Berita Borneotribun: Pecco Bagnaia Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Pecco Bagnaia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pecco Bagnaia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Mei 2025

Pecco Bagnaia Minta Ducati Beri Solusi untuk Motor 2025: "Saya Nggak Ngerasain Apa-Apa di Motor Ini!

Pecco Bagnaia Minta Ducati Beri Solusi untuk Motor 2025: "Saya Nggak Ngerasain Apa-Apa di Motor Ini!
Pecco Bagnaia Minta Ducati Beri Solusi untuk Motor 2025: "Saya Nggak Ngerasain Apa-Apa di Motor Ini!

JAKARTA - Pecco Bagnaia, juara dunia MotoGP dua kali, lagi-lagi jadi sorotan usai tampil buruk di Grand Prix Prancis akhir pekan lalu. Bukan cuma gagal finis di sprint race, tapi juga terpaksa mengakhiri balapan utama lebih awal setelah ditabrak rekan setimnya sendiri, Enea Bastianini. Hasilnya? Nol poin dan makin tertinggal 51 poin dari Marc Marquez di klasemen sementara.

Yang bikin makin miris, Bagnaia sendiri mengaku udah benar-benar frustrasi sama performa motor Ducati 2025 yang sekarang ia tunggangi. Dalam wawancara resmi dengan MotoGP, rider asal Italia ini blak-blakan bilang kalau dia "nggak ngerasain apa-apa" dari motor barunya."Tim saya harus bantu saya cari solusi. Sekarang ini, feeling saya sama motor sangat buruk. Nggak ada feedback yang saya rasakan. Ma

u saya geber kenceng atau pelan, responsnya ya gitu-gitu aja," kata Bagnaia dengan nada kecewa.

Sejak awal musim 2025, Bagnaia memang belum bisa tampil maksimal. Tapi akhir pekan di Le Mans bisa dibilang jadi titik terendahnya. Ia menyebut sudah "menyentuh dasar" dari permasalahan yang ia alami. Dan menurutnya, ini harus segera dicari jalan keluarnya.

"Tim saya udah coba banyak hal, tapi setelah enam seri balapan, kami belum nemu solusinya. Hari ini kami benar-benar jatuh ke titik paling bawah. Dari sini, semoga bisa naik lagi," tambahnya.

Yang bikin makin menyakitkan, sebenarnya strategi awal Bagnaia di GP Prancis udah tepat. Ia memilih start dengan ban basah karena cuaca memang diprediksi hujan. Tapi nahas, di lap pertama, dia kehilangan grip dan banyak rider lain menyalip. Ketika masuk tikungan ketiga, Enea Bastianini yang pakai ban slick menabraknya.

"Padahal saya udah pilih strategi yang tepat. Tapi motor saya rusak parah setelah insiden itu. Saya harus masuk pit, dan waktu saya balik, motor pengganti belum siap. Jadi makin kacau semuanya," ungkap Bagnaia.

Setelah itu, ia mencoba kembali ke lintasan tapi tetap tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya, ia finis di posisi ke-16 dalam kondisi tertinggal satu lap. Ini jadi salah satu akhir pekan terburuk sepanjang kariernya di era sprint race MotoGP.

"Dari Sabtu sampai Minggu, semuanya nggak berjalan sesuai rencana. Banyak masalah teknis, strategi kacau, dan performa motor yang jauh dari harapan. Pokoknya, benar-benar akhir pekan yang pengen cepat-cepat dilupain."

Sekarang ini, Bagnaia berharap Ducati bisa gerak cepat untuk memperbaiki performa motor 2025. Meski ia sadar harus beradaptasi, tapi menurutnya tim juga harus memberi sesuatu yang lebih agar dia bisa tampil kompetitif lagi.

"Ini bukan cuma soal adaptasi pembalap. Motor juga harus bisa kasih feedback yang jelas. Kalau enggak, ya susah untuk bersaing di level atas," tegasnya.

Rabu, 07 Mei 2025

Pecco Bagnaia Bawa Komponen Baru ke MotoGP Prancis, Tiru Strategi Marc Marquez?

Pecco Bagnaia Bawa Komponen Baru ke MotoGP Prancis, Tiru Strategi Marc Marquez?
Pecco Bagnaia Bawa Komponen Baru ke MotoGP Prancis, Tiru Strategi Marc Marquez?

JAKARTA - Le Mans bakal panas banget akhir pekan ini! Soalnya, Pecco Bagnaia datang ke MotoGP Prancis 2025 bukan dengan tangan kosong. Rider andalan Ducati itu siap tampil dengan senjata baru yang bikin penasaran. Yang bikin makin seru, ternyata komponen yang dibawa Bagnaia ini udah lebih dulu dipakai sama… siapa lagi kalau bukan Marc Marquez!

Yap, lo nggak salah baca. Sang juara bertahan ini seolah ngintip strategi Marquez dan coba mengadaptasi gaya mainnya demi bisa makin kompetitif di paruh awal musim ini. Setelah berhasil rebut podium di MotoGP Spanyol meskipun sebagian besar karena Marc jatuh Pecco jelas makin pede buat kejar poin yang masih tertinggal.

Tertinggal 20 Poin, Tapi Masih On Fire

Saat ini, Bagnaia masih terpaut 20 poin dari pemuncak klasemen, Alex Marquez. Tapi di dunia MotoGP, selisih segitu belum ada apa-apanya. Apalagi dengan performa Ducati GP25 yang terus dapet update, kans buat naik ke puncak masih terbuka lebar.

Di Le Mans nanti, Pecco bakal pakai versi terbaru dari GP25 miliknya. Meski doi belum mau bocorin semua detail, tapi dia ngaku udah ngetes satu komponen penting di Jerez dan ngerasa cocok banget. Yang bikin heboh, ternyata part itu sebelumnya udah pernah dipakai Marc Marquez!

“Ada satu hal yang kita bawa ke Le Mans. Itu sebenarnya udah pernah dipakai Marc,” ujar Bagnaia santai tapi penuh arti.

Feeling is King, Bukan Cuma Ikutin Tren

Buat yang mikir Pecco cuma ikut-ikutan Marquez, jangan salah. Doi bukan tipe yang asal tempel strategi orang. Bagnaia itu pembalap yang sangat mengutamakan feeling di atas motor. Bahkan waktu ngetes komponen itu di Thailand, dia ngerasa belum klik. Tapi setelah tes ulang di Jerez, baru deh dia nemuin feeling yang pas.

Ini nunjukin bahwa pengembangan motor di Ducati tuh bener-bener personal. Setiap pembalap punya preferensi masing-masing. Dan ternyata, gaya bawa motor Pecco beda banget sama Marc.

“Saya masih pakai swingarm dari tahun lalu. Marc pakai yang baru. Saya udah coba sih, tapi rasanya nggak jauh beda, jadi saya balik lagi ke yang lama,” lanjutnya.

Tapi bukan berarti dia nutup kemungkinan buat ganti nanti. Kalau suatu saat swingarm baru itu bisa kasih performa lebih, ya siapa tahu bisa dipakai juga. Namanya juga dunia balap, adaptasi itu penting!

Tes di Jerez Jadi Game Changer

Tes di Jerez kemarin bisa dibilang jadi turning point buat Bagnaia. Dia nemuin dua hal penting yang katanya bakal ngebantu dia bersaing lebih kuat. Sayangnya, doi masih rahasiain detailnya. Cuma bilang, dua hal itu bisa jadi kunci buat bawa Ducati balik dominan.

Yang jelas, salah satu masalah utama Pecco selama ini adalah start yang kurang oke tiap race weekend. Dia sering kesulitan dapet ritme dari hari Jumat, dan itu ngaruh ke performa di hari Minggu. Nah, dia berharap banget komponen baru ini bisa ngatasin masalah itu.

“Kuncinya ada di Le Mans. Kalau motor baru ini bisa atasi masalah yang biasa saya alami tiap race weekend, musim ini bisa berubah drastis,” kata Pecco optimis banget.

Balapan di Le Mans Jadi Momen Penentuan

Le Mans bukan cuma jadi tempat debut buat upgrade motor Ducati-nya Bagnaia, tapi juga jadi momen penting buat ngebuktiin kalau dirinya masih pantas dijagokan jadi juara dunia. Dengan semangat baru setelah naik podium di Spanyol, semua mata pasti bakal tertuju ke dia.

Pertanyaannya sekarang: mampukah Pecco meniru sukses Marc Marquez dengan perangkat yang sama, tapi dengan sentuhan khas Bagnaia?

Kalau iya, bisa jadi Alex Marquez bakal mulai ngerasa panas di puncak klasemen. Tapi kalau belum maksimal, Ducati harus putar otak lagi biar motor mereka makin nyatu sama gaya balap Pecco.

Satu hal yang pasti, balapan di Le Mans kali ini dijamin nggak bakal ngebosenin. Dengan banyaknya drama, strategi baru, dan rivalitas yang makin seru, kita tinggal duduk manis dan nikmatin aksi gila-gilaan dari para jagoan MotoGP!

Jangan lupa ikuti terus update terbaru MotoGP di Borneotribun.com, karena drama belum selesai sampai bendera finis dikibarkan! 

Senin, 05 Mei 2025

Pecco Bagnaia Masih Punya Peluang Rebut Gelar Asal Bisa Perbaiki Masalah di Tikungan dan Salip Marc Marquez

Pecco Bagnaia Masih Punya Peluang Rebut Gelar Asal Bisa Perbaiki Masalah di Tikungan dan Salip Marc Marquez
Pecco Bagnaia Masih Punya Peluang Rebut Gelar Asal Bisa Perbaiki Masalah di Tikungan dan Salip Marc Marquez.

JAKARTA - Musim 2025 kayaknya belum sepenuhnya berpihak ke Pecco Bagnaia. Tapi jangan salah, doi masih tetap nempel ketat di klasemen sementara dan belum kehabisan peluang buat rebut gelar juara dunia MotoGP.

Pecco yang jadi andalan tim pabrikan Ducati sekarang ini cuma terpaut 20 poin aja dari pemuncak klasemen sementara, Alex Marquez. Nggak jauh-jauh banget sih, karena dari rekan setimnya sendiri, Marc Marquez, Pecco cuma beda 19 poin. Cuma ya itu... masalahnya musim ini belum benar-benar klik sama motor GP25.

Tapi kabar baiknya, dua crash fatal yang dialamin Marc Marquez – pertama di Texas dan yang terakhir di Jerez – bikin peluang Pecco dan pembalap lain terbuka lebar. Tinggal gimana mereka bisa manfaatin kesempatan ini.

Pecco Disuruh Gaspol Abis Setelah Blunder Marc

Sejumlah pengamat MotoGP mulai bersuara, salah satunya nyaranin Pecco buat cepet-cepet “nemuin sesuatu” yang bisa ngubah performanya musim ini.

“Untung buat Pecco, Marc udah bikin dua kesalahan besar di balapan. Jadi situasinya nggak seburuk yang dikira,” kata salah satu analis.

“Kalau Pecco bisa nemuin sesuatu di sesi tes... semua pembalap emang lagi nyari setting terbaik juga, tapi gua percaya Pecco itu cuma kekurangan di bagian masuk tikungan.”

Masalahnya ada di corner entry, yang memang jadi titik krusial di MotoGP. Dan sayangnya, waktu race weekend itu bukan saat yang tepat buat eksperimen karena tekanan tinggi dan waktunya mepet banget. Jadi harapannya emang di sesi tes, kayak yang mereka lakukan Senin lalu.

“Kalau Pecco bisa nemuin bagian yang hilang itu, setelah dua blunder dari Marc, bisa aja kita bakal lihat perebutan gelar yang lebih seru!”

Harapan Masih Ada, Tapi Butuh Aksi Nyata

Walau musim ini kelihatan berat buat Pecco, doi tetap tunjukin semangat positif. Di GP Spanyol minggu lalu, doi sukses naik podium dan itu jadi sinyal kalau potensinya masih ada. Dan usai tes di hari Senin, Pecco keliatan makin optimis.

Emang sih dia nggak ngasih tahu secara spesifik bagian apa yang dites, tapi dia bilang bakal ngebawa hasil tes itu ke seri berikutnya di Le Mans. Sayangnya, cuaca di sesi tes bikin dia nggak bisa fokus ke perubahan setting motor, dan malah nyobain part lama yang sebelumnya udah dibuang pas pramusim – ironisnya, part itu masih dipakai sama Marc Marquez!

Eropa Jadi Penentu?

Sekarang MotoGP udah masuk ke fase Eropa nih, artinya sirkuit-sirkuit yang udah lebih dikenal Pecco bakal banyak ditemuin. Buat rider sekelas dia, ini bisa jadi kesempatan buat bangkit dan ngejar poin yang hilang.

Le Mans bisa jadi titik balik. Kalau Pecco bisa nemuin “potongan yang hilang” itu di sirkuit Prancis nanti, bukan nggak mungkin dia bisa ngegas pol dan ngacak-ngacak dominasi duo Marquez.

Siapakah Raja Sebenarnya?

Balapan musim ini makin seru karena klasemennya ketat banget. Alex Marquez masih di atas, tapi dengan margin yang tipis. Dan meskipun Marc sempat bikin kesalahan, dia masih konsisten ngumpulin poin besar.

Yang jelas, MotoGP 2025 belum selesai. Dan dunia balap masih nunggu kapan Pecco bener-bener “meledak”. Dia udah ngaku kalau saat ini belum bisa ngelakuin overtake seenaknya kayak musim-musim sebelumnya. Tapi kalau semua klik dan setup GP25 ketemu, bisa jadi cerita musim ini bakal berubah drastis.

So, siap-siap aja buat drama perebutan gelar yang makin panas! Pecco, waktunya lo tunjukin siapa raja sesungguhnya di Ducati!

Jumat, 02 Mei 2025

Kolaborasi Kompak Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Bikin Ducati Makin Ngebut di MotoGP 2025

Kolaborasi Kompak Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Bikin Ducati Makin Ngebut di MotoGP 2025
Kolaborasi Kompak Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Bikin Ducati Makin Ngebut di MotoGP 2025.

JAKARTA - Ducati lagi-lagi jadi sorotan di MotoGP, tapi kali ini bukan cuma karena hasil balapan, melainkan soal kekompakan dua jagoannya: Marc Marquez dan Francesco "Pecco" Bagnaia. Meski keduanya dikenal punya rivalitas sengit, ternyata di balik layar mereka justru kompak banget pas uji coba resmi MotoGP 2025 di Jerez, Spanyol.

Setelah balapan dramatis di GP Spanyol Marquez sempat jatuh tapi tetap finis ke-12, sedangkan Bagnaia sedikit kecewa karena cuma dapat podium ketiga di belakang Fabio Quartararo duo Ducati ini langsung tancap gas lagi di tes hari Senin (28 April 2025).

Davide Tardozzi, bos tim Ducati, buka suara soal kerja sama keduanya. “Kami coba beberapa setelan berbeda untuk kedua pembalap. Marc kami fokusin ke bagian depan motor, biar dia lebih percaya diri saat masuk tikungan. Sementara Pecco, lebih ke soal keseimbangan motor, karena dia ngerasa nggak puas sepanjang akhir pekan kemarin,” ujar Tardozzi ke MotoGP.com.

Nggak cuma setelan motor yang diuji, Ducati juga nyobain part baru berupa swingarm yang katanya masih perlu dites ulang. Tapi hasil tes ini udah kasih gambaran awal yang menarik: Marc Marquez berhasil jadi yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 35.876 detik satu-satunya pembalap yang bisa tembus ke 1 menit 35 detik! Sedangkan Bagnaia ada di posisi ke-19, karena dia lebih fokus ngerjain daftar panjang pengaturan motor, bukan ngejar waktu.

Meski banyak yang awalnya ragu apakah dua juara dunia bisa akur di satu tim, ternyata Marquez dan Bagnaia justru menunjukkan sikap dewasa dan saling dukung. “Mereka biasanya lebih banyak ngobrol di hari-hari kayak gini, pas lagi pengembangan motor. Dan itu justru bagus banget buat Gigi Dall’Igna (direktur teknis Ducati) dan tim teknik lainnya,” lanjut Tardozzi.

“Awalnya banyak yang pesimis mereka bisa kerja sama, tapi ternyata bukan cuma juara, mereka juga cerdas. Mereka tahu kalau kerja bareng bisa bikin pengembangan motor jadi lebih cepat.”

Saat ini, Marc Marquez cuma terpaut satu poin dari adiknya, Alex Marquez, di klasemen sementara. Sementara Bagnaia masih berada di posisi ketiga, tertinggal 20 poin dari puncak klasemen.

Menjelang MotoGP Prancis minggu depan, semua mata bakal tertuju ke duo Ducati ini apakah kerja sama mereka bakal terus berbuah manis? Kita tunggu aja aksinya di lintasan!

Jumat, 25 April 2025

Marquez hingga Pecco Bagnaia Angkat Bicara soal Penalti Vinales dan Ketatnya Aturan Tekanan Ban MotoGP

Marquez hingga Pecco Bagnaia Angkat Bicara soal Penalti Vinales dan Ketatnya Aturan Tekanan Ban MotoGP
Marquez hingga Pecco Bagnaia Angkat Bicara soal Penalti Vinales dan Ketatnya Aturan Tekanan Ban MotoGP.

JAKARTA - Peraturan tekanan ban di MotoGP kembali menjadi sorotan besar setelah insiden yang menimpa pembalap Tech3 KTM, Maverick Vinales. Ia tampil luar biasa di Grand Prix Qatar, naik dari posisi keenam untuk memimpin balapan, dan akhirnya finis di posisi kedua. 

Namun sayangnya, podium impian itu harus sirna karena penalti aturan tekanan ban. Hasil akhirnya? Vinales terlempar ke posisi ke-14.

Kejadian ini membuat sejumlah pembalap papan atas buka suara. Mereka merasa aturan ini tidak perlu diubah, tapi tetap mempertanyakan penerapannya di lintasan. 

Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa aturan tekanan ban ini jadi begitu krusial, dan apakah benar-benar adil untuk semua pembalap?

Aturan Tekanan Ban: Sekilas Penjelasan

Saat ini, regulasi MotoGP mengatur bahwa tekanan minimum pada ban depan adalah 1.8 bar, dan tekanan itu harus dipertahankan minimal selama 60% dari total balapan. Jika tekanan ban tidak memenuhi standar tersebut, pembalap akan mendapatkan penalti waktu tambahan. Dalam kasus Vinales, ia diberi penalti 16 detik, yang langsung menjatuhkannya dari posisi dua besar.

Masalah muncul karena Vinales diperkirakan akan bertarung di tengah kerumunan pembalap, sehingga tekanan bannya disesuaikan untuk situasi tersebut. Tapi ternyata, dia langsung melesat ke depan dan memimpin balapan di udara terbuka (free air), yang menyebabkan tekanan ban tidak naik sesuai ekspektasi tim.

Beberapa pembalap ternama menyuarakan opini mereka terkait kejadian ini. Salah satunya adalah Marc Marquez, yang kini memperkuat Gresini Racing. Menurut Marquez, aturan ini memang penting untuk keamanan, namun ada ruang untuk melakukan penyesuaian kecil.

“Masalah utamanya adalah keselamatan, seperti yang ditekankan oleh Michelin. Tapi mungkin kita bisa diskusi soal persentase jarak tempuhnya. Mungkin nggak perlu 60%, bisa dikurangi kalau memang masih aman,” ujar Marquez menjelang GP Spanyol.

Marc Marquez sendiri pernah melakukan manuver yang cukup strategis saat balapan di Thailand. Di sana, ia sengaja memperlambat lajunya agar tekanan ban bisa naik dan menghindari penalti serupa. Hal ini menunjukkan bahwa pembalap saat ini harus berpikir ekstra bukan hanya soal kecepatan, tapi juga cara ‘mengakali’ aturan yang ada.

Berbeda dengan Marquez, juara dunia Francesco “Pecco” Bagnaia lebih tegas. Menurutnya, aturan sudah ada dan harus diikuti.

“Aturannya sudah jelas, dan tujuannya untuk keselamatan. Dulu kita memang balapan dengan tekanan ban lebih rendah, tapi batas yang diterapkan di Qatar masih cukup rendah kok. Jadi saya rasa ini bukan masalah besar,” ucap Pecco.

Sementara itu, Alex Marquez, adik Marc, menambahkan bahwa detail seperti ini justru jadi bagian dari kompetisi.

“Mungkin threshold atau persentasenya bisa disesuaikan sedikit. Tapi, pada akhirnya ini adalah bagian dari kompetisi. Kita semua tunduk pada aturan yang sama.”

Regulasi tekanan ban ini memang digagas oleh Michelin, pemasok ban resmi MotoGP, demi alasan keselamatan. Ban dengan tekanan yang terlalu rendah bisa berisiko lebih besar untuk mengalami kerusakan atau bahkan pecah, terutama di kecepatan tinggi.

Namun di sisi lain, tekanan ban yang lebih rendah seringkali memberikan traksi yang lebih baik, terutama di tikungan. Ini berarti ada trade-off antara performa dan keamanan, yang tentunya tidak mudah diatur dalam skenario balapan yang dinamis dan penuh variabel.

Fakta bahwa penalti seperti ini baru menimpa pembalap yang tampil impresif tentu mengundang simpati dari banyak pihak. Penonton pun merasa kecewa ketika pembalap seperti Vinales yang menunjukkan performa luar biasa harus kehilangan posisi karena hal teknis yang tidak sepenuhnya bisa dikontrol dari atas motor.

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda aturan ini akan dicabut atau diubah secara drastis. Namun diskusi soal pengurangan persentase jarak tempuh (dari 60% jadi mungkin 50% atau bahkan 40%) mulai muncul. Tujuannya adalah memberikan ruang gerak lebih bagi tim dan pembalap untuk mengatur strategi mereka, terutama dalam situasi tak terduga seperti yang dialami Vinales.

Yang jelas, keputusan-keputusan seperti ini akan terus memicu debat di antara tim, pembalap, bahkan penggemar. Bagi para pembalap, yang mereka inginkan adalah aturan yang adil, bisa diprediksi, dan tetap mengutamakan keselamatan, tanpa mengorbankan esensi balapan itu sendiri.

Kontroversi yang dialami Maverick Vinales di GP Qatar jadi pengingat bahwa dunia balap bukan hanya soal siapa yang tercepat, tapi juga soal siapa yang paling cermat memahami dan menyesuaikan diri dengan aturan. Meskipun aturan tekanan ban dibuat demi keselamatan, pembalap dan tim butuh fleksibilitas agar balapan tetap seru dan kompetitif.

Alih-alih menghapus aturan, mungkin saatnya MotoGP dan Michelin duduk bareng untuk merevisi angka-angka yang digunakan, tanpa melupakan alasan utama kenapa aturan itu ada. Karena di ujung hari, MotoGP bukan cuma soal teknologi dan kecepatan tapi juga tentang keadilan, keberanian, dan bagaimana manusia menghadapi tantangan dalam kondisi ekstrem.

Kamis, 24 April 2025

Pecco Bagnaia Percaya Diri Bisa Adu Gengsi Lawan Marc Marquez Sampai Akhir Musim MotoGP 2025

Pecco Bagnaia Percaya Diri Bisa Adu Gengsi Lawan Marc Marquez Sampai Akhir Musim MotoGP 2025
Pecco Bagnaia Percaya Diri Bisa Adu Gengsi Lawan Marc Marquez Sampai Akhir Musim MotoGP 2025.

JAKARTA - Pecco Bagnaia, sang juara dunia dua kali MotoGP, nggak mau nyerah begitu aja walaupun awal musim 2025 ini terasa berat banget buat dia. 

Walau performanya belum maksimal, Bagnaia tetap optimis bisa ngelawan Marc Marquez sampai seri terakhir di Valencia. 

Wah, duel antar rider tim pabrikan Ducati ini bakal makin panas nih!

Awal Musim yang Berat Buat Pecco

Sejauh ini di musim 2025, Marc Marquez udah tampil menggila! Dia menangin semua sprint race dan juga tiga dari tiga balapan utama pertama musim ini. 

Gila nggak tuh? Hasilnya, Marquez udah unggul 26 poin dari Bagnaia di klasemen sementara. 

Padahal mereka berdua pakai motor yang sama, Ducati GP25. Tapi entah kenapa, Pecco belum nemuin feeling terbaiknya di atas motor baru ini.

Untungnya, Pecco sempet dapet angin segar di COTA alias Circuit of the Americas. Di sana, dia berhasil menang setelah Marc Marquez crash saat lagi mimpin balapan. Kemenangan itu jadi titik balik buat Bagnaia karena dia ngerasa motornya udah mulai “nyambung” lagi sama gaya balapnya.

Dalam wawancaranya bareng TNT Sport, Bagnaia bilang dia tahu banget siapa yang dia hadapin sekarang. 

“Marc mungkin adalah rider paling kompetitif. Tahun lalu dia masih adaptasi, dan dia ngelakuin itu dengan bagus. Tapi musim ini dia langsung tancap gas dari awal,” kata Pecco.

Meskipun sadar lawannya lagi dalam performa terbaik, Pecco tetap yakin kalau pertarungan mereka bakal seru sampai akhir musim. 

“Gue rasa begitu gue balik ke performa puncak, kita bakal bertarung habis-habisan dan itu bakal seru banget,” tambahnya.

Tahun lalu, meskipun Pecco menang 11 balapan, dia tetep kalah di klasemen akhir dari Jorge Martin yang cuma menang 3 kali. 

Nah, pengalaman itu bikin Pecco lebih sabar dan tenang menghadapi situasi sekarang.

“Soalnya gue tahu masalahnya di mana, tapi emang nggak gampang buat diselesaikan. Gue percaya potensinya bakal balik, tapi waktu itu gue belum tahu kapan,” ungkapnya.

Saat sampai di Austin, dia langsung ngerasa ada yang beda dari sesi pertama latihan. Feeling-nya makin oke dan dia bisa ngelawan rider-rider tercepat. 

“Itu bener-bener jadi kelegaan buat gue. Gue bisa nikmatin balapannya lagi,” kata Bagnaia dengan wajah sumringah.

Dengan Marquez yang lagi gacor dan Bagnaia yang mulai balik ke bentuk terbaiknya, pertarungan antar dua rider Ducati ini bisa jadi salah satu yang paling seru dalam sejarah MotoGP. 

Nggak cuma soal siapa yang paling cepat, tapi juga siapa yang paling konsisten dan kuat mentalnya sampai akhir musim.

Buat fans MotoGP, musim ini bakal penuh drama, aksi, dan pastinya ketegangan sampai titik terakhir di Valencia. So, siap-siap deh buat nonton duel panas antara Pecco Bagnaia dan Marc Marquez tiap pekan balapan. Jangan sampai kelewatan, bro!

Rabu, 23 April 2025

Pecco Bagnaia: Ducati Ingin Ciptakan Situasi Bertekanan Tinggi di Tim Pabrikan MotoGP

Pecco Bagnaia Ducati Ingin Ciptakan Situasi Bertekanan Tinggi di Tim Pabrikan MotoGP
Pecco Bagnaia Ducati Ingin Ciptakan Situasi Bertekanan Tinggi di Tim Pabrikan MotoGP.

JAKARTA - Pecco Bagnaia mengungkapkan bahwa Ducati sebenarnya sudah berusaha menciptakan situasi yang sedang terjadi sekarang di tim MotoGP mereka, dengan dua pembalap yang bisa sama-sama bersaing untuk meraih gelar juara dunia. 

Ini terjadi setelah Ducati menandatangani Marc Marquez untuk bergabung dengan tim pabrikan mereka.

Sejauh musim 2025 ini, tim pabrikan Ducati benar-benar tampil dominan di MotoGP. Marc Marquez berhasil memenangkan seluruh empat sprint dan tiga dari empat balapan pertama, sementara Pecco Bagnaia meraih kemenangan di Grand Prix Amerika. 

Dengan Marquez tampil lebih dominan, ia memimpin rekan setimnya yang merupakan juara dunia dua kali, Bagnaia, dengan selisih 26 poin menjelang GP Spanyol di Jerez akhir pekan ini.

Ini adalah pertama kalinya Ducati memiliki dua pembalap yang sama-sama dapat diandalkan untuk meraih gelar juara dunia. 

Bagnaia mengatakan bahwa hal ini memang sudah menjadi tujuan Ducati, terutama setelah apa yang terjadi di musim 2024, di mana ia menang lebih banyak balapan dibandingkan Jorge Martin, namun akhirnya kalah di klasemen dengan selisih hanya 10 poin akibat delapan balapan tanpa poin.

“Menurut saya, Ducati memang berusaha menciptakan situasi seperti sekarang ini. Tahun lalu saya kehilangan gelar karena saya membuat kesalahan,” ungkap Bagnaia kepada TNT Sports sebelum GP Qatar. “Ketika kita lebih kuat dan menang 18 balapan dalam satu musim, termasuk sprint, tetapi tetap kehilangan gelar, itu memang hal yang aneh untuk dijelaskan.”

Bagnaia juga menambahkan, “Saya adalah satu-satunya yang kehilangan gelar itu meski saya selalu berada di sana, selalu berjuang untuk menang, dan sering kali saya jatuh atau kami mengalami masalah saat memimpin atau bertarung di posisi terdepan.”

Meskipun pebalap asal Italia ini merasa sangat kecewa dengan kegagalannya musim lalu, ia bertekad untuk bangkit dan berusaha keras memenangkan gelar lagi tahun ini. 

“Musim ini akan sangat sulit dan penuh tantangan karena persaingannya dengan Marc, tapi jika saya bisa menang, itu akan luar biasa. Jadi saya harus terus bekerja keras seperti ini.”

Meski ada ekspektasi bahwa ketegangan di dalam tim pabrikan Ducati bisa muncul kapan saja musim ini, Bagnaia mengatakan bahwa suasana di dalam garasi tim Ducati masih sangat bagus. 

“Saat ini bukan waktu yang tepat untuk itu. Saya rasa kami masih bekerja dengan sangat baik sebagai tim. Kami selalu berbicara tentang bagaimana cara memperbaiki performa selama akhir pekan balapan, dan Marc jelas sudah beradaptasi dengan sangat baik dengan situasi dan strategi tim.”

Menurut Bagnaia, hubungan mereka juga sangat baik. “Atmosfer di dalam garasi masih sangat menyenangkan. Saya senang bisa bertemu dengan pebalap seperti Marc, yang sebelumnya belum pernah saya ajak bicara, dan kini saya bisa mengerti bahwa hubungan kami bisa semenyenangkan ini. Ini luar biasa.”

Dengan persaingan ketat antara Bagnaia dan Marquez, tentu saja tim Ducati akan terus menjadi pusat perhatian di MotoGP 2025. 

Kedua pembalap ini tidak hanya bersaing satu sama lain, tetapi juga sama-sama bertujuan untuk memberikan yang terbaik bagi tim. 

Namun, yang pasti, meski ada tekanan tinggi, Bagnaia dan Marquez tetap berusaha untuk menjaga suasana kerja yang positif di dalam tim.

Pasti seru untuk melihat bagaimana cerita ini berkembang sepanjang musim ini. Seperti kata Bagnaia, “Jika saya menang, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” dan kita tidak sabar untuk melihat siapa yang akhirnya keluar sebagai juara dunia tahun ini!

Kamis, 10 April 2025

Jelang MotoGP Qatar Pecco Bagnaia Optimistis dengan Performa Desmosedici GP

Jelang MotoGP Qatar Pecco Bagnaia Optimistis dengan Performa Desmosedici GP
Jelang MotoGP Qatar Pecco Bagnaia Optimistis dengan Performa Desmosedici GP.

JAKARTA - Francesco “Pecco” Bagnaia akhirnya bangkit di MotoGP 2025 setelah sempat tertinggal akibat dominasi ganda Marc dan Alex Marquez di awal musim. Balapan di Circuit of the Americas (COTA), Amerika Serikat, menjadi titik balik penting bagi sang juara dunia bertahan.

Pecco yang start cukup agresif, berhasil menyalip Alex Marquez pada lap keempat. Momentum ini membuatnya berada di jalur untuk menghentikan rentetan finis podium kedua yang diraih rider Gresini itu. 

Tapi momen paling menentukan terjadi di pertengahan balapan, ketika Marc Marquez yang memimpin lomba justru tergelincir dan terjatuh setelah menyentuh kerb.

Insiden itu membuka peluang emas bagi Bagnaia untuk meraih kemenangan pertamanya musim ini. Hasil ini tidak hanya mengangkat moral tim Ducati Lenovo, tetapi juga memperkecil jarak poin di klasemen sementara.

Kini, sorotan beralih ke Sirkuit Lusail, Qatar. Pertanyaannya: apakah kekalahan Marquez di COTA hanya kesalahan sesaat, atau tanda bahwa momentum mulai bergeser ke tangan Bagnaia?

Menjelang seri MotoGP Qatar, Pecco memberikan pernyataan yang cukup menggoda perhatian penggemar. 

“Balapan setelah kemenangan selalu menyenangkan,” katanya. 

“Akhir di Austin benar-benar luar biasa, dan yang paling penting adalah saya merasa motor lebih stabil dibanding balapan sebelumnya. Kami masih punya banyak pekerjaan, tapi sirkuit ini dikenal bisa memaksimalkan karakter dan potensi Desmosedici GP.”

Pernyataan Pecco ini tentu menarik. Lusail memang dikenal sebagai trek yang bersahabat bagi motor-motor Ducati. 

Dalam lima balapan terakhir di Qatar, pabrikan asal Italia ini mencetak kemenangan berturut-turut lewat beberapa pembalap andalannya: Enea Bastianini (2022), Jorge Martin (Sprint 2023), Fabio di Giannantonio (GP 2023), Martin lagi (Sprint 2024), dan tentunya Pecco sendiri saat membuka musim 2024 dengan kemenangan.

Namun, sejarah juga mencatat bahwa Marc Marquez belum pernah menang di sirkuit ini sejak 2014. Saat itu, Pecco bahkan masih berkompetisi di kelas Moto3.

Dengan performa yang mulai meningkat dan dukungan dari mesin Desmosedici yang dikenal “nyetel” di Qatar, peluang Bagnaia untuk kembali naik podium terbuka lebar. 

Tapi tentu, semua mata akan tertuju pada bagaimana duel panas antara Pecco dan duo Marquez kembali tersaji di gurun Qatar.

Apakah ini awal dari kebangkitan Pecco Bagnaia di musim 2025? Atau Marquez bersaudara akan kembali unjuk gigi? Yang pasti, MotoGP Qatar akhir pekan ini akan jadi tontonan seru yang sayang untuk dilewatkan.

Sabtu, 05 April 2025

Pecco Bagnaia: Kekalahan Gelar Juara Dunia MotoGP 2024 "Akan Butuh Waktu Bertahun-tahun untuk Diterima"

Pecco Bagnaia Kekalahan Gelar Juara Dunia MotoGP 2024 Akan Butuh Waktu Bertahun-tahun untuk Diterima
Pecco Bagnaia: Kekalahan Gelar Juara Dunia MotoGP 2024 "Akan Butuh Waktu Bertahun-tahun untuk Diterima".

JAKARTA - Pecco Bagnaia, juara dunia MotoGP dua kali, mengungkapkan bahwa kekalahannya di musim MotoGP 2024 akan sulit dilupakan dan akan butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa ia terima sepenuhnya. Meskipun berhasil menang lebih banyak balapan dibandingkan pembalap lain musim lalu, Bagnaia tetap gagal meraih gelar juara dunia ketiganya.

Pembalap asal Italia ini memenangkan 11 dari 20 balapan di musim 2024, sebuah pencapaian yang luar biasa dan hanya bisa disamai oleh legenda seperti Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Namun, nasib berkata lain. Jorge Martin, rival beratnya dari tim Pramac Ducati, berhasil merebut gelar juara dunia dengan hanya menang tiga balapan, tapi lebih konsisten sepanjang musim.

Banyak Menang, Tapi Banyak Gagal Finis

Salah satu penyebab utama Bagnaia gagal mempertahankan gelarnya adalah karena dia mencatat delapan kali gagal finis (DNF) sepanjang musim. Ini sangat memukul perolehan poinnya, meskipun dia menang paling banyak.

Dalam serial dokumenter terbaru berjudul GOFREE yang tayang di YouTube, Bagnaia mengakui betapa beratnya menerima kenyataan ini.

“Akhir musim lalu masih membekas di kepala saya,” ujar Bagnaia.

“Saya pikir akan butuh waktu bertahun-tahun untuk benar-benar menerima kenyataan ini. Selama musim dingin, saya mencoba menganalisis kenapa saya tidak bisa membawa pulang gelar, padahal menang lebih banyak dari yang lain.”

Bagnaia menambahkan, kekalahan ini menjadi pelajaran berharga untuk kariernya.

“Ketika kalah dalam situasi seperti ini, kamu bisa tenggelam atau belajar. Saya pilih untuk belajar.”

Awal Musim 2025 Juga Tidak Mudah

Memasuki musim MotoGP 2025, Bagnaia belum tampil sekuat yang diharapkan. Ia kalah cepat dari rekan setim barunya di Ducati, Marc Marquez, di hampir semua seri awal.

Di Grand Prix Thailand, Bagnaia hanya finis di posisi ketiga. Bahkan di GP Argentina—balapan yang berhasil ia selesaikan pertama kalinya sejak Austin 2023—ia cuma mampu finis keempat, di luar podium.

Kesulitan Bagnaia sebagian besar datang dari motornya, Ducati GP25, yang menurutnya sulit dikendalikan, terutama saat pengereman. Meski begitu, ada progres yang terlihat di GP Amerika (COTA). Ia hampir finis kedua, tapi insiden jatuhnya Marc Marquez saat unggul 2,2 detik justru membuka jalan kemenangan pertama bagi Bagnaia musim ini.

Peluang Masih Terbuka

Dengan Qatar GP yang tinggal menghitung hari, posisi Bagnaia di klasemen sementara mulai membaik. Ia kini hanya tertinggal 12 poin dari pemuncak klasemen sementara, yaitu Alex Marquez, yang hanya unggul satu poin dari kakaknya sendiri, Marc Marquez.

Meskipun awal musim belum ideal, peluang Bagnaia untuk merebut kembali gelar masih terbuka lebar. Dengan semangat belajar dari kekalahan, bukan tidak mungkin Pecco akan bangkit dan kembali bersinar di sisa musim 2025.

Pecco Bagnaia Ungkap Masalah Serius Saat MotoGP Amerika 2025 Lewat Obrolan Bareng Marc Marquez

Pecco Bagnaia Ungkap Masalah Serius Saat MotoGP Amerika 2025 Lewat Obrolan Bareng Marc Marquez
Pecco Bagnaia Ungkap Masalah Serius Saat MotoGP Amerika 2025 Lewat Obrolan Bareng Marc Marquez.

JAKARTA - MotoGP 2025 kembali menghadirkan drama menarik di seri ketiga yang digelar di Circuit of the Americas (COTA), Texas. Kemenangan Pecco Bagnaia menjadi sorotan, tapi yang lebih menarik justru muncul setelah balapan selesai lewat sebuah video di balik layar yang memperlihatkan percakapan santai namun penuh informasi antara Pecco Bagnaia dan Marc Marquez.

Dalam video yang dirilis situs resmi MotoGP, terlihat keduanya berbagi cerita tentang kesulitan dan keputusan penting yang mereka ambil sebelum dan saat balapan. Fakta-fakta yang terungkap cukup mengejutkan, terutama terkait masalah teknis yang dihadapi Bagnaia di atas motor Ducati-nya.

Awal Balapan yang Penuh Drama

Balapan MotoGP Amerika 2025 diawali dengan situasi yang cukup kacau. Saat semua pembalap bersiap di grid, tiba-tiba Marc Marquez meninggalkan motornya dan lari ke arah pit untuk mengganti motor ke versi ban kering. Langkah ini sontak memicu kepanikan dan membuat sejumlah pembalap lain, termasuk Bagnaia, ikut-ikutan berpikir ulang soal strategi mereka.

“Lintasannya kering, tapi aku masih pakai ban basah. Satu lap aja rasanya lama banget,” ujar Bagnaia dalam video itu.

Melihat Marc Marquez bergerak, Bagnaia memutuskan ikut ganti motor juga.

“Dia biasanya pintar, jadi aku pikir ‘oke, aku ikut dia aja’,” tambahnya.

Namun drama belum selesai. Saat Bagnaia sedang bersiap dengan motor barunya, lampu start tiba-tiba menyala. Untung saja, race director memutuskan untuk mengulang start karena banyak pembalap yang belum siap.

“Aku malah senang ketika mereka bilang ‘stop semuanya’. Kalau nggak, bisa berantakan,” ungkap Bagnaia.

Masalah Getaran di Motor Ducati Pecco Bagnaia

Walau akhirnya keluar sebagai pemenang, Pecco Bagnaia ternyata mengalami masalah getaran di bagian belakang motornya, khususnya di Tikungan 6, 17, dan 18. Dalam percakapannya dengan Marc Marquez, ia menjelaskan bahwa getaran tersebut sangat mengganggu dan mempengaruhi performanya.

“Masalah utama ada di getaran ban belakang. Di beberapa tikungan, rasanya seperti mau terlempar,” kata Bagnaia.

Menariknya, Marc Marquez tidak mengalami masalah yang sama, padahal keduanya menggunakan motor pabrikan Ducati.

“Aku nggak ngerasa ada getaran sama sekali,” balas Marquez singkat.

Hal ini menunjukkan bahwa walau motor mereka secara teknis sama, setup dan gaya balap bisa mempengaruhi performa secara signifikan.

Kemenangan yang Menjadi Titik Balik Pecco Bagnaia

Kemenangan Pecco Bagnaia di Grand Prix Amerika menjadi titik terang di musim MotoGP 2025 yang cukup sulit bagi dirinya. Setelah dua seri awal yang kurang memuaskan dan kerap tertinggal dari rekan setim barunya, Marc Marquez, kemenangan ini memberi angin segar untuk mengejar posisi puncak klasemen.

Sebelum balapan di COTA, Bagnaia tertinggal 31 poin dari pemimpin klasemen. Tapi dengan kemenangan ini, ia kini hanya berjarak 12 poin dari posisi pertama.

“Aku tahu aku bisa menang. Tapi masalah teknis dan keputusan kecil bisa bikin segalanya berubah,” ujar Bagnaia setelah balapan.

Dengan performa ini, Bagnaia kembali menjadi ancaman serius dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2025.

Persaingan Semakin Ketat Jelang MotoGP Qatar

Setelah balapan di Texas, Alex Marquez (Gresini Racing) memimpin klasemen sementara dengan hanya satu poin di depan Marc Marquez. Pecco Bagnaia, yang kini berada di posisi keempat, hanya tertinggal 12 poin saja. Persaingan makin panas dan tidak bisa diprediksi.

Berikut klasemen sementara MotoGP 2025 (Top 5):

1. Alex Marquez - 87 poin

2. Marc Marquez - 86 poin

4. Pecco Bagnaia - 75 poin

F. Morbidelli - 55 poin

5. F. Di Giannantonio - 44 poin

Dengan selisih poin yang tipis seperti ini, setiap balapan ke depan akan sangat menentukan. Balapan berikutnya di MotoGP Qatar 2025 diprediksi bakal jadi ajang penentuan siapa yang lebih siap secara teknis dan mental.

MotoGP 2025: Pertarungan Strategi, Kecepatan, dan Ketahanan

Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa MotoGP bukan hanya soal kecepatan, tapi juga soal insting, strategi, dan komunikasi tim. Bahkan juara dunia seperti Pecco Bagnaia pun bisa mengalami kesulitan teknis yang signifikan. Namun dengan ketenangan, kerja keras, dan keberanian mengambil keputusan, kemenangan masih bisa diraih.

Marc Marquez juga menunjukkan performa luar biasa di balapan ini, meski akhirnya harus crash di lap ke-9. Tapi gaya agresifnya kembali membuktikan bahwa dia belum kehilangan sentuhannya, dan siap merebut gelar juara dunia bersama Ducati.

Pecco Bagnaia dan Marc Marquez bukan cuma dua nama besar di MotoGP 2025, tapi juga simbol dari pertarungan mental dan fisik di dunia balap motor paling elite. Lewat percakapan santai mereka, kita tahu bahwa di balik kemenangan selalu ada cerita menarik yang layak diketahui.

Dengan Grand Prix Qatar menanti, fans MotoGP di seluruh dunia akan kembali menyaksikan pertarungan seru antara Ducati, Gresini, dan Pramac. Apakah Pecco Bagnaia akan lanjutkan momentum kemenangannya? Atau Marc Marquez kembali memimpin klasemen? Yang pasti, balapan akan terus memanas!

Rabu, 26 Maret 2025

Prediksi Insider Ducati Tentang Potensi Ancaman Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025

Prediksi Insider Ducati Tentang Potensi Ancaman Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025
Prediksi Insider Ducati Tentang Potensi Ancaman Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025.

JAKARTA -- Marc Marquez tampil luar biasa di awal musim MotoGP 2025. Dengan empat kemenangan beruntun di Thailand dan Argentina, ia langsung memimpin klasemen sementara dan menunjukkan bahwa dirinya masih menjadi salah satu pebalap terbaik di dunia.

Namun, menurut Michele Pirro, test rider Ducati, dominasi Marquez mungkin tidak akan bertahan lama. Pirro meyakini bahwa rekan setimnya, Pecco Bagnaia, masih memiliki peluang besar untuk kembali bersaing memperebutkan gelar juara dunia.

Pecco Bagnaia: Lambat Panas, Tapi Bisa Bangkit

Pirro mengungkapkan bahwa Bagnaia memang bukan tipe pebalap yang langsung tampil maksimal di awal musim. Selain itu, dua seri pertama di Thailand dan Argentina bukanlah trek yang menguntungkan bagi Bagnaia.

“Pecco belum pernah menjadi pebalap yang langsung memberikan performa terbaiknya di awal musim. Itu adalah karakteristiknya,” kata Pirro kepada GPOne.

Ia juga menambahkan bahwa Marquez saat ini berada dalam kondisi terbaik. “Marc memiliki talenta luar biasa, keinginan besar untuk bangkit, dan berada di motor terbaik. Jadi, dia hanya melakukan apa yang sudah ia kuasai.”

Namun, Pirro percaya bahwa Bagnaia akan segera menemukan ritmenya dan kembali ke persaingan papan atas. “Saya yakin Pecco akan kembali bertarung untuk kemenangan dalam beberapa balapan ke depan.”

Kejutan dari Alex Marquez

Salah satu hal yang mengejutkan di awal musim ini adalah performa impresif Alex Marquez. Adik kandung Marc Marquez ini mampu tampil kompetitif meskipun hanya mengendarai Ducati GP23, motor versi tahun lalu yang digunakan oleh tim Gresini.

Pirro menjelaskan bahwa keberadaan Marc Marquez di paddock turut membantu Alex meningkatkan performanya. “Kedekatan dengan saudaranya dan memiliki motor yang sama telah membantunya melangkah lebih jauh. Selain itu, ia langsung merasa nyaman dengan GP24.”

Bagnaia Pertimbangkan Kembali ke Motor Tahun Lalu

Bagnaia kini tengah mempertimbangkan opsi untuk kembali menggunakan motor Ducati GP24, yang merupakan versi tahun lalu, demi menemukan kembali performanya. Meskipun perbedaan antara GP24 dan GP25 tidak terlalu signifikan, Bagnaia merasa bahwa motor lama bisa memberinya kepercayaan diri yang lebih.

Pirro pun menanggapi isu ini dengan mengatakan, “Saat ini yang terpenting adalah memberikan ketenangan kepada Pecco dan membantunya mendapatkan kembali feeling yang ia butuhkan.”

Ketika ditanya apakah Bagnaia tertekan dengan kehadiran Marc Marquez di tim pabrikan Ducati, Pirro mengakui bahwa tekanan itu ada. “Untuk mengatakan bahwa dia tidak terganggu dengan kehadiran Marc adalah sebuah pernyataan yang besar. Marquez adalah salah satu rekan setim paling sulit yang bisa dimiliki seseorang.”

Namun, Pirro tetap optimistis bahwa Bagnaia bisa bangkit. “Pecco memiliki semua bakat yang dibutuhkan untuk bisa mengalahkan Marc. Dia hanya perlu menemukan kembali kepercayaan dirinya, dan saya yakin dalam beberapa seri ke depan, dia akan kembali bertarung untuk kemenangan.”

MotoGP Amerika Jadi Ujian Berikutnya

Akhir pekan ini, MotoGP 2025 akan memasuki seri ketiga di Circuit of the Americas (COTA), Texas. Trek ini dikenal sebagai salah satu favorit Marc Marquez, yang bisa menjadi peluang besar baginya untuk memperlebar keunggulan di klasemen.

Sementara itu, Bagnaia harus berusaha keras untuk memangkas jarak poin dan menemukan kembali kenyamanannya di atas motor. Seri di Amerika ini bisa menjadi titik balik sebelum musim berlanjut ke Eropa, di mana persaingan akan semakin ketat.

Akankah Bagnaia mampu bangkit dan menghentikan dominasi Marquez? Atau justru Marc Marquez semakin menjauh di puncak klasemen? Kita tunggu aksinya di lintasan!

Selasa, 25 Maret 2025

Ducati Pastikan Pecco Bagnaia Tidak Tertekan di Tengah Dominasi Marc Marquez

Ducati Pastikan Pecco Bagnaia Tidak Tertekan di Tengah Dominasi Marc Marquez
Ducati Pastikan Pecco Bagnaia Tidak Tertekan di Tengah Dominasi Marc Marquez.

JAKARTA - Ducati menegaskan bahwa Pecco Bagnaia tidak berada di bawah tekanan meskipun mengalami awal musim yang sulit di MotoGP 2025. 

Bos tim Ducati, Davide Tardozzi, menyatakan bahwa timnya masih percaya penuh pada sang juara dunia dua kali tersebut dan yakin ia akan segera bangkit.

Awal Musim yang Sulit untuk Bagnaia

Setelah meraih 11 kemenangan di MotoGP 2024, Bagnaia belum sekalipun naik podium tertinggi dalam dua balapan pertama musim 2025. 

Pada Grand Prix Thailand, ia finis di posisi ketiga dengan selisih 2,398 detik di belakang pemenang balapan, Marc Marquez. 

Sementara itu, di Argentina, ia hanya mampu finis keempat, terpaut 5,5 detik dari rekan setimnya di Ducati yang meraih kemenangan.

Saat ini, Bagnaia tertinggal 31 poin dalam klasemen sementara. Untuk mengatasi kesulitannya, ia berencana kembali menggunakan motor Ducati GP24 mulai Grand Prix Amerika pekan depan demi menemukan kembali performa terbaiknya.

Ducati Masih Mencari Solusi

Davide Tardozzi mengakui bahwa timnya masih belum sepenuhnya memahami mengapa Bagnaia kesulitan, terutama pada bagian depan motor GP25. Namun, ia optimistis bahwa pembalap asal Italia tersebut akan segera kembali ke persaingan terdepan.

“Saya baru saja berbicara dengan Pecco. Ada sedikit masalah kecil pada motornya yang membuatnya kurang nyaman saat melewati tikungan ke kiri,” ujar Tardozzi kepada TNT Sport setelah Grand Prix Argentina.

“Tapi pada akhirnya, kami percaya padanya dan akan menunggu satu atau dua balapan lagi. Saya yakin dia akan kembali kompetitif.”

Tardozzi juga menyadari bahwa Circuit of The Americas (COTA) adalah salah satu trek favorit Marc Marquez, tetapi ia yakin di seri Qatar, Bagnaia akan kembali bersaing untuk kemenangan.

“Memang sulit untuk mendukungnya dalam situasi ini, tetapi Pecco tetap fokus dan terus mengumpulkan poin. Ini penting karena nanti akan ada momen di mana ia mulai meraih kembali poin yang hilang. Jadi, ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan mengumpulkan poin.”

Tidak Ada Tekanan untuk Bagnaia

Tardozzi menegaskan bahwa tidak ada tekanan yang diberikan kepada Bagnaia, meskipun hasil awal musim ini belum memuaskan. Ia menyebut ada beberapa hal yang belum dipahami baik oleh tim maupun Bagnaia sendiri.

“Ada sesuatu yang belum kami temukan, bahkan Pecco sendiri pun belum mengetahuinya. Ada pengaturan yang masih kurang pas, ada yang harus kami perbaiki untuk membantunya,” tambahnya.

“Dan saya yakin sebentar lagi kami akan menemukannya, karena saat ini Pecco tidak mengendarai motornya seperti akhir tahun lalu. Ia masih belum percaya diri sepenuhnya pada bagian depan motor. Itu masalah yang terlihat dari data kami dibandingkan dengan musim lalu.”

Strategi Baru untuk Bagnaia

Sebagai langkah perbaikan, Ducati akan menerapkan strategi baru bersama Bagnaia agar ia bisa tampil lebih baik sejak sesi latihan hari Jumat.

“Kami sudah berdiskusi dengan Gigi Dall’Igna, para insinyur, dan juga Pecco. Kami akan mencoba sesuatu yang baru untuk membantunya. Saya yakin kami bisa mendukungnya agar kembali ke performa terbaiknya,” pungkas Tardozzi.

Dengan upaya Ducati dan perubahan strategi, para penggemar tentu berharap Pecco Bagnaia bisa segera kembali ke jalur kemenangan dan memberikan persaingan sengit kepada Marc Marquez di MotoGP 2025.