![]() |
Kontroversi MotoGP Italia 2025: Herve Poncharal Soroti Aksi Franco Morbidelli Usai Tabrakan dengan Maverick Vinales. |
JAKARTA - Insiden antara Franco Morbidelli dan Maverick Vinales di MotoGP Italia 2025 menuai sorotan tajam, terutama dari bos tim Tech3 KTM, Herve Poncharal.
Ia berharap Morbidelli bisa berpikir lebih matang di masa depan, setelah aksinya di Tikungan 4 Mugello menyebabkan Vinales terlempar ke gravel dan kehilangan peluang meraih podium.
Kronologi Tabrakan di Mugello
Pada balapan hari Minggu lalu di Mugello, Vinales tengah berada di posisi keempat saat terjadi kontak dengan Morbidelli di bagian dalam Tikungan 4.
Insiden ini membuat Vinales kehilangan keseimbangan dan akhirnya tergelincir ke luar lintasan.
Padahal, melihat performa Francesco Bagnaia yang mulai melambat di lap-lap akhir, peluang Vinales untuk naik ke podium cukup terbuka lebar, bahkan mungkin menggeser posisi ketiga dari Fabio Di Giannantonio.
Kekecewaan Poncharal: “Sanksi Tidak Cukup”
Meski Morbidelli sudah dijatuhi penalti long lap karena dianggap bersalah atas insiden tersebut, Poncharal merasa sanksi itu belum sepadan dengan dampaknya bagi Vinales dan tim KTM.
“Saya tahu aturan adalah aturan, dan Simon Crafar sudah melakukan tugasnya dengan baik sebagai pengawas balapan. Tapi menurut saya, hukumannya terlalu ringan,” ujar Poncharal dalam wawancara di siaran langsung MotoGP saat sesi latihan di Assen.
Poncharal menekankan bahwa sekalipun sanksinya lebih berat, seperti bendera hitam (diskualifikasi), hal itu tetap tidak akan mengubah hasil balapan untuk Vinales yang sudah terlanjur keluar lintasan.“Saya hanya berharap Franky (Franco Morbidelli) bisa berpikir lebih jauh ke depan mulai seka
rang,” tambahnya.
KTM Gagal Podium, Tapi Masih Punya Harapan
Insiden di Mugello jelas menyakitkan, terlebih karena KTM sebagai pabrikan belum meraih podium satu pun sepanjang musim 2025.
Terakhir kali Vinales naik podium adalah saat ia menang di Circuit of the Americas, April lalu.
Namun Poncharal tetap mengambil sisi positif dari penampilan Vinales di Assen. Ia mencatat bahwa Vinales tampil sangat kompetitif, mencetak posisi kedua di FP1 dan kedelapan saat Practice.
“Saya rasa Vinales layak mendapat hasil bagus. Di Assen dia terlihat nyaman, puas dengan motor dan seluruh paketnya. Kami punya peluang lagi,” kata Poncharal penuh semangat.
Meski begitu, ia tetap realistis, mengingat dominasi Ducati, kekuatan Aprilia, dan potensi kejutan dari Yamaha dan Honda.
“Semuanya sangat ketat, tapi mimpi untuk podium tetap ada — mimpi yang mungkin terjadi,” katanya.
Ketegangan Lama Kembali Muncul: Morbidelli vs Espargaro
Insiden dengan Vinales juga memancing reaksi dari Aleix Espargaro, rival lama Morbidelli.
Lewat media sosial, Espargaro menyindir Morbidelli dan berharap ia tidak kembali terlibat kontroversi di Assen.
Sebelumnya, pada MotoGP Inggris di Silverstone, Morbidelli dan Espargaro juga sempat bersitegang setelah insiden serupa di gravel.
Ketegangan mereka pun kembali mencuat, memperkeruh citra Morbidelli di mata sesama pembalap.
Aksi Morbidelli di Mugello menuai berbagai kritik, khususnya dari Herve Poncharal yang melihat potensi besar bagi timnya direnggut oleh insiden tersebut.
Meskipun penalti sudah dijatuhkan, perdebatan soal keadilan dan tanggung jawab pembalap tetap menjadi bahan diskusi hangat di paddock.
Di sisi lain, performa Maverick Vinales menunjukkan bahwa KTM masih punya potensi untuk bersaing di papan atas.
Apakah mereka bisa bangkit dan meraih podium dalam seri-seri selanjutnya? Kita tunggu saja kiprahnya di lintasan.