JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 8–10 Juli 2025. Kabar ini diumumkan secara resmi oleh Istana Buckingham dan menjadi sorotan internasional, terutama karena hubungan antara Inggris dan Prancis sempat mengalami ketegangan setelah Brexit.
Kunjungan ini juga menarik perhatian karena berlangsung di tengah jadwal padat Raja Charles III yang masih menjalani perawatan kanker. Meski demikian, keluarga kerajaan tetap aktif menjalankan agenda diplomatik, termasuk kunjungan luar negeri dan menerima tamu kenegaraan.
Disambut di Windsor Castle
Selama kunjungan tiga hari di Inggris, Presiden Macron dan istrinya, Brigitte Macron, akan disambut langsung oleh Raja Charles III dan Ratu Camilla di Kastel Windsor. Biasanya, kunjungan kenegaraan seperti ini berlangsung di Istana Buckingham. Namun, karena sedang ada renovasi besar-besaran di sana, acara-acara resmi dialihkan ke Kastel Windsor.
Kegiatan tradisional seperti jamuan makan malam kenegaraan (state banquet), yang biasa dilakukan di ballroom Istana Buckingham, juga akan dipindahkan ke tempat lain di dalam kompleks Windsor.
Kunjungan Balasan yang Sarat Makna
Kunjungan Macron ini dianggap sebagai balasan atas kunjungan kenegaraan Raja Charles dan Ratu Camilla ke Prancis pada September 2023 lalu. Kala itu, Raja Charles mendapat sambutan luar biasa, termasuk standing ovation saat berpidato di Senat Prancis. Dalam pidatonya, Raja Charles menyuarakan dukungan kuat terhadap Ukraina atas invasi Rusia yang disebutnya “mengerikan”.
Selain acara resmi, Raja dan Ratu juga mengunjungi proyek lingkungan dan pasar makanan di Bordeaux, menandai eratnya hubungan bilateral yang tidak hanya terbatas pada aspek politik dan pertahanan, tetapi juga budaya dan keberlanjutan lingkungan.
Diplomasi “Soft Power” di Tengah Ketidakpastian Global
Kunjungan kenegaraan seperti ini sebenarnya lebih dari sekadar seremoni. Ini adalah bentuk diplomasi “soft power” yang memiliki pengaruh besar dalam membangun dan memperkuat kerja sama antarnegara, khususnya di bidang perdagangan, pertahanan, dan budaya.
Dalam konteks saat ini, di mana Eropa dan dunia tengah menghadapi ketidakpastian mulai dari isu Ukraina, ancaman tarif dari Amerika Serikat, hingga geopolitik yang makin dinamis kunjungan Macron ke Inggris menjadi upaya penting memperkuat aliansi strategis.
Inggris dan Prancis, sebagai dua negara besar Eropa, memiliki sejarah panjang hubungan bilateral. Meski sempat renggang akibat Brexit, upaya memperbaiki hubungan kini makin nyata. Kunjungan Macron adalah bagian dari misi mempererat kerja sama yang sempat merenggang.
Raja Charles Tetap Aktif Meski Sedang Jalani Perawatan
Meskipun tengah menjalani perawatan kanker, Raja Charles menunjukkan komitmen tinggi terhadap tugas-tugas kenegaraan. Selain menjamu Presiden Macron, Raja juga baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan ke Italia bersama Ratu Camilla pada bulan lalu. Di sana, mereka disambut antusias oleh masyarakat Roma dan Ravenna.
Yang menarik, kunjungan ke Italia tersebut juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun pernikahan ke-20 Raja dan Ratu. Bahkan, mereka sempat melakukan pertemuan pribadi dengan Paus Fransiskus di Vatikan.
Tak berhenti di situ, Raja Charles juga akan bertolak ke Kanada bulan ini untuk menghadiri pembukaan sidang Parlemen di Ottawa. Ini merupakan kali pertama dalam hampir 50 tahun seorang raja menghadiri pembukaan Parlemen Kanada secara langsung sebuah simbol dukungan terhadap kedaulatan Kanada.
Tahun yang Sibuk bagi Diplomasi Kerajaan
Tahun 2025 bisa dibilang menjadi tahun yang sangat sibuk bagi keluarga kerajaan Inggris. Selain menerima kunjungan dari Presiden Macron, Raja Charles juga kabarnya akan menerima Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk kunjungan kenegaraan kedua.
Meski tanggal pastinya belum ditentukan, Trump telah menyatakan kemungkinan datang ke Inggris pada bulan September. Menariknya, kunjungan Presiden Macron disebut-sebut telah direncanakan jauh sebelum undangan untuk Trump dikeluarkan. Hal ini menandakan bahwa hubungan Inggris–Prancis tetap menjadi prioritas penting di tengah kesibukan diplomatik kerajaan.
Kunjungan Kenegaraan Prancis Sebelumnya
Sebagai catatan, kunjungan kenegaraan terakhir oleh presiden Prancis ke Inggris terjadi pada Maret 2008. Saat itu, Presiden Nicolas Sarkozy bersama istrinya Carla Bruni menjadi tamu kehormatan Ratu Elizabeth II.
Jamuan makan malam kala itu berlangsung megah, dengan dekorasi bunga-bunga indah dan protokol kenegaraan yang penuh wibawa. Momen tersebut memperlihatkan betapa pentingnya hubungan antara kedua negara.
Kini, setelah lebih dari 15 tahun, kunjungan kenegaraan dari pemimpin Prancis kembali terjadi. Bedanya, kali ini suasananya sangat berbeda — dengan latar dunia pasca-Brexit, perang di Ukraina, dan tantangan diplomatik global yang lebih kompleks.
Apa Arti Kunjungan Ini bagi Publik?
Bagi masyarakat umum, kunjungan Presiden Macron ke Inggris mungkin terasa jauh dari kehidupan sehari-hari. Namun, sebetulnya momen seperti ini memiliki dampak jangka panjang yang penting. Lewat kunjungan ini, Inggris menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki peran signifikan di panggung global, terutama dalam menjalin hubungan dengan sekutu Eropa.
Sementara itu, bagi pelaku bisnis dan pengamat internasional, kunjungan ini bisa membuka peluang kerja sama baru mulai dari perdagangan, inovasi teknologi, energi hijau, hingga budaya.
Tidak menutup kemungkinan akan ada penandatanganan kesepakatan penting selama kunjungan ini, meskipun detailnya belum diumumkan.
Diplomasi yang Tetap Hidup Meski Dunia Berubah
Di tengah perubahan besar di dunia, satu hal yang tetap konsisten adalah pentingnya hubungan diplomatik antarnegara. Kunjungan kenegaraan Presiden Macron ke Inggris bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari strategi memperkuat jembatan kerja sama di tengah gejolak global.
Raja Charles dan Ratu Camilla pun menunjukkan bahwa, meski usia dan kesehatan menjadi tantangan, komitmen mereka terhadap diplomasi dan hubungan internasional tetap tinggi.
Dengan semakin padatnya agenda internasional tahun ini, publik dunia akan terus menyoroti bagaimana Inggris memainkan perannya dalam menjaga stabilitas dan memperkuat kerja sama di dunia yang semakin kompleks.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS