Pria Australia Ditangkap Setelah Nekat Hancurkan Kotak Batu Keramat Skotlandia di Museum Perth | Borneotribun

Selasa, 15 Juli 2025

Pria Australia Ditangkap Setelah Nekat Hancurkan Kotak Batu Keramat Skotlandia di Museum Perth

Pria Australia Ditangkap Setelah Nekat Hancurkan Kotak Batu Keramat Skotlandia di Museum Perth
Batu Takdir digunakan dalam upacara penobatan raja-raja Skotlandia abad pertengahan. Batu ini dicuri oleh Raja Inggris, Edward I, pada abad ke-13 dan baru dikembalikan ke Skotlandia pada tahun 1996. Jane Barlow/AP

London -- Ada-ada aja kelakuan orang zaman sekarang. Seorang pria asal Australia bikin heboh di Skotlandia gara-gara aksinya yang nggak masuk akal. 

Bayangin aja, dia nekat nyerang kotak kaca yang nyimpen Stone of Destiny, batu keramat yang punya nilai sejarah tinggi banget buat warga Skotlandia. 

Kejadian ini terjadi di Perth Museum dan langsung bikin geger satu museum.

Pelaku bernama Arnaud Harixcalde Logan, umur 35 tahun, dan diketahui tinggal di Sydney. 

Dia udah resmi dikenai tuduhan atas tindakan "malicious mischief" yang kalau diartiin gampangnya itu semacam aksi vandalisme. 

Logan dibawa ke pengadilan di Perth dan belum sempat kasih pembelaan. Hakim langsung mutusin buat nahan dia sampai sidang lanjutan minggu depan.

Kejadiannya sendiri berlangsung hari Sabtu. Polisi dapet laporan ada gangguan di Perth Museum, dan ternyata ada seorang pria yang pakai kilt baju khas Skotlandia lagi coba-coba hancurin kotak kaca tempat Stone of Destiny disimpan.

Buat yang belum tahu, batu ini bukan batu biasa. Beratnya sekitar 150 kilogram dan punya nama lain Stone of Scone

Dulu banget, batu ini dipakai buat acara penobatan raja-raja Skotlandia di Scone Abbey. 

Tapi di abad ke-13, Raja Edward I dari Inggris nyolong batu ini dan ngebawa ke London. 

Sejak itu, batu ini dipasang di bawah kursi penobatan kerajaan Inggris dan terus dipakai sampai sekarang.

Selama ratusan tahun, keberadaan batu ini di London bikin banyak warga Skotlandia kesel.

Bahkan tahun 1950, empat mahasiswa dari Glasgow pernah nekat nyolong balik batu ini dari Westminster Abbey. 

Tapi akhirnya dikembalikan juga pas mau penobatan Ratu Elizabeth II tahun 1953.

Batu ini akhirnya dipulangin ke Skotlandia pada tahun 1996, pas 700 tahun setelah pertama kali dicuri. 

Batu itu dipajang di Kastil Edinburgh dengan perjanjian kalau suatu saat nanti bakal dikirim lagi ke Inggris kalau ada penobatan raja baru. 

Makanya, waktu Raja Charles III naik takhta tahun 2023, batu ini diam-diam dibawa ke London dengan pengamanan super ketat.

Nah, baru tahun lalu batu ini pindah ke Perth Museum yang baru direnovasi. Museum ini udah klaim kalau mereka punya sistem keamanan 24 jam buat jaga batu tersebut. 

Tapi tetap aja, kejadian kayak kemarin nunjukin kalau benda sejarah kayak gini tetap butuh pengamanan ekstra.

Untungnya, walaupun kotak kacanya rusak, Stone of Destiny-nya sendiri nggak kenapa-kenapa. Pihak pengelola museum bilang batunya aman dan nggak ada kerusakan sedikit pun.

  

Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.