Strategi Jitu Dongkrak Wisatawan Mancanegara: Kolaborasi dan Inovasi Pariwisata Indonesia 2025 | Borneotribun

Sabtu, 24 Mei 2025

Strategi Jitu Dongkrak Wisatawan Mancanegara: Kolaborasi dan Inovasi Pariwisata Indonesia 2025

Strategi Jitu Dongkrak Wisatawan Mancanegara: Kolaborasi dan Inovasi Pariwisata Indonesia 2025
Strategi Jitu Dongkrak Wisatawan Mancanegara: Kolaborasi dan Inovasi Pariwisata Indonesia 2025.

JAKARTA - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Nah, salah satu potensi besar yang bisa dimaksimalkan untuk memajukan negeri ini adalah sektor pariwisata. 

Gak cuma bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi juga membuka banyak lapangan kerja buat masyarakat. Nggak heran kalau sektor ini jadi perhatian khusus Presiden Prabowo sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional.

Target Devisa dari Sektor Pariwisata di 2025

Untuk mencapai target peningkatan devisa dari sektor pariwisata di tahun 2025, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Mulai dari pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, sampai pemangku kepentingan lainnya. Tujuannya? Membangun ekosistem pariwisata yang inklusif, kompetitif, dan tentunya berkelanjutan.

Kolaborasi ini penting banget, apalagi untuk memastikan sektor pariwisata bisa pulih pasca-pandemi dan menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan roda ekonomi nasional.

Wisatawan Mancanegara Masih Jadi Tantangan

Meskipun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sudah mulai membaik di tahun 2024 (sekitar 13,9 juta kunjungan), tapi angka ini masih belum menyamai jumlah sebelum pandemi, yaitu 16,1 juta kunjungan. Ini jadi PR besar yang harus diselesaikan kalau kita mau menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan negara.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Perekonomian di Sekretariat Kabinet RI menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada 20 Mei 2025. Tema yang diangkat adalah: Strategi Peningkatan Kunjungan Wisman dan Devisa pada Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).

Siapa Saja yang Terlibat?

Diskusi ini melibatkan berbagai narasumber keren, antara lain:

  • Dr. Diaz Pranita, M.M. – Dosen Manajemen Bisnis Pariwisata, Vokasi UI

  • Budi Tirtawisata – Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)

  • Mohamad Yanuarto Bramuda, S.Sos., MBA., MM. – Asisten Pemerintahan dan Kesra, Pemkab Banyuwangi

Gak cuma itu, perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenparekraf, Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Ekonomi Kreatif juga hadir.

Apa yang Dibahas?

Diskusinya seru dan terbuka banget. Beberapa poin yang jadi fokus pembahasan adalah:

  • Tren kunjungan wisatawan mancanegara secara global dan di Indonesia

  • Tantangan yang dihadapi industri pariwisata, khususnya di destinasi prioritas

  • Strategi-strategi baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman dan devisa

  • Kisah sukses Banyuwangi dalam membangun sektor pariwisatanya sejak 2014

Pemkab Banyuwangi sendiri membagikan pengalamannya dalam membangun branding pariwisata dengan konsep seperti The Sunrise of Java, Eco Tourism, dan menetapkan tiga destinasi unggulan yang dikenal sebagai Diamond Triangle.

Dari hasil FGD tersebut, satu hal yang jadi kesimpulan utama adalah pentingnya promosi yang tepat sasaran. Dengan strategi promosi yang berkualitas, Indonesia bisa lebih dilirik sebagai tujuan wisata oleh turis mancanegara.

Tapi tentunya, promosi gak bisa jalan sendiri. Perlu melibatkan semua pihak — mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, hingga media. Bahkan, penting juga untuk mengajak investor dan pihak filantropi yang peduli dengan prinsip keberlanjutan.

Kalau semua elemen ini bisa jalan bareng, bukan gak mungkin Indonesia bisa jadi destinasi wisata unggulan dunia. Yuk, dukung pariwisata Indonesia agar makin bersinar!

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar