![]() |
Thailand Umumkan Darurat Militer di Wilayah Perbatasan Chanthaburi dan Trat Akibat Ketegangan dengan Kamboja. |
Chanthaburi, Thailand (25 Juli 2025) — Pemerintah Thailand secara resmi menetapkan status darurat militer di beberapa wilayah penting yang berbatasan langsung dengan Kamboja, termasuk provinsi Chanthaburi dan Trat. Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya ketegangan militer dan dugaan adanya agresi bersenjata dari pihak Kamboja di sepanjang garis perbatasan.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi-Trat, menyusul laporan situasi keamanan yang kian memanas di perbatasan timur Thailand. Dalam keterangannya, otoritas militer menekankan bahwa keputusan ini merupakan bentuk upaya nyata untuk melindungi kedaulatan negara, menjaga integritas wilayah, serta melindungi keselamatan rakyat Thailand dari ancaman luar negeri.
Ancaman dari Perbatasan Memaksa Thailand Ambil Sikap Tegas
Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja memang bukan hal baru. Namun, dalam beberapa hari terakhir, situasinya semakin memburuk dengan munculnya laporan mengenai penggunaan senjata dan kekuatan militer oleh pihak Kamboja. Dugaan serangan tersebut memicu kekhawatiran besar dari militer Thailand, yang kemudian memutuskan untuk menerapkan status darurat militer demi mengamankan kawasan terdampak.
Langkah ini disebut sebagai upaya preventif dan responsif atas serangkaian insiden yang dikhawatirkan akan mengancam stabilitas nasional. Pihak militer menyatakan bahwa keterlibatan angkatan bersenjata, kepolisian, hingga elemen sipil sangat diperlukan dalam menghadapi potensi konflik bersenjata yang melibatkan kekuatan asing.
Daerah yang Terdampak Status Darurat Militer
Dalam pengumuman resmi militer Thailand, dijelaskan secara rinci wilayah mana saja yang kini berada di bawah status darurat militer. Wilayah tersebut terbagi dalam dua bagian utama:
Bagian 1: Provinsi Chanthaburi
-
Distrik Mueang Chanthaburi
-
Distrik Tha Mai
-
Distrik Makham
-
Distrik Laem Sing
-
Distrik Kaeng Hang Maeo
-
Distrik Na Yai Am
-
Distrik Khao Khitchakut
Bagian 2: Provinsi Trat
-
Distrik Khao Saming
Penerapan status ini berlaku mulai saat diumumkan, tanpa batas waktu yang jelas, dan akan disesuaikan dengan perkembangan situasi keamanan di lapangan.
Dasar Hukum Penerapan Darurat Militer
Pemberlakuan status darurat militer ini merujuk pada kewenangan Konstitusi Kerajaan Thailand Pasal 176 Ayat 2, serta Undang-Undang Darurat Militer Thailand (B.E. 2457). Militer Thailand juga merujuk pada keputusan Dewan Reformasi Demokratis di bawah Monarki Konstitusional, yang sebelumnya pernah menerapkan darurat militer secara nasional pada 19 September 2006.
Seiring dengan waktu, status darurat di berbagai wilayah telah dicabut maupun disesuaikan. Namun, dalam konteks konflik terbaru ini, militer Thailand menganggap penting untuk kembali menggunakan undang-undang darurat militer sebagai bentuk perlindungan terhadap ancaman luar negeri.
![]() |
Thailand Umumkan Darurat Militer di Wilayah Perbatasan Chanthaburi dan Trat Akibat Ketegangan dengan Kamboja. |
Mengapa Wilayah Chanthaburi dan Trat Jadi Fokus Utama?
Letak geografis Chanthaburi dan Trat yang berada tepat di perbatasan langsung dengan wilayah barat Kamboja membuat kedua provinsi ini menjadi titik rawan dalam situasi geopolitik antara kedua negara. Sepanjang sejarah, konflik kecil hingga ketegangan besar seringkali muncul di wilayah ini, baik karena perbedaan interpretasi batas wilayah maupun persoalan militer lainnya.
Wilayah-wilayah ini memiliki posisi strategis dalam mempertahankan garis pertahanan Thailand bagian timur. Dengan infrastruktur militer dan pos penjagaan yang aktif, Chanthaburi dan Trat menjadi ujung tombak Thailand dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari luar.
Respons Pemerintah dan Masyarakat
Langkah pengumuman darurat militer ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Banyak warga yang menyuarakan kekhawatiran atas kemungkinan pecahnya konflik bersenjata, sementara sebagian lainnya menyatakan dukungan atas keputusan pemerintah demi menjaga keselamatan warga sipil.
Pihak militer memastikan bahwa kehidupan masyarakat sipil akan tetap berjalan seperti biasa, namun dengan adanya beberapa penyesuaian seperti pembatasan pergerakan, peningkatan pengawasan keamanan, dan kemungkinan pemeriksaan tambahan di pos-pos militer.
Dukungan dan Koordinasi Nasional
Pemerintah pusat Thailand menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh langkah militer dalam menetapkan status darurat militer di wilayah yang dianggap berisiko. Koordinasi lintas lembaga, termasuk antara Kementerian Pertahanan, Kepolisian Nasional, dan otoritas lokal, telah ditingkatkan guna menjamin pelaksanaan kebijakan berjalan lancar.
Selain itu, pemerintah juga mengimbau warga di wilayah perbatasan untuk tetap tenang, tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, serta melaporkan segala aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang.
Potensi Dampak Ekonomi dan Sosial
Meski tujuannya adalah untuk menjaga keamanan nasional, status darurat militer di wilayah perbatasan juga berpotensi berdampak pada kegiatan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. Kegiatan perdagangan lintas batas, sektor pariwisata lokal, hingga distribusi barang bisa mengalami penurunan akibat ketatnya pengawasan militer.
Namun pihak berwenang berjanji akan melakukan penyesuaian agar aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan, meski di bawah pengawasan ketat. Beberapa program bantuan sosial dan penguatan ketahanan pangan juga sedang dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak jangka menengah.
Ketegangan Masih Berlanjut, Dialog Diplomatik Diharapkan
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi dari pihak Kamboja terkait tuduhan penggunaan kekuatan bersenjata terhadap wilayah Thailand. Namun banyak pihak berharap agar ketegangan ini tidak berkembang menjadi konflik militer terbuka.
Masyarakat internasional, termasuk ASEAN, diharapkan turut andil dalam memediasi dan meredakan ketegangan antara kedua negara tetangga ini. Dialog diplomatik, penguatan kerja sama lintas batas, serta komitmen terhadap perdamaian kawasan menjadi kunci untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah berlangsung.
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News