Tuntut Bebaskan BPP, Mahasiswa Ekonomi Unismuh Makassar Unjuk Rasa | Borneotribun.com -->

Kamis, 23 September 2021

Tuntut Bebaskan BPP, Mahasiswa Ekonomi Unismuh Makassar Unjuk Rasa


Mahasiswa Unjuk Rasa

BorneoTribun Makassar, Sulsel Ratusan mahasiswa Unismuh Makassar yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ekonomi Unismuh Makassar, menggelar aksi unjuk rasa di halaman kampus Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Kamis (23/9/2021) siang. 

Dalam tuntutannya mereka meminta pembebasan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) untuk mahasiswa semester akhir di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar yang tidak lagi memiliki mata kuliah dan tinggal memprogram skripsi. 

Pasalnya keterlambatan mahasiswa dalam proses penyelesaian tidak serta merta merupakan kesalahan dari mahasiswa, justru sistem yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang membuat mahasiswa terlambat menyelesaikan akademiknya. 

Muh Agung Paturungi selaku jenderal lapangan mengatakan keterlambatan studi mahasiswa karena ulah pimpinan yang ada di fakultas. 

"Kami Mahasiswa semester akhir meminta untuk di gratiskan BPP kami karena keterlambatan studi kami itu di sebabkan oleh pimpinan yang ada di Fakuktas Ekonomi dan Bisnis, dimana batas pengurusan penyelesaian studi untuk mahasiswa semester akhir agar tidak lagi membayar BPP hanya sampai pada bulan agustus 2021, namun SK pembimbing saja diterbitkan pada akhir bulan Juni, artinya proses pengurusan seluruh penyelesaian studi mulai dari proposal hingga skripsi hanya tinggal 1 bulan, ini yang kami anggap tidak lagi rasional," Ujarnya.

Selain dari itu, mereka juga meminta memberikan pemotongan BPP di semester ganjil tahun ini sebesar 30% karena masih dalam kondisi pandemi covid-19. 

"Yang dulunya ada kebijakan pemotongan BPP, tapi sekarang sudah tidak lagi di berlakukan, entah kenapa tidak adalagi pemotongan BPP padahal kondisi sekarang masih dilanda covid-19 dan kondisi perekonomian wali mahasiswa masih dalam sitausi rendah sebab pandemi ini. Hal ini tentunya sangat memberikan harapan besar bagi para mahasiswa mendapatkan pemotongan BPP," Ungkap Muh Agung Paturungi.

Tak hanya itu, mereka juga menganggap beasiswa kemendikbudristek yang tidak transparan dan pengalokasian yang tak merata serta tidak optimal. Sebab mestinya beasiswa itu di salurkan pada semester genap akan tetapi hingga penghujung semester genap masih ada mahasiswa yang belum menerima beasiswa tersebut.

Reporter : Irwan
Editor      : Hermanto

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar