Berita Borneotribun: Kalbar Hari ini


Tampilkan postingan dengan label Kalbar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalbar. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Juli 2025

Polres Sekadau Gelar Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Bersama Pondok Pesantren, Panti Asuhan dan Kelompok Tani

Polres Sekadau Gelar Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Bersama Pondok Pesantren, Panti Asuhan dan Kelompok Tani
Polres Sekadau Gelar Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Bersama Pondok Pesantren, Panti Asuhan dan Kelompok Tani.
SEKADAU – Kepolisian Resor Sekadau bersama polsek jajaran menggelar kegiatan syukuran dan penyaluran bantuan sosial secara serentak dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Selasa (1/7/2025). Kegiatan ini difokuskan di pondok pesantren, panti asuhan, serta lahan pertanian kelompok tani di wilayah Kabupaten Sekadau.

Kapolres Sekadau AKBP Donny Molino Manoppo, S.H., S.I.K., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebagai wujud nyata kepedulian dan kedekatan Polri dengan masyarakat sesuai tema Hari Bhayangkara ke-79, “Polri Untuk Masyarakat”.

"Sesungguhnya kegiatan syukuran ini bukan hanya bersifat seremonial, bukan semata-mata karena polisi berulang tahun, tetapi menjadi upaya Polres Sekadau untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat," ujar Kapolres saat menghadiri kegiatan di Pondok Pesantren Al Fatah.

Kegiatan syukuran dan bantuan sosial di wilayah Polres Sekadau dipusatkan di empat titik lokasi, yaitu Pondok Pesantren Al Fatah, Pondok Pesantren Al Rahmah, Panti Asuhan Harapan Bunda, dan Panti Asuhan Filipi.

Selain itu, seluruh polsek jajaran turut melaksanakan kegiatan serupa bersama  Forkopincam, PPL dan kelompok tani di wilayah masing-masing. Polsek Sekadau Hilir, Sekadau Hulu, Nanga Taman, Nanga Mahap, Belitang Hilir, Belitang dan Belitang Hulu menggelar syukuran di lahan pertanian Jagung sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional.

"Kegiatan bersama kelompok tani ini sekaligus menegaskan komitmen Polri untuk mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan, terutama budidaya jagung, agar tercipta ketahanan pangan nasional yang kuat," lanjutnya.

AKBP Donny turut menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas sinergi yang telah terjalin baik bersama pemerintah daerah, TNI, tokoh agama, serta seluruh elemen masyarakat yang selama ini mendukung tugas-tugas Polri.

"Polri tidak luput dari kekurangan di usia ke-79 ini, sehingga kritik yang konstruktif sangat kami perlukan demi terus berbenah menuju Polri yang profesional, humanis, dan presisi," pungkas AKBP Donny.

Kegiatan syukuran Hari Bhayangkara ke-79 di seluruh jajaran Polres Sekadau berjalan aman, tertib, dan lancar, dilanjutkan dengan doa bersama, pemotongan tumpeng, serta penyerahan bantuan sosial kepada penerima manfaat.

BPKP Kalbar latih sarjana penggerak pembangunan Indonesia di Rindam

BPKP Kalbar latih sarjana penggerak pembangunan Indonesia di Rindam
BPKP Kalbar latih sarjana penggerak pembangunan Indonesia di Rindam. (ANTARA)
Singkawang - Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melatih sarjana penggerak pembangunan Indonesia batch 3 di Rindam XII Tanjungpura, Singkawang.

Komandan Satuan Pendidikan Dodik Bela Negara Rindam XII / TPR Letkol ARM Juli Susilo mengatakan, pelatihan ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung program strategis pemerintah, yaitu berperan aktif melatih sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI) penting untuk menyukseskan program makan bergizi gratis (MBG).

"Pelatihan SPPI Batch 3 ini dirancang untuk memperkuat tata kelola dan akuntabilitas dalam implementasi program MBG melalui peningkatan kompetensi para calon SPPI," ujarnya.

Dia berharap para peserta dapat memperoleh pemahaman mengenai pentingnya pengendalian internal, khususnya dalam pengelolaan anggaran serta pengadaan barang dan jasa (PBJ) program MBG.

“Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga mendukung terciptanya sistem yang lebih transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan program strategis nasional,” katanya.

Ia menekankan bahwa SPPI adalah agen perubahan, para penggerak yang akan menjadi tulang punggung keberhasilan berbagai program pembangunan di masa depan. Program ini bukan sekadar memberikan makanan gratis, tetapi merupakan investasi krusial untuk masa depan bangsa Indonesia.

"Dengan gizi yang cukup, anak-anak kita dapat tumbuh cerdas, sehat, dan siap menjadi generasi penerus yang unggul,” ujarnya.

Dia juga mengatakan peran SPPI sangat penting, karena kesuksesan program MBG sangat bergantung pada tata kelola yang baik dan akuntabilitas yang tinggi. Dia juga mengatakan, sistem pengendalian yang kuat untuk mencegah penyimpangan dan memastikan manfaatnya benar-benar sampai kepada yang berhak.

Dukungan BPKP Kalbar dalam pelatihan SPPI Batch 3 ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap program pemerintah.

“Dengan sumber daya manusia yang terlatih dan sistem pengendalian yang kuat, program MBG akan memberikan dampak positif yang maksimal dan berkontribusi nyata pada peningkatan gizi serta kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.

Oleh : Narwati/ANTARA

Pemkab Kubu Raya gandeng organisasi wanita cegah kekerasan perempuan

Pemkab Kubu Raya gandeng organisasi wanita cegah kekerasan perempuan
Pemkab Kubu Raya gandeng organisasi wanita cegah kekerasan perempuan. (ANTARA)
Pontianak - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya, Kalimantan Barat, melibatkan peran aktif organisasi wanita dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk perdagangan manusia.

"Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan persoalan serius yang harus menjadi tanggung jawab bersama, khususnya dalam kasus-kasus yang terjadi di lingkungan pendidikan, termasuk lembaga berbasis agama. Ini adalah tugas kita bersama, sehingga jangan hanya menjadi penonton, mari ikut berbuat untuk Kubu Raya," kata Wakil Bupati (Wabup) Kubu Raya Sukiryanto di Sungai Raya, Selasa.

Sukiryanto menyebut perempuan sebagai tiang negara dan pilar keberhasilan baik dalam skala rumah tangga, organisasi, maupun pemerintahan. Oleh karena itu ia menilai keterlibatan aktif kaum ibu sangat strategis dalam upaya pencegahan kekerasan dan penanganan persoalan sosial lainnya.

"Pemkab Kubu Raya menyadari keterbatasan yang dimiliki. Maka dari itu kami membutuhkan dukungan penuh dari para perempuan yang terorganisir untuk bersama mengatasi permasalahan yang ada," tuturnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Sukiryanto mengatakan pemerintah daerah siap memfasilitasi gerakan organisasi wanita melalui perangkat daerah terkait.

Ia bahkan mendorong organisasi-organisasi perempuan untuk turun langsung mengunjungi institusi pendidikan yang terindikasi memiliki persoalan terkait kekerasan atau pelanggaran norma.

"Kunjungi lembaga pendidikan yang tidak sesuai koridor, berikan pemahaman kepada anak didik. Hasil akhir bukan yang utama, yang penting adalah niat baik untuk perubahan," kata dia.

Sukiryanto berharap kegiatan gelar wicara ini dapat menjadi momentum lahirnya keberanian kolektif di kalangan perempuan untuk bertindak dalam melindungi sesama.

"Semoga dari forum ini ibu-ibu mendapat inspirasi, sehingga tidak ada lagi keraguan untuk bertindak. Jadilah yang pertama merespons dan paling depan melindungi ketika ada perempuan dan anak di Kubu Raya yang membutuhkan pertolongan," katanya.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

Pemkab Kubu Raya percepat penurunan stunting

Pemkab Kubu Raya percepat penurunan stunting
Pemkab Kubu Raya percepat penurunan stunting. (ANTARA)
Pontianak - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, memaksimalkan layanan kesehatan kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya mempercepat penurunan stunting dan peningkatan layanan kesehatan dasar masyarakat desa.

"Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi Kader Pembangunan Manusia. Pelatihan ini menyasar para kader desa yang berperan penting dalam memastikan terselenggaranya pelayanan dasar kesehatan di tingkat desa," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam, di Sungai Raya, Selasa.

Dia mengatakan bahwa percepatan pencapaian layanan kesehatan menjadi fokus utama pemerintah daerah, khususnya dalam menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan angka kunjungan balita ke posyandu.

"Saat ini capaian kunjungan balita ke posyandu mencapai 72,9 persen per Mei 2025. Ini menjadi modal penting untuk mengejar target nasional prevalensi stunting 14 persen dan kunjungan posyandu 100 persen pada tahun 2029," tuturnya.

Yusran menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mencapai target-target nasional tersebut. Dibutuhkan dukungan seluruh elemen masyarakat, terutama para Kader Pembangunan Manusia yang berada di garda terdepan pelayanan masyarakat desa.

"Kader harus mampu menjalankan fungsi pelayanan publik dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan seperti posyandu. Selain itu, mereka juga berperan menyampaikan aspirasi warga dalam forum-forum perencanaan pembangunan desa," katanya.

Melalui pelatihan ini, pemerintah daerah berharap para kader dapat memahami secara utuh tugas dan fungsi mereka serta kebijakan yang relevan dalam penanganan stunting dan peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

"Ilmu yang diperoleh dalam pelatihan ini diharapkan dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas layanan dan kinerja para kader dalam membantu pemerintah desa," kata Yusran.

Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kapasitas kader melalui pelatihan, pendampingan, dan sinergi lintas sektor guna mempercepat pencapaian indikator pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan secara nasional.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

Bengkayang optimalisasi pelayanan kesehatan atasi PTM

Bengkayang optimalisasi pelayanan kesehatan atasi PTM
Bengkayang optimalisasi pelayanan kesehatan atasi PTM. (ANTARA)
Bengkayang - Pemerintah kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mengoptimalisasi pelayanan kesehatan untuk mengatasi penyakit tidak menular (PTM).

"Peningkatan prevalensi PTM terjadi akibat gaya hidup tidak sehat yang di pacu oleh urbanisasi, modernisasi dan globalisasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bengkayang Rosalina Nungkat, Selasa.

Pada saat ini katanya, pola kesakitan menunjukkan bahwa Indonesia mengalami double burden of disease atau beban ganda dimana penyakit menular masih banyak diderita oleh masyarakat, di sisi lain terjadi peningkatan penyakit tidak menular.

Menurut dia, Kabupaten Bengkayang pada tahun 2024 mencatat 34.034 kasus hipertensi. Penyakit yang paling banyak ditemukan atau 43,46 persen dari total sasaran pelayanan kesehatan sebanyak 78.314 jiwa. Jumlah tersebut meningkat drastis dibanding tahun 2020 yang hanya mencatat 11.662 kasus.

Peningkatan ini tak hanya terjadi pada hipertensi. Diabetes melitus, misalnya, juga menunjukkan tren yang sama. Dari 1.794 kasus pada 2020, jumlahnya naik menjadi 4.244 kasus pada 2024.

“Hipertensi, diabetes, kanker serviks dan kanker payudara adalah empat penyakit prioritas yang menjadi fokus kami,” katanya.

Kemudian menurut data dari Kementerian Kesehatan, setiap 2 detik ada kematian muda (30-70 tahun) akibat penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular bertanggung jawab atas 71 persen kematian sedunia (41 juta orang) dan setiap tahun terdapat 15 juta orang mulai di sengsarakan hidupnya karena penyakit tidak menular serta Indonesia menduduki peringkat ke-2 jumlah kasus dan kematian akibat kanker di dunia.

Dengan kanker leher rahim merupakan kanker dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi ke-2 pada perempuan di Indonesia. Data kematian tertinggi akibat penyakit tidak menular di Indonesia sebabkan diabetes 49,9 persen, penyakit jantung iskemik 28,3 persen dan stroke 25,9 persen.

"Adanya pergeseran pola penyakit dan peningkatan prevalensi kasus penyakit tidak menular maka diperlukan optimalisasi pelayanan pada usia produktif," ujarnya.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 6 Tahun 2024 tentang standar teknis pemenuhan standar pelayanan minimal kesehatan, di sampaikan bahwa pelayanan kesehatan pada usia produktif adalah setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan indeks massa tubuh (IMT), pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah serta anamnesa perilaku berisiko.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 71 tahun 2015 tentang penanggulangan penyakit tidak menular, terdapat empat pilar penanggulangan kanker, yaitu promosi kesehatan deteksi dini perlindungan khusus (vaksinasi) penanggulangan kasus terkait deteksi dini kanker secara khusus kanker leher rahim.

"Di Tahun 2025, Kabupaten Bengkayang akan melaksanakan deteksi dini kanker serviks dengan pengambilan sampel hpv (human papiloma virus) DNA pada wanita usia 30-69 tahun yang sudah aktif secara seksual dengan jumlah sasaran 1.900 orang terbagi di 17 kecamatan," ujarnya.

Dia berharap puskesmas dapat secara maksimal melakukan kegiatan tersebut sesuai target yang di tentukan. Dan salah satu tujuan strategi pengendalian penyakit tidak menular pada usia produktif yang efisien dan efektif adalah terwujudnya pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas termasuk pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat.

Pelayanan kesehatan untuk usia produktif katanya sangat penting guna mendukung produktivitas dan kualitas hidup yang optimal. Sebab, kesehatan pada usia produktif sangat dipengaruhi oleh pola hidup sehat, seperti makanan sehat dan seimbang, aktivitas fisik teratur, serta pengelolaan stress yang efektif.

Oleh : Narwati/ANTARA

Dinkes: Prevalensi stunting di Bengkayang turun 9,3 persen

Dinkes: Prevalensi stunting di Bengkayang turun 9,3 persen 
Dinkes: Prevalensi stunting di Bengkayang turun 9,3 persen. (ANTARA)
Bengkayang - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) menyebutkan prevalensi stunting di Bengkayang turun 9,3 persen dari 32,7 pada 2023 menjadi 23,4 di tahun 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bengkayang Rosalina Nungkat di Bengkayang, Selasa, mengatakan penurunan tersebut berdasarkan sistem surveilans gizi Indonesia (SSGI) dan evaluasi program penanggulangan gizi buruk dan gangguan tumbuh kembang pada balita dan anak (EPPGBM).

"Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi dalam upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Bengkayang, sehingga prevalensi stunting di Kabupaten Bengkayang turun 9,3 persen menjadi 23,4 persen di tahun 2024 berdasarkan hasil survei," ujarnya, Selasa.

Pemerintah kabupaten Bengkayang katanya, terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Bengkayang seperti menyediakan dapur sehat, pemberian makan tambahan, pengukuran balita atau posyandu dan terlebih juga ada program makan bergizi gratis.

"Sekarang ada 2062 balita yang stunting di Bengkayang. Kita akan berupaya menurunkan ini secara bersama-sama," ujarnya.

Rosalina menjelaskan dalam menurunkan stunting susah beberapa kecamatan yang menyediakan dapur sehat. Program ini tidak hanya memberikan edukasi gizi, tetapi juga memberdayakan keluarga dan komunitas dalam penyediaan makanan sehat, bergizi, dan terjangkau.

"Harapannya, masyarakat dapat lebih mandiri dan berdaya dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka," katanya.

Dia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengambil peran aktif dalam penurunan stunting. Dengan langkah dan komitmen bersama upaya penurunan angka stunting dapat dilakukan secara signifikan.

"Mari kita satukan langkah dan komitmen dalam upaya menurunkan angka stunting secara signifikan di wilayah kita," ujarnya.

"Masalah stunting merupakan tantangan serius yang kita hadapi bersama. Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik anak yang terhambat, tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap perkembangan otak, kebmampuan belajar, produktivitas, bahkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, penanganan stunting harus menjadi prioritas lintas sektor dan lintas program," ujarnya.

Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) kabupaten Bengkayang Syamsul Rizal mengatakan permasalahan stunting bukan hanya masalah kesehatan semata, tetapi juga menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.

Anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, rentan terhadap penyakit, serta memiliki produktivitas yang lebih rendah saat dewasa.

"Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini, karena ini adalah wujud nyata dari kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, kecamatan, desa, tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting," ujarnya.

Dia berharap setiap lini untuk memperkuat komitmen, menyamakan persepsi, dan merancang aksi nyata di tingkat kecamatan dan desa. Sementara untuk dapur sehat atasi stunting yang ada di Bengkayang adalah inovasi yang memadukan edukasi gizi, pemberdayaan masyarakat, dan ketahanan pangan keluarga.

"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat konvergensi program penurunan stunting, mendorong perubahan perilaku melalui edukasi yang berkelanjutan kepada ibu hamil, balita dan remaja. Dan mendukung inisiatif lokal seperti dapur sehat, kebun bergizi dan dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala," ujarnya.

Oleh : Narwati/ANTARA

Bagian Depan Gedung Bioskop Lawas di Sekadau Ambruk, Warga Khawatir Keselamatan

Foto: Potret Gedung Bioskop Lawas Di Kabupaten Sekadau

SEKADAU - Bangunan depan gedung bioskop lama yang penuh kenangan di Jalan Merdeka Timur (Irian), Kabupaten Sekadau, ambruk pada Selasa pagi (1/7). Kejadian ini mengejutkan warga dan menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan pengguna jalan di sekitar lokasi.

Gedung bioskop yang sudah lama tidak difungsikan itu selama ini menjadi bangunan tua yang menyimpan banyak kenangan masa lalu warga Sekadau. Namun kondisi bangunan yang terus memburuk akhirnya menimbulkan bahaya nyata. Bagian atap dan struktur depan bangunan runtuh ke arah jalan, menyisakan puing-puing yang berserakan.

Menurut kesaksian Ayi Uju, seorang warga Kabupaten Sekadau bangunan tersebut seharusnya segera dibongkar karena sudah sangat membahayakan.

"Kalau mau dibongkar total, bagus, karena bangunan ini sudah sangat tua dan rawan ambruk. Sangat berbahaya untuk pengguna jalan yang lalu lalang," ujarnya.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, warga berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan tegas, mengingat letak gedung yang berada di pinggir jalan raya dan cukup ramai dilalui masyarakat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang. Warga berharap segera ada langkah penanganan agar tidak terjadi kejadian serupa di masa mendatang.



Senin, 30 Juni 2025

Ranking Kubu Raya Terperosok di Popda 2025, Ini Penjelasannya

Foto: Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kubu Raya, Rini Kurnia

KUBU RAYA - Hasil mengejutkan datang dari arena Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kalimantan Barat 2025. Setelah tahun lalu keluar sebagai juara umum, Kabupaten Kubu Raya kini harus puas turun tajam ke peringkat ketujuh, dengan raihan 5 medali perak dan 5 medali perunggu dari lima cabang olahraga yang diikuti.

Penurunan ini tentu jadi perhatian. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kubu Raya, Rini Kurnia, menyebut bahwa hasil tersebut akan menjadi bahan evaluasi penting untuk pembinaan atlet pelajar ke depan.

Faktor Utama: Cabang Olahraga dan Aturan Keikutsertaan

Menurut Rini, salah satu penyebab menurunnya prestasi adalah perubahan cabang olahraga yang dipertandingkan di Popda tahun ini.

“Popda ini memang event yang cabangnya selalu berganti tiap tahun, menyesuaikan dengan arahan dari provinsi. Tahun ini, cabang yang dipertandingkan bukan cabang unggulan kita,” jelasnya, Senin (30/6/2025).

Tak hanya itu, Rini juga menyoroti persoalan administratif. Beberapa atlet potensial dari Kubu Raya yang bersekolah di Kota Pontianak tidak bisa membela kontingen asal mereka.

"Basis keikutsertaan Popda ditentukan berdasarkan domisili sekolah. Jadi meskipun mereka tinggal dan berlatih di Kubu Raya, karena sekolahnya di Pontianak, mereka tidak bisa masuk kontingen kita,” ungkapnya.

Bukan Sekadar Medali

Meski medali menjadi indikator pencapaian, Rini menegaskan bahwa Popda seharusnya juga dilihat sebagai ajang pembinaan dan pengalaman tanding bagi atlet muda.

“Popda ini target utamanya bukan medali, tapi bagaimana anak-anak kita punya kesempatan tanding, belajar, dan berkembang. Ini bagian dari proses menuju atlet profesional,” tegasnya.

Menariknya, dua medali emas sebenarnya diraih oleh atlet Kubu Raya dalam rangkaian seleksi menuju Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional). Sayangnya, karena sifatnya seleksi, raihan itu tidak dihitung dalam klasemen resmi Popda.

“Dua emas ini jadi catatan tersendiri. Meski tak dihitung di klasemen Popda, tapi atletnya tetap punya peluang besar ke Popnas,” imbuh Rini.

Menuju Porprov 2026: Evaluasi dan Pembinaan

Disporapar Kubu Raya tak tinggal diam. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk memperbaiki sistem pembinaan dan persiapan menghadapi Porprov Kalbar 2026.

“Ini jadi cermin bagi pengurus cabang olahraga untuk lebih maksimal membina atlet muda. Kita ingin dari pelajar-pelajar ini lahir atlet profesional Kubu Raya di masa depan,” pungkas Rini. (Jeckmus)


Wali kota sebut Hari Berkabung Daerah penghormatan kepada pejuang

Wali kota sebut Hari Berkabung Daerah penghormatan kepada pejuang
Wali kota sebut Hari Berkabung Daerah penghormatan kepada pejuang. (ANTARA)
Singkawang - Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menekankan pentingnya peringatan Hari Berkabung Daerah Kalbar sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang, tokoh agama, masyarakat, dan adat yang gugur melawan penjajahan Jepang di Kalimantan Barat.

"Peringatan ini menjadi pengingat bagi kita, khususnya generasi muda, tentang betapa besar pengorbanan masyarakat Kalbar dalam menghadapi kekejaman penjajah Jepang,” ujarnya di Singkawang, Senin, saat memimpin Apel Peringatan Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2025 di halaman Kantor Wali Kota Singkawang.

Hari Berkabung Daerah Kalbar mengangkat tema "Keteladanan pahlawan bangsa adalah motivasi untuk membangun negeri".

Untuk itu, dia menyerukan, nilai-nilai perjuangan masa lalu diterjemahkan dalam aksi nyata untuk pembangunan yang berkelanjutan.

“Ini momentum untuk menumbuhkan semangat generasi muda dalam membangun negeri dengan landasan cinta tanah air, kepedulian sosial, dan kebersamaan,” ujarnya.

Dia menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi saat ini, antara lain kemiskinan, pengangguran, keterpencilan, dan persoalan kesehatan, pendidikan, bencana alam, dan masalah sosial lainnya.

Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam mendukung program pemerintah dan memperkuat prioritas pembangunan.

“Berbagai permasalahan ini memerlukan keseriusan dan kerja kolektif kita semua. Semangat pahlawan harus menjadi inspirasi dalam menjawab tantangan zaman,” ujarnya.

Tjhai Chui Mie menyampaikan doa agar para pejuang yang gugur dalam tragedi Mandor mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.

"Dan langkah kita dalam mengisi perjuangan di masa yang akan datang semoga selalu mendapat bimbingan," katanya.

Oleh : Narwati/ANTARA

Pemkab Bengkayang dorong program dapur sehat untuk atasi stunting

Pemkab Bengkayang dorong program dapur sehat untuk atasi stunting
Pemkab Bengkayang dorong program dapur sehat untuk atasi stunting. (ANTARA)
Bengkayang - Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mendorong program dapur sehat atasi stunting (dashat) sebagai salah satu intervensi inovatif untuk menurunkan angka stunting daerah setempat.

"Program ini tidak hanya memberikan edukasi gizi, tetapi juga memberdayakan keluarga dan komunitas dalam penyediaan makanan sehat, bergizi, dan terjangkau," kata Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bengkayang Rosalina Nungkat dalam mini lokakarya penurunan stunting di Kecamatan Ledo, Senin.

Ia berharap masyarakat dapat lebih mandiri dan berdaya dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka.

Dia mengajak seluruh pihak yang hadir dalam lokakarya tersebut baik pemerintah kecamatan, desa, kader, tokoh masyarakat, serta mitra pembangunan baik dari perorangan maupun perusahaan untuk bersama-sama mengambil peran aktif dalam penurunan stunting.

"Mari kita satukan langkah dan komitmen dalam upaya menurunkan angka stunting secara signifikan di wilayah kita," ujarnya.

Kegiatan ini juga katanya, dirangkaikan dengan monitoring dan evaluasi TPPS Kabupaten ke TPPS Kecamatan, serta didampingi oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Bengkayang.

"Masalah stunting merupakan tantangan serius yang kita hadapi bersama. Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik anak yang terhambat, tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas, bahkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, penanganan stunting harus menjadi prioritas lintas sektor dan lintas program," ujarnya.

Melalui kegiatan mini lokakarya ini dia berharap dapat memperkuat komitmen dan koordinasi di tingkat kecamatan serta desa dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kegiatan ini juga menjadi forum strategis untuk mengevaluasi capaian, mendiskusikan tantangan, serta merumuskan langkah-langkah konkret yang berbasis data dan kearifan lokal.

Sementara itu, Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal yang juga Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kabupaten Bengkayang mengatakan permasalahan stunting bukan hanya masalah kesehatan semata, tetapi juga menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.

Anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, rentan terhadap penyakit, serta memiliki produktivitas yang lebih rendah saat dewasa.

"Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini, karena ini adalah wujud nyata dari kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, kecamatan, desa, tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting," ujarnya.

Mini lokakarya ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi juga ajang untuk memperkuat komitmen, menyamakan persepsi, dan merancang aksi nyata di tingkat kecamatan dan desa.

Sementara itu, dapur sehat atasi stunting adalah inovasi luar biasa yang memadukan edukasi gizi, pemberdayaan masyarakat, dan ketahanan pangan keluarga.

"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat konvergensi program penurunan stunting, mendorong perubahan perilaku melalui edukasi yang berkelanjutan kepada ibu hamil, balita dan remaja. Dan mendukung inisiatif lokal seperti dapur sehat, kebun bergizi dan dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala," ujarnya.

Dia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi dalam upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Bengkayang, sehingga prevalensi stunting di Kabupaten Bengkayang turun 9,3 persen menjadi 23,4 persen di tahun 2024 berdasarkan hasil survey SKI.

"Semoga kegiatan hari ini dapat menghasilkan langkah-langkah strategis yang lebih konkret dan implementatif untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di wilayah kita di tahun mendatang," ujarnya.

Oleh : Narwati/ANTARA

Senam dan Jalan Sehat Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79 di Polres Sekadau

Foto: Kapolres Sekadau bersama Bupati Sekadau melepas rombongan senam dan gerak jalan sehat meriahkan Hari Bhayangkara ke 79 tahun 2025

SEKADAU - Polres Sekadau menggelar kegiatan senam dan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 dengan mengusung tema Polri untuk Masyarakat, Minggu (29/6/2025). Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 WIB ini dipusatkan di halaman Mapolres Sekadau, Jalan Merdeka Timur.

Acara ini diikuti ribuan peserta dari berbagai kalangan, mulai jajaran TNI-Polri, pejabat pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga warga umum. Sejumlah pejabat hadir, di antaranya Kapolres Sekadau AKBP Donny Molino Manoppo, Bupati Sekadau Aron, Wakapolres Sekadau Kompol Asep Mustofa Kamil, Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf Subandi, serta Kajari Sekadau Adyantana Meru Herlambang.

Turut hadir anggota DPRD Kabupaten Sekadau, para camat, kepala SKPD, pimpinan bank se-Kabupaten Sekadau, jajaran Bhayangkari Cabang Sekadau, tokoh agama, tokoh adat, awak media, serta masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Kapolres Sekadau AKBP Donny menyampaikan apresiasi atas antusiasme warga yang memeriahkan kegiatan ini.

“Kami menyiapkan doorprize untuk memeriahkan acara ini, sekaligus menjadikannya sebagai momentum silaturahmi dan komitmen bersama menjaga kondusifitas Kabupaten Sekadau,” ujar AKBP Donny.

Ia menegaskan, tema hari Bhayangkara yaitu Polri untuk Masyarakat menjadi bukti bahwa Polri terus berupaya hadir berdampingan dengan masyarakat serta mempererat hubungan baik yang telah terjalin.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sekadau Aron, menyampaikan apresiasi atas peran Polres Sekadau dalam menjaga keamanan dan kedekatan dengan masyarakat.

“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah Kabupaten Sekadau, saya mengucapkan selamat Hari Bhayangkara ke-79 terkhusus kepada jajaran Polres Sekadau. Kegiatan ini bukan hanya menyehatkan, tetapi juga mempererat hubungan antara Polri , pemerintah dan masyarakat,” kata Aron.

Kegiatan diawali dengan senam bersama, kemudian dilanjutkan jalan sehat. Para peserta menempuh rute yang dimulai dari halaman Mapolres Sekadau, melewati Jalan Merdeka Timur, Jalan Maulana Ibrahim, Jalan Perintis, dan kembali finis di Mapolres Sekadau.

Panitia menyediakan beragam hadiah utama untuk peserta yang beruntung, di antaranya rice cooker, kipas angin, kompor gas, dispenser, TV, sepeda gunung, kulkas, mesin cuci, sepeda listrik, hingga sepeda motor.

Semangat kebersamaan dan kekeluargaan tampak begitu terasa selama kegiatan berlangsung, mencerminkan sinergi positif antara Polri dan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Sekadau. (**)


Talkshow “Jangan Diam” Ajak Masyarakat Kubu Raya Berani Melawan Kekerasan dan Perdagangan Manusia

Foto: Talkshow bertajuk Jangan Diam dan Edukasi Publik tentang Kekerasan Terhadap Perempuan dan Perdagangan Manusia

KUBURAYA - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar kegiatan talkshow bertajuk “Jangan Diam: Edukasi Publik tentang Kekerasan Terhadap Perempuan dan Perdagangan Manusia”, pada Senin, 30 Juni 2025, bertempat di Aula Kantor Bupati Kubu Raya.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Kubu Raya, H. Sukiryanto, S.Ag., menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mencegah dan melaporkan tindakan kekerasan serta praktik perdagangan manusia, terutama yang menimpa perempuan dan anak-anak.

“Kami berharap, melalui edukasi seperti ini, masyarakat tidak lagi diam. Perlu keberanian kolektif untuk melaporkan dan mencegah tindak kekerasan serta eksploitasi,” ujarnya.

Talkshow menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai unsur, termasuk dari Polres Kubu Raya. Salah satu pemateri utama adalah Aiptu Endang Perlady, S.I.Kom., M.Sos., yang menjabat sebagai Kanit 4 PPA Satreskrim Polres Kubu Raya.

Dalam pemaparannya, ia mengangkat topik penting seputar definisi, modus operandi, dan bentuk penanganan kasus perdagangan manusia (human trafficking).

“Perdagangan manusia bukan hanya soal pemindahan atau perpindahan fisik seseorang, tapi mencakup segala bentuk eksploitasi, termasuk kerja paksa dan kekerasan seksual, yang dilakukan melalui ancaman, penipuan, atau pemaksaan,” jelas Aiptu Endang.

Aiptu Endang Perlady merupakan sosok polisi yang memulai kariernya di Basatreskrim Polres Sanggau sejak tahun 2000.

Telah bertugas di berbagai unit reserse di wilayah Kalimantan Barat, termasuk Polres Sanggau, Mempawah, dan kini di Polres Kubu Raya.

Sejak tahun 2024, menjabat sebagai Kanit 4 PPA Satreskrim Polres Kubu Raya, yang menangani langsung kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dalam Talkshow ini, juga diisi dengan sesi pemaparan dari lembaga terkait dan organisasi perempuan, serta diskusi interaktif bersama peserta yang berasal dari kalangan masyarakat, perangkat desa, guru, pelajar, dan tokoh agama.

Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye “Three Ends”, yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan manusia, dan mengakhiri kesenjangan akses ekonomi bagi perempuan.

Dengan semangat “Jangan Diam”, seluruh peserta diajak untuk menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman, adil, dan manusiawi, terutama bagi perempuan dan anak-anak di Kubu Raya. (Jeckmus)


Polri Gelar Festival Musik Jalanan Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke-79, Buka Ruang Aspirasi Lewat Musik

Foto: Polri Gelar Festival Musik Jalanan Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke-79

JAKARTA - Menyambut Hari Bhayangkara ke-79, Divisi Humas Polri bekerja sama dengan Polda Metro Jaya menggelar Festival Musik Jalanan di kawasan Kota Tua, Jakarta, tepatnya di Lapangan Museum Fatahillah, pada Minggu malam (29/6/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian acara bertema “Polri untuk Masyarakat”, yang menekankan kedekatan Polri dengan masyarakat melalui pendekatan budaya dan seni.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo PID) Divhumas Polri, Brigjen Pol Tjahyono Saputro, menyampaikan bahwa festival ini merupakan kegiatan tahunan yang telah dimulai sejak tahun 2022 dan terus mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

“Festival ini pertama kali digelar di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, dan terus kami selenggarakan setiap tahun menjelang Hari Bhayangkara. Tahun ini antusiasme masyarakat juga sangat luar biasa. Ini menjadi ruang bagi musisi jalanan untuk mengekspresikan diri, dan bagi Polri untuk membuka diri terhadap aspirasi masyarakat,” ujar Brigjen Pol Tjahyono Saputro.

Ia juga menambahkan bahwa selain pertunjukan musik, sejak pagi hari telah dilaksanakan berbagai kegiatan layanan publik seperti perpanjangan SIM dan kegiatan sosial bertajuk Kopi Bareng bersama masyarakat.

Festival ini turut menampilkan musisi jalanan dari berbagai wilayah di Jabodetabek serta tamu spesial dari komunitas Jogja Nol KM Pusik. Menariknya, empat band difabel juga turut tampil menunjukkan talenta mereka di hadapan publik.

“Kami ingin menyampaikan bahwa Polri adalah bagian dari masyarakat. Kritik, apresiasi, dan masukan bisa disampaikan melalui musik. Inilah ruang yang kami buka bagi masyarakat,” tambah Tjahyono.

Lebih lanjut, Polri juga menggelar sejumlah perlombaan dalam rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-79, seperti lomba multimedia, olahraga, hingga kegiatan melukis bersama anak-anak dan penyandang disabilitas yang digelar di Eco Park. Menjelang 1 Juli, berbagai persiapan tengah dimatangkan, termasuk agenda teknis untuk turnamen Kapolri Cup.

Sementara itu, perwakilan dari Institut Musik Jalanan (IMJ), Andi Malewa, mengapresiasi peran Polri yang secara konsisten mendukung keberadaan dan tata kelola musisi jalanan di Indonesia.

“Sejak 26 Mei 2022, musisi jalanan telah ditetapkan sebagai ‘Sobat Polri’. Ini bentuk pengakuan negara terhadap profesi musisi jalanan. Mereka kini bisa tampil secara legal di ruang publik, bukan lagi di lampu merah atau pasar,” ungkap Andi.

Ia menyebut, IMJ bersama Polri telah menginisiasi tata kelola musik jalanan agar lebih terorganisir, inklusif, dan memiliki standar yang jelas. Para musisi jalanan bahkan telah melalui proses kurasi, termasuk penyandang disabilitas yang kini bisa tampil di stasiun KRL, MRT, dan Transjakarta.

“Target kami, tata kelola musik jalanan Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara di Asia Tenggara. Malam ini kami hadirkan 20 musisi jalanan terbaik agar bisa dilihat langsung kualitas mereka,” tutup Andi.

Festival ini diharapkan terus menjadi wadah kolaboratif antara Polri dan komunitas seni, sekaligus mempererat hubungan yang humanis antara aparat penegak hukum dan masyarakat. (**)



Minggu, 29 Juni 2025

1.000 penari Lenggang meriahkan Pekan Budaya Melayu Singkawang

1.000 penari Lenggang meriahkan Pekan Budaya Melayu Singkawang 
1.000 penari Lenggang meriahkan Pekan Budaya Melayu Singkawang. (ANTARA)
Singkawang - DPD Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Singkawang, Kalimantan Barat menghadirkan 1.000 penari Lenggang Singkawang dalam rangka memeriahkan Pekan Kebudayaan Melayu Singkawang (PKMS) di depan Kantor Wali Kota Singkawang, Minggu.

"Penari ini terdiri dari orang tua, remaja, hingga anak-anak," kata Ketua MABM Singkawang Asmadi.

Ia mengatakan penampilan tarian ini merupakan komitmen MABM untuk memperkenalkan budaya melayu ke masyarakat Kota Singkawang.

"Ini adalah kontribusi sesuai dengan visi misi dan program kerja MABM Singkawang yaitu melestarikan kemajuan budaya dan memberikan kontribusi dalam rangka mendongkrak perekonomian Kota Singkawang," katanya.

Dia optimistis kegiatan itu akan memberi dampak ekonomi masyarakat Singkawang secara signifikan karena banyak orang berkunjung untuk membeli pernak-pernik melayu maupun makanan dan minuman yang disajikan pelaku UMKM.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Singkawang dan 17 peguyuban etnis, puak-puak melayu maupun ormas Islam di Kota Singkawang yang turut mendukung kegiatan PMKS.

"Insyaallah, tahun depan kita akan menambah tangkai lomba alok galing sambil memakan emping berpasangan. Jadi mulai dari sekarang kami akan menyiapkan lasung dan alok untuk persiapan pelaksanaan tangkai lomba tersebut," ujarnya.

Pendiri Sanggar Rose Dance Singkawang Rosdiana Ramlie mengatakan tarian Lenggang Singkawang sudah dikenal di tingkat kementerian, bahkan sudah memiliki legalitas.

"Saya berharap tarian Lenggang Singkawang ini bisa menyebar luas ke nusantara bahkan 'go international'," katanya.

Oleh : Narwati/ANTARA

Klarifikasi Yang Di Sampaikan Oleh Kepolisian Resor Pulang Pisau Ini Katanya

Foto: Kasat Reskrim AKP Sugiharso, S.H Polres Pulang Pisau

PULANG PISAU - Kepolisian Resor Pulang Pisau memberikan klarifikasi resmi terkait pemberitaan yang menyinggung soal tidak diizinkannya wartawan meliput rekonstruksi kasus pembunuhan Nurmaliza yang digelar pada Kamis, 26 Juni 2025.

Satreskrim Polres Pulang Pisau menegaskan bahwa rekonstruksi dilakukan sepenuhnya sesuai prosedur hukum, dan pembatasan akses media semata-mata demi alasan teknis dan keamanan.

Kegiatan rekonstruksi tersebut dilakukan di Asrama Polres Pulang Pisau karena faktor keamanan dan memperagakan sebanyak 33 adegan, yang diperankan langsung oleh tersangka Alvaro Jordan Zwagiri. Tersangka dijerat dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 338 KUHP (pembunuhan), Pasal 351 ayat (3) KUHP (penganiayaan yang mengakibatkan kematian), serta Pasal 181 KUHP (menyembunyikan atau menghilangkan mayat).

Menurut Kasat Reskrim AKP Sugiharso, S.H., pembatasan kehadiran media dalam rekonstruksi bukan bentuk penghalangan informasi, namun murni didasarkan pada pertimbangan tempat dan keamanan.

“Lokasi rekonstruksi hanya berukuran 3x3 meter dan sudah diisi oleh pihak jaksa sebanyak 4 orang, penasihat hukum tersangka 4 orang, serta anggota kepolisian 8 orang. Tidak memungkinkan secara fisik dan situasional untuk kehadiran media di dalam,” jelas AKP Sugi.

Selain itu, Kasat Reskrim juga menyatakan bahwa dokumentasi kegiatan telah ditangani oleh tim Inafis, dan informasi resmi akan disampaikan oleh Si Humas Polres Pulang Pisau sebagai bentuk keterbukaan publik.

Lebih jauh, pembatasan ini juga bertujuan untuk menghindari potensi gangguan keamanan, mengingat sejumlah anggota keluarga korban hadir di lokasi. Pihak kepolisian mempertimbangkan dampak emosional yang bisa muncul apabila keluarga menyaksikan langsung adegan kekerasan yang diperagakan oleh tersangka.

“Kami memahami perasaan keluarga korban, tapi keamanan dan kelancaran proses hukum adalah prioritas kami,” jelasnya.

Polres Pulang Pisau juga menegaskan bahwa pihaknya fokus pada penegakan hukum secara objektif dan profesional, tanpa mempertimbangkan latar belakang pribadi korban maupun tersangka.

“Kasus sudah kami ungkap, tersangka sudah ditangkap dan ditahan sesuai aturan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Proses ini terus berjalan sesuai hukum,” tutup Kasat Reskrim.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat dan media untuk tetap mengakses informasi dari sumber resmi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau spekulasi yang dapat merugikan proses hukum. (Fajar)


Sabtu, 28 Juni 2025

Bertiga Asal Sekadau Ngopi Santai di Pontianak, Cerita Lama Terulang Kembali

Foto: Tiga warga asal sekadau ngopi di Pontianak

PONTIANAK - Tiga warga asal Sekadau terlihat menikmati suasana santai sambil ngopi bareng di salah satu kedai kopi di Kota Pontianak. Pertemuan ini bukan sekadar melepas rindu, tapi juga jadi ajang berbagi cerita dan nostalgia masa lalu.

Dengan kopi panas di tangan dan jajanan ringan di meja, suasana terasa akrab dan penuh tawa. Meski kini tinggal di tempat yang berbeda, darah Sekadau tetap menyatukan mereka dalam kehangatan pertemuan sederhana ini.

“Sekadau tetap di hati, walau badan merantau. Tapi kalau udah ngumpul, rasanya kayak balik kampung,” ujar salah satu dari mereka sambil tersenyum.

Pontianak yang terkenal dengan budaya kopinya jadi tempat pas untuk melepas rindu dan ngobrol santai. Di tengah hiruk pikuk kota, momen sederhana seperti ini jadi pengingat betapa pentingnya menjaga silaturahmi.