Demi Klaim Asuransi, Suami Tega Dorong Istrinya yang Hamil 7 bulan ke Jurang 300 Meter | Borneotribun.com -->

Senin, 08 Maret 2021

Demi Klaim Asuransi, Suami Tega Dorong Istrinya yang Hamil 7 bulan ke Jurang 300 Meter

Hakan Aysal dan istrinya, Semra Aysal, saat mereka berlibur.(Newsflash via Daily Mirror)

BorneoTribun Opini - Demi klaim asuransi, suami mendorong istrinya ke jurang. Padahal sang istri sedang membawa buah cinta. Wanita itu juga sedang hamil 7 bulan.

Sayangnya, karena keserakahan sang suami, wanita itu harus bernasib sial. Hanya karena dia ingin cepat kaya tanpa kerja keras, bagaimana bisa seorang suami mendorong istrinya sendiri ke jurang.

Seorang pria bernama Hakan Aysal (40) di Turki tega mendorong Semra Aysal (32) ke jurang sedalam 340 meter. Perbuatan jahat dan keji hanya berdasarkan mendapatkan uang asuransi.

Foto: Ist

Tindakan pria yang diketahui publik di Turki ini dikecam dan menjadi perbincangan publik. Jika Semra Aysal meninggal dunia, maka Hakan Aysal akan menjadi pewaris uang Rp. 800 juta warisan.

Mirror melaporkan, Selasa (16/2/2021), pembunuhan ini terjadi saat pasangan asal Turki itu sedang berlibur di Butterfly Valley, Kota Mugla, Turki Tenggara, pada Juni 2018 lalu.

Foto: Image Google

Polisi menuduh Hakan sengaja mendorong Semra Aysal dari tebing tempat dia dibunuh saat mereka sedang berlibur di Lembah Kupu-Kupu (Butterfly Valley.). Semra Aysal, yang sedang hamil tujuh bulan, sedang berkembang dengan bayinya yang belum lahir.

Pasangan itu mengambil gambar di tebing, dan mengklaim kecelakaan itu sebenarnya adalah pembunuhan yang dilakukan oleh suaminya.

Foto: Image Google

Dalam dakwaan amarah, Hakan Aysal merencanakan pembunuhan istrinya dengan terlebih dahulu mengambil asuransi kecelakaan diri atas nama dengan jaminan 400.000 lira Turki atau sekitar Rp. 800 juta (kurs Rp. 2.000 / lira Turki).

Satu-satunya ahli waris adalah Hakan Aysal sendiri. Jaksa mengklaim satu-satunya alasan mereka duduk di tebing selama tiga jam adalah agar dia bisa memastikan tidak ada orang di sekitar.

Begitu Hakan Aysal menyadari mereka sendirian, dia sengaja membunuh dengan mendorong istrinya dari tebing.

Dakwaan tersebut juga mencatat bahwa Hakan Aysal telah mengklaim pembayaran asuransi sebesar 400.000 lira Turki beberapa saat kemudian, tetapi ditolak ketika berita tentang penyelidikan tersebut terungkap.

Pengadilan Kriminal Tinggi Fethiye telah memutuskan bahwa Hakan Aysal akan melakukan pembunuhan berencana. Dalam wawancara video, pengadilan mendengar dari saudara laki-laki korban Naim Yolcu yang mengatakan:

Ketika kami pergi ke Institut Kedokteran Forensik untuk mengambil jenazahnya, Hakan sedang duduk di dalam mobil. Saya dan keluarga saya hancur, tetapi Hakan bahkan tidak terlihat sedih.

Dia menambahkan: "Saudaraku selalu mengambil pinjaman."

Namun, setelah dia meninggal, kami mengetahui bahwa dia memiliki tiga pinjaman yang diambil Hakan atas nama saudara perempuan saya.

Satu hal yang mencurigakan dari keluarga tersebut adalah Hakan Aysal membawa Seyma ke tempat yang sangat tinggi, sedangkan Hakan dikenal takut ketinggian.

Olahraga ekstrim apa yang akan dia lakukan saat dia takut ketinggian? Kata Naim yang kaget kakak iparnya dan kakak perempuannya itu sampai ke tepian jurang lebih dari 300 meter.

Olahraga ekstrim memang menjadi alasan Hakan Aysal mendatangi perusahaan asuransi saat mengajukan klaim.

“Saya tertarik dengan olahraga ekstrim sejak 2014; terjun payung, bungee jumping, arung jeram. Makanya saya punya asuransi jiwa sebelum menikah,” kata Hakan Aysal, dikutip dari keterangan polisi.

Hakan Aysal juga ditanyai tentang pasal dalam asuransi kecelakaan diri yang menyatakan bahwa jika Semra Aysal meninggal maka ahli warisnya adalah suami Hakan Aysal.

Namun, jika Hakan Aysal meninggal, ahli warisnya adalah kerabat keluarganya.

Hakan Aysal beralasan, "Saya tidak meninjau polisnya. Bankir menyimpan dokumennya. Saya hanya membawanya ke istri saya untuk ditandatangani. Saya tidak tahu ada artikel seperti itu."

Hakan Aysal menyangkal bertanggung jawab atas kematiannya, dengan mengatakan: "Setelah mengambil foto, istri saya memasukkan ponsel ke dalam tasnya." terang sumi korban.

Kemudian dia meminta saya untuk memberikan ponsel istri saya kepadanya. Saya bangun dan kemudian mendengar saya berteriak di belakang saat saya mengambil beberapa langkah untuk mengambil ponsel dari tasnya.

"Ketika saya berbalik, dia tidak ada di sana. Saya tidak. Saya tidak mendorong istri saya," kata suami korban.

Hingga saat ini polisi masih terus mendukung kasus ini.

Oleh: Yakop

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar