Hamas Minta Waktu Lebih untuk Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata | Borneotribun.com -->

Senin, 05 Februari 2024

Hamas Minta Waktu Lebih untuk Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata

Asap mengepul di atas gedung-gedung di tengah pengeboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, pada 3 Februari 2024. (Foto: AFP)
Asap mengepul di atas gedung-gedung di tengah pengeboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, pada 3 Februari 2024. (Foto: AFP)
JAKARTA - Puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan semalaman di Jalur Gaza pada Minggu (4/2), setelah Hamas mengatakan mereka memerlukan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan proposal yang akan menghentikan perangnya dengan Israel di wilayah Palestina.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, sedikitnya 92 orang tewas semalam, termasuk dalam apa yang disebut oleh kantor media kelompok itu sebagai pengeboman Israel terhadap sebuah taman kanak-kanak di Rafah tempat para pengungsi berlindung.
Seorang anak laki-laki membawa jerigen kosong di Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, 3 Februari 2024. (Foto: AFP)
Seorang anak laki-laki membawa jerigen kosong di Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, 3 Februari 2024. (Foto: AFP)
Seorang yang selamat dari serangan tersebut, Ahmad Bassam al-Jamal, menyampaikan kisah tragisnya kepada AFP, "Anak-anak baru saja tidur dan tiba-tiba pengeboman terjadi. Kamar tidur menimpa anak-anak saya. Tuhan mengambil satu anak saya dan tiga anak lolos dari kematian. Anakku sekarang adalah seorang syahid di surga."

Kota yang pernah menjadi rumah bagi 200.000 orang kini menampung lebih dari separuh penduduk Gaza, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Seorang perwakilan dari badan kemanusiaan PBB, OCHA, menyebut Rafah sebagai "tempat yang menimbulkan keputusasaan", dan menyatakan keprihatinan atas apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan pada Kamis bahwa militer akan mencapai Rafah dalam waktu dekat.

Para mediator internasional melakukan sidang di pengadilan penuh untuk menyetujui usulan kesepakatan gencatan senjata yang disepakati pekan lalu di Paris. 

Namun, pejabat tinggi Hamas di Lebanon, Osama Hamdan, mengatakan bahwa Hamas membutuhkan lebih banyak waktu untuk "mengumumkan posisi kami" terkait usulan tersebut.
Orang-orang memeriksa kerusakan akibat pengeboman Israel di Rafah di Jalur Gaza, Palestina, 3 Februari 2024. (Foto: AFP)
Orang-orang memeriksa kerusakan akibat pengeboman Israel di Rafah di Jalur Gaza, Palestina, 3 Februari 2024. (Foto: AFP)
Perang di Gaza terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil. 

Israel melancarkan serangan militer besar-besaran yang telah menewaskan sedikitnya 27.238 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan kunjungan krisisnya yang kelima ke Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang untuk mendorong proposal gencatan senjata. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne juga mengunjungi wilayah tersebut.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar