![]() |
PSG Era Baru: Tanpa Mbappe, Luis Enrique Antar Les Parisiens ke Final Liga Champions. |
JAKARTA -- Paris Saint-Germain (PSG) sedang berada di ambang sejarah baru. Akhir pekan ini, mereka akan tampil di final Liga Champions melawan Inter Milan di Munich momen besar yang bisa menghapus dahaga trofi Eropa mereka yang sudah lama tak terwujud.
Yang menarik, ini adalah musim pertama PSG tanpa Kylian Mbappe. Ya, bintang Prancis itu memilih hengkang ke Real Madrid setelah musim lalu berakhir. Tapi, siapa sangka, kepergian Mbappe justru menjadi titik balik buat PSG, terutama berkat sentuhan pelatih anyar mereka: Luis Enrique.
Transformasi PSG Setelah Mbappe Pergi
Semenjak Mbappe resmi berseragam Real Madrid, banyak yang meragukan masa depan PSG. Namun, pelatih Luis Enrique malah menjadikan momen ini sebagai peluang untuk merombak tim secara total. Daripada mengandalkan pemain bintang, Enrique memilih fokus ke filosofi permainan yang kolektif, disiplin, dan dinamis.
Nggak lagi mengandalkan “satu orang penyelamat”, PSG sekarang tampil sebagai satu kesatuan tim yang solid. Nama-nama seperti Ousmane Dembele, Joao Neves, hingga Desire Doue mulai mencuri perhatian. Mereka tampil konsisten dan kompak, bahkan sampai berhasil meraih treble domestik musim ini (Ligue 1, Coupe de France, dan satu gelar lokal lainnya).
Gaya Kepelatihan Luis Enrique yang Tegas dan Efektif
Luis Enrique bukan pelatih yang suka basa-basi. Ia terkenal dengan gaya melatih yang keras, disiplin, dan tegas. Sejak awal kedatangannya, ia sudah menegaskan kalau gaya lama PSG yang terlalu memanjakan pemain bintang tidak akan berlaku lagi.
“Permainan kami bukan tentang membiarkan Mbappe berbuat sesukanya,” katanya di sebuah dokumenter soal musim pertamanya di PSG. Kalimat ini mencerminkan perubahan besar dalam budaya klub.
Pelatih asal Spanyol ini mengembalikan intensitas latihan, memperketat taktik, dan menuntut semua pemain ikut bertahan, tanpa terkecuali. Ini berbeda jauh dengan pendekatan sebelumnya yang lebih berorientasi pada menjaga kebahagiaan para pemain top.
Statistik Bicara: PSG Paling Tajam di Eropa Musim Ini
Perubahan ini terbukti manjur. Musim ini, PSG mencetak rekor baru di Liga Champions:
-
Menang terbanyak dalam satu musim Eropa (10 kemenangan)
-
Jumlah gol terbanyak dalam satu musim Eropa (33 gol)
-
Rata-rata tembakan terbanyak per laga di Liga Champions sejak 2003-04 (18,6 tembakan per laga)
Luis Enrique sendiri sempat ditanya apakah PSG akan lebih baik tanpa Mbappe. Dengan percaya diri dia menjawab, “Musim depan saya akan mengendalikan semuanya. Tanpa pengecualian.”
Menuju Final: PSG Siap Ubah Sejarah
Final melawan Inter Milan akhir pekan ini akan jadi penampilan kedua PSG di final Liga Champions. Sebelumnya, mereka kalah tipis dari Bayern Munchen pada 2019-2020. Tapi kali ini, situasinya jauh berbeda.
Dengan skuad yang lebih seimbang dan pelatih yang punya visi jelas, PSG datang ke Munich sebagai favorit juara. Mereka juga masih jadi tim terakhir asal Prancis yang pernah mengangkat trofi Eropa (Piala Winners 1995-96).
Apakah musim ini akan jadi penebusan untuk masa lalu yang penuh kegagalan? Atau akankah PSG kembali harus gigit jari?
Yang jelas, PSG versi Luis Enrique ini jauh lebih kuat, lebih rapi, dan jauh dari kesan “klub bintang lima tanpa arah”. Mereka datang sebagai tim, bukan sekumpulan pemain mahal.
Perubahan besar di tubuh PSG terbukti memberikan hasil nyata. Tanpa Mbappe dan para superstar lainnya, mereka malah lebih padu dan berprestasi. Luis Enrique berhasil menyulap PSG menjadi tim yang bukan hanya cantik secara strategi, tapi juga haus kemenangan.
Final melawan Inter Milan nanti bukan cuma soal trofi, tapi juga soal pembuktian bahwa klub ini memang layak jadi raja di Eropa. Jadi, siap-siap saksikan duel penentu nasib PSG di era barunya!
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS