![]() |
Inter Fokus ke Final Liga Champions Setelah Gagal Juara Serie A: Saatnya Kejar Mimpi Eropa! |
JAKARTA -- Setelah gagal mempertahankan gelar juara Serie A musim ini, Inter Milan kini mengalihkan fokus penuh mereka ke final Liga Champions. Meski terasa pahit, kegagalan ini justru bisa jadi bahan bakar untuk mewujudkan mimpi besar mereka di kancah Eropa.
Pada Jumat malam, Inter berhasil menang 2-0 atas Como dengan skuad yang banyak dirotasi. Tapi hasil tersebut tetap tak cukup untuk mengejar Napoli, yang memastikan gelar juara Serie A usai mengalahkan Cagliari dengan skor sama. Musim ini, Napoli tampil konsisten dan layak jadi kampiun.
Move On dan Fokus ke Eropa
Massimiliano Farris, yang sementara menggantikan Simone Inzaghi karena skorsing, menegaskan bahwa tim harus segera bangkit dari kekecewaan dan menatap final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain (PSG) yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Mei mendatang.
"Suasananya seperti tim yang sudah memberikan segalanya. Memang sayang karena perjalanan musim ini cukup panjang, tapi kami harus merelakan gelar itu," kata Farris kepada media.
"Kami ucapkan selamat kepada Napoli. Mereka pantas juara, pemain-pemain mereka hebat dan kami doakan yang terbaik."
Tapi Farris tak ingin Inter tenggelam dalam kesedihan. Menurutnya, sepak bola selalu memberi kesempatan kedua, dan kali ini kesempatan itu datang dalam bentuk final Liga Champions.
"Kami punya perjalanan luar biasa di Liga Champions musim ini. Sekarang kami ingin menutupnya dengan trofi," lanjutnya.
Rotasi Pemain, Strategi yang Sudah Direncanakan
Dalam laga melawan Como, Inter tak menurunkan beberapa pemain andalan seperti Lautaro Martinez dan Marcus Thuram. Farris menjelaskan bahwa keputusan ini bukan tanpa alasan.
"Kami tetap turunkan tim yang kompetitif. Salut untuk Como dan pelatih mereka, Cesc Fabregas. Tapi kami memang tak ingin ambil risiko cedera. Semua rotasi sudah kami rencanakan untuk menjaga kondisi terbaik jelang final di Munich," jelas Farris.
Pede Hadapi PSG Meski Jadi Underdog
Farris juga percaya diri dengan kemampuan tim, mengingat Inter musim ini sudah menghadapi klub-klub besar seperti Manchester City, Arsenal, Bayern Munich, dan Barcelona di kompetisi Eropa.
"Kami tahu betul tekanan dan tantangannya, tapi kami punya pemimpin di ruang ganti yang bisa bantu tim tetap fokus dan semangat untuk raih mimpi besar ini," ungkapnya.
Musim ini, Inter sudah mencetak 114 gol di semua kompetisi rekor terbaik mereka sejak musim 1929-30. Performa ofensif ini jadi modal besar untuk menghadapi PSG yang juga tampil ganas.
Menurut data dari superkomputer Opta, peluang Inter untuk menang di final diprediksi 33%, sedikit di bawah PSG yang memiliki peluang 40,5%. Sisanya, 26,5%, kemungkinan pertandingan akan berakhir imbang dan lanjut ke extra time atau penalti.
Kesimpulan: Saatnya Buktikan Diri di Final
Meski gagal di Serie A, Inter masih punya peluang besar menutup musim dengan manis lewat Liga Champions. Kekalahan di liga domestik bukan akhir segalanya justru jadi alasan tambahan untuk tampil habis-habisan di final.
Kini tinggal bagaimana Lautaro dkk memanfaatkan momen emas ini. Bisa jadi, kegagalan di Serie A akan berubah menjadi bahan bakar semangat yang membara di panggung Eropa.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS