Berita Borneotribun.com: Kesehatan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Maret 2021

Kemenkes: Vaksin COVID-19 Efektif Menangkal Mutasi Virus COVID-19

Kemenkes: Vaksin COVID-19 Efektif Menangkal Mutasi Virus COVID-19
Vaksin COVID-19 (Foto: Humas Setkab/Oji)

BorneoTribun Jakarta -- Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi menegaskan bahwa Vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan efektif terhadap mutasi virus COVID-19.

“Sampai saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi kita dari virus varian baru ini. Vaksin Covid-19 yang digunakan dalam upaya kita melakukan penanggulangan pandemi COVID-19 masih sangat efektif,” tegas Nadia, dikutip dari laman Kemenkes, Selasa (09/03/2021).

Karakteristik dari varian B117 ini lebih cepat menular, tetapi Badan Kesehatan Dunia atau WHO belum mendapatkan laporan bukti bahwa virus mutasi Covid-19 ini lebih tinggi tingkat keganasannya. Penelitian di negara lain varian B117 disebutkan lebih cepat menular namun tidak lebih mematikan.

Terkait dengan penambahan empat kasus baru konfirmasi mutasi virus COVID-19 B117, Nadia menyampaikan bahwa keempatnya dalam keadaan sehat, tidak ada yang diindikasikan mengalami gejala berat. Sampai saat ini hasil pelacakan kasus terhadap kontak erat dan keluarga juga dinyatakan tidak ada yang memiliki gejala mengarah ke COVID-19.

“Kami sampaikan kembali keempat kasus dengan varian B117 ini saat ini sudah sembuh. Mereka sudah menjalani pengobatan dan tatalaksana, semuanya mengalami gejala ringan dan sedang dan hanya melakukan isolasi secara terpusat di tempat-tempat isolasi dan memang ada yang dirawat di rumah sakit tapi dengan kondisi yang ringan sedang,” tegasnya.

Keempat kasus baru ini didapatkan dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan Bersama dengan 16 laboratorium lainnya yang ada di Indonesia. Sehingga saat ini terdapat enam kasus konfirmasi positif COVID-19, setelah sebelumnya (01/3) sudah ditemukan dua kasus positif COVID-19 dengan varian virus B117 yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

“Adapun keempat varian virus B117 ini ditemukan di 4 provinsi yaitu di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan,” jelasnya.

Nadia mengimbau dengan adanya penambahan kasus Covid-19 varian B117, masyarakat diminta semakin waspada dan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, termasuk mengurangi mobilitas dan menghindari keramaian. 

(HUMAS KEMENKES/UN)

BPOM Terbitkan Emergency Use Authorization untuk Vaksin AstraZeneca

BPOM Terbitkan Emergency Use Authorization untuk Vaksin AstraZeneca
Ketibaan vaksin AstraZeneca di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (08/03/2021) sore. (Foto: Biro Pers Setpres/Rusman)

BorneoTribun Jakarta -- Dalam rangka pelaksanaan Program Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, sudah terdapat tiga jenis vaksin yang memperoleh Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin CoronaVac produksi Sinovac adalah vaksin pertama yang mendapatkan EUA pada 11 Januari 2021, disusul dengan vaksin produksi PT. Bio Farma pada 16 Februari 2021, dan yang terakhir pada 22 Februari 2021, BPOM juga menerbitkan EUA untuk vaksin AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 juta dosis tiba di Indonesia, Senin (08/03/2021), melalui Terminal Kargo, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Vaksin tersebut datang setelah mendapatkan Persetujuan Pemasukan Obat Jalur Khusus (Special Access Scheme/SAS) pada tanggal 6 Maret 2021. 

Setiba di Tanah Air vaksin langsung dikirim untuk disimpan di Gudang PT. Bio Farma di Bandung. Dilanjutkan dengan sampling dan pemeriksaan fisik vaksin oleh tim dari BPOM dan Balai Besar POM di Bandung pada hari Selasa (09/03/2021), untuk melakukan pengecekan suhu penyimpanan, kesesuaian bets, tanggal kedaluwarsa, dan sebagainya.

Vaksin AstraZeneca atau Covid-19 Vaccine AstraZeneca merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1).

“Vaksin AstraZeneca didaftarkan ke BPOM melalui dua jalur, yaitu jalur bilateral oleh PT. Astra Zeneca Indonesia dan jalur multilateral melalui mekanisme COVAX Facility yang didaftarkan oleh PT.Bio Farma,” urai Kepala BPOM Penny K. Lukito dari keterangan tertulisnya, Selasa (09/03/2021).

Vaksin AstraZeneca yang diperoleh Indonesia melalui mekanisme COVAX Facility diproduksi oleh SK Bioscience Co. Ltd., Korea, dan telah masuk dalam daftar yang disetujui oleh WHO Emergency Use Listing (EUL). 

Sementara vaksin AstraZeneca yang didaftarkan melalui jalur bilateral adalah produksi AstraZeneca Eropa dan Siam Bio Science Thailand. 

Karena fasilitas produksinya berbeda maka BPOM harus melakukan evaluasi kembali untuk memastikan bahwa khasiat, keamanan, dan mutunya sesuai. 

Vaksin AstraZeneca sudah disetujui di beberapa negara, antara lain Inggris, Uni Eropa, Kanada, Saudi Arabia, Mesir, Malaysia, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko. Vaksin Astra Zeneca adalah vaksin kedua yang disetujui masuk dalam daftar WHO EUL setelah vaksin produksi Pfizer BioNtech.

“BPOM telah melakukan proses evaluasi untuk keamanan, khasiat, dan mutu dari vaksin AstraZeneca tersebut. Proses evaluasi dilakukan bersama-sama dengan Tim Ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan Klinisi terkait lainnya,” jelas Kepala BPOM.

Untuk evaluasi keamanan, berdasarkan data hasil uji klinik yang disampaikan, pemberian Vaksin Astra Zeneca dua dosis dengan interval 4-12 minggu pada total 23.745 subjek dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik. 

Dari evaluasi khasiat, pemberian vaksin AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia.

Efikasi vaksin dengan dua dosis standar yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan menunjukkan efikasi sebesar 62,10 peren. Hasil ini sesuai dengan persyaratan efikasi untuk penerimaan emergensi yang ditetapkan oleh WHO, yaitu minimal efikasi 50 persen. Sedangkan untuk aspek mutu, BPOM melakukan evaluasi menyeluruh dari dokumen mutu yang disampaikan dengan hasil bahwa vaksin secara umum telah memenuhi syarat.

“Sebagaimana vaksin COVID-19 yang sebelumnya telah memperoleh EUA, sebelum produk siap untuk digunakan, BPOM melakukan proses pelulusan produk (lot release) dan setelah diberikan pelulusan produk, maka vaksin tersebut siap untuk digunakan dalam program vaksinasi,” ujarnya.

Ditambahkan Penny, BPOM berkomitmen untuk terus mengawal mutu vaksin sepanjang jalur distribusinya, mulai keluar dari industri farmasi hingga disampaikan kepada masyarakat melalui vaksinasi. Dalam hal ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM terus mengawal dan melakukan pendampingan kepada Dinas Kesehatan dalam pengiriman dan penyimpanan vaksin agar tetap sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

BPOM juga berkoordinasi dengan berbagai lintas sektor, yaitu Kementerian Kesehatan serta Komite Nasional dan Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas dan Komda PP KIPI) dalam mengawal keamanan vaksin.

Di akhir keterangannya, Kepala BPOM kembali mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin dalam penerapan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi ini.

“Meskipun program vaksinasi telah dilaksanakan tetapi masih diperlukan jumlah cakupan vaksinasi yang cukup memadai dan waktu untuk mencapai herd immunity. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap perlu menjalankan protokol kesehatan, dengan terus menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas),” tandasnya. 

(Humas BPOM/Un/Setkab)

Minggu, 07 Maret 2021

Apakah Aman Vaksinasi COVID-19 bagi Wanita Hamil dan Menyusui?

Apakah Aman Vaksinasi COVID-19 bagi Wanita Hamil dan Menyusui
Ilustrasi Ibu Hamil disuntik vaksin. Foto: Alodoktor

BorneoTribun Kesehatan -- Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG (K) -Obginsos selaku Ketua Perhimpunan Ahli Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PP POGI) mengatakan meski data pengaruh imunogenisitas ibu hamil dan menyusui terhadap Vaksin Covid-19 masih terbatas, secara teori, kehamilan tidak mengubah khasiatnya vaksin.

Namun, hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan data tersebut, dapat terjadi transfer IgG dari ibu ke fetus sehingga dapat memberikan imunitas pasif pada neonatus.

Saat ini belum ada data ilmiah mengenai efektivitas atau potensi bahaya pemberian vaksin Covid-19 bagi ibu hamil dan menyusui. 

Karena menurut prevalensi pembuatan dan penelitian vaksin baru, ibu hamil dan menyusui tidak termasuk dalam penelitian tahap 1, 2, dan 3, sehingga tidak ada data khusus untuk ibu hamil dan menyusui mengenai efektivitas vaksin maupun aspek keamanan.

Coronavac / sinovac adalah vaksin inactivated, berbasis RNA virus; subunit protein; atau vektor virus, tidak dapat mereplikasi dibandingkan dengan vaksin lain yang sejenis seperti vaksin tetanus, difteri, influenza. 

Jadi secara umum vaksin jenis ini aman, dapat memberikan perlindungan pasif bagi neonatus, dan tidak berhubungan dengan keguguran dan / atau kelainan kongenital.

Namun studi keamanan vaksin di Indonesia dan Turki tidak melibatkan ibu hamil, sehingga tidak ada data mengenai efek teratogeniknya.

“POGI mendorong terlaksananya service based research yang melibatkan ibu hamil dan menyusui fase 3, khususnya di kalangan tenaga kesehatan sesuai anjuran World Health Organization (FIGO dan WHO). Apalagi ibu hamil dan menyusui termasuk dalam kategori populasi yang rentan tertular infeksi. virus ini, "kata dr Ari melalui keterangan resminya, Sabtu.

Sejumlah badan dunia, organisasi profesi, lembaga kesehatan nasional dan internasional terkait vaksin COVID-19 yang memiliki reputasi terpercaya telah mengeluarkan rekomendasi terkait vaksinasi bagi ibu menyusui, diantaranya "Strategic Advisory Group of Experts of Experts on Immunization (SAGE) from the World Organisasi Kesehatan (WHO) atau SAGE - WHO, Saran terbaru tentang vaksinasi COVID-19 pada kehamilan dan wanita yang sedang menyusui dari Royal College of Obstetricians & Gynecologists (RCOG) ".

Berdasarkan hal tersebut, POGI juga merekomendasikan vaksinasi untuk ibu hamil belum direkomendasikan hingga saat ini karena penelitian yang ada belum melibatkan ibu hamil, sedangkan ibu menyusui diperbolehkan untuk divaksinasi selama tidak ada kontraindikasi.

Wanita hamil dan menyusui termasuk populasi rentan yang harus dilindungi dengan mematuhi protokol 3M dan suami atau anggota keluarga dewasa di rumah segera divaksinasi.

Bagi wanita yang berencana mengikuti program kehamilan, disarankan untuk menunda kehamilannya hingga mendapatkan vaksinasi Covid-19. Penundaan program kehamilan dapat dilakukan maksimal 1 bulan (4 minggu) setelah menerima vaksinasi Covid-19 terakhir, untuk menghindari KIPI (tindak lanjut pasca imunisasi).

Bagi wanita yang sedang melakukan vaksinasi lain, dan diharapkan dapat dicapai titer yang tinggi dalam waktu yang singkat, disarankan untuk melengkapi vaksinasi terlebih dahulu, kemudian melakukan vaksinasi Covid-19. Pemberian vaksin lain, kemudian yang bersifat booster, dapat ditunda setelah vaksinasi Covid-19 selesai.

Namun, Dr. Ari menegaskan, ada kemungkinan akan ada perubahan rekomendasi ini di masa mendatang, karena dinamika perkembangan Covid-19 dan penemuan bukti ilmiah terkini.

Hal ini sejalan dengan International Federation of Obstetrics and Gynecology (FIGO) yang sangat menekankan pelibatan ibu hamil dan menyusui dalam fase 3 penelitian vaksin Covid-19 untuk semua produsen vaksin Covid-19.

Oleh: Antara

Sabtu, 06 Maret 2021

Bagikan Masker, Bhabinkamtibmas Dorong Warga Disiplin Prokes

Bagikan Masker, Bhabinkamtibmas Dorong Warga Disiplin Prokes.

BorneoTribun Bengkayang, Kalbar -- Upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), Bhabinkamtibmas Desa Bani Amas Polsek Bengkayang Polres Bengkayang Polda Kalbar Bripka Danis Untoro  melaksanakan Sambang dan membagikan masker kepada warga di desa Binaannya, Sabtu (06/03/2021).

Masker tersebut dibagikan kepada warga yang sedang beraktifitas di luar rumah seperti yang lalu lalang dan tidak menggunakan masker.

Selain itu, pada kesempatan itu pula, Bhabinkamtibmas menghimbau warga agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dimana hal ini untuk mencegah penularan Covid-19 di Desa Bani Amas.

“Selalu gunakan masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan dengan sabun (3M),” imbau Bripka Danis.

Sementara itu, Kapolsek Bengkayang Ipda Defi Irawan, S.H.mengatakan bahwa sosialisasi tentang adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat terus dilakukan jajaran bahkan lebih ditingkatkan.

“Seluruh warga terus kita ingatkan agar tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan terutama 3 M, menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun,” ujar Kapolsek.

Oleh: Rinto Andreas

Kamis, 04 Maret 2021

Kemas Ulang Masker Buatan China, Pabrik Masker Austria Produksi 12 Juta Masker Jenis FFP2 Perbulan

Ilustrasi masker. (pixabay)

BorneoTribun Austria - Sebuah pabrik masker Austria yang memproduksi lebih dari 12 juta masker jenis FFP2 sebulan, sedang diselidiki karena mengemas ulang masker-masker buatan China dan memberi label buatan Austria, kata jaksa penuntut hari Rabu.

Perusahaan Hygiene Austria, meningkatkan produksinya hingga 350.000 masker kelas medis per hari, ketika Kanselir Sebastian Kurz mewajibkan pemakaian masker FFP2 di kendaraan angkutan umum, sekolah, dan toko-toko pada bulan Januari.

Kantor kejaksaan anti korupsi menggerebek dua lokasi pabrik hari Selasa, setelah penyelidikan terhadap praktik perekrutan ilegal mendapatkan bukti bahwa "masker FFP2 yang diproduksi di luar negeri itu dikemas ulang di salah satu lokasi pabriknya di Austria. Masker itu kemudian dijual dengan harga lebih tinggi sebagai masker yang dibuat di Austria," kata sebuah pernyataan.

Manajer umum Hygiene Austria, yang didirikan pada April 2020 adalah saudara ipar Kanselir Austria Sebastian Kurz.

Perusahaan itu telah menjual jutaan masker ke toko waralaba bahan makanan terbesar di Austria, dan peningkatan kegiatan itu telah menyebabkan perekrutan 100 staf tambahan.

Jaksa anti-korupsi mencurigai, banyak dari perekrutan itu bersifat ilegal karena para pegawainya tidak terdaftar untuk mendapat jaminan sosial. Perusahaan Hygiene Austria "dengan tegas menyangkal" tuduhan itu dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media Austria.

Ketika berlangsung peresmian pabrik itu pada bulan April lalu, Kurz berterima kasih kepada Hygiene Austria atas sumbangannya dalam membuat negara kecil berpenduduk sembilan juta orang itu, mandiri dari impor masker asing. [ps/jm]

Oleh: VOA Indonesia

WHO Peringatkan Hampir 2,5 Milyar Orang Alami Gangguan Pendengaran pada Tahun 2050

Ilustrasi telinga (shutterstock)

BorneoTribun Internasional -- Sehubungan dengan Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh tanggal 3 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyerukan tindakan untuk membendung epidemi gangguan pendengaran, yang saat ini mempengaruhi 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Sebuah peta berisi rencana tindakan dimuat dalam laporan dunia WHO seputar pendengaran.

Pejabat WHO memperingatkan hampir 2,5 milyar orang akan hidup dengan berbagai gangguan pendengaran pada tahun 2050, jika tidak ada tindakan apa pun yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kondisi ini. Mereka mengatakan, hampir sepertiga akan membutuhkan rehabilitasi pendengaran.

Biaya yang dibutuhkan baik pribadi dan ekonomi terkait kondisi ini sangatlah besar. Banyak orang yang tuli atau menderita gangguan pendengaran dengan tingkat yang berbeda-beda mengalami stigma dan menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam isolasi. Tidak hanya itu, WHO melaporkan kehilangan pendengaran yang tidak tertangani telah merugikan ekonomi global hampir satu triliun dolar setiap tahunnya.

Ilustrasi telinga (shutterstock)

Ketua program WHO untuk pencegahan ketulian dan gangguan pendengaran, Shelly Chadha mengatakan kebanyakan dari kondisi kehilangan pendengaran bisa dicegah.

“Banyak kasus kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh mendengarkan musik yang terlalu keras dengan menggunakan headphone atau penyuara jemala dan penyuara telinga dapat dicegah,” kata Shelly Chadha.

“Begitu pula dengan kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh suara yang keras di tempat kerja. Penyebab kehilangan pendengaran lainnya yang umum antara lain diakibatkan oleh infeksi telinga, rubella, dan meningitis, yang dapat dicegah melalui berbagai strategi kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan,” tambahnya.

Shelly Chadha mencatat lebih dari 60 persen kehilangan pendengaran pada anak-anak disebabkan oleh berbagai hal yang tidak dapat dihindari seperti infeksi telinga dan komplikasi saat lahir. Menurutnya, solusinya tersedia. Ia mengatakan teknologi pendengaran, seperti alat bantu dengar dan implant koklea yang disertai dengan terapi rehabilitasi dapat mengurangi efek gangguan pendengaran yang merugikan.

“Jutaan orang di seluruh dunia telah merasakan manfaat dari berbagai intervensi tersebut. Namun, mereka adalah kelompok yang sedikit eksklusif, karena kami memperkirakan bahwa di seluruh dunia hanya terdapat 17 persen yang memerlukan layanan ini, yang benar-benar bisa merasakan manfaatnya,” ujar Shelly Chadha.


Orang-orang yang berasal dari negara-negara berpendapatan rendah adalah yang paling kurang terlayani, karena mereka kekurangan spesialis, ahli audiologi, dan terapis wicara yang dapat memberikan perawatan yang diperlukan. WHO mengatakan, kesenjangan ini dapat ditutup dengan mengintegrasikan perawatan telinga dan pendengaran ke dalam layanan perawatan kesehatan utama nasional.

WHO menyebut hal ini sebagai investasi besar, karena setiap dolar yang digunakan untuk perawatan gangguan pendengaran, dapat mendatangkan pengembalian yang mencapai hampir 16 dolar untuk pemerintah. [di/jm]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 03 Maret 2021

Ahli Epidemiologi Duga Varian Baru Virus Corona Sudah Banyak Tersebar di Indonesia

Ahli Epidemiologi mengaku tidak terkejut dengan penemuan strain baru virus corona asal Inggris B117 di Indonesia. (Foto: ilustrasi/CDC via AP).

BorneoTribun Jakarta - Pemerintah telah mendeteksi dua kasus varian baru virus corona B117 yang berasal dari Inggris. Namun para ahli yakin bahwa varian tersebut sudah menyebar banyak di tanah air.

Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengaku tidak terkejut dengan penemuan strain baru virus corona asal Inggris B117 di Indonesia. Kepada VOA, ia sudah menduga hal ini akan terjadi dari sejak tahun lalu.

Bahkan ia yakin, B117 tersebut sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

“Ketika ditemukan itu bukan berarti hanya dua (kasus), itu sudah di mana-mana. Saya harus sampaikan itu, karena sekali lagi strategi tracing , testing kita yang tidak memadai. Yang artinya tidak berlanjut dengan isolasi karantina ini tidaklah bisa memutus transmisi Covid-19, dan pola eskponensialnya selain tinggi ini berarti leluasa orang membawa virus kemana-mana tidak terdeteksi,” ungkap Dicky.

Selain itu, kebijakan pembatasan kepada warga negara Indonesia maupun asing yang datang ke Indonesia dinilainya tidak ketat. Ia mencontohkan, karantina selama lima hari kepada seseorang yang baru datang dari luar negeri tidak cukup untuk bisa mendeteksi suatu virus.

“Negara yang berhasil mengendalikan pandemi tidak ada yang di bawah 10 hari. Australia 14 hari, itu pun diperketat dengan testing dua kali. Ini pun selain PCR ada yang namanya genom sequencing, itu dilakukan semua. Itu dilakukan tidak hanya pada pendatang tapi juga kepada orang-orang yang bekerja di fasilitas karantina/ isolasi atau pintu masuk itu,” jelasnya.

Ia ia menekankan pemerintah perlu memperkuat penanganan pandemi terutama strategi “3T” yakni testing, tracing dan treatment. Apalagi strain baru dari Inggris tersebut, ujar Dicky lebih cepat menular dan 30 persen lebih cepat menyebabkan kematian.

Menurutnya, apabila pemerintah tidak segera memperkuat strategi penanganan pandemi bukan tidak mungkin akan lahir mutasi virus corona baru yang lahir di Indonesia.

“Dan tahun 2021 saya sebut juga sebagai tahun lahirnya banyak strain baru, karena sudah cukup banyak kejadian atau wilayah yang memang belum terkendali pandeminya, dan itu akan melahirkan termasuk potensi Indonesia melahirkan strain baru made in Indonesia itu bukan hal yang aneh, bukan hal yang tidak mungkin,” jelasnya.

Selain itu, katanya, sosialisasi kepada masyarakat dengan protokol kesehatan “5M” yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan mencegah kerumunan harus terus ditingkatkan. Protokol kesehatan “3M” menurutnya saat ini sudah tidak memadai.

“Misalnya masker, kalau saya sampaikan sekarang masker gak bisa satu lapis, masker kain minimal dua kalau bisa tiga lapis. Masker bedah harus tambah, apakah dengan ada lapisan lain masker lainnya atau tambah dengan face shield. Tapi untuk masker saya kira sudah harus lebih ditambah layers, kemudian jaga jaraknya minimal dua meter , kalau bisa kelipatan dua mater, karena ini mudah sekali untuk menular,” tuturnya.

Pemerintah Tidak Ungkap Lokasi Pasien COVID-19 B117

Dalam telekonferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (2/3) Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito tidak mengungkapkan di mana lokasi ditemukannya pasien COVID-19 dengan strain baru B117 ini, termasuk lokasi dilakukannya perawatan terhadap pasien tersebut. Ia hanya membenarkan bahwa memang telah ditemukan varian baru virus corona asal Inggris di Indonesia.

“Iya betul , bahwa varian B117 telah ditemukan di Indonesia sebagaimana yang disampaikan oleh Wamenkes,” jawab Wiku singkat.

Lanjutnya, penemuan ini akan ditindaklanjuti dengan penelusuran kontak erat dari kasus positif tersebut untuk mencegah penyebaran varian baru virus itu.

Semua pihak , seperti petugas di pintu kedatangan di tanah air bersama Satgas akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terkait implementasi pengawasan di lapangan.

“Sebagaimana yang saya sampaikan, saat mensosialisasikan penetapan kebijakan pelaku perjalanan internasional, pemerintah akan selalu adaptif dengan situasi dan kondisi, yang ada termasuk perubahan kebijakan jika diperlukan,” jelasnya.

Indonesia Kedatangan 10 Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Sinovac

Dalam kesempatan yang sama, Wiku mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia pada Selasa (2/3), telah menerima kedatangan 10 juta bulk atau bahan baku vaksin COVID-19 merk Sinovac, dari Beijing.

“Hingga saat ini terdapat total 38 juta dosis vaksin yang sudah diterima pemerintah Indonesia, yang terdiri dari 35 juta dosis vaksin berbentuk bulk dan tiga juta dosis vaksin jadi,” kata Wiku.

Menurut Wiku, 10 juta dosis berbentuk bahan baku tersebut, akan digunakan dalam program vaksinasi tahap ke-2 yang menargetkan 16,9 juta orang petugas layanan publik, dan 21,5 juta kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).

“Selanjutnya pemerintah akan terus menerima vaksin dari Sinovac, hingga jumlahnya mencapai 185 juta dosis. Di sisi lainnya, pemerintah terus berusaha melakukan pengadaan vaksin-vaksin dari sejumlah produsen lainnya seperti Pfizer, AstraZeneca dan Novavax,” pungkasnya. [gi/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Selasa, 16 Februari 2021

Vaksinasi Tahap II, Wakapolres Sekadau Sampaikan Hal Berikut

Vaksinasi Tahap II.

BorneoTribun | Sekadau, Kalbar - Vaksinasi Covid-19 tahap II kembali dilakukan kepada 15 perwakilan pejabat publik, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan ketua organisasi di wilayah Kabupaten Sekadau, Selasa, (16/2/2021).

Berlangsung di Puskesmas Sekadau, vaksinasi tahap II menindaklanjuti vaksinasi sebelumnya pada Selasa (2/2) di halaman kantor Bupati Sekadau, diawali dengan kegiatan pencanangan vaksin Covid-19.

"Vaksinasi hari ini merupakan gambaran dan contoh bagi masyarakat bahwasanya vaksin Sinovac aman dan halal," ungkap Wakapolres Sekadau Kompol Edy Haryanto usai kegiatan.

Selaku penerima vaksin pertama di lingkungan Polres Sekadau, dirinya juga menyampaikan bahwa Kepolisian siap mendukung langkah penanggulangan penyebaran Covid-19.

"Polres Sekadau telah menggelar apel kesiapan tracer dan vaksinator, menindaklanjuti instruksi pemerintah pusat dalam percepatan penanganan Covid-19 melalui program vaksinasi," jelas Wakapolres.

Apel kesiapan tersebut, lanjutnya, merupakan wujud keseriusan Polri selaku garda terdepan dalam pencegahan penyebaran Covid-19, disamping tugas utama selaku pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

"Pendisiplinan protokol kesehatan terus dilakukan baik di lingkungan masyarakat maupun di internal Kepolisian untuk  mencegah serta meminimalisir penyebaran virus Corona," pungkas Wakapolres.

(Yk/My/Humas Polres)

Minggu, 14 Februari 2021

Serang Bermasker, Ditsamapta Polda Banten Himbau Masyarakat Sambil Berpatroli R2


Personel Ditsamapta himbau masyarakat melalui patroli dialogis

Borneotribun I Serang - Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di wilayah hukum Polda Banten, Personel Ditsamapta Polda Banten rutin melaksanakan patroli dialogis. 

Adapun rute Patroli tersebut ialah Polda Banten - Mayabon - Cipocok - Sempu - Benggala - Calung - Rau - Ciceri - Cipocok - Mayabon - Polda Banten.

Saat ditemui, Kapolda Banten Irjen Pol Dr Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan personel Polda Banten rutin melaksanakan patroli guna memberikan himbauan kepada masyarakat.

"Di masa pandemi covid-19 ini, kita dari Polda Banten rutin melaksanakan patroli. Baik patroli di malam hari maupun di siang hari. Tujuannya untuk memberikan himbauan kepada masyarakat," kata Rudy Heriyanto.

Sementara itu, Dirsamapta Polda Banten Kombes Pol Noerwiyanto menjelaskan bahwa dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah hukum Polda Banten, personel Ditsamapta rutin melaksanakan patroli Sabhara R2.

"Hari ini kita melaksanakan Patroli Sabhara R2, dimana tujuannya untuk memberikan himbauan kepada masyarakat agar terhindar dari penularan Covid-19," ujar Noerwiyanto, Minggu (14/2/21).

"Tidak hanya memberikan himbauan saja, kami juga memberikan penjelasan ke masyarakat tentang bahayanya covid-19 ini," lanjut Noerwiyanto.

Dan melalui Patroli Sabhara R2 tersebut, Noerwiyanto juga mengajak masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.

"Terkait bahayanya virus covid-19 ini, saya mengajak kepada seluruh masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dimana pun kita berada. Mari kita sama-sama menerapkan 5M, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas," ajak Noerwiyanto.

Masih kata Noerwiyanto, "Adapun himbauan tersebut kami sampaikan kepada masyarakat yang sedang berada di Pasar Lama, Lopang, Pasar Taman Sari, Cimuncang dan di sepanjang lintas patroli R2 hari ini," imbuh Noerwiyanto.

Sementara itu ditempat yang terpisah, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung program pemerintah.

"Dan buat masyarakat, mari kita bersama-sama untuk mengikuti anjuran dari pemerintah agar terhindar dari penularan virus Covid-19 ini," ujar Edy Sumardi.

"Dengan mengikuti anjuran dari pemerintah, kita turut andil dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona tersebut," Tutup Edy Sumardi. (Tim/Bidhumas)

Editor : Hermanto

Komunitas Pejuang Darah Gelar Aksi Peduli Kemanusiaan

Komunitas Pejuang Darah Gelar Aksi Peduli Kemanusiaan.

Sekadau, BorneoTribun.com -- Komunitas Pejuang Darah Sekadau bekerjasama dengan PMI menggelar donor darah di Betang Youth Center Jl. Panglima Naga komplek pasar baru, Sabtu, 13 Februari 2021.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut valentine day atau hari kasih sayang dengan berbagi kasih menyumbang darah untuk kelangsungan hidup manusia.

Bhabinkamtibmas Bripka Subhan Syah Khan menjelaskan, hal ini merupakan upaya menolong sesama serta menjamin ketersediaan darah dalam jumlah mencukupi.

Selaku Ketua Komunitas Pejuang Darah, Bripka Subhan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud implementasi Polri peduli kemanusiaan.

Harapan Bripka Subhan, hal ini dapat mendorong motivasi masyarakat untuk turut menyumbangkan darah, tentunya bagi yang memenuhi syarat.

"Bagi pendonor, terlebih dahulu diperiksa tekanan darah, kadar haemoglobin serta interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sebelumnya," jelasnya.

Bripka Subhan mengibaratkan, menyumbang darah seperti memberi harapan hidup. Arti kata lainnya, setetes darah bermakna sejuta harapan. (Yk/My/Humas Polres)

Layak Dicontoh, Puluhan Personil Polsek Mataram Ikut Swab Antigen

Personel Polsek Mataram ikut melaksanakan Swab Antigen.

Mataram, NTB | BorneoTribun - Tidak hanya mengawal penerapan kepatuhan Protokol kesehatan di wilayah kerjanya. Juga tidak sekedar aktif bertugas mengawal jalannya Swab Antigen secara acak yang dilaksanakan Satgas Covid-19 Kota Mataram. 

Polsek Mataram tampil terdepan untuk memberikan contoh agar warga masyarakat tidak takut dan khawatir mengikuti swab antigen. Dibuktikan dengan puluhan personel Polsek Mataram mengikuti Swab Antigen yang dilaksanakan Satgas Covid-19 Kota Mataram. Swab antigen dilaksanakan hari Sabtu (13/02/2021), bertempat di Halaman Mapolsek Mataram. 

"Hari ini personel Polsek Mataram ikut melaksanakan Swab Antigen. Kita ingin sampaikan untuk jangan takut dan khawatir dengan Swab Antigen ini,’’ ungkap Kapolsek Mataram, Kompol Rafles P Girsang. 

Tercatat, dari 68 personel Polsek Mataram. 44 personel tercatat sebagai penerima Swab Antigen. Sedangkan untuk personel yang belum ikut swab antigen menyusul esok harinya di RSUD Kota Mataram. 

"Iya ada 44 personel yang ikut Swab Antigen hari ini. Untuk yang belum. Besok tesnya di RSUD Kota Mataram,’’ bebernya. 

Sejak pukul 10.00 Wita. 7 orang petugas medis RSUD Kota Mataram mendatangi Polsek Mataram. Sesampainya di Polsek Mataram, Tim medis langsung mempersiapkan diri. 

Menggunakan APD lengkap, satu persatu personel Polsek Mataram menunggu giliran di Swab. Swab antigen di Polsek Mataram ini berakhir pukul 11.15 Wita. 

"Untuk hasilnya. Saya diinformasikan akan disampaikan paling lambat hari minggu (14/02/2021). Kita tunggu besok hasilnya,’’ katanya. 

Sekali lagi Rafles mengimbau, masyarakat tidak perlu takut dengan Swab Antigen yang dilaksanakan Satgas Covid-19 Kota Mataram. 

"Kita ikut saja. Baik juga untuk mengetahui kondisi kesehatan kita masing-masing. Tujuan pemerintah juga bagus. Kami juga di Kepolisian siap jadi contoh dengan bersedia ikut Swab Antigen ini,’’ tukasnya. (Adbravo)

Sabtu, 13 Februari 2021

Masyarakat Mulai Abai Akan Prokes, Polres Loteng Genjot Operasi Yustisi

Masyarakat Mulai Abai Akan Prokes, Polres Loteng Genjot Operasi Yustisi.

Lombok  Tengah, NTB | Borneotribun.com - Semakin hari masyarakat di Lombok Tengah masih banyak yang ditemukan abai akan penerapan protokol kesehatan. Padahal jumlah kasus virus korona terus meningkat.

Untuk itu, Polres Loteng bersama pihak terkait terus menggelar operasi yustisi. Bagi pengendara yang kedapatan tidak memakai masker tetap diberikan sanksi. Baik sanksi sosial maupun sanksi denda.

“Razia tidak saja di pusat Kota Praya, tapi seluruh kecamatan bahkan sampai tingkat RT. Sesuai kesepakatan Kapolres dan anggota Forkopimda saat turun ketingkat kecamatan kemarin," kata Wakapolres Loteng Kompol Ketut Tamiana. 

Selama operasi yustisi, masih ada saja warga yang membandel. Padahal, aparat dan pemerintah sudah seringkali mengimbau tentang penerapan protokol kesehatan.

“Selain itu, satgas Covid -19 dari tingkat Daerah sampai ke bawah juga kita minta kembali diaktifkan,” ujar Tamiana.

Kendati demikian, khusus di objek-objek wisata, polisi melakukan pendekatan humanis. Pihaknya mengingatkan kembali pengunjung, sembari memberikan masker gratis.

Sedangkan kabag Ops Polres Loteng Kompol I Kadek Suparta menambahkan, secara bergiliran jajarannya menyasar jalan-jalan raya pusat kota di Lombok Tengah. Ini untuk mempersempit ruang gerak pengendara yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Operasi kita laksanakan pagi dan sore, ini bagian dari usaha kita mencegah penyebaran dan penularan Covid-19,” tandas Suparta.

Kata dia, karena satu orang yang terpapar, maka dapat mengancam puluhan, ratusan bahkan ribuan orang. Untuk itu, pihaknya tegas menindak siapa pun yang melanggar.

“Dari sekian banyak pengendara, masih ada yang kami temukan melanggar,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga membagi-bagikan masker gratis. Tidak saja pengendara, tapi warga pada umumnya. Harapannya, warga semakin sadar, patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.(Adbravo)

Kamis, 11 Februari 2021

Wakapolda Kalbar di Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 : “Lakukan Upaya Yang Nyata Untuk Melindungi Masyarakat

Wakapolda Kalbar di Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 : “Lakukan Upaya Yang Nyata Untuk Melindungi Masyarakat.

PONTIANAK, KALBAR – Polda Kalimantan Barat kembali melaksanakan rapat Analisa dan evaluasi Satgas penanganan Covid-19, di pimpin Wakapolda Brigjen Pol Asep Safrudin, ia meminta satgas penanganan Covid-19 di Kalbar jangan hanya formalitas pelaporan saja. 

“Jangan hanya melaksanakan kegiatan untuk formalitas pelaporan saja, lakukanlah upaya yang nyata untuk melindungi masyarakat. Jadikan tugas ini sebagai ibadah” tutur Brigjen Pol Asep Safrudin saat memimpin rapat pada Rabu 10 Februari 2021 bertempat di Ruang Graha Khatulistiwa Polda Kalbar

Wakapolda Kalbar Asep Safrudin meyebutkan, saat ini Polda Kalbar terus menggelar kegiatan yustisi yang bertujuan untuk memberikan teguran kepada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Menurut Asep, teguran baik secara perorangan atau tempat usaha mengalami kenaikan. 

“Imbau selalu masyarakat agar selalu berhati-hati dan selalu mengedepankan prokes. Para stake holder di daerah di harapkan dapat betul-betul di optimalkan” minta Asep

Upaya 3T atau tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment) adalah salah satu upaya utama penanganan COVID-19.

“Dukung upaya 3T ini dengan bersedia melakukannya dan stop stigma pada pasien COVID-19. Selain itu, terus disiplin 3M (Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan hindari kerumunan, Mencuci tangan pakai sabun dengan rutin)” tambahnya

Ia melanjutkan, Satgas Polda Kalbar dalam penanganan Covid-19 ialah mendukung satgas Pemerintah Daerah. Salah satu tugas lainnya ialah untuk memberikan keyakinan dan dorongan kepada masyarakat untuk vaksinasi.

Sebagai informasi, dalam rapat Analisa dan evaluasi satgas penanganan Covid-19 ini turut di hadiri Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dandim 1207 BS Pontianak, Wakil Walikota Pontianak, Wakil Bupati Kubu Raya, Kasi Ops Sat Pol PP serta seluruh pejabat utama Polda Kalbar. (Yk/Liber/Hms)

Senin, 08 Februari 2021

Perayaan Imlek Dimasa Pandemi Covid-19, Kapolres Sekadau Harapkan Masyarakat Patuhi Prokes

Kapolres Sekadau AKBP K. Tri Panungko.

BorneoTribun | Kalbar - Tahun baru Imlek 2021 jatuh pada tanggal 12, adalah hari yang dinanti-nanti oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia tidak kecuali di Sekadau. Dan biasanya untuk merayakannya beragam kegiatan di dilaksanakan.

Pada masa pandemi Covid-19, Tidak seperti biasanya, pada momen Imlek tahun ini terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan masyarakat.

Kapolres Sekadau AKBP K. Tri Panungko menyampaikan ketentuan tersebut antara lain menerapkan protokol kesehatan saat melaksanakan ibadah.

"Selanjutnya, tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan serta tidak melakukan pertunjukan kembang api," imbuh Kapolres, Senin (8/2/2021),

Pada akhir rangkaian Imlek yang dikenal dengan istilah Cap Go Meh nanti, harapnya, masyarakat Kabupaten Sekadau tidak melakukan perayaan sesuai dengan surat edaran Gubernur Kalbar.

Ketentuan tersebut merupakan langkah pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus Corona. Khususnya bagi yang merayakan Imlek, hal ini hendaknya menjadi perhatian.

"Imbauan maupun pengamanan yang nantinya dilakukan bertujuan agar perayaan Imlek berjalan lancar, kondusif dan terpenting, tidak muncul klaster baru penyebaran wabah virus Corona," ungkap Kapolres Sekadau.

(Yk/My/Humas Polres)

Polsek Mataram Tindak Tegas Pelanggar Prokes

Polsek Mataram Tindak Tegas Pelanggar Prokes.

Mataram, NTB | Borneotribun.com - Seiring makin bertambahnya penularan Covid-19 di Kota Mataram. Polresta Mataram semakin mengawasi dan mengoptimalkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. 

Tidak terkecuali jajaran Polsek Polresta Mataram. Giat pendisiplinan dan imbauan tegas dan tindakan fisik di berikan kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker, menjaga jarak, tidak berkerumun dan pendisiplinan pemberlakukan jam malam untuk mengakhiri kegiatan dari pukul 22.00 wita sampai dengan pukul 06.00 wita. 

" Saya sudah tegaskan kepada anggota yang bertugas dilapangan untuk melakukan pendisiplinan terhadap masyarakat, imbauan sudah sering dilakukan saatnya memberikan tindakan tegas namun tetap dengan cara yang santun," Terang Kapolsek Mataram Kompol Rafles.

Kegiatan sengaja dimulai sekitar pukul 22.00 wita dipimpin Kanit Reskrim Polsek Mataram Ipda Ida Bagus Suwendra,SH, Minggu Malam (06/02/2020). 

Petugas ingin mengetahui langsung kepatuhan masyarakat mematuhi jam malam atau tidak. Fakta yang didapati, masih ada saja Cafe maupun Angkringan yang didatangi petugas tidak mengindahkan batas beroperasi seperti ketentuan pemerintah. Tidak tinggal diam, petugas langsung memberikan imbauan agar pemilik Cafe dan Angkringan menutup tempat usahanya. 

"Ini sekaligus untuk patroli kepatuhan terhadap jam malam yang kembali diperketat, ungkap Rafles.

Jajaran Patroli Polsek Mataram tidak hanya mengimbau pelaku usaha. Imbauan juga disampaikan kepada warga masyarakat yang didapati masih beraktvitas. Mereka diminta segera membubarkan diri dan balik ke rumah masing-masing. ‘’ Patroli ini akan terus kita lakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Mataram,’’ tegasnya.(Ad)

Selasa, 02 Februari 2021

Gencar Bebaskan KLU Dari Covid-19 Tim Satgas Kebut Ops Yustisi

Gencar Bebaskan KLU Dari Covid-19 Tim Satgas Kebut Ops Yustisi.

BorneoTribun | Lombok Utara, NTB - Tim Satgas Gugus Tugas Gelar Operasi Yustisi dan Operasi penegakan dan percepatan penanganan Covid -19 di wilayah Kabupaten Lombok Utara, sehubungan dengan penertiban penggunaan masker, dalam rangka penegakan hukum
Perda Prov NTB Nomor 7 Tahun 2020 tentang penanggulangan penyakit menular. Dan Perbup Lombok Utara nomor 15 tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan dan pengendalian virus covid -19, disimpang empat cupek desa segar penjalin, kecamatan tanjung KLU, Selasa (02/02/2021).

