Pontianak - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Kalimantan Barat sebagai bagian dari langkah pencegahan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap meningkat selama musim kemarau.
"Kegiatan OMC dilakukan mulai 4 hingga 8 Juli 2025 menggunakan pesawat Cessna Caravan 208, dengan target wilayah-wilayah rawan karhutla di Kalbar," kata Ketua Satgas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Daniel, di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan, OMC bertujuan untuk meningkatkan intensitas hujan di daerah rawan terbakar, guna menekan potensi munculnya titik api serta mengurangi dampak bencana asap terhadap masyarakat.
OMC merupakan teknologi rekayasa cuaca yang dilakukan dengan menaburkan bahan pemicu hujan di awan potensial, bertujuan untuk mendatangkan hujan buatan. Metode ini telah terbukti efektif dalam menangani krisis kekeringan, mengisi waduk, serta menanggulangi karhutla di berbagai wilayah Indonesia.
Daniel menambahkan, pelaksanaan OMC ini dilandasi sejumlah regulasi, antara lain Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Karhutla, Keputusan Menko Polhukam Nomor 29 Tahun 2025 tentang Koordinasi Penanganan Karhutla, serta Keputusan Gubernur Kalbar Nomor 66/BPBD/2025 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Asap akibat Karhutla di Kalbar tahun 2025.
Lebih lanjut ia mengatakan pelaksanaan OMC juga merupakan tindak lanjut atas surat permohonan dari Gubernur Kalbar kepada Kepala BNPB untuk mengatasi kondisi darurat karhutla yang berpotensi terjadi selama musim kemarau.
"Dengan adanya OMC ini, kami berharap keselamatan masyarakat tetap terjaga, serta kabut asap yang biasanya muncul saat musim kemarau bisa ditekan sedini mungkin," katanya.
BPBD Kalbar berharap pelaksanaan OMC selama lima hari ke depan dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan risiko kebakaran dan menjaga kualitas udara tetap sehat bagi masyarakat Kalimantan Barat, demikian Daniel.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA