengakui pentingnya memikirkan jangka menengah hingga panjang, meski tekanan waktu terus berjalan menuju Piala Dunia 2026. Menurutnya, Gold Cup ini seperti latihan lapangan panjang yang harus dijalani, meski harus tanpa banyak pemain kunci.

Namun, di balik tantangan itu, ada peluang bagi pemain muda seperti Diego Luna untuk menunjukkan kemampuan mereka. Pochettino memang tengah berada di bawah tekanan kurang dari satu tahun menjabat sebagai pelatih, apalagi setelah hasil mengecewakan di Concacaf Nations League.

“Saya merasakan tanggung jawab itu. Sepak bola harusnya tentang kebahagiaan, bukan beban berlebih pada pemain. Tapi tentu mereka harus berani dan jadi pemenang,” kata Pochettino.

“Kalau cuma ngomong itu mudah, tapi yang paling penting adalah membuktikan di lapangan. Tunjukan kalau kamu punya kualitas, kamu pemain hebat, tapi sekarang waktunya membela negara.”

Timnas AS akan menjalani laga uji coba internasional melawan Turki dan Swiss pada tanggal 7 dan 10 Juni, sebelum memulai perjuangan di Gold Cup melawan Trinidad dan Tobago pada tanggal 15 Juni.

How to Watch Aragon MotoGP 2025 Live for Free – Full Schedule & Streaming Guide

How to Watch Aragon MotoGP 2025 Live for Free – Full Schedule & Streaming Guide
How to Watch Aragon MotoGP 2025 Live for Free – Full Schedule & Streaming Guide

MotoGP fans, get ready! The 2025 Aragon Grand Prix is just around the corner, happening from June 6 to 8 at the legendary MotorLand Aragon circuit. If you're looking for how to watch Aragon MotoGP live online for free, you’re in the right place.

In this guide, we’ll walk you through:

  • Where to stream the Aragon GP live (for free)

  • How to bypass geo-blocks if you're abroad

  • Full weekend schedule (with US time zones if needed)
    Let’s get into it!

Marquez Returns Home as Title Leader

Marc Marquez is leading the championship standings and heading home for the 8th round of the season. But it’s not all smooth sailing—he reported some handling issues with his Ducati GP25 last time at Silverstone, issues similar to what Pecco Bagnaia has faced all year.

Bagnaia, on the other hand, has had a rougher season and will be eager to bounce back with a statement performance in Aragon. Meanwhile, Yamaha’s Fabio Quartararo is chasing his fourth consecutive pole position, hoping to redeem himself after retiring while leading in Silverstone.

And don’t count out Aprilia’s Marco Bezzecchi, who pulled off a surprise win last round. Will Aragon bring another unexpected result?

How to Watch Aragon MotoGP 2025 Live Online for Free

Yes, you can watch the Aragon GP live for free—you just need to know where to look (and maybe use a VPN). Here are some of your best options:

🟢 Option 1: Watch Free on ORF or Servus TV (Austria)

Both ORF TVthek and Servus TV offer free live streams of the MotoGP. These are Austrian broadcasters, so the commentary will be in German, and you might need to register a free account.

🔵 Option 2: Watch on RTBF Auvio (Belgium)

RTBF Auvio, the Belgian public broadcaster, also streams MotoGP for free—with French commentary. Easy to access and legal!

Blocked by Geo-Restrictions? Use a VPN!

If you’re trying to access these platforms from outside their regions, you’ll likely hit a geo-block. But don’t worry—you can get around that with a VPN.

We recommend ExpressVPN, a reliable and easy-to-use tool that lets you:

  • Change your IP to a different country

  • Bypass regional restrictions

  • Stream safely and privately

It works on just about any device—iOS, Android, laptops, smart TVs, Fire Stick, Xbox, PlayStation, you name it.

Where Else Can You Watch MotoGP 2025?

Here’s a quick overview of other broadcasters showing the race:

🇺🇸 USA:
Fox Sports (FS1 & FS2) will broadcast all MotoGP races and sprints live. You can also watch via the Fox Sports app or Fox Deportes for Spanish commentary.

🇬🇧 UK:
TNT Sports will air every session, from practice to the main race. If you’re not in the UK, just use ExpressVPN and connect to a UK server to stream it.

🇬🇧 Free Highlights (UK):
British channel Quest TV offers free race highlights after each Grand Prix.

How to Use a VPN to Watch the Aragon GP (Example: TNT UK)

  1. Download & install ExpressVPN

  2. Connect to a UK server

  3. Go to TNT Sports and sign in

  4. Stream the MotoGP live!

Want to catch the highlights? Just repeat the process and visit Quest TV’s website instead.

Aragon MotoGP 2025 Weekend Schedule (UK Time)

Friday, June 6

  • 9:45 AM – Free Practice 1

  • 2:00 PM – Practice

Saturday, June 7

  • 9:10 AM – Free Practice 3

  • 9:50 AM – Qualifying

  • 2:00 PM – Sprint Race

Sunday, June 8

  • 1:00 PM – Main MotoGP Race

⏰ Want US time zones? Just subtract 5 hours for Eastern Time (ET), or 8 hours for Pacific Time (PT).

The 2025 Aragon GP is shaping up to be an absolute thriller—with championship battles, comeback stories, and surprise contenders in the mix. And the best part? You don’t have to miss a second of the action, even if you’re on a tight budget.

Whether you're watching on an official broadcaster or via free streams using a VPN, make sure you’ve got your setup ready before race weekend kicks off.