Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya mengapresiasi inisiatif Jogja Art of Fashion Foundation mendorong subsektor fesyen yang berkelanjutan dan siap mendukung jenama lokal mengembangkan ekonomi kreatif yang dimulai dari daerah.
“Kami punya network untuk kolaborasi dengan sponsor-sponsor yang bisa dikoordinasikan lebih lanjut. Kegiatan yang digagas Jogja Art of Fashion Foundation ini butuh akselerasi yang terarah. Ini sebagai upaya untuk memperkuat pengembangan ekonomi kreatif yang unggul dimulai dari daerah,” ujar Menteri Riefky dalam keterangan pers yang diterima, Kamis.
Menteri Ekraf Teuku Riefky menambahkan Kementerian Ekraf terus mengembangkan berbagai program untuk mendorong pertumbuhan subsektor fesyen Tanah Air, mulai dari pengembangan kreasi, pendampingan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar ekonomi kreatif menjadi the new engine of growth.
Seperti yang dilakukan Kemenekraf bulan lalu ke beberapa SMK binaan Djarum Foundation dengan tujuan memperkuat ekosistem ekraf di Kudus. Riefky menilai potensi kolaborasi lintas sektor bisa mengembangkan ekraf yang ada di daerah dan membuka peluang kerja berkualitas bagi generasi muda, terutama lulusan vokasi.
Selaras dengan pernyataan itu, Direktur Fesyen, Romi Astuti juga menyampaikan bahwa Kementerian Ekraf selalu berupaya menjembatani para pegiat ekraf subsektor fesyen untuk mendukung kegiatan atau usahanya melalui pendampingan yang berkelanjutan.
Apresiasi diberikan kepada Jogja Art of Fashion Foundation juga terkait menciptakan fesyen sustainable karena memperhatikan aspek lingkungan. Romi mengatakan fesyen punya kualitas dan nilai tambah yang menciptakan peluang usaha dan impact terhadap keasrian lingkungan.
“Mudah-mudahan kolaborasi ke depan berjalan baik dan berdampak untuk masyarakat,” ucap Romi Astuti.
Jogja Art of Fashion Foundation sedang menyusun konsep acara festival untuk 2025 dengan memadukan seni dalam fesyen, termasuk perilisan sebuah buku dan pameran seni rupa. Yayasan juga melihat potensi kolaborasi untuk memperluas pasar, mengembangkan talenta lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan tata busana, dan mengedepankan hak kekayaan intelektual (HaKI).
Jogja Art of Fashion Foundation resmi berdiri sejak 2019. Sebelumnya, organisasi nirlaba ini fokus pada program sustainable fashion dan pendampingan kelembagaan, termasuk optimalisasi lulusan SMK di Yogyakarta, khususnya jurusan tata busana. Selain itu, mereka juga sering terlibat dalam berbagai kegiatan seperti peragaan busana, pameran seni, seminar fesyen, dan kompetisi desain.
Ketua Jogja Art of Fashion Foundation Ninik mengatakan pendekatan yang dilakukan yaitu seni sebagai inspirasi, tradisi, eksploitasi, eksperimentasi, dan kolaborasi. Output yang dihasilkan tidak hanya produk fesyen dalam bentuk busana namun ada aksesoris, milineris, dan semua pelengkap yang bermuatan seni atau artistik.
“Tujuan utama kami meningkatkan peran dan kapasitas lulusan SMK dalam bidang fesyen melalui pendampingan. Selain itu, kami juga punya wearable art semacam usulan atau positioning yang menekankan kreativitas berbasis kerajinan atau kecakapan tangan seperti salah satu program yaitu Dressmaker Forum,” kata Ninik.
Sekretaris Jogja Art of Fashion Foundation, Andri, manambahkan yayasan pada 2025, ingin menginisiasi wearable art dengan tema Taman Sari melalui empat kegiatan, seperti teatherical fashion show, pameran karya, pembuatan buku, dan diskusi atau workshop yang berhubungan dengan penelitian serta pengembangan yang rencananya akan diadakan Oktober di Yogyakarta yang melibatkan seniman berbagai daerah.
Pewarta : Fitra Ashari/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS