![]() |
Prabowo Genjot Hilirisasi Nasional: Proyek Senilai USD45 Miliar Siap Dimulai Juni 2025. |
JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto makin serius mempercepat proyek hilirisasi nasional. Pada Jumat, 23 Mei 2025, beliau mengundang sejumlah menteri dan satuan tugas (satgas) hilirisasi ke Istana Merdeka, Jakarta, untuk menggelar rapat terbatas yang membahas tindak lanjut proyek-proyek prioritas hilirisasi lintas sektor.
Dalam pertemuan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa total investasi dari proyek-proyek hilirisasi yang akan segera dikerjakan ini mencapai hampir USD45 miliar. Angka yang luar biasa besar dan menandakan keseriusan pemerintah untuk mendorong nilai tambah industri nasional.
“Total investasinya hampir USD45 miliar, dan semua ini akan langsung kita eksekusi,” ujar Bahlil kepada awak media usai rapat.
Proyek Mulai Jalan Juni 2025
Bahlil mengungkapkan bahwa sebagian besar proyek tersebut akan masuk tahap konstruksi atau groundbreaking mulai Juni mendatang. Proyek ini masuk dalam program unggulan Presiden Prabowo yang menargetkan penguatan sektor industri hulu dan hilir di Indonesia.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa koordinasi sudah dilakukan secara mendetail antara Satgas Hilirisasi, Kementerian Investasi, dan kementerian teknis lainnya.
“Ini kolaborasi lintas sektor. Kita semua sudah duduk bersama dan membahas secara detail teknis pelaksanaannya,” tambahnya.
Fokus ke Industri Strategis dan Ekosistem Baterai
Proyek hilirisasi yang dibahas mencakup berbagai sektor penting. Mulai dari pengolahan nikel, bauksit, pembangunan fasilitas penyimpanan dan penyulingan (refinery), sampai sektor perikanan, pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Yang menarik, pemerintah juga mulai mengarah pada pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik, terutama untuk sepeda motor. Langkah ini dinilai strategis dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan mempercepat transisi energi bersih di Indonesia.
“Kita udah punya ekosistem baterai mobil, sekarang kita mau dorong baterai buat motor. Jumlah motor di jalan kita ada sekitar 140 juta, ini potensi besar buat kurangi konsumsi BBM,” jelas Bahlil.
Pendanaan dari Entitas Nasional, Negara Tetap Jadi Pemilik Mayoritas
Soal pendanaan, Bahlil mengatakan proyek-proyek ini akan banyak dibiayai oleh entitas nasional Danantara. Sesuai arahan Presiden Prabowo, kepemilikan saham dalam proyek ini tetap akan dikontrol oleh negara agar keuntungan jangka panjang bisa dinikmati oleh rakyat Indonesia.
“Pak Presiden minta agar ini jadi proyek ‘Merah Putih’. Artinya, kita prioritaskan agar mayoritas saham tetap dikuasai negara,” tegas Bahlil.
Dengan nilai investasi jumbo dan target waktu yang jelas, proyek hilirisasi nasional yang digagas Presiden Prabowo bukan sekadar wacana. Mulai dari nikel hingga baterai motor listrik, langkah ini bisa jadi momentum besar untuk memperkuat ekonomi Indonesia dari hulu ke hilir. Apalagi jika semuanya dikelola secara kolaboratif dan tetap berpihak pada kepentingan nasional.
Kita tunggu saja bagaimana proyek ini berjalan mulai Juni nanti. Yang jelas, ini sinyal positif bahwa Indonesia siap naik kelas dalam industri dan energi berkelanjutan.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS