Kementerian Ekonomi Kreatif dukung produk fesyen lokal menuju global
Tangerang Selatan - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengatakan Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung kemajuan distribusi dan pemasaran produk fesyen lokal menuju pasar global.
Sebagai bentuk komitmen, Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Perdagangan telah meluncurkan berbagai program strategis, seperti fasilitasi ekspor bagi jenama yang siap dipasarkan secara global dan bekerja sama dengan pengelola pusat perbelanjaan untuk memperluas jaringan distribusi jenama lokal di dalam negeri.
“Kami juga memperkenalkan kepada pembeli-pembeli yang ada di luar. Sedangkan untuk teman-teman yang masih skala nasional, Kementerian Ekonomi Kreatif sudah mulai bekerja sama dengan pemilik mal atau pelaku usaha distribusi agar titik distribusinya diperbanyak lagi,” kata Irene dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Kementerian Ekonomi Kreatif mendapat masukan dari berbagai pemangku kepentingan yang peduli dengan kemajuan industri fesyen lokal seperti para desainer, pengusaha tekstil, dan jurnalis yang mengikuti diskusi terbuka Jakarta Food & Fashion Festival (JF3) di Teras Lakon, Tangerang Selatan, Banten, Rabu, (11/6).
Irene menekankan bahwa kolaborasi dengan pemangku kepentingan sangat penting dilakukan agar Kementerian Ekonomi Kreatif dapat belajar langsung dari para pelaku industri.
Irene menyebut JF3 sebagai mitra yang luar biasa dalam memberikan masukan. Ia menghargai diskusi yang terbuka, sehingga pemerintah bisa banyak belajar dari pelaku industri.
Menindaklanjuti berbagai masukan, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif mengatakan poin-poin usulan mengenai standardisasi ukuran produk (sizing), ketersediaan bahan baku, dan dinamika lokapasar merupakan "pekerjaan rumah" bagi Kementerian Ekonomi Kreatif agar pengembangan industri fesyen ke depan bisa lebih terstruktur.
"Kami akan segera mengumpulkan 'stakeholder' lain di industri fesyen untuk menyepakati arah bersama ke depan. Tetapi secara garis besar, distribusi dan pemasaran adalah dua hal utama yang jadi fokus kami ke depan,” jelas Irene.
Pendiri LAKON Indonesia dan Co-initiator program PINTU Incubator sekaligus Pengawas JF3 Thresia Mareta berharap aspirasi yang disampaikan di JF3 dapat diserap oleh Kementerian Ekonomi Kreatif, semata-mata untuk mendorong kemajuan industri fesyen Indonesia.
Menurut dia, para pelaku industri fesyen ingin karya mereka dilihat dan bersaing di pasar global.
“Kami juga berharap adanya konektivitas antarkementerian, akses melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, serta langkah-langkah detail dari pelaku dan pemerintah agar ketika kita tampil di luar negeri, kita bisa membawa pulang hasil, bukan sekadar hanya eksis,” kata Thresia.
Pewarta : Abdu Faisal/ANTARA