Hadir dalam kegiatan Ops yustisi penegakan dan percepatan penanganan Covid-19
diantaranya 
Anggota Polri enam orang
Anggota Sat Pol PP dan Damkar KLU, duabelas orang
Anggota Dishub, tiga orang
Unsur dari BPBD, dua orang
Unsur dari Bapenda, dua orang
Unsur dari Dikes, satu orang

Kapolres Lotara AKBP Feri Jaya Satriansyah,S.H. mebenarkan petugas selalu memberikan sanksi kepada para pelanggar berupa sanksi denda administrasi dan sanksi sosial dalam kegiatan  tersebut Tim Gugus Tugas menemukan pelanggaran sejumlah enam orang pelanggar, dengan rincian.
Sanksi denda administrasi tiga orang (Rp300.000,-).
Dan Sanksi sosial tiga orang
Pelanggaran berasal dari masyarakat umum,"Tuturnya.

Kendati Demikian Kapolres Lotara AKBP Feri Jaya Satriansyah,S.H. menerangkan sasaran Ops yustisi ini kita utamakan kepada warga masyarakat yang tidak menggunakan masker ditempat umum dan keramaian.

"Juga dilakukan bagi pengguna jalan, baik pejalan kaki maupun yang mengendarai kendaraan roda dua dan roda empat yang tidak mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid - 19, dengan selalu menerapkan dan mengedepankan "3M" dimanapun berada,"Ungkapnya.

Dengan adanya penerapan sanksi yang tegas, diharapkan kepada seluruh masyarakat, yang ada di KLU ini lebih mematuhi protokol kesehatan dan penanganan Covid-19. 

"Supaya terlaksana dan tercapainya tujuan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Virus Covid-19 diwilayah kabupaten lombok utara yang sampai dengan saat ini masih mewabah bukan di indonesia saja namun mendunia," tandasnya.(Adbravo)

Bupati Sanggau Launching pencanangan pelaksanaan vaksinasi Covid-19

Bupati Sanggau, Paolus Hadi.

BorneoTribun | Sanggau, Kalbar - Bupati Sanggau, Paolus Hadi melaunching pencanangan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Sanggau. Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Bupati Sanggau, Kalbar, Senin (1/2/2021).

"Hari ini kita sudah mengagendakan pelaksanaan vaksin di Kabupaten Sanggau, dan kita laksanakan secara terbuka dan disaksikan oleh teman-teman media,"katanya, Senin 1 Februari 2021.

Untuk itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sanggau itu menjelaskan bahwa Kabupaten Sanggau sudah start untuk melaksanakan vaksin.

"Dan akan diikuti oleh 19 Puskesmas ditambah satu rumah sakit kita. Hari ini kita mulai di Puskesmas Kapuas, dan yang menjadi pertama adalah kami-kami pejabat esensial yang dipilih. Ada tokoh masyarakat, tentu Forkopimda lengkap,"jelasnya.

"Untuk pejabat esensial sebenarnya hanya 10, tapi kita meminta 23 orang untuk di scrining. Dari semuanya itu tentu saya berharap yang bisa di vaksin nanti mereka akan kembali untuk  vaksin yang kedua tanggal 15,"tambahnya 

Dari ini, lanjut PH sapaan akrabnya, kita sudah menyatakan bahwa semua kita siap di vaksin. Akan tetapi ada tambahan 16 syarat yang akan di scrining setiap kita melakukan vaksin.


"Dari situ akan ketahuan boleh vaksin atau tidak. dan tadi sangat terbuka kita, kalian (Wartawan) juga bisa lihat bahwa semuanya sudah melakukan scrining,"jelasnya.

PH sapaan akrabnya menambahkan bahwa dirinya tidak bisa di vaksin karena dari 16 syarat itu ada yang tidak bisa dipenuhi. 

"Tapi mudah-mudahan nanti kalau saya sehat bisa menyusul berikutnya. Mudah-mudahan ini bukan menjadi alasan Bupati takut, tidak. Memang tidak memenuhi syarat,"tegasnya.

Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, Forkopimda Sanggau, Sekda Sanggau, Kukuh Triyatmaka, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, tokoh masyarakat, Ketua TP PKK Sanggau, Ketua DWP Sanggau, dan undangan lainya.

Oleh: Liber

Pencanangan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Kabupaten Sanggau

Bupati Sanggau Paolus Hadi.

BORNEOTRIBUN | SANGGAU – Sejumlah Pejabat Esensial di Kabupaten Sanggau gagal mendapatkan vaksin. Hal itu terungkap setelah mereka menjalani skrining dimeja dua saat pencanangan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dipusatkan di Lantai I (satu) Kantor Bupati Sanggau, Senin (1/2/2021).

Sejumlah pejabat esensial yang gagal mendapatkan vaksin diantaranya Bupati Sanggau Paolus Hadi, Wakil Bupati Yohanes Ontot, Ketua DPRD Jumadi, Kajari Tengku Firdaus, Pastor Kepala Paroki Hati Kudus Yesus Katedral Sanggau RD Albert Yance Pr, Ketua MABT Aldi Herman, Sekjen DAD Urbanus, Ketua TP PKK Arita Apolina, Ketua PD Muhammadiyah Ade Djuandi.

Pencanangan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Kabupaten Sanggau.

“Kalau saya bukannya tidak mau ya, tapi karena tidak memenuhi beberapa syarat dari 16 syarat yang wajib dipenuhi saat skrining tadi,” kata Bupati Sanggau usai menghadiri pencanangan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Senin (1/2).

Selain Bupati, Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot juga dipastikan tidak bisa divaksin karena melewati batas usia maksimal yaitu 59 tahun.

Pencanangan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Kabupaten Sanggau.

“Beliau (Wakil Bupati) memang tidak memenuhi syarat dari sisi usia, dikarenakan usia beliau sudah lewat dari 59 tahun seperti yang disyaratkan,” ujar PH sapaan akrab Bupati Sanggau.

Dikatakan Bupati Sanggau, bahwa pada Senin (1/2) Pemkab Sanggau mulai mencanangkan pelaksanaan vaksinasi yang diawali dengan sepuluh pejabat esensial. Namun pejabat esensial itu tidak serta merta bisa langsung divaksin, tetapi harus dilakukan skrining terlebih dahulu.

“Ada 16 kriteria yang harus dipenuhi sebelum divaksin. Ketika di skrining ditemukan ada satu saja kriteria yang tidak terpenuhi, maka tidak bisa divaksin atau ditunda,” ungkapnya.

Dalam pencanangan ini, diundang juga sejumlah tokoh dan masuk dalam daftar calon penerima vaksin.

“Yang diundang ini di skrining semuanya. Kalau ada yang tidak bisa, naik lagi ke daftar berikutnya dari total 23 orang yang kita undang. Ada cadangan kalau ada yang tidak bisa divaksin,” pungkasnya.

Begitu juga dengan tenaga kesehatan calon penerima vaksin yang berjumlah 1.991 orang, diberlakukan sama sebelum disuntik vaksin.

Pada kesempatan itu, Bupati Sanggau menginstruksikan kepada Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting untuk menyegerakan pelaksanaan vaksinasi di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Sanggau.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, Ginting ketika diwawancarai menyampaikan dari 21 orang pejabat esensial, 12 diantaranya memenuhi syarat untuk divaksin. Setelah divaksin dan menjalani observasi selama kurang lebih 30 menit belum ditemukan adanya efek samping yang mengkhawatirkan dialami pejabat yang sudah divaksin.

“Jadi masih aman, tidak ada efek samping ataupun kejadian ikutan pasca imunisasi vaksin,” ujar Ginting.

Untuk vaksin tahap dua, terangnya, akan dilakukan pada tanggal 15 Februari atau dua minggu usai vaksin tahap pertama. Vaksin yang kedua ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imun yang optimal di dalam tubuh.

Sementara itu, Kapolres Sanggau AKBP Raymond M Masengi menjadi pejabat esensial pertama yang disuntik vaksin SinoVac dalam pencanangan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Sanggau, Senin (1/2).

Ditemui usai menjalani observasi selama 30 menit, Kapolres menyampaikan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja setelah divaksin.

“Pengalaman saya pribadi, tidak merasakan apa-apa. Tidak ada perubahan atau gejala dan lain-lain. Bisa saya ambil kesimpulan vaksin ini aman, halal dan baik untuk melindungi kita dari Covid-19,” ungkap Kapolres Sanggau, Raymond di ruang Bupati Sanggau.

Selain Kapolres, di ruang Bupati juga terlihat pejabat esensial lainnya yakni Bupati Sanggau Paolus Hadi, Kajari Sanggau Tengku Firdaus, Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf Affiansyah, Kepala PN Sanggau Cipto Hosari Parsaoran Nababan, Ketua DPRD Kabupaten Sanggau Jumadi dan Sekda Sanggau Kukuh Triyatmaka.

Di ruang itu, pejabat esensial yang telah divaksin seperti Dandim Sanggau, Ketua PN Sanggau dan Sekda Sanggau juga terlihat dalam keadaan baik.

“Sampai saat ini setelah observasi selama

Oleh: Liber

Senin, 01 Februari 2021

Polisi Kawal Ketat Pendistribusian Vaksin Sinovic Covid-19 ke KLU

Polisi Kawal Ketat Pendistribusian Vaksin Sinovic Covid-19 ke KLU.

Lombok Utara, NTB, BorneoTribun.com, - Kepolosian Resor ( Polres ) Lombok Utara ( Lotara ) melaksanakan pengawalan ketat pendistribusian vaksin Sinovic Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau Covid-19 tahap I sebanyak 2.560 dari Dikes provinsi ke kabupaten Lombok Utara, Senin (1/02/ ) pukul 10.30  Wita.

Kepala Kepolisian Resor ( Kapolres ) Lombok Utara ( Lotara ) AKBP Feri jaya Satriansyah, SH mengatakan pendistribusian Vaksin Sinovic Covid-19 di kawal ketat dengan mengerahkan 24 personil Polri di bawah pimpinan Kabag Opspolres Lotara Komisaris Polisi I Kt Mas Mertayasa, SH dari Dikes provinsi ke KLU.

“Personil dengan pengawalan ketat kami kerahkan untuk mengawal jalannya pendistribusian, gunanya agar vaksin ini tidak terhambat dan tiba tepat waktu dalam pendistribusian,” katanya.

Dalam serah terima vaksin Sinovic Covid-19 tersebut dihadiri Bupati Lombok Utara Dr H. Najmul Akhyar, SH MH, Kabid P3KL mewakili kepala Dikes Provinsi NTB, ataf surveilans imunisasi dan kesehatan NTB, kepala BPOM provinsi NTB, Kabid P2 Provinsi NTB, Kepala Dikes KLU, Sekda KLU, Kabid P2 KLU, dan Satgas BPBD KLU.

Dalam sambutannya, bupati Lombok Utara Dr H Najmul akhyar menyampaikan tahap I vaksin akan dilaksanakan pada hari selasa 02 Februari 2021 dengan sasaran untuk tenaga kesehatan di KLU. Selanjutnya tahap II pada bulan maret akan di diatribusikan kembali untuk pelaksanaan vaksinansi kepada petugas pelayanan publik di kabupaten lombok utara. Dan trakhir Tahap III akan di distribusikan kembali untuk pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat umum di kbaupayen lombok utara.


Diakhir acara Kapolres lombok utara AKBP Feri Jaya Satriansyah, SH melalui Paur Humas Polres Lotara Wiswakarma menyampaikan pengamanan vaksin akan dijaga ketat oleh petugas kepolisian 1x24 jam dari kantor Dikes Lombok Utara hingga ke tingkat Puskesmas guna menjamin keamanan Vaksin sampai pada tujuan dengan aman dan selamat.

"Kita jaga ketat dengan personil yang standby 1x24 jam," tegasnya.

(Yk/Adibravo).

Kamis, 28 Januari 2021

Dinkes Sanggau Akan Distribusikan Vaksin Covid-19


Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting

Borneotribun I Sanggau, Kalbar - Tak tunggu lama-lama, setelah menerima sebanyak 3160 Vial Vaksin Sinovac, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting akan segera mendistribusikan vaksin tersebut kekecamatan dikabupaten sanggau.

"Pencanangan vaksinasi akan dilakukan pada 1 Februari 2021, dan besoknya kita distribusikan ke kecamatan untuk langsung dilaksanakan vaksinasi, bagi seluruh tenaga kesehatan," Ucap Ginting. 

Dibeberkannya, sebanyak 1991 tenaga kesehatan yang sudah terdata dan akan segera di vaksin. Jumlah tersebut termasuk orang yang bekerja di fasilitas kesehatan seperti cleaning service, sopir dan lainnya. Proses pemberian vaksin sendiri tidak sama dengan vaksin lain, karena harus melalui empat tahapan. 

“Dari jumlah itu, belum pasti semuanya bisa divaksin. Karena nanti ada empat meja, yaitu meja pendaftaran, screening, pelaksanaan dan observasi. Yang menentukan memenuhi syarat atau tidak itu di meja dua,” ungkap Ginting saat di wawancarai para media.

Ginting menjelaskan, nanti di meja kedua, calon penerima vaksin akan diperiksa secara detail, termasuk ada atau tidaknya penyakit penyerta atau comorbid. Saat calon penerima vaksin berada di meja dua, akan diberikan 16 item pertanyaan, termasuk ada atau tidak adanya penyakit bawaan. Kalau ada, maka calon penerima itu tidak boleh divaksin.

Jika sudah lolos di meja dua, maka tahapan berikutnya adalah pemberian vaksin yang berada di meja tiga. Kemudian, setelah disuntik, penerima vaksin akan menjalani masa observasi selama 30 menit di meja empat. 

Observasi ini untuk melihat apakah ada gejala klinis yang muncul setelah pemberian vaksin, atau yang lebih dikenal dengan KIPI ( Kejadian Ikuran Pasca Imunisasi ). Dia menjelaskan, vaksin ini akan diberikan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan 14 hari. ( Lb/Rh )

Editor : Hermanto




Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno