Bengkayang - Bupati Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat Sebastianus Darwis menyebutkan bahwa acara gawai dayak yang berlangsung di Bengkayang yang digelar mulai bulan Maret hingga bulan Juni 2025 menjadi sarana untuk mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata budaya daerah setempat.
"Perayaan gawai dayak menjadi bukti komitmen pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam memajukan kebudayaan daerah dan memperkuat identitas masyarakat dayak di tengah arus globalisasi," kata Bupati di Bengkayang, Selasa.
Ia menekankan pentingnya melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dayak, khususnya bagi generasi muda, agar tidak tergerus oleh pengaruh budaya luar.
Selain itu, ia juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan budaya serta pariwisata daerah. Ia meyakini bahwa keberhasilan pembangunan di bidang ini sangat mungkin diraih karena keanekaragaman budaya dan objek wisata yang unik di Kabupaten Bengkayang.
Bupati menjelaskan, Gawai Dayak Maka' Dio atau naik ke rumah penyimpanan padi yang baru ditutup Selasa malam (24) menjadi sarana untuk mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata Kabupaten Bengkayang, yang dikenal dengan keanekaragaman etnik dan objek wisata menarik. Gawai ini mengusung tema 'penguatan adat dan budaya dayak melalui sektor pertanian, ketahanan pangan dan kemandirian.
"Ini tidak hanya sekedar perayaan semata tapi dalam rangka juga mempertahankan pangan yang berlanjut. Ada gawai berati ada menanam. Gawai ini proses akhir dari proses penanaman padi," ujarnya.
Gawai Dayak katanya, akan selalu dilakukan selepas petani panen padi dalam masa satu tahun. Perayaan ini bentuk ucapan syukur kepada Tuhan (Jubata) untuk berkat hasil panen dan akan memulai proses penanaman selanjutnya.
Selain melestarikan budaya leluhur, gawai Dayak juga menjadi momen untuk mempromosikan pariwisata budaya di Bengkayang ke khalayak ramai bahkan keluar negeri. Apa lagi letak geografis Kabupaten Bengkayang yang strategis, berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur, juga menjadi potensi besar untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Seluas, Gustian Andiwinata mengatakan rangkaian gawai Dayak (panen padi) bentuk ucapan syukur suku Dayak pada Jubata atau Tuhan atas hasil panen padi , baik sawah dan ladang yang dibuat pada tahun berjalan.
"Ucapan syukur itu tentulah selain ucapan syukur pada Jubata juga menjamu orang - orang untuk makan dan bersuka ria tanda tutup akhir tahun berjalan," ujarnya.
Ucapan syukur akhir tahun setiap sub suku berbeda - beda namanya berdasarkan tempat dan sub sukunya, tetapi pada dasarnya adalah sama. Untuk sub Dayak Bakati dinamakan Berape' Sawa', suku Bedayuh Jagoi Babang dinamakan Gawia Sowa, untuk Dayak Bedayu Sebujit, Sungkung, Tawang, Tadatn , Riok dan Sara disebut Ngobeng. Untuk sub suku Kenayatn dan sekitarnya disebut naik dango. Untuk sub suku Bakati lainnya ada disebut Maka' Dio.
Menurutnya juga, sub suku Dayak sangatlah kaya akan budaya yang berkaitan dengan ketahanan pangan yang masih belum terakomodir dan dilestarikan seperti diantaranya di akhir bulan Mei yaitu Ngalayakng Datn Bonos (bersih-bersih setelah acara). Bulan Juni buka ladang baru yang dikenal Ngawah atau Ngarantek Sawa' yang saat ini baru dikembangkan di Bakati Kecamatan Lumar.
Bulan Maret uman pade bahu (makan padi baru) yang pertama kali padi naik dari ladang ke rumah. Bulan April sampai awal Mei maka Dio atau Barapa Sawa' dan nyobeng.
Oleh : Narwati/ANTARA
Gulir ke atas untuk lanjut membaca
Link nonton film terbaru pilihan kami
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS