Pontianak - Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) mendorong generasi muda Dayak untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, khususnya dengan kecerdasan buatan (AI), guna menghadapi tantangan zaman dan mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif.
"Munas ICDN ini menjadi pijakan penting bagi kita untuk menyiapkan generasi muda Dayak agar tidak hanya mengenal, tetapi juga mampu menguasai teknologi, termasuk AI, yang hari ini mengubah hampir seluruh tatanan kehidupan," kata Ketua ICDN Kalimantan Barat, Adrianus Asia Sidot, saat membuka Munas ICDN di Pontianak, Senin.
Menurut dia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang sangat cepat dan kerapkali mengejutkan. Ia mencontohkan, dunia digital saat ini bahkan telah menggantikan sebagian interaksi sosial dan budaya manusia.
"Dunia sudah berubah. Di negara lain, ada anak-anak muda yang bahkan menikah bukan dengan manusia, tetapi dengan boneka berbasis AI. Ini gambaran bahwa kemajuan teknologi dapat menjungkirbalikkan nilai-nilai jika tidak disertai kesiapan mental dan kompetensi generasi penerus," tuturnya.
Adrianus menegaskan bahwa ICDN berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam menyiapkan SDM Dayak yang cakap digital dan adaptif terhadap era disrupsi. Ia menilai bahwa masyarakat Kalimantan, khususnya suku Dayak, memiliki potensi besar yang belum tergali secara optimal.
"Kita harus mengejar ketertinggalan agar tidak terus bergantung pada kebijakan negara. Generasi muda Dayak harus menjadi kreator, inovator, bukan hanya penerima bantuan. Mereka harus mampu bersaing dan tidak menjadi beban negara," katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya alam Kalimantan secara cerdas dan berkelanjutan, termasuk eksplorasi kekayaan bawah tanah yang belum tergarap. Menurut dia hal ini dapat menjadi peluang ekonomi baru jika ditopang oleh SDM yang mumpuni.
"Kalimantan memiliki potensi luar biasa. Dengan kemajuan teknologi dan SDM unggul, kita bisa membangun pusat keunggulan (center of excellence) yang memperkuat posisi Kalimantan sebagai bagian penting dari masa depan Indonesia," kata Adrianus.
Sebagai tuan rumah Munas II ICDN, Kalimantan Barat juga dinilai berhasil menyatukan semangat kolektif dari berbagai daerah untuk memperkuat jejaring kolaborasi, terutama dalam bidang pendidikan, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat adat.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan Ketua Umum ICDN menjadikan Kalbar sebagai tuan rumah. Ini menjadi semangat bagi kami untuk terus bergerak membangun daya saing generasi muda Dayak dalam lanskap global yang semakin digital," katanya.
Di tempat yang sama, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menyatakan dukungan penuh terhadap peran ICDN dalam menyiapkan generasi muda Dayak yang unggul dan adaptif, khususnya dalam menghadapi kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), serta berkontribusi dalam pembangunan daerah dan nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut Norsan, ICDN memiliki peran strategis dalam menggerakkan potensi intelektual, kultural, dan politik masyarakat Dayak untuk menciptakan kekuatan transformatif, baik dalam konteks pembangunan daerah maupun nasional. Ia juga menegaskan bahwa arah pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Asta Cita harus menjadi kerangka bersama, termasuk dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Dayak.
"Saya yakin ICDN dan masyarakat Dayak mampu menjadi motor dalam menciptakan generasi muda yang unggul secara akademis dan karakter, memperluas akses pendidikan tinggi, riset, dan teknologi, serta menjadi pelaku utama dalam penguatan ekonomi berbasis komunitas dan ekowisata," kata Ria Norsan.
Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur sosial digital dan layanan publik berbasis wilayah adat agar masyarakat Dayak di pedalaman tidak tertinggal. Menurutnya, sinergi antara nilai-nilai budaya Dayak dan kebijakan nasional sangat penting dalam pengelolaan hutan berkelanjutan, transisi energi bersih, dan inovasi berbasis lokal.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kalimantan Barat akan memainkan peran penting sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Oleh karena itu, ICDN didorong untuk terlibat aktif dalam menyusun narasi pembangunan Kalimantan yang inklusif, adil, dan berpihak pada masyarakat lokal.
"Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen penuh untuk mendukung inisiatif yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM Dayak, memperkuat infrastruktur adat, serta membuka ruang partisipasi politik dan sosial bagi anak-anak muda Dayak," katanya.
Ria Norsan juga berharap ICDN mampu menjadi jembatan diplomasi budaya yang menunjukkan bahwa masyarakat Dayak bukan hanya bagian dari warisan budaya Indonesia, tetapi juga merupakan kekuatan masa depan bangsa yang siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi global.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS