Jakarta - Penjaga gawang berusia 22 tahun Cahya Supriadi mengaku dirinya ingin terus dipercaya menjadi kiper di tim nasional Indonesia, baik di kelompok umur atau senior.
Cahya telah berpartisipasi dalam tiga kelompok umur Indonesia, saat ia tampil lima kali untuk timnas U-19, lalu enam kali bersama timnas U-20, dan tiga kali bersama timnas senior.
Kini, ia menatap perjalanan barunya bersama timnas U-23 di bawah asuhan Gerarld Vanenburg yang sebentar lagi akan berlaga di ASEAN U-23 Championship 2025 (dulu Piala AFF U-23) mulai pertengahan bulan ini.
“Saya ingin terus dipercaya di timnas, baik di level muda maupun senior. Itu target saya, terus berproses, berkembang, dan memberikan yang terbaik untuk negara ini,” kata Cahya, dikutip dari laman resmi Kita Garuda, Rabu.
Kiper kelahiran Karawang itu kemudian menceritakan perjalanan paling berkesan dalam karier sepak bolanya. Mengawali karier profesionalnya di Persija Jakarta, Cahya mengaku sangat senang saat satu tim bersama Andritany Ardhiyasa, yang merupakan idolanya.
“Itu mimpi yang jadi kenyataan. Saya sering nonton dia sejak kecil. Bisa satu tim dan bersaing dengannya jadi salah satu pencapaian besar buat saya,” kata kiper yang dikabarkan telah bergabung dengan PSIM Yogyakarta itu.
Namanya kemudian masuk radar timnas Indonesia kelompok usia bersama timnas U-20, untuk tampil di Toulon Tournament 2022 di Prancis, sebuah turnamen yang mempertemukan Indonesia dengan tim-tim kuat seperti Aljazair, Venezuela, Meksiko, dan Ghana.
Cahya mengatakan bermain di turnamen tersebut adalah pengalaman yang sulit dilupakannya, “Itu pengalaman luar biasa yang sulit saya lupakan. Kami mendapat pelajaran berharga dari pertandingan melawan negara-negara besar,” ucap dia.
Adapun, Cahya termasuk satu dari 30 pemain yang dipanggil Vanenburg untuk menjalani pemusatan latihan di Jakarta menuju ASEAN U-23. Bersama dirinya, ada empat pemain lainnya sebagai kiper. Empat nama itu adalah Daffa Fasya, Erlangga Setyo, Muhammad Ardiansyah, dan Putra Sheva.
Oleh : Zaro Ezza Syachniar/ANTARA