Berita Borneotribun.com: BMKG Hari ini
Tampilkan postingan dengan label BMKG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BMKG. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Juli 2025

BMKG Dorong Kesiapsiagaan Hadapi Iklim dan Bencana Menuju Indonesia Emas 2045

BMKG Dorong Kesiapsiagaan Hadapi Iklim dan Bencana Menuju Indonesia Emas 2045
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

JAKARTA — Dalam rangka memperingati Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nasional (HMKGN) ke-78, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat aksi dini sebagai strategi penting dalam menghadapi risiko bencana dan perubahan iklim. 

Ini adalah bagian dari langkah besar menuju Indonesia Emas 2045 sebuah visi Indonesia yang tangguh, mandiri, dan unggul di tengah tantangan zaman.

Peringatan HMKGN tahun ini menjadi momen reflektif sekaligus inspiratif. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyoroti meningkatnya frekuensi dan dampak bencana yang kini semakin tak terduga akibat dinamika iklim global.

“Bencana memang makin sering terjadi. Tapi di balik semua itu, kita juga diberi karunia alam yang luar biasa. Justru di situ ada ruang besar untuk memperkuat ketahanan dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” ujar Dwikorita dalam sambutannya di Jakarta, Senin (21/7/2025) kemarin.

Menurut Dwikorita, menghadapi bencana bukan hanya tugas pemerintah atau BMKG semata, tetapi tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat. 

Mulai dari instansi pemerintahan, sektor swasta, komunitas lokal, hingga individu, semuanya perlu bergerak bersama untuk membangun sistem peringatan dini yang tangguh dan responsif.

BMKG kini tidak hanya fokus pada pemantauan, tetapi juga membangun literasi publik melalui program edukasi seperti Sekolah Lapang Iklim (SLI), MOSAIC, BMKG Goes to School, serta kerja sama aktif dengan pemerintah daerah.

Untuk menjawab tantangan masa depan, BMKG meluncurkan sejumlah terobosan teknologi peringatan dini, termasuk:

1. Earthquake Early Warning System (EEWS)

Sistem peringatan dini gempa bumi berbasis countdown ini sedang diuji coba di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung. 

EEWS mampu memberikan peringatan 5–10 detik sebelum guncangan keras terjadi, memberi jeda waktu penting untuk evakuasi dini.

Menurut Daryono, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG:

“Lima detik itu sangat berharga. Bisa menyelamatkan anak-anak di sekolah, pasien di rumah sakit, hingga penumpang di stasiun. Waktu singkat yang bisa mencegah banyak korban.”

2. Meteorology Early Warning System (MEWS)

Teknologi ini mampu memprediksi cuaca ekstrem hingga 10 hari ke depan, bahkan sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan. Akurasinya meningkat berkat integrasi data real-time dan pemodelan iklim terbaru.

3. Climate Early Warning System (CEWS)

Sistem ini fokus pada prediksi iklim jangka menengah dan panjang, yang sangat vital untuk sektor seperti pertanian, perikanan, energi, dan pengelolaan air.

Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, mengatakan:

“Dengan informasi yang akurat, petani bisa merencanakan tanam panen lebih baik, dan hasil panen pun meningkat. Ini bukti nyata bahwa teknologi iklim bisa langsung menyentuh kehidupan masyarakat.”

Uji coba dan implementasi sistem-sistem tersebut sudah menunjukkan hasil positif di beberapa wilayah Indonesia, terutama yang rawan gempa atau terdampak perubahan cuaca ekstrem. 

Respons cepat dan edukasi publik membuat masyarakat lebih waspada dan tidak panik saat bencana terjadi.

Transformasi ini bukan proses instan. BMKG telah memulai langkah-langkah inovatif sejak beberapa tahun terakhir dan akan terus berlanjut hingga 2045, seiring dengan visi besar menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan tangguh terhadap bencana.

Transformasi kelembagaan BMKG tidak hanya terfokus pada digitalisasi, tetapi juga pada pembangunan ekosistem kesiapsiagaan nasional. 

Semua pihak baik pemerintah, masyarakat, hingga pelaku usaha perlu bergerak bersama dan lebih cepat.

Tema HMKGN ke-78: "Peringatan Dini untuk Semua, Aksi Dini oleh Semua" menjadi seruan moral bahwa setiap orang punya peran penting dalam menghadapi ancaman iklim dan bencana.

“Transformasi BMKG bukan hanya soal teknologi, tapi bagaimana membuat semua orang bisa bertindak sebelum bencana datang. Di situlah kuncinya. Aksi dini akan menyelamatkan banyak nyawa dan memperkuat fondasi Indonesia Emas 2045,” pungkas Dwikorita.

Bencana memang tak bisa dihindari, tapi dampaknya bisa diminimalkan. Melalui aksi dini, kolaborasi, dan inovasi teknologi, Indonesia bisa membangun ketahanan yang kokoh menghadapi masa depan.

Inilah saatnya kita semua tidak hanya menjadi penonton saat bencana terjadi, tapi menjadi bagian dari solusi. 

Dengan semangat gotong royong dan kesiapsiagaan, jalan menuju Indonesia Emas 2045 bukan sekadar mimpi tapi visi yang bisa diwujudkan bersama.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke teman atau keluarga agar lebih banyak yang tahu pentingnya aksi dini dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim.

Refensihttps://www.bmkg.go.id/siaran-pers/bmkg-terus-lakukan-inovasi-sistem-peringatan-dini-hadapi-risiko-iklim-dan-bencana-menuju-indonesia-emas-2045

Jumat, 11 April 2025

Warga Bogor Dikejutkan Gempa Magnitudo 4,1 yang Terjadi pada Kamis Malam

Warga Bogor Dikejutkan Gempa Magnitudo 41 yang Terjadi pada Kamis Malam
Warga Bogor Dikejutkan Gempa Magnitudo 41 yang Terjadi pada Kamis Malam.

JAKARTA - Pada Kamis malam, 10 April 2025, warga Kota Bogor dan sekitarnya dikejutkan oleh guncangan gempa bumi yang cukup terasa. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,1 dan terjadi pada pukul 22.16 WIB.

Menurut informasi resmi dari BMKG Kota Bandung, pusat gempa berada sekitar 2 kilometer di tenggara Kota Bogor, tepatnya pada koordinat 6,62 Lintang Selatan dan 106,80 Bujur Timur. 

Gempa ini terjadi pada kedalaman yang cukup dangkal, yaitu hanya 5 kilometer di bawah permukaan tanah.

Guncangan Terasa di Sejumlah Wilayah

Meski magnitudonya tidak terlalu besar, gempa ini dirasakan cukup kuat oleh warga. Getarannya tidak hanya terasa di Kota Bogor, tapi juga menjalar hingga Kabupaten Bogor dan Kota Depok. 

Banyak warganet yang membagikan pengalaman mereka di media sosial, menyebutkan bahwa guncangan terasa seperti ada truk besar yang melintas di dekat rumah.

Berdasarkan peta tingkat guncangan atau shakemap BMKG serta laporan masyarakat, gempa ini tercatat pada skala intensitas III MMI. 

Artinya, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seolah-olah ada kendaraan besar yang melintas, namun belum sampai menyebabkan kerusakan bangunan.

Belum Ada Laporan Kerusakan

Hingga artikel ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai adanya kerusakan bangunan atau korban akibat gempa tersebut. 

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, mengingat gempa dengan kedalaman dangkal seperti ini biasanya cukup terasa dan bisa memicu kepanikan.

BMKG juga belum menginformasikan secara pasti apa penyebab gempa kali ini, namun mengingat lokasinya berada di daratan dan cukup dangkal, kemungkinan besar ini merupakan gempa bumi tektonik yang terjadi akibat aktivitas patahan di sekitar wilayah Bogor.

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Gempa?

Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu siap siaga menghadapi bencana, termasuk gempa bumi. 

Berikut beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan saat terjadi gempa:

  • Segera lindungi kepala dan tubuh dengan tangan atau benda pelindung seperti bantal atau helm.

  • Jika berada di dalam rumah, berlindunglah di bawah meja yang kokoh dan jauhi jendela atau benda yang bisa jatuh.

  • Jika sedang berada di luar ruangan, hindari bangunan tinggi, pohon besar, dan tiang listrik.

  • Jangan panik dan usahakan tetap tenang agar bisa berpikir jernih.

Gempa bumi memang tidak bisa diprediksi, tapi kita bisa meminimalkan risikonya dengan selalu waspada dan mengetahui langkah-langkah penyelamatan yang tepat. 

Tetap ikuti informasi resmi dari BMKG atau pihak berwenang lainnya, dan jangan mudah terpancing isu yang belum jelas kebenarannya.

Senin, 11 Maret 2024

Pontianak dan Kubu Raya Siaga, BMKG Proyeksikan Hujan Lebat

Pontianak dan Kubu Raya Siaga, BMKG Proyeksikan Hujan Lebat
Hujan lebat mengguyur Pontianak dan Kubu Raya. (ANTARA/Rizki Fadriani).
PONTIANAK - BMKG Pontianak, Kalimantan Barat, mengingatkan masyarakat bahwa cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Pontianak dan Kubu Raya pada 12 Maret mendatang.

"Hujan dengan intensitas lebat diprediksi akan terjadi pada 12 Maret mendatang," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Pontianak, Sutikno di Sungai Raya, Sabtu.

Diproyeksikan bahwa kelembapan udara pada hari pertama puasa tersebut akan mencapai 100 persen, sementara kecepatan angin dapat mencapai 10 km/jam.

Sutikno juga menambahkan bahwa cuaca untuk Sabtu (9/3) masih diprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.

Berdasarkan pemantauan satelit cuaca, terlihat adanya awan penghujan di sebelah selatan Kalimantan Barat. Oleh karena itu, Pontianak dan Kubu Raya masih berpotensi mengalami hujan pada siang hingga sore hari, dengan kelembapan udara sekitar 60 persen.

"Kami memperkirakan Pontianak dan Kubu Raya akan mengalami hujan pada hari ini dengan intensitas sedang," ujarnya.

Sutikno juga menjelaskan bahwa cuaca hari ini diperkirakan aman karena tidak ada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

"Insyaallah cuaca akan aman untuk hari ini," katanya.

Hujan lebat yang terjadi di wilayah Pontianak dan Kubu Raya pada Jumat kemarin menyebabkan kemacetan akibat genangan air di beberapa jalan, bahkan penerbangan dari Jakarta-Pontianak pun terpaksa dialihkan ke Batam.

Berdasarkan informasi dari laman BMKG, pada Jumat 8 Maret 2024, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, dilanda hujan lebat dengan kecepatan angin mencapai 10 km/jam dan kelembapan udara sekitar 60 persen. Pada pukul 14.50 WIB, terjadi hujan deras di wilayah Kota Pontianak, Kubu Raya, dan Kayong Utara.

Sumber: Antara/Rizki Fadriani
Editor: Yakop

Rabu, 04 Januari 2023

BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Di Sebagian Wilayah Indonesia

BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Di Sebagian Wilayah Indonesia
BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Di Sebagian Wilayah Indonesia.
Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Rabu.

Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu.

Kemudian, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat. Lalu, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sumatra Selatan.

BMKG juga meminta masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter di beberapa perairan Indonesia.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo.

Ia mengatakan gelombang tinggi itu berpotensi terjadi pada 3-5 Januari 2023 seiring dengan pola angin di wilayah Indonesia.

Eko menjelaskan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-35 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa bagian timur, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Kupang, Laut Sawu, perairan Kupang-P. Rote, perairan P. Sabu, Laut Timor, Laut Arafuru bagian barat, dan Laut Sawu.

Gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-NTT, Laut Timor, perairan P. Sabu, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Kupang-P. Rotte, Laut Sawu bagian selatan, perairan selatan Lombok-Sumbawa, perairan barat P. Sumba, hingga Laut Natuna Utara.

Oleh : Asep Firmansyah/Antara
Editor : Yakop

Sabtu, 13 Maret 2021

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pada Periode Peralihan Musim

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pada Periode Peralihan Musim

BorneoTribun Jakarta -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak yang ditimbulkan selama memasuki masa pancaroba atau peralihan musim tahun ini.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan pers tertulis, Kamis (11/03/2021).

Disampaikannya, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021.

Salah satu ciri umum kejadian cuaca saat periode peralihan musim adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat, di mana pada pagi-siang umumnya cerah-berawan dengan kondisi panas cukup terik yang diikuti dengan pembentukan awan yang signifikan dan hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari.

“Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang; puting beliung; waterspout, dan hujan es,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (11/03/2021).

Guswanto mengatakan, fenomena hujan es merupakan fenomena yang umum terjadi selama periode peralihan musim, hal tersebut dipicu oleh pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang lebih signifikan selama periode peralihan musim.

Dalam sepekan ke depan, imbuhnya, juga diidentifikasi juga dinamika atmosfer yang  masih dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

“Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi,” ujarnya.

Wilayah tersebut adalah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

Juga berpotensi terjadi di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui https://www.bmkg.go.id, follow media sosial @infoBMKG, aplikasi iOS dan android “Info BMKG”, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (HUMAS BMKG/UN)

Oleh: Humas Setkab