Singkawang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang, Kalimantan Barat bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) menggelar seminar dan workshop pemberdayaan pendidikan dengan metode artificial intelligence (AI) pada Selasa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang Asmadi di Singkawang, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Dinas Pendidikan Singkawang dan UGM tentang bagaimana pihaknya melakukan inovasi loncatan sesuai dengan tuntutan di era digital dan era global serta kurikulum sehingga diberikan materi kecerdasan AI guna memberikan pembelajaran secara mendalam atau coding.
"Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi antara Dinas Pendidikan dengan organisasi PGRI, IGI, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) se Sing Bebas Wah (Singkawang, Sambas, Bengkayang dan Mempawah)," ujarnya.
Sementara katanya, pesertanya berasal dari dinas, guru, pengawas serta pemangku kepentingan pendidikan di wilayah Singbebaswah (Singkawang-Bengkayang-Sambas-Mempawah).
Seminar ini katanya, dilakukan bertujuan agar para insan pendidikan dapat menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan teknologi, digital dan pendidikan menyambut tahun ajaran baru 2025-2026.
"Paling tidak kita bisa memberikan pengetahuan dasar kepada guru-guru kita melalui seminar dan workshop ini," ujarnya.
Asmadi menyebutkan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan AI telah membawa perubahan di berbagai sektor kehidupan termasuk dunia pendidikan.
"AI bukan lagi sekedar konsep masa depan, tetapi sudah menjadi bagian dari realitas pembelajaran hari ini," ujarnya.
Oleh karena itu, pemberdayaan guru melalui pemahaman dan pemanfaatan AI menjadi sangat penting agar tidak tertinggal. Justru dapat memimpin perubahan secara cerdas dan bijak.
Melalui seminar dan workshop ini, dia berharap para guru dapat meningkatkan literasi digital dan teknologi khususnya pemahaman terhadap AI dan potensinya dalam dunia pendidikan.
Kemudian, menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif, adaptif dan personalisasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selanjutnya, membangun budaya kolaboratif antara guru, siswa dan teknologi untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna.
"Serta menjadi agen perubahan yang tidak hanya mampu mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga memberikan warna dan arah dalam transformasi pendidikan di era digital," ujarnya.
Oleh : Narwati/ANTARA