Indonesia Usulkan Penempatan Pasukan Perdamaian Internasional di Yerusalem | Borneotribun.com -->

Sabtu, 22 Mei 2021

Indonesia Usulkan Penempatan Pasukan Perdamaian Internasional di Yerusalem

Indonesia Usulkan Penempatan Pasukan Perdamaian Internasional di Yerusalem
Jemaah Muslim Palestina berkumpul untuk salat di kompleks masjid al-Aqsa Yerusalem, situs tersuci ketiga Islam, pada 21 Mei 2021. (Foto: AFP)

BorneoTribun Internasional -- Selain melalui gencatan senjata, Indonesia mengusulkan penempatan pasukan perdamaian internasional di Yerusalem untuk memastikan keselamatan rakyat Palestina dan melindungi status Masjid Al-Aqsa.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam jumpa pers virtual dari New York, Jumat (21/5) mengatakan Indonesia meminta Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil tiga langkah untuk menghentikan kekerasan dan aksi militer Israel agar tidak makin banyak korban jiwa berjatuhan.

Selain gencatan senjata Indonesia mengusulkan penempatan pasukan perdamaian internasional di Yerusalem untuk memastikan keselamatan rakyat Palestina dan melindungi status Masjid Al-Aqsa.

Menlu RI Retno Marsudi memberikan pidato pada Sidang Majelis Umum PBB yang membahas situasi Palestina-Israel di New York, Kamis 20/5 (Foto: tangkapan layar courtesy: UNTV)

Langkah kedua, lanjut Retno, yaitu Majelis Umum PBB memastikan akses kemanusiaan dan perlindungan rakyat sipil. Semua badan PBB harus menekan Israel untuk membuka akses pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terdampak perang.

Langkah ketiga adalah Majelis Umum PBB mesti mendorong dimulainya perundingan multilateral yang kredibel untuk mencapai solusi dua negara.

Retno menyampaikan usulan itu saat menghadiri sidang Majelis Umum di markas PBB di Kota New York, Amerika Serikat, Kamis (20/5).

Dalam pertemuan itu, Retno menegaskan bahwa penjajahan Israel terhadap bangsa dan wilayah Palestina harus segera diakhiri.

"Saya tekankan bahwa penjajahan dalam konflik Israel-Palestina adalah isu utama. Masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina, yaitu sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua," kata Retno.

Warga Palestina berkumpul untuk salat Jumat pertama bulan puasa Ramadhan, di luar Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam, di Kota Tua Yerusalem, pada 16 April 2021. (Foto: AFP /Ahmad Gharabl)

Menurut Retno penjajahan dan agresi Israel terhadap Palestina bukan saja pantas dikecam, tapi merupakan pelanggaran berat hukum internasional. Karena itu, dia menyerukan kepada masyarakat internasional buat segera mengakhiri penjajahan tersebut.

Retno menegaskan semua negara harus menghentikan semua upaya sistematis yang dilakukan Islam selama ini untuk tidak menyisakan apapun lagi untuk dirundingkan dengan Palestina.

Sesi debat pada sidang Majelis Umum PBB membahas dua agenda, yakni situasi di Timur Tengah dan isu Palestina.

Bersama menteri luar negeri dari sepuluh negara lainnya, yakni Palestina, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Kuwait, Maladewa, Aljhazair, dan Tunisia, Retno menghadiri sesi debat Majelis Umum tersebut. Karena ada 103 negara dan organisasi internasional akan menyampaikan pandangannya, sesi debat Majelis Umum PBB ini diperpanjang sehari lagi pada minggu depan.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi mengklaim pidato Retno Marsudi dalam pertemuan Majelis Umum PBB kemarin berpengaruh terhadap makin meluasnya dukungan terhadap Palestina. Selain itu, Israel tidak mampu lagi memperkuat justifikasi moral untuk terus melanjutkan perang karena banyak korban sipil.

Menanggapi gencatan senjata yang sudah terjadi, menurut Yon, masyarakat internasional harus mendorong terjadi perundingan Palestina-Israel untuk mencapai solusi dua negara.

"Karena ini yang akan mendasari terjadinya sebuah proses perdamaian yang bisa lebih permanen dibandingkan hanya fokus pada menghentikan peperangan yang baru saja terjadi," ujar Yon.

Yon meminta Israel menahan diri untuk tidak melanjutkan proyek permukiman baru dan Palestina menaati aturan-aturan internasional, seperti aktivitas yang dianggap membahayakan Israel, serta komitmen membangun kesepakatan bersama dalam realisasi kemerdekaan Palestina.

Kalau kedua pihak sepakat untuk menjaga komitmen, negosiasi antara Palestina dan Israel bisa difasilitasi oleh Amerika Serikat sebagai negara berpengaruh.

Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata berlaku mulai pukul 02.00 waktu setempat atau pukul 07.00 WIB. Perang Gaza yang berlangsung sebelas hari sejak 10 Mei lalu telah menewaskan 230 warga Palestina, termasuk 65 anak, dan membunuh 12 orang di pihak Israel, mencakup tiga warga asing.

Di Jakarta, direncanakan akan ada demonstrasi besar untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Mereka yang akan berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika itu adalah organisasi pemuda, pelajar, dan mahasiswa, serta kelompok-kelompok kemanusiaan pro-Palestina, seperti Aqsa Working Group. [fw/ft]

Oleh: VOA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar