Berita Borneotribun.com: Ceko Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Ceko. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ceko. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 April 2021

Dua mata-mata Rusia dituduh terlibat serangan Racun Agen Saraf di Inggris, 20 diplomat Ceko diusir dari Rusia

Dua mata-mata Rusia dituduh terlibat serangan Racun Agen Saraf di Inggris, 20 diplomat Ceko diusir dari Rusia
Para polisi bersiaga di luar Kedutaan Besar Rusia di Praha, Ceko, saat berlangsung demo memprotes keterlibatan intel Rusia dalam ledakan gudang amunisi di Vrbetice pada 2014, Minggu, 18 April 2021. (Foto: David W. Cerny/Reuters)

BorneoTribun Rusia -- Rusia mengusir 20 diplomat Ceko pada Minggu (18/4) dalam konfrontasi terkait tuduhan Ceko bahwa dua mata-mata Rusia yang dituduh terlibat dalam serangan racun agen saraf di Inggris pada 2018, berada di balik ledakan di sebuah depot amunisi Ceko yang menewaskan dua orang.

Pada Sabtu (18/4), Praha memerintahkan 18 diplomat Rusia untuk meninggalkan negara itu. Langkah itu memicu Rusia untuk berjanji akan “membuat para pelaku provokasi ini untuk benar-benar memahami tanggung jawab mereka karena menghancurkan dasar hubungan normal antara negara kita.”

Moskow memberi para diplomat Ceko satu hari untuk pergi, sementara Praha memberi Rusia tiga hari.

Republik Ceko mengatakan telah memberitahu NATO dan sekutu-sekutu Uni Eropa bahwa Praha curiga Rusia menyebabkan ledakan 2014, dan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa akan membahas masalah ini dalam pertemuan mereka pada Senin (19/4).

Departemen Luar Negeri AS memuji respons tegas Praha terhadap “aksi subversif Rusia di wilayah Ceko.”

Perselisihan itu adalah yang terbesar antara Praha dan Moskow sejak berakhirnya dominasi Soviet selama puluhan tahun di Eropa timur pada 1989. [vm/ft]

Oleh: VOA

Selasa, 07 April 2020

Sama Dengan Indonesia, Ceko Terapkan Warga Wajib Pakai Masker atau Inisiatif Bahan Kain

Seorang pria bernama Vendula Stoklaskova menjahit masker katun di kediamannya di Praha, Ceko, pada 18 Maret 2020. Relawan di seluruh penjuru Ceko memproduksi sendiri masker dari mesin jahit, karena keterbatasan stok masker di negara tersebut. Pemerintah Ceko mewajibkan warga memakai masker yang menutup hidung dan mulut per 19 Maret 2020, untuk membendung penyebaran virus corona.(MARTIN DIVISEK/EPA-EFE)

Pertanyaan yang sering muncul dalam upaya pencegahan virus corona adalah, 

"Apakah saya harus memakai masker?"

Pertanyaan itu kemudian dijawab oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penggunaan masker hanya dilakukan jika dalam kondisi sakit atau sedang merawat orang yang sakit.

Namun, seiring banyaknya informasi mengenai virus corona, para ahli kini merekomendasikan penggunaan masker oleh semua orang, termasuk yang sehat, sangat penting untuk menahan laju penyebaran virus.

Selain itu, perkembangan terbaru menunjukkan, penularan virus corona bisa terjadi dari orang tanpa gejala.

Salah satu negara yang mewajibkan penggunaan masker bagi siapa saja adalah Republik Ceko.

Langkah negara ini dianggap sebagai salah satu contoh bagaimana masker memiliki dampak signifikan terhadap pengendalian virus corona.

Pada 18 Maret 2020, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengeluarkan peraturan yang mewajibkan warganya untuk mengenakan masker wajah bedah atau masker kain dan penutup hidung lainnya ketika berada di tempat umum.


Melansir The Guardian, dalam upaya untuk memberi contoh kepada warganya, Babis dan politisi lainnya telah berbicara kepada parlemen dengan mengenakan masker.

Dalam pengadaan masker, pemerintah lebih mengandalkan inisiatif warga Ceko untuk memastikan patuh terhadap peraturan itu.

Apotek-apotek pun telah memasang pengumuman bahwa mereka tak lagi meyediakan masker bedah, karena khusus disediakan untuk petugas kesehatan yang berada di garda depan penanganan virus corona.

Warga Ceko mengindahkan perintah negara dan mengambil bagian dalam upaya pembuatan masker kain penutup wajah.

Halaman Facebook "Czechs sew face mask" yang memiliki 36.000 pengikut, setiap hari mengunggah video tutorial menjahit masker, baik dari kaus maupun kain rumah tangga lainnya.

Selebriti dan publik figur lainnya "turun gunung" untuk mengampanyekan aturan itu ke media sosial dan memamerkan kreasi mereka. Jumlah kasus infeksi yang terus meningkat mengakibatkan stok masker dan respirator di Ceko sangat terbatas,

Sehingga kebanyakan orang berinisiatif untuk membuat masker sendiri tanpa harus membeli masker bedah atau masker medis lainnya.

Sejauh ini, Ceko telah melaporkan 3.508 kasus virus corona dengan 39 angka kematian.

Dilansir dari Euro News, penjara-penjara di Ceko juga telah mendistribusikan mesin dan peralatan jahit kepada para tahanan, sehingga mereka dapat membuat masker pelindung sendiri.

Di Olomouc, sebuah kota di timur negara itu, peraturan untuk memakai masker terlihat ditaati oleh semua warganya.

Di jalanan dan taman kota, warga menjaga jarak satu sama lain, dan semua memakai masker.

Sesekali, masker dibuka saat minum atau menyantap makanan. Jika seseorang tidak memakai masker di tempat umum, maka akan didenda sebesar 360 euro (394 dollar AS).

Di Praha, Ibu Kota Ceko, polisi sejauh ini telah menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 4.000 orang karena tak mengenakan masker pelindung.

PM Babis pun mengajak Presiden Donald Trump untuk mewajibkan warganya mengenakan masker di tempat umum untuk menekan penyebaran virus corona.

"Mengenakan masker kain sederhana mengurangi penyebaran virus hingga 80 persen! Republik Ceko telah mewajibkan warganya untuk mengenakan topeng di depan umum," tulis Babis melalui akun Twitter-nya.

Ia juga membagikan rekaman video kepada Trump di bawah slogan Masks4All (topeng/masker untuk semua) yang berisi penjelasan alasan memakai masker.

Sejumlah negara kini mulai menerapkan kebijakan yang sama. Pekan lalu, Asosiasi Medis Jerman menyarankan warga untuk membuat masker kain sederhana ketika berada di tempat umum dan tidak menggunakan masker medis.

Di Austria, pembeli toko bahan makanan sekarang diharuskan memakai masker.

Di New York, Gubernur Andrew M. Cuomo telah menyarankan siapa pun yang berusia lebih dari 70 tahun untuk mengenakan topeng.

Meskipun belum banyak penelitian tentang efektivitas masker buatan sendiri dalam mencegah penyebaran infeksi, tetapi seorang ilmuwan di Virginia Tech Linsey Marr menyebut bahwa masker kain berperan memberikan perlindungan.

"Semakin tebal kainnya, semakin baik. Saya telah mengatakan bahwa beberapa perlindungan lebih baik dari pada tidak sama sekali" kata dia, dilansir dari New York Times.(red)

Sumber: Kompas.com

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno