![]() |
Misteri Garis Gelap di Mars Terpecahkan: Bukan Air, Tapi Angin dan Debu! |
JAKARTA -- Kamu mungkin pernah lihat foto Mars dengan garis-garis gelap misterius yang memanjang di permukaannya. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan menduga bahwa garis-garis itu terbentuk oleh aliran air di masa lalu. Tapi, ternyata kenyataannya berbeda jauh dari dugaan awal!
Sebuah tim peneliti dari Brown University di Amerika Serikat baru aja bikin gebrakan lewat penelitian mereka. Dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI), mereka menemukan bahwa garis-garis gelap ini terbentuk bukan karena air, tapi karena angin kencang dan debu halus yang menumpuk di lereng-lereng curam Mars.
Penemuan ini bermula dari data yang dikumpulkan sejak misi NASA "Viking" pada tahun 1976. Saat itu, kamera wahana berhasil menangkap formasi gelap aneh di dinding kawah dan tebing-tebing Mars.
Banyak ilmuwan mengira itu adalah sisa-sisa sungai kuno. Tapi teknologi sekarang membawa kita pada kesimpulan baru yang lebih akurat.
Para ilmuwan mengembangkan algoritma AI yang dilatih khusus untuk mengenali pola garis-garis gelap itu.
Dengan memproses lebih dari 86.000 gambar satelit, algoritma ini berhasil memetakan sekitar 500.000 fitur permukaan Mars yang serupa. Luar biasa, bukan?
Nah, dari pemetaan itu, mereka lalu mencocokkannya dengan data suhu, kecepatan angin, tingkat kelembaban, dan aktivitas longsor.
Hasilnya? Semua mengarah pada satu kesimpulan: angin Mars yang kencang dan debu halus adalah biang keladinya.
Debu-debu ini bergerak turun di lereng curam dan menciptakan garis-garis gelap yang kita lihat dari Bumi.
![]() |
Misteri Garis Gelap di Mars Terpecahkan: Bukan Air, Tapi Angin dan Debu! |
Yang menarik, beberapa garis ini muncul berulang saat musim hangat di Mars disebut juga "Recurring Slope Lineae" atau RSL.
Dulu, RSL sempat bikin heboh karena diduga sebagai aliran air asin yang muncul musiman.
Kalau benar ada air, tentu daerah itu bakal jadi target utama misi penjelajahan Mars selanjutnya. Tapi sekarang, teori tersebut harus dikaji ulang.
Menurut para peneliti, temuan ini sangat penting karena bisa menyaring berbagai hipotesis sebelum kita benar-benar kirim misi baru ke sana. Jadi, kita nggak buang-buang waktu dan sumber daya untuk mengejar "fatamorgana" di Planet Merah.
“Penemuan ini membuka jalan untuk memahami proses geologi Mars dengan lebih tepat. Kita bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar menjanjikan,” kata salah satu penulis studi tersebut.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Mars masih penuh teka-teki, tapi perlahan-lahan kita mulai membuka tirainya satu per satu. Dan siapa tahu, dengan kemajuan teknologi seperti AI, misteri lainnya juga akan segera terungkap!
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS