Bincang Hangat dan Senyum Lebar Warnai Perpisahan Presiden Prabowo dan PM Anwar di Istana Merdeka
![]() |
Momen penuh kehangatan mewarnai akhir kunjungan kerja Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 Juli 2025. (Foto: BPMI Setpres) |
Jakarta, 29 Juli 2025 – Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti akhir kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, di Istana Merdeka. Pertemuan yang menjadi bagian dari Annual Consultation Meeting ke-17 antara Indonesia dan Malaysia ini ditutup dengan momen yang tidak hanya diplomatis, tetapi juga sarat makna persahabatan.
Pertemuan ini mempertemukan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dua sosok pemimpin yang kini tengah memegang peranan penting dalam mempererat kerja sama kawasan Asia Tenggara. Keduanya terlihat begitu hangat, seolah bukan hanya sebagai kepala negara, melainkan juga sebagai sahabat lama yang tengah melepas rindu.
Usai menjalani serangkaian pertemuan bilateral dan diskusi strategis seputar hubungan kedua negara, Presiden Prabowo mengantar langsung PM Anwar menuju kendaraan resminya. Yang menarik, momen perpisahan ini bukan sekadar seremoni formal belaka. Di sepanjang lorong dari ruang kredensial menuju halaman Istana Merdeka, keduanya berjalan berdampingan, berbincang santai, dan terdengar beberapa kali tertawa bersama.
Tidak berhenti di situ, Presiden Prabowo juga memberikan sebuah album foto khusus yang berisi dokumentasi kegiatan PM Anwar selama berada di Jakarta. PM Anwar terlihat tersenyum lebar saat membuka halaman demi halaman album tersebut, menunjukkan betapa hangatnya penyambutan yang ia terima.
Semua momen tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, yang menjadi lokasi utama pelaksanaan annual consultation meeting antara Indonesia dan Malaysia. Sebagai simbol kenegaraan, Istana Merdeka tak hanya menjadi saksi agenda resmi, tetapi juga menyimpan cerita keakraban antara dua pemimpin bangsa.
Momen perpisahan hangat ini terjadi pada Selasa, 29 Juli 2025, tepat setelah seluruh rangkaian acara resmi antara kedua negara selesai dilaksanakan. Hari itu menjadi penanda penting bahwa diplomasi tidak selalu harus kaku, melainkan juga bisa diwarnai oleh sentuhan personal dan rasa hormat antarpemimpin.
Hubungan antara Indonesia dan Malaysia dikenal sangat erat karena berbagai faktor: sejarah, budaya, letak geografis, dan tentu saja kerja sama strategis di berbagai bidang. Namun, persahabatan personal antara pemimpin menjadi elemen tambahan yang mampu memperkuat hubungan kedua negara. Momen seperti ini menunjukkan bahwa kerja sama bukan hanya urusan kebijakan, tetapi juga soal chemistry dan saling percaya.
Suasananya sangat cair dan bersahabat. Pasukan jajar kehormatan berdiri tegak sepanjang lorong istana, memberi penghormatan kepada PM Anwar. Di sisi lain, Presiden Prabowo dan PM Anwar terlihat berbisik kecil sambil tersenyum, sebuah gestur yang mencerminkan komunikasi yang nyaman dan penuh pengertian.
Tepat sebelum PM Anwar masuk ke kendaraan dinasnya, terjadi pelukan erat dan jabat tangan hangat antara keduanya. Ini bukan sekadar basa-basi diplomatik, tetapi simbol dari hubungan erat dua negara serumpun yang saling menghargai dan mendukung.
Setelah mengantar PM Anwar, Presiden Prabowo terlihat kembali ke dalam Istana dan berbincang dengan para menteri dari Kabinet Merah Putih. Ini menandakan bahwa kerja sama yang telah dibahas sebelumnya akan segera ditindaklanjuti dengan konkret oleh para pejabat terkait, mulai dari bidang ekonomi, ketenagakerjaan, hingga pendidikan.
Momen perpisahan Presiden Prabowo dan PM Anwar Ibrahim ini menjadi contoh nyata bahwa diplomasi tak harus selalu kaku dan penuh protokol. Dengan pendekatan yang tulus, hangat, dan penuh rasa hormat, hubungan antarnegara bisa semakin kokoh dan saling menguntungkan.
Di tengah dunia internasional yang sering diwarnai ketegangan, pertemuan dua pemimpin negara serumpun dengan nuansa akrab seperti ini memberi pesan penting: politik luar negeri bisa dibangun dari kedekatan hati dan komunikasi yang tulus.
Tak heran jika banyak pihak melihat bahwa Indonesia dan Malaysia ke depan akan semakin kuat dalam kerja sama bilateralnya, tak hanya dalam forum regional seperti ASEAN, tetapi juga di panggung global.